Senin, 03 Maret 2014

Skripsi Ekonomi Pembangunan: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA TINGKAT INFLASI DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGGANGGURAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah yang cukup serius dihadapi Indonesia dewasa ini adalah masalah pengangguran. Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang saat ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Jumlah penganggur dan setengah penganggur mengalami peningkatan. Sebaliknya pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan-pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat
mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang.
Jika Dilihat dari sisi ekonomi, pengangguran merupakan produk dari situasi dimana telah terjadi ketidakmampuan pasar tenaga kerja dalam menyerap angkatan kerja yang tersedia bahkan terus bertambah, antara lain karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja, kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar tenaga kerja dan kurang efektifnya informasi pasar tenaga kerja bagi pencari kerja.
Selain itu pengangguran juga dapat disebabkan oleh Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terjadi karena perusahaan menutup/mengurangi bidang usahanya sebagai akibat dari krisis ekonomi, keamanan yang kurang kondusif, peraturan yang menghambat investasi, dan lain-lain. Jumlah pengangguran yang tinggi akan saling berkaitan dengan menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat
dan kemiskinan serta berdampak terhadap timbulnya berbagai masalah kerawanan sosial di suatu wilayah. Berdasarkan alasan-alasan tersebut pemerintah Indonesia menargetkan penurunan angka pengangguran secara bertahap dari tahun ke tahun. Platform ekonomi pemerintahan saat ini adalah menjanjikan pengurangan pengangguran, penurunan kemiskinan, peningkatan daya beli, peningkatan investasi, perawatan dan pengelolaan infrastruktur, dan pemenuhan hak-hak dasar rakyat. Dalam platform ekonominya tersebut, Pemerintah menargetkan angka pengangguran turun dari 10,1 persen menjadi 5,1 persen pada tahun 2009. Sementara kemiskinan akan ditekan hingga 8,2 persen dari 17,4 persen (tahun 2003). Pendapatan per kapita juga akan ditingkatkan 2 kali lipat dari US$ 968 menjadi US$ 1.731 pada tahun 2009. Investasi ditargetkan akan naik menjadi 30 persen dari PDB yang saat ini hanya 16,7 persen. Untuk mencapai target tersebut, pertumbuhan akan dipacu 7,6 persen pada 2009 dengan pertumbuhan rata-rata 6,6 persen per tahun dengan alasan pertumbuhan ekonomi 4,5 persen sampai 5 persen tidak cukup untuk mendorong pemulihan ekonomi.
Berkaitan dengan masalah pengangguran, maka ada beberapa faktor yang berkaitan dan mempengaruhinya. Yang pertama adalah inflasi. Dalam perekonomian yang sudah sangat maju, masalah inflasi sangat erat kaitannya dengan tingkat penggunaan tenaga kerja. Kenaikan upah yang terjadi akibat inflasi akan mendorong suatu perusahaan untuk mengurangi jumlah pekerjanya dalam rangka minimalisasi biaya produksi, karena upah pekerja termasuk dalam biaya produksi. Inflasi sebagai indikator ekonomi makro seperti halnya pengangguran, dapat dikatakan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

suatu perekonomian. Inflasi yang tinggi akan mendorong para produsen melakukan efisiensi terhadap industrinya, diantaranya adalah restrukturisasi/melakukan perampingan organisasi perusahaan yang berakibat semakin meningkatnya jumlah pengangguran. Selain itu, inflasi juga mengakibatkan terjadinya penurunan daya beli masyarakat, di mana masyarakat akan mengalami kesulitan untuk memenuhi segala kebutuhannya sehingga akan mendorong terjadinya kenaikan upah. Peningkatan upah menyebabkan pengusaha cenderung beralih pada teknologi padat modal yang berarti mengurangi kesempatan kerja.
Faktor kedua yang mempengaruhi pengangguran adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Setiap Negara tentunya menginginkan perekonomiannya mengalami pertumbuhan. Namun dalam mencapai pertumbuhan yang tinggi tentunya terdapat hambatan-hambatan. Hambatan utama yang dihadapi negara sedang berkembang antara lain adalah keterbatasan dana untuk melaksanakan kegiatan pembangunan di negaranya, kualitas input tenaga kerja yaitu keterampilan, pengetahuan, dan disiplin angkatan kerja yang kurang, serta teknologi yang tertinggal.
Jika dilihat dari perkembangannya pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung meningkat dalam beberapa tahun, namun peningkatan tersebut belum dibarengi dengan pengurangan laju pengangguran. Umumnya jika terjadi pertumbuhan ekonomi, maka tenaga kerja yang terserap oleh sektor-sektor
ekonomi meningkat sehingga laju pengangguran menurun atau berkurang. Meningkatnya angka pengangguran disebabkan karena ketidakseimbangan pertumbuhan angkatan kerja dan penciptaan kesempatan kerja. Kesempatan kerja itu timbul karena adanya investasi dan usaha untuk memperluas kesempatan kerja ditentukan oleh laju pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja dan yang tidak kalah pentingnya adalah laju pertumbuhan investasi.
Banyak sekali faktor-faktor yang sebagian besar saling terkait satu sama lainnya dengan pola yang sangat kompleks yang menyebabkan lambatnya pemulihan investasi di Indonesia hingga saat ini. Faktor-faktor tersebut mulai dari yang sering disebut di media masa yakni masalah keamanan, tidak adanya kepastian hukum, dan kondisi infrastruktur yang buruk, hingga kondisi perburuhan dan tenaga kerja yang semakin buruk. Di negara-negara yang sedang berkembang seperti halnya Indonesia tidak mempunyai sumber dana yang cukup guna membiayai pembangunan negerinya. Terbatasnya akumulasi berupa kapital tabungan di dalam negeri.
Berdasarkan uraian di atas, pokok permasalahan yang menjadi pembahasan utama dari tulisan ini adalah adanya masalah yang sangat kompleks antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang implikasinya berdampak pada naik turunnya tingkat pengangguran di Indonesia. Efektivitas dari kebijakan yang nantinya akan diambil pemerintah adalah tersebut akan tergantung pada banyak faktor lain di luar wilayah kebijakan penanganan inflasi dan peningkatan pertumbuhan ekonomi karena faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi keputusan pemerintah untuk mengambil kebijakan penanganan inflasi dan peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Maka penulis dalam penelitian ini akan mengambil judul “Analisis Hubungan Antara Inflasi dan Produk Domestik Bruto Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia (Periode 1980 – 2010)”.
1.2 Perumusan Masalah
Tingkat Pertumbuhan ekonomi di Indonesia termasuk sangat tinggi, dan inflasi juga menunjukkan trend yang positif dari tahun ke tahun, tetapi tingkat penggangguran juga tetap saja sangat tinggi. Maka, Sejalan dengan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya maka perumusan masalah penelitian tentang Analisis Hubungan Antara Inflasi dan Produk Domestik Bruto Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia (Periode 1980 – 2010) adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan antara Inflasi terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia selama periode 1980 – 2010 ?
2. Bagaimana hubungan antara Produk Domestik Bruto terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia selama periode 1980 – 2010 ?
1.3 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian, dimana tingkat kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis membuat beberapa hipotesis yakni adalah sebagai berikut:
1. Tingkat Inflasi berpengaruh negatif terhadap terhadap Tingkat Pengangguran di Indonesia, selama periode 1980 – 2010.
2. Produk Domestik Bruto berpengaruh negatif terhadap Tingkat Pengangguran di Indonesia, selama periode 1980 – 2010.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis hubungan antara Inflasi terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia, selama periode 1980 – 2010.
2. Untuk menganalisis hubungan antara Produk Domestik Bruto terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia, selama periode 1980 – 2010.
1.5 Manfaat Penelitian
Penyusunan skripsi ini diharapkan oleh penulis agar memberi Manfaat bagi sejumlah pihak, antara lain:
1. Penelitian ini bermanfaat sebagai sumber informasi, masukan sekaligus bahan pertimbangan bagi Pemerintah dalam mengambil keputusan dan merumuskan kebijakan mengenai rencana peningkatan kesempatan kerja dan pengurangan pengangguran di Indonesia.
2. Sebagai bahan tambahan referensi bagi Departemen Pemerintah yang terkait dalam melihat hubungan yang ditimbulkan dari inflasi, pertumbuhan ekonomi, investasi dan krisis ekonomi terhadap tingkat pengangguran di Indonesia.
3. Sebagai sumbangan pemikiran dan untuk menambahkan, melengkapi, dan sekaligus sebagai pembanding hasil-hasil penelitian sebelumnya, serta

referensi bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian-penelitian selanjutnya yang topiknya berkaitan dengan penelitian ini.
4. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan ilmiah serta menambah pengalaman pengalaman penulis agar dapat mengembangkan ilmu yang diperolah selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Ekonomi .
5. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi .


Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi