Senin, 03 Maret 2014

Skripsi Ekonomi Pembangunan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Pada Perum Pegadaian


 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ekonomi suatu negara tentu mengalami pasang surut (siklus) yang pada periode tertentu perekonomian tumbuh pesat dan pada periode lain tumbuh melambat. Untuk mengelola dan mempengaruhi perkembangan perekonomian agar dapat berlangsung dengan baik dan stabil, pemerintah atau otoritas moneter biasanya melakukan langkah-langkah yang dikenal dengan kebijakan stabilitas ekonomi makro. Inti dari kebijakan tersebut pada dasarnya adalah pengelolan sisi permintaan dan sisi penawaran suatu perekonomian agar mengarah pada kondisi keseimbangan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. (Perry Warjiyo:2004).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari permasalahan kesenjangan dalam pengelolaan perekonomian dimana para pemilik modal yang besar selalu mendapat kesempatan yang lebih luas dibandingkan dengan para pengusaha kecil dan menengah yang serba kekurangan modal. Disamping itu akses untuk mendapatkan bantuan modal pada perbankan juga lebih memihak kepada para pengusaha daripada pengusaha yang ekonomi lemah. Dan pertumbuhan ekonomi dan perdagangan internasional juga memberikan dampak pertumbuhan ekonomi Indonesia. ( Subandi:2005).
Peranan negara dibagi kedalam tiga bagian: perencana, pelaku (player) dan pengatur (regulator). Sebagai perencana pemerintah pusat menberikan keleluasaan kepada pemerintahan daerah untuk mengatur dirinya sendiri. Perencanaan sektor harus lebih besar diberikan kepada departemen teknis dan aparat pemerintah daerah serta dilaksanakan sepenuhnya oleh pemerintah

daerah. Peranan pemerintah sebagai pelaku lambat laun harus dikurangi sejalan dengan menguatnya peran swasta dan semakin kokohnya regulator framework. Ini berarti bahwa peran pemerintah sebagai regulator akan semakin penting agar peningkatan peran swasta justru memperkuat landasan bagi terciptanya kemakmuran yang berkeadilan. (Subandi:2005).
Ditenggah krisis yang kian mendalam dan kelangkaan dana yang semakin serius privatisasi BUMN dijadikan salah satu ujung tombak untuk keluar dari krisis. Di masa lampau, sejumlah BUMN bahkan ditugasi untuk mengurus suatu sektor atau jasa demi kepentingan masyarakat luas sehingga peranan sebagai profit center tidak diutamakan. BUMN adalah badan usaha yang seluruh modalnya dimiliki negara, atau sebagian besar (> 51 %) dimiliki negara. BUMN mempunyai tiga fungsi yaitu public purpose, public ownership, dan public control. Dari ketiga fungsi tersebut public purpose-lah yang menjadi inti dari konsep BUMN. Public porpose dijabarkan sebagai keinginan pemerintah untuk mencapai cita-cita pembangunan (sosial, politik, dan ekonomi) dan kesejahteraan bangsa dan negara. Dimasa lampau, sejumlah BUMN disertai tugas mengurus suatu sektor atau jasa demi kepentingan masyarakat luas sehingga peranan sebagai profit center tidak diutamakan. Dahulu pemilahan BUMN didasarkan misi utama, apakah bisnis atau sosial dengan kategori Perseroan, Perum, dan Perjan. Perjan adalah BUMN yang lebih mengutamakan makna pelayanan sosial. Contohnya Jawatan Kereta Api (kini PT.KAI). Perum adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara yang tidak terbagi atas saham yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. Contohnya Perum Pegadaian. Pemilihan seperti ini, kini tidak dilakukan secara ketat meskipun Perseroan, Perum, dan Perjan masih ada. Kini hampir semua BUMN berupa PT memiliki badan hukum yang nyaris sama saja dengan perusahaan swasta dengan penekanan fungsi sebagai

pencetak laba. Sebagian BUMN sudah masuk bursa saham dan disebut dengan Perusahaan Perseroan Terbuka atau Perseroan Terbuka, yakni perseroan yang modal dan pemegang sahamnya memiliki kriteria tertentu atau Perseroan yang melakukan penawaran umum di pasar modal. (Faisal Basri, 2002 : 347).
Salah satu BUMN yang bergerak dalam pemberian biaya yaitu Perum Pegadaian. Perum Pegadaian sebagai saru-satunya perusahaan di Indonesia yang menyelenggarakan bisnis gadai dan sarana pendanaan alternatif telah ada sejak lama dan banyak dikenal masyarakat Indonesia, terutama di kota kecil. Apabila dilihat dari fungsi dan kegiatan usahanya, pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan nonbank yang memfokuskan kegiatannya kepada pemberian biaya. Ada dua hal yang membuat pegadaian menjadi suatu bentuk usaha lembaga keuangan bukan bank. Pertama, transaksi pembiayaan yang diberikan pegadaian mirip dengan pinjaman melalui kredit bank, namun diatur secara terpisah atas dasar hukum gadai dan bukan dengan peraturan mengenai pinjam meminjam biasa. Kedua, usaha pegadaian di Indonesia secara legal dimonopoli oleh hanya satu badan usaha saja yaitu Perum Pegadaian. Secara umum, tujuan dari Perum Pegadaian adalah penyediaan dana dengan prosedur yang sederhana kepada masyarakat luas terutama kepada masyarakat menengah ke bawah untuk berbagai tujuan seperti konsumsi, produksi dan lain sebagainya. Keberadaan Perum Pegadaian juga diharapkan untuk menekan munculnya lembaga keuangan non formal yang cenderung merugikan masyarakat seperti praktek ijon, pegadaian gelap, renternir, dan lain-lain. Lembaga keuangan non formal ini cendrung memanfaatkan kebutuhan mendesak masyarakat, keterbatasan informasi masyarakat, dan keterisoliran masyarakat di daerah tertentu untuk memperoleh tingkat keuntungan sangat tinggi secara tidak wajar. Selain itu, pegadaian pada saat sekarang ini lebih efesien dan efektif, cukup dengan membawa agunan, seseorang terbuka peluangnya untuk mendapatkan pinjaman sesuai

dengan nilai taksiran barang tersebut. Agunan dapat berbentuk apa saja asalkan berupa benda bergerak dan bernilai ekonomis. Di samping itu, pemohonan juga memerlukan menyerahkan surat atau bukti kepemilikan dan identitas diri. Selain itu, kini Perum Pegadaian banyak menawarkan produk lain selain hanya berupa gadai tradisional.
Berdasarkan uraian diatas penulis mencoba untuk mengetahui lebih jauh seberapa besar pengaruh pendapatan, jumlah tanggungan nasabah, dan pendidikan terhadap jumlah kredit yang diminta, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang masalah permintaan kredit di daerah Deli Serdang dengan judul :
“ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Pada Perum Pegadaian di Kec. Deli Serdang “.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu merumuskan masalah sebagai dasar kajian penelitian yang dilakukan. Berpedoman dari uraian yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan suatu rumusan yang akan diteliti, yaitu:
1. Berapa besar pengaruh pendapatan nasabah berpengaruh terhadap permintaan kredit pada Perum Pegadaian di Kec. Deli Serdang ?
2. Berapa besar pengaruh jumlah tanggungan nasabah berpengaruh terhadap permintaan kredit pada Perum Pegadaian di Kec. Deli Serdang ?
3. Berapa besar pengaruh tingkat pendidikan nasabah berpengaruh terhadap permintaan kredit pada Perum Pegadaian di Kec. Deli Serdang ?


1.3 Hipotesa
Hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap pembahasan yang ada, dimana kebenarannya masih harus dikaji dan diteliti melalui data yang terkumpul, berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut:
1. Pendapatan nasabah berpengaruh negatif terhadap permintaan kredit pada Perum Pegadaian di Kec. Deli Serdang, ceteris paribus.
2. Jumlah tanggungan nasabah berpengaruh positif terhadap permintaan kredit pada Perum Pegadaian di Kec. Deli Serdang, ceteris paribus.
3. Tingkat pendidikan nasabah berpengaruh negatif terhadap permintaan kredit pada Perum Pegadaian di Kec. Deli Serdang, ceteris paribus.

1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan nasabah terhadap permintaan kredit melalui Perum Pegadaian Kec. Deli Serdang
2. Untuk mengetahui jumlah tanggungan nasabah terhadap permintaan kredit melalui Perum Pegadaian Kec. Deli Serdang
3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan nasabah terhadap permintaan kredit melalui Perum Pegadaian Kec. Deli Serdang 1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai sumbangan informasi ilmiah tentang Perum Pegadaian sebagai lembaga keuangan nonbank yang siap menyalurkan kredit kepada nasabah.
2. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan penulis dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni.



3. Sebagai informasi tambahan bagi peneliti-peneliti yang ingin melakukan penelitian sejenis.
4. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi mahasiswa-mahasiswi Fakultas Ekonomi , khususnya mahasiswa-mahasiswi Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut.


  
Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi