BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tujuan
pembangunan Nasional ditetapkan untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan
makmur, yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Dalam hal ini pemerintah telah mengambil
langkah-langkah dan kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam usaha untuk mengembangkan
dan meningkatkan kesempatan berusaha bagi pengusaha Usaha Kecil Menengah baik
dalam pembinaan, bimbingan, maupun bentuk permodalan yang disalurkan melalui
perbankan.
Bank
merupakan lembaga yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat serta jasa lainnya
(Kasmir, 2004:11). Peranan perbankan nasional perlu ditingkatkan sesuai dengan
fungsi dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dengan lebih
memperhatikan pembiayaan kegiatan sektor perekonomian nasional dengan prioritas
kepada koperasi, pengusaha kecil dan menengah. Dunia perbankan menunjukkan
peningkatan yang lebih nyata dalam mendukung keberhasilan garis-garis kebijakan
usaha suatu perusahaan maupun dalam kehidupan ekonomi masyarakat secara umum.
Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya penggunaan fasilitas secara langsung
maupun tidak langsung yang terdapat pada bidang perbankan baik fasilitas
teknologi perbankan dalam pelaksanaan transaksi perdagangan maupun pemanfaatan
produk-produk perbankan.
Usaha
Kecil Menengah di Indonesia merupakan sumber penting dalam memberikan
kesempatan kerja dan penggerak utama pembangunan ekonomi di daerah pedesaan, di
luar
sektor pertanian. Saat ini peran
Usaha Kecil Menengah telah mengalami perubahan, dahulu peran Usaha Kecil Menengah
sebagai usaha untuk memperluas kesemptan kerja dan meningkatkan sumber
pendapatan khususnya bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Namun saat
ini usaha Kecil Menengah diharapkan dapat berperan sebagai salah satu sumber
penting dalam peningkatan ekspor non_migas seperti di Negara-negara maju. Usaha
Kecil yang merupakan unit-unit usaha yang lebih banyak jumlahnya dibandingkan
usaha industri berskala besar, selain mampu menyerap tenaga kerja yang lebih
banyak maka usaha yang berskala kecil juga lebih mempercepat proses pemerataan
sebagai bagian dari tujuan pembangunan.
Begitu pentingnya peranan industri atau usaha kecil ini
sehingga pemerintah telah memberi perhatian yang besar bagi pengembangannya.
Dalam program pemmbangunan nasional dikatakan bahwa segenap kemampuan modal dan
potensi dalam negeri harus dimanfaatkan untuk membangun dan membimbing
pertumbuhan dan meningkatkan kemampuan yang lebih besar bagi golongan ekonomi
lemah untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan sehingga dapat berdiri
sendiri.
Berbicara mengenai peningkatan usaha kecil, maka salah satu
usaha untuk meningkatkannya adalah dari segi permodalan (kredit). Modal akan
meningkatkan gairah masyarakat untuk menjalankan berbagai jenis kegiatan usaha
melalui kreativitas dan inisiatif sendiri untuk lebih meningkatkan taraf
kehidupan. Umumnya usaha kecil termasuk usaha informal, tradisional, maupun
industri rumah tangga memiliki margin keuntungan yang cukup tinggi, namun
terlepas dari masalah keterbatasan modal.
Bank tidak hanya menyalurkan dana yang dimilikinya melalui
jasa perbankan yang sesuai dengan fungsi utamanya, tetapi juga menggerakkan
dana masyarakat untuk kepentingan perekonomian. Bank harus dapat mengalokasikan
dana tersebut secara terencana, terpadu dan
terarah sehingga dapat memberikan
dampak yang positif dan besar bagi kesejahteraan masyarakat.
BPR sebagai lembaga keuangan yang bergerak khususnya melayani
kebutuhan kredit bagi masyarakat pedesaan. Banyak anggapan yang berkembang di
masyarakat bahwa BPR memiliki pandangan sebagai bank kecil, segmentasi pasar
dan jangkauan operasionalnya terbatas dan diperuntukkan melayani kebutuhan
masyarakat yang berpenghasilan rendah serta menyalurkan kredit untuk
usaha-usaha kecil maupun menengah yang bergerak terutama pada sektor informal
dan trdisional di pasar-pasar, pedagang, warung-warung yang berskala kecil,
juga bagi usaha menengah yang membutuhkan modal dan investasi lebih besar
dibandingkan dengan usaha kecil.
Sekalipun ada kredit yang ditawarkan oleh pihak perbankan,
kadangkala para pengelola usaha kecil dan menengah masih enggan untuk
mengajukan kredit ke bank. Hal ini disebabkn oleh banyak hal. Salah satunya
adalah tingkat suku bunga kredit yang diberikan oleh bank. Suku bunga adalah
balas jasa kepada orang yang menanggung atau balas jasa yang diterima oleh bank
apabila bank memberikan kredit. Jika suku bunga kredit tinggi, ada
kecenderungan permintaan kredit ke bank sedikit. Sebaliknya, jika suku bunga
kredit rendah, maka semakin banyak jumlah permintaan kredit ke bank.
Jumlah jaminan/agunan juga merupakan hal yang dapat
mempengaruhi permintaan kredit oleh usaha kecil menengah. Yang dimaksud dengan
jaminan/agunan adalah keyakinan/kemampuan/kesanggupan nasabah untuk melunasi
kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan. Kredit tanpa jaminan sangat
membahayakan posisi bank, mengingat jika nasabah mengalami suatu kemacetan,
maka akan sulit untuk menutupi kerugian terhadap kredit yang
disalurkan (Kasmir2008:106), Karena
kadangkala para pengusaha kecil dan menengah tidak memiliki jumlah agunan
seperti yang diminta oleh bank sebagai syarat pengajuan kredit.
Dana bank adalah uang tunai yang dimiliki oleh bank ataupun
aktiva lancar yang dikuasai oleh bank dan setiap waktu dapat dgunakan untuk
kegiatan operasionalnya. Dana bank yang digunakan sebagai modal operasional
dapat bersumber dari modal sendiri (Dana Pihak I), dana pinjaman dari pihak
luar (Dana Pihak II), serta dana dari masyarakat (Dana Pihak III). (M.
Hasibuan,2001:56). Sumber dana terbesar yang paling diandalkan BPR adalah
penghimpunan dana dari masyarakat,yaitu Dana Pihak III yang terdiri dari
tabungan dan deposito. Ini juga merupakan mobilisasi dana yang diperlukan untuk
pembangunan. Dalam halnya dana pihak ketiga dimana banyak faktor-faktor penentu
yang bisa mempengaruhi bank diantaranya tingkai inflasi,tingkat suku bunga,
keamanan, pelayanan, marketing, dan manajemen.
Dalam penentuan pemberian kredit dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain tingkat suku bunga, besar agunan, dan dana pihak ketiga,
dimana hal-hal tersebut penting dalam penentuan besarnya pinjaman ataupun
kredit yang dibutuhkan dalam membangun maupun mengembangkan usahanya.
Dari uraian diatas, penulis akan mencoba membahas tentang
seberapa besar pengaruh tingkat suku bunga, besar agunan, dan DPK terhadap
penyaluran kredit yang dilakukan oleh PT.PBR Hombar Makmur. adapun judul dari
skripsi ini adalah “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi
Kredit yang disalurkan Terhadap Usaha Kecil Menengah oleh PT.BPR Hombar Makmur
Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai” .
1.2 Perumusan Masalah
Dari keadaan dan pemaparan yang telah
dijelaskan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh suku bunga
terhadap realisasi kredit yang disalurkan oleh PT.BPR Hombar Makmur Perbaungan
terhadap usaha kecil menengah
2. Bagaimana pengaruh jumlah
agunan/jaminan terhadap realisasi kredit yang disalurkan oleh PT.BPR Hombar
Makmur Perbaungan terhadap usaha kecil menengah
3. Bagaimana pengaruh dana pihak ketiga terhadap realisasi
kredit yang disalurkan oleh PT.BPR Hombar Makmur Perbaungan terhadap usaha
kecil menengah
1.3 Hipotesa
Dengan berpedoman terhadap tujuan BPR, yaitu untuk
melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa penyaluran dana kemasyarakat
dalam bentuk kredit, terutama untuk golongan usaha kecil, maka untuk sementara
penulis mengemukakan hipotesa sebagai berikut:
1. Suku bunga memiliki pengaruh
negatif terhadap realisasi kredit yang disalurkan PT.BPR Hombar Makmur
2. Jumlah agunan/jaminan kredit
memiliki pengaruh yang negatif terhadap realisasi kredit yang disalurkan PT.BPR
Hombar Makmur
3. Dana pihak ketiga memiliki pengaruh yang positif terhadap
realisasi kredit yang disalurkan PT.BPR Hombar Makmur
1.4 Tujuan Penelitian
a. untuk mengetahui perkembangan dan
peran BPR dalam peningkatan Usaha kecil Menengah,
b.Untuk mengetahui pengaruh suku
bunga terhadap realisasi kredit yang disalurkan oleh PT.BPR Hombar Makmur
c. Untuk mengetahui pengaruh besar agunan/jaminan kredit
terhadap realisasi kredit yang disalurkan oleh PT.BPR Hombar Makmur
d. untuk mengetahui pengaruh dana pihak ketiga terhadap
realisasi kredit yang disalurkan oleh PT.BPR Hombar Makmur
1.5 Manfaat Penelitian
a. Secara praktis melalui penelitian
penulis berharap dapat mengetahui perkrmbangan dan peranan BPR secara mendalam,
khususnya dalam pembiayaan dan melalui kredit kepada Usaha Kecil dan Menengah.
b.Secara teoritis, penulis berharap
penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan, secara khusus kepada penulis dan
secara umum kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi serta pembaca mengenai perkembangan dan peran
BPR dalam penyaluran kredit terhadap Usaha Kecil dan Menengah.
c. Sebagai bahan masukan bagi instansi
pemerintah dalam rangka meningkatkan realisasi kredit UKM.
d.Menambah, melengkapi sekaligus sebagai pembanding
hasil-hasil penelitian yang sudah ada.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi