BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pasar modal memegang peranan penting
dalam perekonomian Indonesia karena pasar modal merupakan sarana pembentuk
modal dan akumulasi dana jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan
partisispasi masyarakat dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan
pembangunan nasional. Secara formal, menurut Suad Husnan, pasar modal dapat
didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas
jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun
modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun
perusahaan
swasta (Adrian, 2009: 14). Sebagai sumber dana eksternal, pasar
modal mempunyai pengertian yang mempertemukan dua kelompok yang saling
berhadapan, tetapi kepentingannya untuk saling mengisi, yakni calon pemodal di
satu pihak dan emiten yang membutuhkan dana jangka menengah atau panjang di
pihak lain, atau dengan kata lain, pasar modal adalah tempat bertemunya
penawaran dan permintaan dana jangka menengah atau panjang
Pasar modal yang
sedang mengalami peningkatan (Bullish) atau mengalami penurunan (Bearish)
terlihat dari naik turunnya harga-harga saham yang tercatat yang tercermin
melalui suatu pergerakan indeks atau lebih dikenal dengan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG). IHSG merupakan nilai yang
digunakan untuk
mengukur kinerja gabungan seluruh saham (perusahaan/emiten) tercatat di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Harga saham ditentukan oleh adanya penawaran dan
permintaan atas saham tersebut. Apabila permintaan akan suatu saham sangat
tinggi, maka harga saham tersebut akan naik demikian pula sebaliknya. Faktor
utama yang mempengaruhi harga saham di pasar modal adalah kesehatan perusahaan
yang dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan. Selain itu, dimana nilai
Indeks Harga Saham Gabungan dapat menjadi leading indicator economic pada
suatu negara. Pergerakan indeks sangat dipengaruhi oleh ekspektasi investor
atas kondisi fundamental negara maupun global. Adanya informasi baru akan
berpengaruh pada ekspektasi investor yang akhirnya akan berpengaruh pada IHSG.
Salah satu teori mengenai harga saham di dalam siklus investasi profesional
yang berkelanjutan adalah teori random walk. Secara ringkas, teori ini
menunjukkan bahwa harga saham bergerak secara acak (random walk) yang
berarti bahwa fluktuasi harga saham tergantung pada informasi baru yang akan
diterima. Oleh karena itu investor ekuitas yang profesional cenderung
menghabiskan waktu mereka tenggelam dalam arus informasi yang bersifat
fundamental guna memperoleh keuntungan lebih dari pesaing pesaing mereka
(terutama investor profesional lainnya) dengan secara lebih cerdas menafsirkan
aliran informasi (berita) yang muncul tersebut.
Dalam sebulan
terakhir ini, bursa efek kita mengalami booming yang ditandai dengan
melonjaknya IHSG hingga tembus 3600 poin pada minggu lalu. Ditenggarai,
melonjaknya kinerja bursa ini didorong oleh masuknya dana-dana
jangka pendek (hot
money). Berdasarkan data bank Indonesia, pada triwulan III 2010, investor
asing mencatat transaksi net beli rata-rata Rp 225 miliar per hari atau naik
signifikan bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar Rp. 60 miliar
per hari. Membaiknya faktor fundamental ekonomi kita menjadi salah satu faktor
di balik derasnya aliran hot money. Namun pengaruh eksternal juga turut
mendorong situasi ini. Perlu diketahui kondisi perekonomian global saat ini
masih diliputi ketidakpastian. (Bisnis Indonesia, 2010). Faktor-faktor
fundamental ekonomi Indonesia seperti suku bunga sbi, nilai tukar rupiah dan
pertumbuhan ekonomi. Faktor eksternal berupa belum pulihnya kondisi
perekonomian Amerika Serikat (AS) yang dapat dilihat dari pertumbuhan
ekonominya. Berbagai faktor fundamental dan luar negeri tersebut dianggap dapat
berpengaruh pada ekspektasi investor yang akhirnya berpengaruh pada pergerakan
Indeks.
Tingkat suku
bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dalam dua tahun yaitu tahun 2005 dan 2006
mengalami peningkatan, diawal tahun 2005 suku bunga SBI mencapai 7,42% , awal
tahun 2006 mencapai 12,75% yang merupakan nilai tertinggi selama dua tahun
tersebut. Namun demikian di akhir tahun 2006 suku bunga SBI mengalami penurunan
menjadi 9,75%. Semakin menurunnya tingkat suku bunga SBI ini ada indikasi
dipicu oleh tingginya aktivitas perdagangan valuta asing dalam hal ini adalah
dollar Amerika, sehingga ada kecenderungan banyak investor yang lebih memilih
menginvestasikan dananya pada sektor perdagangan valuta asing. Nilai tukar atau
kurs dollar Amerika terhadap Rupiah pada akhir 2005 mencapai Rp. 9830 per
dollar Amerika dan di
akhir tahun 2006
mengalami punurunan menjadi Rp. 9020 per dollar Amerika meskipun mencapai nilai
tertinggi di bulan Agustus 2005 yang mencapai Rp.10240 per dollar Amerika
(Statistik Bank Indonesia, 2007). Sertifikat Bank Indonesia atau SBI pada
prinsipnya adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan
dengan sistem diskonto oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka
waktu pendek. Melalui penggunaan SBI tersebut, Bank Indonesia dapat secara
tidak langsung mempengaruhi tingkat bunga di pasar uang dengan cara mengumumkan
Stop Out Rate (SOR). SOR adalah tingkat bunga dari peserta pada lelang
harian maupun lelang mingguan. Selanjutnya SOR tersebut akan dapat dipakai
sebagai indikator bagi tingkat suku bunga transaksi di pasar uang pada umumnya
(Dahlan, 1999). Suku bunga SBI berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) tetapi tidak searah (berbanding terbalik). Apabila suku bunga Sertifikat
Bank Indonesia (SBI) naik maka akan diikuti dengan penurunan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) begitu pula sebaliknya, apabila suku bunga Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) turun maka akan diikuti dengan kenaikan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) (Brata, 2009).
Nilai tukar
rupiah juga menguat menuju zona Rp.8.000-an. Jika tidak ada intervensi Bank
Indonesia, sangat mungkin US$ berada di posisi Rp. 8.500 bulan ini (Bisnis
Indonesia, 2010). Kurs valuta asing adalah salah satu alat pengukur lain yang
digunakan dalam menilai kekuatan suatu perekonomian. Kurs menunjukkan banyaknya
uang dalam negeri yang diperlukan untuk membeli satu unit valuta asing
tertentu. Kurs valuta asing dapat dipandang sebagai harga dari suatu mata uang
asing. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kurs valuta
asing adalah
neraca perdagangan nasional. Neraca perdagangan nasional yang mengalami defisit
cenderung untuk menaikkan nilai valuta asing. Dan sebaliknya, apabila neraca
pembayaran kuat (surplus dalam neraca keseluruhan) dan cadangan valuta asing
yang dimiliki negara terus menerus bertambah jumlahnya, nilai valuta asing akan
bertambah murah. Maka perubahan-perubahan kurs valuta asing dapat dipergunakan
sebagai salah satu ukuran untuk menilai kestabilan dan perkembangan suatu
perekonomian. Melemahnya kurs akan berakibat mengalirnya dana ke pasar valuta
asing yang dapat bersumber dari pasar uang maupun pasar modal, pengalihan dana
dari pasar uang akan mengakibatkan likuiditas rupiah ketat sehingga suku bunga
meningkat yang mengakibatkan penurunan harga saham pada pasar modal karena aksi
jual. Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melewati batas psikologis 6% dan
diprediksi lebih tinggi lagi tahun depan. Pertumbuhan ini terutama ditopang
oleh sektor konsumsi, ekspor dan investasi. (Bisnis Indonesia, 2010).
Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi
negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin
baik pula tingkat kemakmuran penduduknya. Tingkat kemakmuran yang lebih tinggi
ini umumnya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat.
Dengan adanya peningkatan pendapatan tersebut, maka akan semakin banyak orang
yang memiliki kelebihan dana, kelebihan dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk disimpan
dalam bentuk tabungan atau diinvestasikan dalam bentuk surat-surat berharga
yang diperdagagangkan di pasar modal.
International
Monetary Funds (IMF) merevisi prediksi mereka atas ekonomi Amerika Serikat (AS)
tahun ini dan tahun depan. Hal ini diperkirakan menurut pasar kerja yang tidak
berubah. Angka-angka prediksi pertumbuhan ekonomi AS ini telah menurun dari
prakiraan IMF 3 bulan yang lalu. Dalam menurunkan prediksi, IMF mengacu pada
kurangnya perbaikan dalam situasi ketenagakerjaan dan pasar perumahan yang
stagnan di Amerika Serikat. Dalam prediksi terbaru, IMF juga melihat turunnya
pertumbuhan ekonomi AS dari perkiraan 3,3 persen pada Juli menjadi 2,6 persen
tahun ini. Untuk tahun berikutnya, tingkat pertumbuhan ekonomi AS direvisi dari
2,9 persen menjadi 2,3 persen, turun sebesar 0,6 poin persentase (www.Liputan
6.com). Menurut Budi Ruseno, investor asing kemungkinan masih bertahan cukup
lama di Indonesia, setidaknya sampai ekonomi AS benar-benar pulih.
"Investor asing masih nyaman berinvestasi di emerging market, khususnya
Indonesia. Penarikan dana kemungkinan baru terjadi setelah ekonomi AS
pulih," tuturnya. Dia mengakui, ekonomi AS belum menunjukkan tanda-tanda
pemulihan yang signifikan. Bahkan, para investor global mulai meragukan
kesinambungan pemulihan ekonomi AS.
Dalam sistem
keuangan, pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market)
merupakan bagian dari pasar keuangan (financial markets). Pasar uang dan
pasar modal sering diartikan sama, padahal kedua jenis pasar tersebut memiliki
karakteristik yang berbeda. Pasar uang adalah pasar yang menyediakan sarana
pengalokasian dan pinjaman jangka pendek, karena itu pasar uang merupakan pasar
likuiditas primer. Sebaliknya, pasar modal berkaitan dengan
surat-surat
berharga yang berjangka panjang dengan dana yang diperjualbelikan bersifat
permanen atau semi permanen. Persamaan kedua pasar tersebut adalah kedua pasar
merupakan sarana bagi investor dalam melakukan investasi disamping sebagai sarana
mobilisasi dana bagi pihak yang membutuhkan dana. Dengan kata lain pasar uang
dan pasar modal merupakan sarana investasi dan mobilisasi dana. Pasar modal
dalam arti sempit adalah suatu tempat yang terorganisasi dimana efek-efek
diperdagangkan yang disebut bursa efek. Bursa efek atau stock exchange adalah
suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek
yang dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui wakil-wakilnya.
Fungsi bursa efek antara lain adalah menjaga komunitas pasar dan menciptakan
harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan penawaran. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Pananda pasaribu, Wilson L.R. Tobing, dan Adler
Haymans Manurung tentang pengarruh variabel makro ekonomi terhadap IHSG telah
ditemukan bahwa sebagian besar faktor domestik tidak berpengaruh terhadap
pergerakan IHSG. Indikator ekonomi domestik seperti: Inflasi, SBI, dan kurs
tengah. Sedangkan faktor asing dan informasi mengenai aliran modal mempunyai
pengaruh yang cukup signifikan atas pergerakan IHSG. Indeks regional yang
diproksi oleh Indeks Hang Seng mempunyai pengaruh yang sangat signifikan atas
pergerakan IHSG.
Selanjutnya Moh.
Mansur yang meneliti sejauhmana pengaruh yang diberikan oleh tingkat suku bunga
SBI dan kurs dolar AS terhadap IHSG di Bursa Efek Jakarta memberikan hasil
bahwa secara bersama-sama tingkat suku bunga
SBI dan kurs
dolar AS memberikan pengaruh yang signifikan. Tetapi secara individual
menyimpulkan bahwa tingkat suku bunga SBI dalam periode tahun 2000 sampai 2002
ternyata tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan di BEJ. Pengaruh yang signifikan diberikan oleh kurs dolar AS dan
besarnya pengaruh kurs dolar AS tehadap IHSG Bursa Efek Jakarta sebesar 51, 55
% dengan arah pengaruh negatif. Artinya apabila rupiah terdepresiasi terhadap
dolar AS maka IHSG cenderung akan melemah dan begitu juga sebaliknya, apabila
rupiah terapresiasi terhadap dolar AS maka IHSG akan mengalami penguatan.
Berdasarkan uraian di atas dan hasil penelitian terdahulu dimana masih
menunjukkan hasil yang kontradiktif, maka peneliti tertarik untuk menelaah
lebih lanjut mengenai variabel makroekonomi apakah yang sebenarnya berpengaruh
terhadap IHSG dari perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta. Oleh
karena itu, dalam skripsi peneliti mengambil judul “ANALISIS PENGARUH TINGKAT
SUKU BUNGA SBI, KURS DOLLAR AS, PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, DAN PERTUMBUHAN
EKONOMI AS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)”.
1.2. Perumusan
masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut diatas, maka
penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut:
1. Bagaimana
pengaruh tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG).
2. Bagaimana
pengaruh kurs dollar AS terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
3. Bagaimana
pengaruh pertumbuhan ekonomi Indonesia terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG).
4. Bagaimana
pengaruh pertumbuhan ekonomi AS terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
1.3. Hipotesis Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada dimana kebenarannya
masih perlu dikaji dan diteliti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan
permasalahan yang ada, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut:
1. Tingkat bunga
SBI berpengaruh negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.
2. Kurs dollar
AS berpengaruh negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.
3. Pertumbuhan
ekonomi Indonesia berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.
4. Pertumbuhan
ekonomi AS berpengaruh negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.
1.4. Tujuan
penulisan Penelitian
ini bertujuan :
1. Untuk
mengetahui pengaruh tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
2. Untuk
mengetahui pengaruh kurs terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
3. Untuk
mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi indonesia terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG).
4. Untuk
mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi AS terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG).
1.5. Manfaat
penelitian Adapun
manfaat penelitian :
1. Sebagai
informasi bagi peminat masalah keuangan dan pasar modal tentang efek fluktuasi
tingkat suku bunga SBI, kurs dollar AS, pertumbuhan ekonomi Indonesia, dan
pertumbuhan ekonomi AS terhadap IHSG.
2. Untuk
menambah wawasan penulis dalam bidang penelitian masalah keuangan dan pasar
modal sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang penulis peroleh dari perkuliahan.
3. Sebagai bahan
informasi bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian pada bidang yang
sama
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi