BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pada hakekatnya
jumlah penduduk terus – menerus bertambah. Ini berarti semakin banyak tenaga
kerja yang tersedia dan ingin bekerja untuk melangsungkan kehidupannya.
Bertambahnya penduduk juga mengakibatkan kebutuhan ekonomi juga meningkat.
Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi tersebut dibutuhkan penambahan pendapatan.
Dengan meningkatnya pendapatan perkapita, maka tujuan pembangunan dapat
diwujudkan. Pada dasarnya, tujuan pembangunan adalah mencakup pendidikan dan
kesempatan kerja yang lebih setara, kesetaraan gender yang lebih besar, kesehatan
dan nutrisi yang lebih baik, serta kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera.
Menurut Syaukani
dkk (2002), pembangunan ekonomi suatu negara dititikberatkan untuk mengurangi
tingkat kemiskinan, meningkatkan penyediaan lapangan kerja, dan memperbaiki kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan. Namun, yang paling utama adalah penciptaan
lapangan kerja. Keberhasilan sebuah pemerintahan salah satunya dilihat dari
seberapa jauh pemerintahan tersebut berhasil menciptakan lapangan kerja bagi
masyarakatnya. Penciptaan lapangan kerja yang tinggi akan berdampak pada
peningkatan daya beli masyarakat sehingga pada akhirnya kesejahteraan
masyarakat akan meningkat (dalam Putu Ayu P. Purwanti).
Indonesia
sebagai negara berkembang memiliki banyak kekurangan dibanding dengan negara
berkembang lainnya, salah satunya adalah adanya
tekanan penduduk
yang berjumlah lebih dari 200 juta jiwa (BPS, 2002). Tekanan penduduk yang
dilihat dari segi kualitas dan kuantitas ternyata belum dapat diimbangi oleh
kegiatan ekonomi yang tersedia sehingga menciptakan permasalahan sosial ekonomi
yang serius seperti pengangguran, rendahnya tingkat kesehatan dan pendidikan
serta semakin tingginya angka kriminalitas yang berdampak pada aspek keamanan
dan pada gilirannya akan menghambat kegiatan perekonomian itu sendiri.
Melihat kondisi
Indonesia yang demikian maka diperlukan kerja keras, ketekunan dan kerja sama
semua pihak baik pemerintah, masyarakat maupun swasta demi pemulihan ekonomi
negara khususnya di bidang kependudukan. Pembangunan ekonomi dengan tujuan
utama yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mensejahterakan masyarakat
menjadi tolak ukur kemapanan suatu negara. Bagi negara berkembang, pertumbuhan
ekonomi yang positif merupakan sasaran yang harus dicapai agar dapat
mensejajarkan diri dengan negara – negara maju.
Mansoer dan
Asaddin (dalam Dwikarinimade, 2009) berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi yang
positif berarti meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mampu menciptakan
lapangan kerja yang optimal dari segi jumlah, produktivitas dan efisiensi
memerlukan kebijakan yang memperhitungkan kondisi internal maupun perkembangan
eksternal. Kondisi internal dan eksternal meliputi pertumbuhan ekonomi dan
kesempatan kerja, perkembangan dan efisiensi pemanfaatan investasi,
produktivitas, elastisitas dan shift – share location quotient sebagai
input bagi pengambilan keputusan.
Menurut
Tjokromidjojo (dalam Priyo Prasojo, 2009), kebijakan perluasan kesempatan kerja
merupakan suatu kebijakan penting dalam pelaksanaan pembangunan. Hal ini
disebabkan karena salah satu tolak ukur untuk menilai keberhasilan ekonomi
suatu negara adalah kesempatan kerja yang diciptakan oleh adanya pembangunan
ekonomi. Kesempatan kerja merupakan aspek sosial ekonomi yang sulit diwujudkan.
Hal tersebut mempengaruhi produktivitas sosial terpuruk. Dengan demikian,
kebijakan dan program – program pembangunan perlu diarahkan untuk perluasan
kesempatan kerja.
Suatu
perekonomian yang berkembang dengan pesat bukan jaminan bahwa negara tersebut
dikatakan makmur bila tidak diikuti perluasan kesempatan kerja. Kesempatan
kerja yang dimaksud adalah lapangan kerja yang mampu menampung tenaga baru yang
setiap tahun memasuki dunia kerja. Dengan demikian hubungan antara pertumbuhan
ekonomi nasional maupun regional berkaitan erat dengan perluasan kesempatan
kerja karena faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor yang penting selain
modal, teknologi dan alam. Dengan kata lain, pertumbuhan penduduk harus
diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja agar angkatan kerja yang ada dapat
diserap.
Secara makro,
laju pertumbuhan kesempatan kerja dapat dikaitkan dengan laju pertumbuhan
ekonomi yang berarti pertumbuhan ekonomi akan mempengaruhi laju pertumbuhan
kesempatan kerja (kausalitas). Pertumbuhan ekonomi yang tidak mendorong
penyerapan tenaga kerja akan menyebabkan terjadinya masalah pengangguran dan
kemiskinan yang bisa bermuara pada timbulnya ketidakstabilan sosial. Sementara
itu, penyerapan tenaga kerja yang
tidak mendorong
terjadinya pertumbuhan ekonomi akan menjadi hambatan bagi tercapainya
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Ketidakstabilan
antara pertumbuhan ekonomi dengan penyerapan tenaga kerja secara nyata dapat
dilihat sejak Indonesia merdeka. Masalah ketenagakerjaan secara terus – menerus
telah menjadi problema yang berkepanjangan yang disebabkan oleh ketidakmampuan
ekonominya dalam menyerap tenaga kerja yang cukup besar jumlahnya dan meningkat
relatif cukup tinggi setiap tahunnya (Labor Surplus Economy).
Di Indonesia angka pertumbuhan ekonomi berfluktuasi setiap
tahunnya. Kondisi ketidakstabilan terjadi selama periode tahun 1980 – 2008,
dimana pertumbuhan ekonomi tidak mampu mendorong penyerapan tenaga kerja.
Walaupun dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi (bahkan
disebut sebagai
salah satu negara yang mengalami “miracle economy” sampai dengan tahun
1996, yaitu dengan pertumbuhan ekonomi rata – rata 6,39 dari tahun 1980 –
1996), namun kondisi ketenagakerjaan (employment crisis) semakin nyata.
Hal ini disebabkan belum adanya model politik ekonomi yang bertumpu pada
optimalisasi human capital khususnya kesempatan kerja (employment
based economy).
Krisis
ketenagakerjaan yang telah terjadi semakin diperburuk oleh adanya krisis
moneter tahun 1997. Krisis moneter tersebut telah mengakibatkan terpuruknya
perekonomian Indonesia dalam kurun waktu 1997 – 1999. Krisis moneter meluas
menjadi multi krisis yang mencakup krisis ekonomi, politik, keamanan, pemerintahan,
hukum, kepercayaan, sosial, bahkan krisis moral (moral hazard) sehingga good
governance semakin jauh, yang secara keseluruhan menurunkan dan memperparah
krisis ketenagakerjaan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis dari 7,8%
tahun 1996 menjadi 4,7% pada tahun 1997, kemudian menurun lagi pada tahun 1998
yakni sebesar -13,10%, dan 0,8% pada tahun 1999.
Sementara itu,
dalam kurun waktu 2003 – 2008 penduduk usia kerja meningkat dari 152,65 juta
orang menjadi 166,64 juta orang dimana jumlah tersebut sudah termasuk dalam
kelompok angkatan kerja berkisar antara 65,7% sampai 67,18% dengan angka yang
berfluktuasi setiap tahunnya. Seiring dengan peningkatan jumlah angkatan kerja,
jumlah penduduk yang bekerja juga terus meningkat dari 90,78 juta orang menjadi
102,55 juta orang. Pada tahun 2003 ada sekitar 90,5% penduduk bekerja, tetapi
pada tahun 2004 dan 2005 menjadi 90,14% dan 88,8%. Pada tahun 2006 - 2007
terjadi peningkatan masing - masing
menjadi 89,72%
dan 90,89 %, dan 91,61% di tahun 2008. Meskipun demikian, jumlah penduduk yang
bekerja tidak selalu menggambarkan jumlah kesempatan kerja yang ada. Hal ini
dikarenakan sering terjadinya mismatch dalam pasar kerja.
Berdasarkan
uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Kointegrasi Dan Kausalitas Antara Penyerapan Tenaga Kerja Dan Pertumbuhan
Ekonomi Di Indonesia”.
1.2 Perumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang di atas, maka permasalahan
yang akan diteliti adalah:
1. Apakah
terdapat hubungan jangka panjang (kointegrasi) antara penyerapan tenaga kerja
dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia?
2. Apakah
terdapat hubungan timbal balik (kausalitas) antara penyerapan tenaga kerja dan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia?
1.3 Tujuan
Penelitian
Tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk
mengetahui hubungan jangka panjang antara penyerapan tenaga kerja dan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
2. Untuk
mengetahui hubungan timbal balik antara penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan
ekonomi di Indonesia.
1.4 Manfaat
Penelitian
Penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Sebagai
proses pembelajaran dan menambah wawasan ilmiah penulis dalam displin ilmu yang
penulis tekuni.
2. Menambah
khasanah ilmu pengetahuan khususnya tentang menganalisis hubungan kointegrasi
dan kausalitas antara penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.
3. Sebagai bahan
tambahan dan pelengkap terhadap penelitian yang sudah ada sebelumnya.
4. Sebagai bahan studi
dan tambahan literatur bagi mahasiswa/i Fakultas Ekonomi khususnya bagi mahasiswa/i Departemen Ekonomi
Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi