Rabu, 05 Maret 2014

Skripsi Ekonomi Pembangunan: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG RUMAH MAKAN

1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Peningkatan kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya akan mengarah kepada masyarakat adil dan makmur merupakan cita-cita dari bangsa Indonesia yang harus menjadi beban setiap anak bangsa untuk mencapai hal tersebut. Pembangunan kesejahteraan rakyat harus senantiasa memperhatikan bahwa setiap warga negara berhak atas taraf kesejahteraan yang layak serta berkewajiban ikut serta dalam upaya mewujudkan kemakmuran rakyat.

Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertumbuhan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi diwilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (added value) yang terjadi. Namun agar dapat melihat pertambahan dari satu kurun waktu ke kurun waktu berikutnya, harus dinyatakan dalam nilai riil, artinya dinyatakan dalam nilai konstan.
Dalam hal ini pembangunan diarahkan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia serta kualitas sumber daya manusia Indonesia dan memperluas serta meningkatkan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan penghidupan yang layak.
Pada saat krisis dan sampai dengan saat ini salah satu sektor yang masih mampu bertahan ialah sektor kecil dan mikro atau yang sering kita kenal dengan nama “pengusaha informal”. Kita tidak dapat meremehkan sektor pengusaha ini karena sektor ini banyak menyerap tenaga kerja, walau tenaga kerja tersebut
 1produktifitasnya rendah, namun telah berperan positif dalam memberikan kesempatan kerja. Oleh karena itu pengusaha informal tidak bisa diabaikan begitu saja.
Hingga saat ini, pengertian pengusaha informal sering dikaitkan dengan ciri-ciri berikut :
1. Kegiatan usaha bermodal utama pada kemandirian rakyat
2. Memanfaatkan teknologi sederhana
3. Pekerjaannya terutama berasal dari tenaga kerja keluarga tanpa upah
4. Bahan baku usaha kebanyakan memanfaatkan sumber daya lokal
5. Sebagian besar melayani kebutuhan rakyat kelas menengah kebawah.

Disatu sisi pengusaha informal masih memegang peranan penting menampung angkatan kerja, terutama angkatan kerja yang masih belum berpengalaman atau angkatan kerja yang pertama kali masuk pasar kerja. Keadaan ini mempunyai dampak positif karena mengurangi tingkat pengangguran terbuka. Tetapi di segi lain menunjukkan gejala tingkat produktifitas yang rendah, karena masih menggunakan alat-alat tradisional dengan tingkat pendidikan serta keterampilan yang relatif rendah.
Mengingat peran pengusaha informal yang cukup positif dalam proses membangun, sudah sewajarnya nasib pekerjanya dipikirkan dengan kebijakan secara langsung maupun tidak, untuk membantu pengembangan masyarakat melalui pembinaan kegiatan pengusaha informal yang telah ditentukan. Menurut data Badan Statistik Sosial (BPS), jumlah penganggur Februari 2008 tercatat turun 584 ribu menjadi 9,43 juta orang dibanding Agustus 2007, dan turun 1,12 juta orang (year on year) dibanding Februari 2007. Sedangkan tingkat pengangguran terbuka di Indonesia
 1pada Februari 2008 turun 9,11% mencapai 8,46%, dibanding Agustus 2007, dan turun 9,75% (yoy) terhadap Februari 2007.
Sementara jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2008 naik 1,54 juta mencapai 111,48 juta orang, dibanding Agustus 2007, atau naik 3,35 juta orang (yoy) dari Februari 2007. Sedangkan jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Februari 2008 naik 2,12 juta menjadi 102,05 juta orang, dibanding Agustus 2007, atau naik 4,47 juta orang (yoy) dari Februari 2007.
Peningkatan jumlah pekerja itu, lanjut Hendri, didominasi sektor informal. Ini berarti bahwa jika orang menganggur berkurang akibat mereka masuk sektor informal, maka tidak ada pengangguran. "Kalau semua sektor informal itu dianggap lapangan kerja, ya memang tidak akan ada orang menganggur," katanya.
Menurutnya, BPS seharusnya mengeluarkan data tentang berapa lapangan kerja formal yang berhasil diciptakan. Hal ini inilah yang perlu lebih dicermati oleh pengambil kebijakan nantinya. Pasalnya, angka kemiskinan saat ini tidak ada hubungannya dengan sektor manufaktur yang pertumbuhannya terus menurun.
Pekerja sektor informal mencakup 69% dan hanya 31% yang bekerja di sektor formal. Mayoritas pekerja sektor informal adalah di sektor pertanian. Sektor ini menghidupi total 41% total penduduk pekerja tahun 2007 yang totalnya mencakup 99,9 juta orang. Urutan kedua ditempati sektor informal non pertanian, perdagangan formal dan industri manufaktur.
Kota Medan merupakan ibu Kota Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan terdiri dari 21 Kecamatan, salah satu diantaranya merupakan Kecamatan Medan Selayang. Kecamatan Medan Selayang berbatasan dengan Medan Sunggal di sebelah
 1barat, Medan Johor dan Medan Polonia di timur, Medan Tuntungan di selatan dan Medan Sunggal dan Medan Baru di utara.
Di Kecamatan Medan Selayang merupakan kawasan yang strategis dalam melakukan berbagai usaha perdagangan. seperti pedagang rumah makan. Rumah makan yang terdapat di Kecamatan Medan Selayang sangat bervariasi dimulai yang berskala besar, menengah hingga kecil. Menurut hasil penelitian di Kecamatan Medan Selayang pedagang rumah makan yang paling banyak ditemukan adalah yang berskala kecil dengan jenis usaha pedagang rumah makan Padang.
Dari uraian-uraian diatas telah membuat rasa ingin tahu penulis untuk mempelajari dan mencoba menganalisa kedalam bentuk skripsi yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG RUMAH MAKAN DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas adapun yang menjadi pokok permasalahan ialah :
1. Bagaimana pengaruh modal terhadap pendapatan pedagang rumah makan di Kecamatan Medan Selayang
2. Bagaimana pengaruh jam kerja terhadap pendapatan pedagang rumah makan di Kecamatan Medan Selayang
3. Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan terhadap pendapatan pedagang rumah makan di Kecamatan Medan Selayang

 1
1.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang masih perlu dikaji kebenaranya melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :
1. Modal memberikan pengaruh positif terhadap pendapatan pedagang rumah makan di Kecamatan Medan Selayang
2. Jumlah jam kerja memberikan pengaruh positif terhadap pendapatan pedagang rumah makan di Kecamatan Medan Selayang.
3. Tingkat pendidikan memberikan pengaruh positif terhadap pendapatan pedagang rumah makan di Kecamatan Medan Selayang.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini ialah :
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh modal terhadap pendapatan pedagang rumah makan di Kecamatan Medan Selayang.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh jumlah jam kerja terhadap pendapatan pedagang rumah makan di Kecamatan Medan Selayang.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat pendidikan terhadap pendapatan pedagang rumah makan di Kecamatan Medan Selayang.

 1
1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini ialah :
1. Menambah dan melengkapi hasil-hasil penelitian yang telah ada khususnya mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang rumah makan di Kecamatan Medan Selayang.
2. Untuk memperluas pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi  khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan
3. Sebagai bahan studi dan literatur bagi mahasiswa dan masyarakat yang tertarik untuk mengetahui tantang pendapatan pedagang rumah makan di Kecamatan Medan Selayang.


  
Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi