BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Informasi kini
menjadi hal penting dalam era globalisasi. Beberapa negara bahkan memiliki
lembaga formal untuk mengatur segala hal mengenai informasi. Kemajuan teknologi
dalam dunia pengetahuan kita tentu berimbas pada kemajuan informasi. Dalam
kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa “Informasi adalah penerangan atau
keterangan atau kabar, berita, keseluruhan makna yang menunjang amanat yang
terlihat di dalam amanat-amanat itu”. Sumber-sumber untuk mendapatkan informasi
bisa berasal dari mana saja. Baik itu lingkungan yang terdekat dengan kita
seperti keluarga dan pertemanan, bisa pula melalui media-media lainnya seperti
media cetak. Media cetak dalam hal ini buku, majalah, dan surat kabar memiliki
andil besar dalam penyebaran informasi.
Komunikasi tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena dengan berkomunikasi
memungkinkan terjadinya interaksi antara individu-individu. Dengan adanya
interaksi tersebut, maka sikap, pandangan atau kemauan dari seseorang dapat
diketahui dan dirasakan oleh orang lain yang terlibat langsung dalam kegiatan
timbal-balik tersebut, yaitu menyampaikan serta menerima pesan.
Hakikat
komunikasi adalah proses penyataan manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran
atau perasaan seseorang kepada orang lain den menggunakan bahasa atau lambang
sebagai alat penyalurnya. Istilah ‘’komunikasi’’ atau dalam
bahasa Inggris ‘’Communication’’,
yang bersumber dari bahasa Latin ‘’Comunicatio’’ yang berasal dari kata ‘’Communis’’
yang berarti ‘’sama’’ (Effendy, 1984:11). ‘’Sama’’ disini maksudnya adalah sama
maknanya. Bahwa jika kita melakukan komunikasi dengan seseorang maka kita
haruslah mengembangkan kesamaan makna (kesamaan persepsi) dengan orang yang
sedang berkomunikasi dengan kita tentang objek-objek tertentu.
Selain itu,
perlu kita sadari bahwa tujuan komunikasi bermacam-macam pula, yakni :
menyampaikan informasi dan pengalihan pengetahuan dari komunikator kepada
komunikan, dan bisa pula mengandung tujuan atau merupakan usaha dari individu
atau kelompok untuk mengubah tingkah laku individu atau kelompok lain.
Media cetak yang
paling pertama ditemukan adalah berupa surat kabar atau majalah, definisi surat
kabar tidak bisa lepas dari karakteristiknya, surat kabar (news paper) dibatasi
pengertiannya sebagai berikut : “ Penerbitan yang berupa lembaran yang berisi
berita – berita, karangan – karangan, dan iklan yang dicetak dan secara tetap
atau periodik dan dijual umum”. (Assegaf, 1983 : 140). Sebuah surat kabar
isinya merupakan catatan peristiwa (berita) atau karangan (artikel, feature,
dsb) dan iklan karena biasa memuat hal yang bersifat dagang (promosi)
diterbitkan secara berkala (periodik) waktu penerbitannya akan menggolongkan
sebagai sebuah surat kabar atas harian, mingguan, bulanan, atau mungkin
tahunan. Dijual untuk umum karena surat kabar ditujukan untuk umum atau
khalayak luas bukan personal.
Dewasa ini peran
surat kabar sebagai salah satu media cetak ditantang kesanggupannya memenuhi
kebutuhan masyarakat akan informasi. Isi surat kabar hendaknya adalah apa yang
terjadi di masyarakat atau berdasarkan fakta, aktual dan isinya mengandung 5W +
1H, yakni What, Who, When, Where, Why dan How. Prinsip “5W + 1H” ini
pertama kalinya dikemukakan oleh seorang pakar ilmu komunikasi bernama Gail
Broadman. Hal ini harus benar-benar dipertimbangkan sebagai pedoman dalam
teknik penulisan berita.
Melalui media
cetak kita mengetahui informasi segala sesuatu yang kita tahun tentang dunia di
luar lingkungan dekat kita. Warga berpengetahuan (informed) dan aktif
sangat mungkin terwujud di dalam demokrasi modern hanya jika media cetak
berjalan dengan baik.
Dalam kegiatan
ekonomi global sekarang ini sangat dibutuhkan informasi untuk mengetahui
perubahan struktur ekonomi dan pertumbuhan ekonomi baik di negara maju maupun
di negara berkembang. Ini terlihat dari semakin majunya ekonomi suatu negara,
maka usaha media cetak dalam memeberikan informasi semakin besar.
Media cetak juga
dapan dinikmati kapanpun dan dimanapun oleh masyarakat. Oleh karena meningkatnya
permintaan masyarakat akan informasi, maka tidak jarang terlihat banyaknya
jumlah pedagang eceran media cetak khusunya surat kabar harian
dipinggir-pinggir jalan. Selain itu, harga surat kabar harian juga lebih murah
dibandingkan media informasi lainnya.
Secara umum
dapat dikatakan bahwa persoalam yang dihadapi masyarakat adalah bersumber dari
jumlah kebutuhan yang tidak terbatas. Biasanya manusia tidak pernah merasa puas
dengan benda yang mereka peroleh dan prestasi yang mereka yang mereka capai.
Apabila keinginan dan kebutuhan masa lalu sudah dipenuhi, maka
keinginan-keinginan yang baru akan wujud. (Sadono Sukirno : 2005:6)
Dalam
pembangunan bidang informasi, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal ini
surat kabar harian sebagai salah satu perusahaan yang menyajikan informasi di
Kota Medan berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan masyarakat. Oleh
karena itu, informasi merupakan kebutuhan vital dalam era globalisasi. Hal ini
disebabkan oleh beberapa hal, yang salah satu diantaranya adalah semakin
tingginya kebutuhan masyarakat terhadap sarana untuk memperluas wawasan dan
ilmu pengetahuan masyarakat.
Masyarakat sudah
sangat mengerti arti pentingnya media cetak khususnya surat kabar harian
sebagai sarana informasi. Awalnya masyarakat memadang media cetak khususnya
surat kabar hanya sebagai media informasi, namun saat ini media cetak sudah
tidak kalah pentingnya dengan kebutuhan primer.
Didalam
pembangunan masyarakat maju yang ingin dicapai, dimana sandang, pangan dan
papan akan cukup tersedia dengan harga yang terjangkau, penyediaan sarana
informasi yang memadai akan merupakan kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan
dari kebutuhan masyarakat dan masing-masing individu,
yang telah
memiliki pengetahuan, kekayaan rohaniah, erta memiliki kekuatan ideologi dalam
jiwa masyarakat.
Dalam peradaban
umat manusia, surat kabar merupakan media massa cetak-media massa cetak
lainnya. Seperti buku, majalah, dan tabloid. Dan sampai hari ini surat kabar
merupakan media massa cetak yang paling banyak dinikmati oleh para pembaca (reader)
seluruh dunia. (Paryati Sudarman 2008:10)
Menurut UNESCO,
indeks ukuran maju tidaknya sebuah negara dapat dilihat dari koran yang beredar
– minimal 10 persen dari jumlah total penduduknya. Di negara industri yang
sudah maju, tiras korannya mencapai lebih dari 30 persen jumlah penduduknya.
Sedangkan di Indonesia, oplah koran yang beredar sekitar 20 juta eksemplar atau
hanya 8 persen dari jumlah penduduk.
Menurut Serikat
Penerbit Indonesia (SPS), kebanyakan responden berlangganan media cetak karena
alasan serupa. Ini ditunjukkan oleh pilihan mereka terhadap koran (87%),
majalah (69%), dan tabloid (66%). Survei ini memperlihatkan anggaran rata-rata
responden dewasa dalam berlangganan koran lebih besar dibandingkan majalah dan
tabloid.
Media cetak,
khususnya koran, memang cenderung tidak lagi menjadi sumber informasi di
Indonesia. Hal ini disebabkan oleh karena adaknya media elektronik, yaitu
televisi dan radio, yang menjadi asumber informasi bagi masyrakat.
Dengan jumlah
penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 230 juta jiwa, semestinya pasar media
cetak terbentang luas karena hingga 2008, total tiras media cetak di Indonesia
baru mencapai 19,08 juta eksemplar. Jumlah itu terdiri atas surat kabar harian
7,49 juta eksemplar, surat kabar mingguan 1,03 juta eksemplar, tabloid 4,62
juta eksemplar, majalah 5,92 juta eksemplar, dan buletin 7.800-an eksemplar.
Kenyataannya, pangsa pasar media cetak justru terasa semakin sempit, baik
karena terjadinya persaingan antarmedia cetak sendiri (sekitar 950 penerbit)
maupun persaingan antara media cetak dan media elektronik dan media baru (internet).
Menurut survei
Nielsen Media Research di sembilan kota di Indonesia (populasi 43,87 juta
dengan umur 10 tahun ke atas), pada kuartal-III 2009, konsumsi justru mencapaki
terus menurun tinggal 18 persen pada kuartal III 2009. Konsumsi majalah pun
turun dari 20 persen menjadi 11 persen, tablois turun dari 20 persen menjadi 13
persen).
Sebanyak 34
persen dari pembaca koran adalah pengguna internet dan 41 pembqcq koran juga
mengakses berita lokal dari internet. Sejak tahun 2006, persentase pengguna
internet yang berusia muda terus bertambah, dari 12 persen (usia 10-14 tahun)
dan dari 24 persen menjadi 33 persen (usia 15-19 tahun0, sedangkan untuk usia
20-29 tahun turun dari 40 persen menjadi 30 persen.
Di kota Medan,
sekitar 20 surat kabar harian terbit secara rutin, termasuk tiga legenda hidup
koran Sumatera Utara –Analisa, Waspada, dan Sinar Indonesia Baru. Ketiga koran
itu mewakili gambaran besar tentang profil pembaca koran di
Sumatera Utara
yang tercermin dari kategori masyarakat pebisnis keturunan Tionghoa (Analisa),
kelas menengah pegawai negeri sipil dan kaum akademis plus aktivis nasionalis
(Waspada), serta masyarakat kaum agamis Protestan (SIB). Di luar ketiga koran
itu, sebenarnya ada beberapa koran penantang yang patut diperhitungkan seperti
Sumut Pos dan Pos Metro Medan milik kelompok Jawa Pos, maupun Mimbar Umum.
Selebihnya,
rata-rata koran-koran harian di Sumatera Utara terbit dengan penetrasi pembaca
di bawah Analisa, Waspada, dan Sinar Indonesia Baru. Kompetisi antar pemain
koran di Sumatera Utara menjadi sangat ketat. Sayangnya, jumlah penerbit koran
sebanyak itu tidak diimbangi oleh populasi sumber daya pers yang memadai pula.
Baik dari sisi jumlah maupun kualitas.
Berdasarkan
latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai permintaan masyarakat akan media cetak. Adapun
judul yang diketengahkan adalah ‘’Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Permintaan Masyarakat Terhadap Media Cetak di Kecamatan Medan Helvetia’’.
1.2 Perumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka dapat dibuat beberapa perumusan masalah. Adapaun
perumusan masalah yang akan diteliti adalah :
1. Bagaimana
pengaruh pendapatan per kapita terhadap permintaan media cetak khususnya surat
kabar harian di Kota Medan?
2. Bagaimana
pengaruh harga terhadap permintaan media cetak khususnya surat kabar harian di
Kota Medan?
1.2 Hipotesis
Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada yang masih perlu
dikaji kebenarannya melalui data-data yang terkumpul. Dari permasalahan yang
ada, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut :
1. Pendapatan
per kapita berpengaruh positif terhadap permintaan media cetak khususnya surat
kabar harian.
2. Harga surat
kabar berpengaruh negatif terhadap permintaan media cetak khususnya surat kabar
harian.
1.3 Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan
penelitian ini adalah sebagi berikut :
1. Untuk
mengetahui bagaimana pengaruh pendapatan per kapita terhadap permintaan media
cetak khususnya surat kabar harian di kecamatan Medan Helvetia.
2. Untuk
mengetahui bagaimana pengaruh harga surat kabar terhadap permintaan media cetak
khususnya surat kabar harian di kecamatan Medan Helvetia.
1.4 Manfaat
Penelitian
Adapun manfaat
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui kecenderungan masyarakat Kecamatan Medan Helvetia dalam mengkonsumsi
surat kabar harian.
2. Sebagai
tambahan wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan penulis dalam disiplin ilmu yang penulis
tekuni.
3. Sebagai
penambah, pelengkap, sekaligus pembanding hasil-hasil penelitian yang sudah ada
menyangkut topik yang sama.
4. Sebagai informasi
tambahan bagi mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,
khususnya mahasiswa/i Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan
penelitian selanjutnya dengan topik yang sama.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi