Senin, 03 Maret 2014

Skripsi Ekonomi Pembangunan: ANALISIS KAUSALITAS ANTARA PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KINERJA EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh setiap negara khususnya negara yang sedang berkembang senantiasa didasarkan kepada suatu perencanaan yang matang. Oleh sebab itu, dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi perlu pula dilakukan pembangunan manusia, termasuk dalam konteks ekonomi daerah.

Kebijakan pembangunan yang tidak mendorong peningkatan kualitas manusia hanya akan membuat daerah yang bersangkutan tertinggal dari daerah yang lain, termasuk dalam hal kinerja ekonominya. Dengan kata lain, peningkatan kualitas modal manusia juga akan memberikan manfaat dalam mengurangi ketimpangan antardaerah.
Konsep atau definisi pembangunan manusia tersebut pada dasarnya mencakup dimensi pembangunan yang sangat luas. Definisi ini lebih luas dari definisi pembangunan yang hanya menekankan pada pertumbuhan ekonomi. Dalam konsep pembangunan manusia, pembangunan seharusnya dianalisis serta dipahami dari sudut manusianya, bukan hanya dari pertumbuhan ekonominya Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa antara modal manusia dan pertumbuhan ekonomi sebetulnya terdapat hubungan yang saling mempengaruhi.
Hanya saja studi-studi yang ada umumnya lebih menekankan pada pengaruh dari kemajuan dalam kualitas sumber daya manusia terhadap pertumbuhan ekonomi.
Lebih jauh, Ramirez dkk (1998) menyebutkan bahwa kendati adanya hubungan imbal balik (two-way relationship) antara modal manusia dan pertumbuhan ekonomi itu sudah diterima secara luas namun faktor-faktor spesifik yang menghubungkannya masih kurang dieksplorasi secara sistematis.
 Dalam konteks ini terdapat hubungan dua arah pembangunan manusia dengan kinerja ekonomi, secara tak langsung menyebutkan adanya persoalan simultanitas dalam model empiris yang banyak digunakan dalam studi-studi yang mengkaji pengaruh modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi. Simultanitas ini merupakan salah satu yang mengemuka dalam kritik terhadap estimasi pengaruh modal manusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Adapun kedua arah hubungan tersebut adalah sebagai berikut.
Pertama adalah dari pertumbuhan ekonomi ke pembangunan manusia. Kinerja ekonomi mempengaruhi pembangunan manusia, khususnya melalui aktivitas rumah tangga dan pemerintah.
Sehubungan dengan itu dapat dikatakan bahwa pembangunan manusia ditentukan bukan hanya oleh tingkat pendapatan, tetapi juga oleh distribusi pendapatan dalam masyarakat. Alokasi sumber daya untuk pembangunan manusia dari sisi pemerintah tersebut merupakan fungsi dari tiga hal, yakni: total pengeluaran sektor pemerintah, berapa banyak yang diagihkan untuk sektor-sektor pembangunan manusia.
Adapun jalur kedua adalah dari pembangunan manusia ke pertumbuhan ekonomi. Tingkat pembangunan manusia yang tinggi akan mempengaruhi perekonomian melalui peningkatan kapabilitas penduduk dan konsekuensinya adalah juga pada produktifitas dan kreatifitas mereka. Pendidikan identik dengan informasi dan komunikasi, sangat menentukan kemampuan untuk menyerap dan mengelola sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baik dalam kaitannya dengan teknologi sampai kelembagaan yang penting bagi pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan hasil perhitungan IPM tahun 2004 dan 2005 perkembangan IPM untuk setiap Kabupaten/ Kota se Sumatera Utara. Dari hasil perhitungan tersebut terlihat  bahwa kondisi pencapaian pembangunan manusia pada tahun 2005 lebih baik dibandingkan dengan kondisi di tahun 2004. IPM Sumatera Utara tahun 2005 sebesar 72,0 meningkat dari 71,4 di tahun 2004.
Sementara itu jika dilihat per Kabupaten/Kota kondisi pencapaian Indeks Pembangunan Manusia tahun 2005 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini ditunjukan oleh skor IPM setiap kabupaten Kota tahun 2005 lebih tinggi dibandingkan tahun 2004. Kabupaten/Kota yang mengalami peningkatan IPM terbesar adalah Kabupaten Mandailing Natal (1,3) dan terkecil Kota Sibolga (0,3).
Dilihat dari sisi peringkat IPM Kabupaten/Kota se Sumatera Utara tahun 2005, Kota Pematang Siantar merupakan daerah dengan IPM tertinggi sebesar 75,(rangking 1) disusul oleh Kota Medan dengan IPM sebesar 75,4. Sebesar IPM terendah diduduki oleh Kabupaten Nias Selatan dengan IPM sebesar 63,9 dan Kabupaten Nias sebesar 66,1.
IPM merupakan indikator penting yang dapat digunakan untuk melihat upaya dan kinerja program pembangunan secara menyeluruh di suatu wilayah. Kemajuan program pembangunan dalam suatu periode dapat diukur dan ditunjukan oleh besaran IPM pada awal dan akhir periode tersebut. IPM tidak hanya mengukur pembangunan dari aspek ekonomi saja, tetapi juga mengukur pembangunan dari aspek nonekonomi.
Oleh karena itu pemerintah provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Kabupaten/ Kota dapat menggunakan IPM sebagai alat untuk mengevaluasi program pembangunan dan memberikan arah dalam menentukan prioritas program. Hal ini juga merupakan pedoman dalam mengalokasikan anggaran sehingga sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan.
 Dalam konteks Indonesia, dua jalur hubungan itu dapat pula dilihat dalam kaitannya dengan krisis ekonomi. Krisis ekonomi tentu berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi regional. Akita dan Alisjahbana (2002) menunjukkan bahwa Jawa dan Bali adalah wilayah yang paling merosot perekonomiannya. Sementara itu, Irian Jaya dan Maluku justru merupakan wilayah yang paling rendah kemerosotan indeks pembangunan manusianya (BPS-Bappenas-UNDP, 2001). Kendati indeks pembangunan manusia kedua wilayah tersebut tetap lebih rendah ketimbang propinsipropinsi lainnya danjuga pendapatan perkapitanya, namun hal ini menimbulkan pertanyaan. Apakah daerah yang sumber daya manusianya lebih berkualitas lebih mampu bertahan dari krisis ekonomi misalnya dilihat dari besarnya kemerosotan PDRB? Sebaliknya, apakah daerah yang PDRB sudah lebih tinggi lebih bisa untuk terus mendukung pembangunan manusia didaerahnya? Pertanyaan-pertanyaan itu kurang lebih sejalan dengan pendapat Ramirez dkk (1998) yang dari studi cross-country mereka menemukan bukti adanya hubungan positif dan kuat pada kedua jalur hubungan pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi. Ditambahkan pula bahwa pengeluaran pemerintah untuk sektor sosial dan pendidikan perempuan penting artinya dalam memperkuat hubungan pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan manusia; sementara tingkat investasi dan distribusi pendapatan memperkuat hubungan antara pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi.
Oleh sebab hal yang telah dikemukakan diatas, maka penulis mencoba untuk membahas dan menganalisis hubungan simultan antara pembangunan manusia dan kinerja ekonomi di Sumatera Utara dengan mengangkat judul “ Analisis Kausalitas Antara Pembangunan Manusia dan Kinerja Ekonomi Sumatera Utara”.
 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka Penulis terlebih dahulu mengemukakan permasalahan yang menjadi objek analisis penelitian.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis mengidentifikasikan permasalahanya mengenai adakah hubungan timbal balik antara petumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia di provinsi Sumatera Utara.
1.3 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang menjadi objek penelitian yang masih perlu diuji dan dibuktikan secara empiris tingkat kebenaranya dengan menggunakan data-data yang berhubungan.
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penulis membuat hipotesis bahwa terdapat hubungan simultan antara pertumbuhan ekonomi dan Indeks Pembangunan Manusia di provinsi Sumatera Utara, Ceteris paribus.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: Menambah dan melengkapi hasil-hasil penelitian yang ada, khususnya mengenai pembangunan manusia.
Dapat menjadi bahan masukan dan pengetahuan bagi setiap pihak yang ingin mempelajari dan melakukan penelitian di bidang pembangunan manusia.


Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi