BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sebagai salah
satu subsektor yang penting dalam sektor pertanian, subsektor perkebunan secara
tradisional mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian
Indonesia. Dimana sektor ini mampu memberi kontribusi penyediaaan lapangan
pekerjaan yang cukup signifikan. Bukan hanya itu, subsektor perkebunan juga
merupakan salah satu subsektor yang mempunyai kontribusi penting dalam hal
penciptaan nilai tambah yang tercermin dan kontribusinya terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB). Industri/perkebunan kelapa
sawit merupakan salah satu
sektor unggulan Indonesia dan kontribusinya terhadap ekspor non migas nasional
cukup besar. Dalam enam tahun terakhir rata-rata share per tahun adalah 6,17%
dan setiap tahun cenderung terus mengalami peningkatan. Ekspor Crude Palm
Oil (CPO) Indonesia setiap tahunnya juga menunjukkan tren meningkat dengan
rata-rata peningkatan adalah 12,97%. Sampai dengan tahun 2005 luas perkebunan
kelapa sawit yang tertanam di Indonesia adalah 5,6 juta ha, yang terdiri dari:
perkebunan rakyat 1,9 juta ha, perkebunan pemerintah 0,7 juta ha, dan
perkebunan swasta 3, 0 juta ha. Rata-rata pertumbuhan lahan per tahun sebesar
15% atau 200.000 ha per tahun. Sementara itu, produksi kelapa sawit Indonesia
di tahun 2005 telah mencapai 17 juta ton meningkat 63,7% dibandingkan tahun
2003 yang mencapai 10,4 juta ton.
Sebagian besar
lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia terletak di Pulau Sumatera (69%)
disusul Pulau Kalimantan (26%). Dengan adanya rencana pemerintah membangun 850
km perkebunan kelapa sawit di sepanjang perbatasan Indonesia dan Malaysia di
Pulau Kalimantan maka pada tahun 2020 diprediksikan luas perkebunan kelapa
sawit di Indonesia akan menjadi 9 juta ha sehingga share lahan kelapa sawit di
Kalimantan naik menjadi 35% sebaliknya Sumatera turun menjadi 56%. (Economic
Review ● No. 206 ● Desember
2006) Berdasarkan
data tahun 2006, Indonesia telah menjadi Negara penghasil CPO terbesar di dunia
dengan total produksi sekitar 16 juta ton. Sementara Negara Malaysia yang
selama ini berada pada posisi nomor 1. Yang menarik dari data ini adalah
ternyata Indonesia mampu menjadi Negara penghasil CPO nomor 1 di dunia, 4 tahun
lebih cepat dari prediksi sebelumnya, dimana Indonesia diperkirakan baru akan
menjadi produsen terbesar di dunia pada tahun 2010. Demikian halnya dengan PT.
Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu
dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam bidang
usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. PT Perkebunan
Nusantara III (Persero) menjadikan minyak dan inti sawit sebagai komoditi utama
yang memberikan konstribusi besar bagi pendapatan perusahaan. Mutu produk
minyak dan inti sawit yang dihasilkan Perusahaan sudah dikenal di pasar lokal
dan internasional dengan pasokan yang tepat waktu kepada pembeli. Kegiatan
usaha Perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan
karet. Produk utama Perseroan adalah Minyak Sawit (CPO) dan Inti Sawit (Kernel)
dan produk hilir karet. (www.ptpn3.indosat.net.id)
Dalam melakukan
produksi, tentunya perusahaan dihadapkan dengan berbagai masalah produksi.
Masalah utama yakni berkaitan dengan faktor-faktor produksinya. Dalam proses
produksi yang bertujuan untuk menghasilkan output harus menggunakan dari
berbagai faktor-faktor seperti tenaga kerja, tanah, teknologi dan sebagainya.
Namun pada dasarnya faktor produksi dapat dibagi ke dalam dua jenis yaitu:
1. Fixed
Input yaitu faktor-faktor yang tidak dapat dirubah dengan segera untuk
memenuhi faktor-faktor produksi yang diminta oleh pasar. Misalnya: tanah,
gedung, mesin dan sebagainya
2. Variable
Input yaitu faktor-faktor yang dapat dirubah dengan segera sesuai dengan
perubahan produksi yang diminta oleh pasar. Misalnya: bahan mentah, tenaga
kerja dan lain-lain (Simbolon, 2007; 90)
Dalam
prakteknya, faktor-faktor produksi yang mempunyai peranan penting terhadap
produksi kelapa sawit adalah tenaga kerja, luas lahan dan penggunaan pupuk.
Faktor tenaga kerja memiliki peranan yang sangat penting sebagai pelaksana
kegiatan produksi. Peranannya sangat ditentukan terutama oleh kualitas (mutu)
disamping kuantitas (jumlah) yang tersedia. Semakin besar perusahaan, biasanya
akan mempergunakan tenaga kerja dalam jumlah yang relatif banyak bila
dibandingkan dengan perusahaan skala kecil.
Sementara itu
masalah lahan (tanah) terutama ditinjau dari sudut luas dan tingkat
kesuburannya. Namun, yang paling utama dianalisis adalah mengenai luasnya yang
sangat berpengaruh terhadap produksi yang dihasilkan. Dimana,
semakin luas
lahan yang dimiliki akan memberikan hasil yang semakin tinggi pula. Selanjutnya
faktor produksi juga tidak kalah pentingnya dibanding kedua faktor produksi
yang telah disebutkan terlebih dahulu. Pemupukan pada dasarnya ditujukan untuk
meningkatkan produksi, karena pupuk dianggap vitamin bagi tanah sehingga akan
mempengaruhi hasil yang diperoleh. Penggunaan pupuk secara tepat dan teratur
akan dapat mempertinggi hasil produksi baik secara kualitas maupun
kuantitasnya. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Produksi
Kelapa Sawit Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan”
1.2 Perumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang diatas, maka permasalahan
pokok yang akan diteliti adalah:
1. Bagaimanakah
pengaruh luas lahan terhadap hasil produksi kelapa sawit di PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) Medan?
2. Bagaimanakah
pengaruh tenaga kerja terhadap hasil produksi kelapa sawit di PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) Medan?
3. Bagaimanakah
pengaruh pupuk terhadap hasil produksi kelapa sawit di PT. Perkebunan Nusantara
III (Persero) Medan?
1.3 Hipotesis Hipotesis adalah
kondisi atau proporsi, atau prinsip untuk sementara waktu dianggap benar dan
barangkali tanpa keyakinan supaya bisa ditarik suatu konsekuensi logis dan
dengan cara ini kemudian diadakan pengujian tentang kebenarannya dengan
menggunakan data empiris dari hasil penelitian. Adapun yang menjadi hipotesis
dalam penelitian ini:
1) Luas Lahan
mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan hasil produksi, ceteris
paribus
2) Tenaga Kerja
mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan hasil produksi, ceteris
paribus
3) Penggunaan
pupuk mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan hasil produksi, ceteris
paribus
1.4 Tujuan
Penelitian Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui pengaruh luas lahan terhadap hasil produksi kelapa sawit di PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
2. Untuk
mengetahui pengaruh tenaga kerja terhadap hasil produksi kelapa sawit di PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
3. Untuk
mengetahui pengaruh penggunaan pupuk terhadap hasil produksi kelapa sawit di
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
1.5 Manfaat
Penelitian Adapun
manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan
studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa FE USU, terutama bagi
mahasiswa Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian
selanjutnya.
2. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi mahasiswa
Fakultas Ekonomi, khususnya mahasiswa Ekonomi Pembangunan.
3. Sebagai bahan
masukan bagi pihak PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) yang berkantor pusat
di Medan dalam pengambilan keputusan.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi