Selasa, 04 Maret 2014

Skripsi Ekonomi Pembangunan: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai salah satu subsektor yang penting dalam sektor pertanian, subsektor perkebunan secara tradisional mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Dimana sektor ini mampu memberi kontribusi penyediaaan lapangan pekerjaan yang cukup signifikan. Bukan hanya itu, subsektor perkebunan juga merupakan salah satu subsektor yang mempunyai kontribusi penting dalam hal penciptaan nilai tambah yang tercermin dan kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Industri/perkebunan kelapa
sawit merupakan salah satu sektor unggulan Indonesia dan kontribusinya terhadap ekspor non migas nasional cukup besar. Dalam enam tahun terakhir rata-rata share per tahun adalah 6,17% dan setiap tahun cenderung terus mengalami peningkatan. Ekspor Crude Palm Oil (CPO) Indonesia setiap tahunnya juga menunjukkan tren meningkat dengan rata-rata peningkatan adalah 12,97%. Sampai dengan tahun 2005 luas perkebunan kelapa sawit yang tertanam di Indonesia adalah 5,6 juta ha, yang terdiri dari: perkebunan rakyat 1,9 juta ha, perkebunan pemerintah 0,7 juta ha, dan perkebunan swasta 3, 0 juta ha. Rata-rata pertumbuhan lahan per tahun sebesar 15% atau 200.000 ha per tahun. Sementara itu, produksi kelapa sawit Indonesia di tahun 2005 telah mencapai 17 juta ton meningkat 63,7% dibandingkan tahun 2003 yang mencapai 10,4 juta ton.
Sebagian besar lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia terletak di Pulau Sumatera (69%) disusul Pulau Kalimantan (26%). Dengan adanya rencana pemerintah membangun 850 km perkebunan kelapa sawit di sepanjang perbatasan Indonesia dan Malaysia di Pulau Kalimantan maka pada tahun 2020 diprediksikan luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia akan menjadi 9 juta ha sehingga share lahan kelapa sawit di Kalimantan naik menjadi 35% sebaliknya Sumatera turun menjadi 56%. (Economic Review No. 206 Desember 2006) Berdasarkan data tahun 2006, Indonesia telah menjadi Negara penghasil CPO terbesar di dunia dengan total produksi sekitar 16 juta ton. Sementara Negara Malaysia yang selama ini berada pada posisi nomor 1. Yang menarik dari data ini adalah ternyata Indonesia mampu menjadi Negara penghasil CPO nomor 1 di dunia, 4 tahun lebih cepat dari prediksi sebelumnya, dimana Indonesia diperkirakan baru akan menjadi produsen terbesar di dunia pada tahun 2010. Demikian halnya dengan PT. Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) menjadikan minyak dan inti sawit sebagai komoditi utama yang memberikan konstribusi besar bagi pendapatan perusahaan. Mutu produk minyak dan inti sawit yang dihasilkan Perusahaan sudah dikenal di pasar lokal dan internasional dengan pasokan yang tepat waktu kepada pembeli. Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama Perseroan adalah Minyak Sawit (CPO) dan Inti Sawit (Kernel) dan produk hilir karet. (www.ptpn3.indosat.net.id)

Dalam melakukan produksi, tentunya perusahaan dihadapkan dengan berbagai masalah produksi. Masalah utama yakni berkaitan dengan faktor-faktor produksinya. Dalam proses produksi yang bertujuan untuk menghasilkan output harus menggunakan dari berbagai faktor-faktor seperti tenaga kerja, tanah, teknologi dan sebagainya. Namun pada dasarnya faktor produksi dapat dibagi ke dalam dua jenis yaitu:
1. Fixed Input yaitu faktor-faktor yang tidak dapat dirubah dengan segera untuk memenuhi faktor-faktor produksi yang diminta oleh pasar. Misalnya: tanah, gedung, mesin dan sebagainya
2. Variable Input yaitu faktor-faktor yang dapat dirubah dengan segera sesuai dengan perubahan produksi yang diminta oleh pasar. Misalnya: bahan mentah, tenaga kerja dan lain-lain (Simbolon, 2007; 90)
Dalam prakteknya, faktor-faktor produksi yang mempunyai peranan penting terhadap produksi kelapa sawit adalah tenaga kerja, luas lahan dan penggunaan pupuk. Faktor tenaga kerja memiliki peranan yang sangat penting sebagai pelaksana kegiatan produksi. Peranannya sangat ditentukan terutama oleh kualitas (mutu) disamping kuantitas (jumlah) yang tersedia. Semakin besar perusahaan, biasanya akan mempergunakan tenaga kerja dalam jumlah yang relatif banyak bila dibandingkan dengan perusahaan skala kecil.
Sementara itu masalah lahan (tanah) terutama ditinjau dari sudut luas dan tingkat kesuburannya. Namun, yang paling utama dianalisis adalah mengenai luasnya yang sangat berpengaruh terhadap produksi yang dihasilkan. Dimana,

semakin luas lahan yang dimiliki akan memberikan hasil yang semakin tinggi pula. Selanjutnya faktor produksi juga tidak kalah pentingnya dibanding kedua faktor produksi yang telah disebutkan terlebih dahulu. Pemupukan pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan produksi, karena pupuk dianggap vitamin bagi tanah sehingga akan mempengaruhi hasil yang diperoleh. Penggunaan pupuk secara tepat dan teratur akan dapat mempertinggi hasil produksi baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Produksi Kelapa Sawit Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang diatas, maka permasalahan pokok yang akan diteliti adalah:
1. Bagaimanakah pengaruh luas lahan terhadap hasil produksi kelapa sawit di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan?
2. Bagaimanakah pengaruh tenaga kerja terhadap hasil produksi kelapa sawit di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan?
3. Bagaimanakah pengaruh pupuk terhadap hasil produksi kelapa sawit di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan?

1.3 Hipotesis Hipotesis adalah kondisi atau proporsi, atau prinsip untuk sementara waktu dianggap benar dan barangkali tanpa keyakinan supaya bisa ditarik suatu konsekuensi logis dan dengan cara ini kemudian diadakan pengujian tentang kebenarannya dengan menggunakan data empiris dari hasil penelitian. Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini:
1) Luas Lahan mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan hasil produksi, ceteris paribus
2) Tenaga Kerja mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan hasil produksi, ceteris paribus
3) Penggunaan pupuk mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan hasil produksi, ceteris paribus
1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh luas lahan terhadap hasil produksi kelapa sawit di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
2. Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja terhadap hasil produksi kelapa sawit di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan pupuk terhadap hasil produksi kelapa sawit di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa FE USU, terutama bagi mahasiswa Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi, khususnya mahasiswa Ekonomi Pembangunan.
3. Sebagai bahan masukan bagi pihak PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) yang berkantor pusat di Medan dalam pengambilan keputusan.


Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi