Selasa, 04 Maret 2014

Skripsi Ekonomi Pembangunan: Analisis Kointegrasi Dan Kausalitas Antara Penyerapan Tenaga Kerja Dan Pertumbuhan Ekonomi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada hakekatnya jumlah penduduk terus – menerus bertambah. Ini berarti semakin banyak tenaga kerja yang tersedia dan ingin bekerja untuk melangsungkan kehidupannya. Bertambahnya penduduk juga mengakibatkan kebutuhan ekonomi juga meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi tersebut dibutuhkan penambahan pendapatan. Dengan meningkatnya pendapatan perkapita, maka tujuan pembangunan dapat diwujudkan. Pada dasarnya, tujuan pembangunan adalah mencakup pendidikan dan kesempatan kerja yang lebih setara, kesetaraan gender yang lebih besar, kesehatan dan nutrisi yang lebih baik, serta kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera.

Menurut Syaukani dkk (2002), pembangunan ekonomi suatu negara dititikberatkan untuk mengurangi tingkat kemiskinan, meningkatkan penyediaan lapangan kerja, dan memperbaiki kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Namun, yang paling utama adalah penciptaan lapangan kerja. Keberhasilan sebuah pemerintahan salah satunya dilihat dari seberapa jauh pemerintahan tersebut berhasil menciptakan lapangan kerja bagi masyarakatnya. Penciptaan lapangan kerja yang tinggi akan berdampak pada peningkatan daya beli masyarakat sehingga pada akhirnya kesejahteraan masyarakat akan meningkat (dalam Putu Ayu P. Purwanti).
Indonesia sebagai negara berkembang memiliki banyak kekurangan dibanding dengan negara berkembang lainnya, salah satunya adalah adanya
tekanan penduduk yang berjumlah lebih dari 200 juta jiwa (BPS, 2002). Tekanan penduduk yang dilihat dari segi kualitas dan kuantitas ternyata belum dapat diimbangi oleh kegiatan ekonomi yang tersedia sehingga menciptakan permasalahan sosial ekonomi yang serius seperti pengangguran, rendahnya tingkat kesehatan dan pendidikan serta semakin tingginya angka kriminalitas yang berdampak pada aspek keamanan dan pada gilirannya akan menghambat kegiatan perekonomian itu sendiri.
Melihat kondisi Indonesia yang demikian maka diperlukan kerja keras, ketekunan dan kerja sama semua pihak baik pemerintah, masyarakat maupun swasta demi pemulihan ekonomi negara khususnya di bidang kependudukan. Pembangunan ekonomi dengan tujuan utama yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mensejahterakan masyarakat menjadi tolak ukur kemapanan suatu negara. Bagi negara berkembang, pertumbuhan ekonomi yang positif merupakan sasaran yang harus dicapai agar dapat mensejajarkan diri dengan negara – negara maju.
Mansoer dan Asaddin (dalam Dwikarinimade, 2009) berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi yang positif berarti meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mampu menciptakan lapangan kerja yang optimal dari segi jumlah, produktivitas dan efisiensi memerlukan kebijakan yang memperhitungkan kondisi internal maupun perkembangan eksternal. Kondisi internal dan eksternal meliputi pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja, perkembangan dan efisiensi pemanfaatan investasi, produktivitas, elastisitas dan shift – share location quotient sebagai input bagi pengambilan keputusan.

Menurut Tjokromidjojo (dalam Priyo Prasojo, 2009), kebijakan perluasan kesempatan kerja merupakan suatu kebijakan penting dalam pelaksanaan pembangunan. Hal ini disebabkan karena salah satu tolak ukur untuk menilai keberhasilan ekonomi suatu negara adalah kesempatan kerja yang diciptakan oleh adanya pembangunan ekonomi. Kesempatan kerja merupakan aspek sosial ekonomi yang sulit diwujudkan. Hal tersebut mempengaruhi produktivitas sosial terpuruk. Dengan demikian, kebijakan dan program – program pembangunan perlu diarahkan untuk perluasan kesempatan kerja.
Suatu perekonomian yang berkembang dengan pesat bukan jaminan bahwa negara tersebut dikatakan makmur bila tidak diikuti perluasan kesempatan kerja. Kesempatan kerja yang dimaksud adalah lapangan kerja yang mampu menampung tenaga baru yang setiap tahun memasuki dunia kerja. Dengan demikian hubungan antara pertumbuhan ekonomi nasional maupun regional berkaitan erat dengan perluasan kesempatan kerja karena faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor yang penting selain modal, teknologi dan alam. Dengan kata lain, pertumbuhan penduduk harus diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja agar angkatan kerja yang ada dapat diserap.
Secara makro, laju pertumbuhan kesempatan kerja dapat dikaitkan dengan laju pertumbuhan ekonomi yang berarti pertumbuhan ekonomi akan mempengaruhi laju pertumbuhan kesempatan kerja (kausalitas). Pertumbuhan ekonomi yang tidak mendorong penyerapan tenaga kerja akan menyebabkan terjadinya masalah pengangguran dan kemiskinan yang bisa bermuara pada timbulnya ketidakstabilan sosial. Sementara itu, penyerapan tenaga kerja yang
tidak mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi akan menjadi hambatan bagi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Ketidakstabilan antara pertumbuhan ekonomi dengan penyerapan tenaga kerja secara nyata dapat dilihat sejak Indonesia merdeka. Masalah ketenagakerjaan secara terus – menerus telah menjadi problema yang berkepanjangan yang disebabkan oleh ketidakmampuan ekonominya dalam menyerap tenaga kerja yang cukup besar jumlahnya dan meningkat relatif cukup tinggi setiap tahunnya (Labor Surplus Economy). 
Di Indonesia angka pertumbuhan ekonomi berfluktuasi setiap tahunnya. Kondisi ketidakstabilan terjadi selama periode tahun 1980 – 2008, dimana pertumbuhan ekonomi tidak mampu mendorong penyerapan tenaga kerja. Walaupun dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi (bahkan

disebut sebagai salah satu negara yang mengalami “miracle economy” sampai dengan tahun 1996, yaitu dengan pertumbuhan ekonomi rata – rata 6,39 dari tahun 1980 – 1996), namun kondisi ketenagakerjaan (employment crisis) semakin nyata. Hal ini disebabkan belum adanya model politik ekonomi yang bertumpu pada optimalisasi human capital khususnya kesempatan kerja (employment based economy).
Krisis ketenagakerjaan yang telah terjadi semakin diperburuk oleh adanya krisis moneter tahun 1997. Krisis moneter tersebut telah mengakibatkan terpuruknya perekonomian Indonesia dalam kurun waktu 1997 – 1999. Krisis moneter meluas menjadi multi krisis yang mencakup krisis ekonomi, politik, keamanan, pemerintahan, hukum, kepercayaan, sosial, bahkan krisis moral (moral hazard) sehingga good governance semakin jauh, yang secara keseluruhan menurunkan dan memperparah krisis ketenagakerjaan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis dari 7,8% tahun 1996 menjadi 4,7% pada tahun 1997, kemudian menurun lagi pada tahun 1998 yakni sebesar -13,10%, dan 0,8% pada tahun 1999.
Sementara itu, dalam kurun waktu 2003 – 2008 penduduk usia kerja meningkat dari 152,65 juta orang menjadi 166,64 juta orang dimana jumlah tersebut sudah termasuk dalam kelompok angkatan kerja berkisar antara 65,7% sampai 67,18% dengan angka yang berfluktuasi setiap tahunnya. Seiring dengan peningkatan jumlah angkatan kerja, jumlah penduduk yang bekerja juga terus meningkat dari 90,78 juta orang menjadi 102,55 juta orang. Pada tahun 2003 ada sekitar 90,5% penduduk bekerja, tetapi pada tahun 2004 dan 2005 menjadi 90,14% dan 88,8%. Pada tahun 2006 - 2007 terjadi peningkatan masing - masing
menjadi 89,72% dan 90,89 %, dan 91,61% di tahun 2008. Meskipun demikian, jumlah penduduk yang bekerja tidak selalu menggambarkan jumlah kesempatan kerja yang ada. Hal ini dikarenakan sering terjadinya mismatch dalam pasar kerja.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kointegrasi Dan Kausalitas Antara Penyerapan Tenaga Kerja Dan Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah:
1. Apakah terdapat hubungan jangka panjang (kointegrasi) antara penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia?
2. Apakah terdapat hubungan timbal balik (kausalitas) antara penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hubungan jangka panjang antara penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
2. Untuk mengetahui hubungan timbal balik antara penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Sebagai proses pembelajaran dan menambah wawasan ilmiah penulis dalam displin ilmu yang penulis tekuni.

2. Menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya tentang menganalisis hubungan kointegrasi dan kausalitas antara penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
3. Sebagai bahan tambahan dan pelengkap terhadap penelitian yang sudah ada sebelumnya.

4. Sebagai bahan studi dan tambahan literatur bagi mahasiswa/i Fakultas Ekonomi  khususnya bagi mahasiswa/i Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.  
Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi