Sabtu, 01 Maret 2014

Skripsi Ekonomi Pembangunan: ANALISIS PENGARUH PDRB (PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO), TINGKAT INVESTASI DAN TINGKAT ANGKATAN KERJA TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN


 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan Bangsa dan Negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu : Melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.

Sasaran pembagunan khusus bidang ekonomi adalah terciptanya perekonomian yang mandiri dan andal sebagai usaha atas asas kekeluargaan berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dengan peningkatan kemakmuran yang makin merata, pertumbuhan yang cukup tinggi, dan stabilitas nasional yang mantap.
Dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan tujuan pembangunan nasional dan sasaran pembagunan nasional, Bangsa Indonesia menempatkan penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama kebijakan pembangunan nasional. Kebijakan penanggulangan kemiskinan merupakan prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RJM) 2004-2009 dan dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahun serta

digunakan sebagai acuan bagi kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembagunan tahunan. Berbagai kebijakan dalam RPJM 2004-2009 diharapkan menurunkan persentase penduduk miskin menjadi 8,2 persen pada tahun 2009.
Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan merupakan masalah besar yang dihadapi Bangsa Indonesia sejak merdeka. Banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan namun hasilnya jauh dari memuaskan. Kelemahan pemerintah terletak pada sustainability yang rendah sehingga selesai program semua aktivitas juga akan selesai.
Kemiskinan atau kemiskinan absolute adalah situasi penduduk atau sebagian penduduk yang hanya dapat memenuhi makanan, pakaian dan perumahan yang sangat diperlukan untuk mempertahankan tingkat kehidupan yang minimum (Kamus Besar Bahasa Indonesia : 749). Deklarasi Coopenhagen mengatakan kemiskinan absolute sebagai sebuah kondisi yang dicirikan dengan kekurangan kebutuhan dasar manusia termasuk makanan, air minum yang aman, fasilitas sanitasi, kesehatan, rumah, pendidikan dan informasi. Menurut Todaro (1998), kemiskinan absolute adalah suatu kondisi penduduk yang hidup dibawah tingkat pendapatan minimum tertentu.
Masalah kemiskinan di Indonesia juga ditandai oleh rendahnya mutu. kehidupan masyarakat karena masalah kemiskinan mempunyai kaitan erat dengan masalah sumber daya manusia, tingkat pendidikan, rendahnya tingkat investasi dan strategi pembangunan dalam kesejahteraan masyarakat.

Kemiskinan di Indonesia khususnya propinsi Sumatera Utara yang mana masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan memiliki rata-rata pendapatan per kapita per bulan sebesar Rp 178.132. Daerah-daerah di propinsi Sumatera Utara pada tahun 2007 yang memiliki masyarakat yang berada di garis kemiskinan seperti Kabupaten Nias (31,75%), Kabupaten Nias Selatan (33,84%), Kabupaten Tapanuli Tengah (27,47%), Kabupaten Samosir (22,72%), Kabupaten Pakpak Bharat (22,42%), Kabupaten Tapanuli Selatan (20,33%) dan daerah-daerah lainnya di Sumatera Utara (Sumatera Dalam Angka,BPS).
Menurut Todaro, salah satu yang menyebabkan tingkat kemiskinan adalah pendapatan yang rendah dan standar hidup yang buruk yang dialami golongan miskin yang tercermin dari kesehatan gizi dan pendidikan yang rendah dapat menurunkan produktivitas ekonomi mereka dan akibatnya secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan perekonomian bertumbuh dengan lambat. Salah satu karakteristik kemiskinan adalah tingkat pendidikan yang rendah. Masyarakat yang berada di garis kemiskinan tidak mampu untuk mengikuti pendidikan baik pendidikan dasar, menengah dan atas. Ini disebabkan karena pendapatan mereka sangat kurang untuk pengeluaran-pengeluaran khusunya untuk pendidikan. Masyarakat yang dibawah garis kemiskinan sangat bersyukur apabila mereka hanya dapat memenuhi kebutuhan yang paling pokok seperti makanan dan minuman, dan tempat tinggal.
Pendidikan merupakan komponen penting terhadap pembangunan terutama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pendidikan juga berfungsi meningkatkan produktivitas, selain dari itu kemampuan untuk menyerap teknologi

memerlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Tingkat pendidikan sangat sulit dicapai oleh masyarakat yang berada di garis kemiskinan. Masyarakat miskin berharap anak-anak mereka mengikuti pendidikan sampai ke tingkat atas seperti SMK (sekolah Menengah Kejuruan), SMA (Sekolah Menengah Atas), sekolah-sekolah pertanian dan sekolah-sekolah kejuruan lainnya. Dengan mengikuti pendidikan sampai ke tingkat atas, masyarakat miskin akan mempunyai modal sumber daya manusia untuk mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penghasilan yang diperoleh sebelumnya dan juga menyatakan bahwa membuat keputusan untuk melakukan investasi pada human capital.. Sumber daya manusia dapat diterapkan di bidang pertanian, perdagangan, industri berat dan ringan, makanan dan minuman, tata rias dan usaha-usaha lainnya. Dengan demikian pendidikan merupakan suatu modal dasar untuk mendapatkan pekerjaan. Dari pekerjaan yang didapat akan menghasilkan pendapatan yang diterima. Pendapatan yang diterima akan merubah taraf hidup masyarakat. Secara teoritis disebutkan bahwa semakin tinggi pendidikan masyarakat maka semakin tinggi juga pendapatan yang diterima. Terdapat hubungan positif antara tingkat pendidikan seseorang dan tingkat penghasilan selama hidupnya. Hal ini memang benar, terutama sekali bagi mereka yang bias menyelesaikan pendidikan menengah atau pendidikan tinggi dimana perbedaan penghasilan terhadap pekerja-pekerja yang hanya bias menyelesaikan sekolah dasar bias mencapai 300 sampai 800 persen.
Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi pemerintah pusat dan pemerintah daerah bekerjasama meningkatkan PDRB (Produk Domestik Regional

Bruto) daerah masing-masing. PDRB merupakan suatu indikator pertumbuhan ekonomi. PDRB juga merupakan jumlah dari pendapatan yang diterima oleh factor produksi yang dimiliki oleh penduduk di wilayah tersebut yang ikut serta dalam proses produksi dalam waktu jangka waktu tertentu. Dengan demikian PDRB dapat mengurangi angka kemiskinan.
Investasi merupakan salah satu indicator pertumbuhan ekonomi. Investasi dapat berasal dari investasi dalam negeri maupun invesatasi luar negeri. Pertumbuhan investasi dapat mengembangkan produksi barang-barang dan jasa-jasa yang sangat bernilai dari produksi barang-barang dan jasa-jasa sebelumnya. Peningkatan investasi juga dapat mengurangi pengangguran melalui penciptaan lapangan kerja. Peningkatan investasi juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat akan meningkat. Dengan meningkatnya lapangan kerja dan pendapatan masyarakat, akan mengurangi jumlah masyarakat yang berada di garis kemiskinan. Dengan demikian masyarakat yang berada di garis kemiskinan tadi dapat meningkatkan gizi, pendidikan bagi anak-anak mereka dan dapat menanbung untuk masa depan mereka.
Peningkatan investasi sangat penting bagi propinsi Sumatera Utara, dimana Sumatera Utara yang kaya sumber daya alam membutuhkan modal untuk mengelolah sumber-sumber daya alam tersebut. Sumber daya alam yang sangat memberikan kontribusi yang paling besar seperti : perkebunan, pertanian, pariwisata, perikanan, pertambangan dan sektor-sektor lainnya yang perlu ditingkatkan melalui peningkatan investasi.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin mengetahui lebih lanjut tentang pengaruh tingkat pendidikan dan tingkat investasi terhadap tingkat kemiskinan di Sumatera Utara, sehingga penelitian ini diberi judul : “Analisis Pengaruh PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), Tingkat Investasi dan Angkatan Kerja Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Sumatera Utara”.
1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Apakah ada pengaruh PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) terhadap pengurangan tingkat kemiskinan di Sumatera Utara.
2. Apakah ada pengaruh tingkat investasi terhadap pengurangan tingkat kemiskinan di Sumatera Utara.
3. Apakah ada pengaruh Angkatan Kerja terhadap pegurangan tingkat kemiskinan di Sumatera Utara

1.3 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian, dimana tingkat kebenarannya masih perlu diuji.
Bedasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah :
1. PDRB (Produk Domestik Regional Regional Bruto) berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan di Sumatera Utara, ceteris paribus..
2. Tingkat investasi berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan di Sumatera Utara, ceteris paribus.



3. Angkatan Kerja berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan di Sumatera Utara, ceteris paribus.

1.4 Tujuan dan Mamfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bahwa PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) mempengaruhi pengurangan tingkat kemiskinan di Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui bahwa tingkat investasi mempengaruhi pengurangan tingkat kemiskinan di Sumatera Utara.
3. Untuk mengetahui bahwa Angkatan Kerja mempengaruhi pengurangan tingkat kemiskinan di Sumatera Utara.

1.4.2 Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah dalam mengambil keputusan
2. Sebagai referensi untuk menganalisa masalah-masalah yang ada hubungannya dengan tingkat kemiskinan di Sumatera Utara.
3. Sebagai tambahan literature bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi  khususnya bagi mahasiswa Departemen Ekonomi Pembangunan.


  
Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi