BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sebagai
titik berat pembangunan nasional, pembangunan ekonomi diharapkan sebagai
pengantar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat luas secara lebih merata
dan dinamis. Untuk mewujudkan aspek pemerataan hasil-hasil pembangunan sektor
usaha kecil menduduki peranan yang strategis dalam pembangunan nasional.
Dalam GBHN ditegaskan mengenai pengembangan pembangunan nasional.
Implementasinya adalah melalui pendayagunaan yang optimal dari kemampuan dan
upaya peningkatan kemampuan pengusaha kecil dan golongan lemah. Dalam kaitan
tersebut pertumbuhan ekonomi perlu didukung oleh peningkatan produktivitas
serta sumber daya manusia yang berkualitas. Di mana daerah dituntut untuk
meningkatkan kemampuannya sendiri dalam menghadapi tuntutan pembangunan daerah
yang semakin tinggi, penyelenggaraan pemerintahan daerah yang semakin efisien
dan efektif.
Pada PELITA IV, prioritas pembangunan ekonomi adalah pada
sektorsektor di bidang ekonomi dengan keterkaitan antara industri dan pertanian
serta bidang pembangunan lainnya dan peningkatan sumber daya manusia untuk menjamin
pemerataan dan kesejahteraan rakyat. Pembangunan ekonomi sendiri membutuhkan
wirausahawan. Menurut David C. Mc. Clelland, wirausahawan adalah orang yang
mengorganisir perusahaan (unit/bisnis) atau meningkatkan kapasitas produksi. Adanya pembangunan selain memberikan
dampak positif juga memberi dampak negatif terutama dutunjukkan oleh berbagai
masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja. Hal ini menjadi masalah yang sangat
serius bagi bangsa Indonesia, mengingat jumlah penduduk yang pada gilirannya
merupakan penawaran tenaga kerja yang berlebihan, sedangkan permintaan tenaga
kerja dipasar tenaga kerja sangat terbatas. Hal ini akan menambah angka
penggangguran serta akan menimbulkan keresahan sosial.
Lapangan kerja pada sektor formal menjadi prioritas bagai
para tenaga kerja.
Namun akibat adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia,
banyak terjadi PHK pada sektor formal ini. Untuk itu perlu dikembangkan
lapangan kerja pada sektor informal. Bahwa kelihatannya sektor informal tidak
mampu menampung tenaga kerja seperti harapan kita, pada kenyataannya sektor
informal bisa menjadi penyelamat bagi masalah ketenagakerjaan yang kita hadapi.
Banyak bidang informal yang berpotensi untuk diangkat dan digali menjadi salah
satu bidang usaha yang menghasilkan keuntungan dan income keluarga sekaligus
dapat menyerap tenga kerja. Usaha berdagang merupakan salah satu alternatif
lapangan kerja informal, yang ternyata banyak menyerap tenaga kerja.
Pada umumnya para pedagang mempunyai tujuan utama
mendapatkan laba tertentu ( mungkin maksimal ) dan mempertahankan atau semakin
berusaha meningkatkannya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Endang
Puspasari (Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia tahun 1999), mengenai “Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Keramik” yang menggunakan analisis linier
berganda, diperoleh bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
besarnya modal sendiri terhadap tingkat pendapatan pengusaha keramik, terdapat hubungan
yang signifikan antara besarnya curahan jam kerja terhadap tingkat pendapatan
pengusaha keramik.
Masyarakat bisnis merupakan sekaligus dunia usaha dan ruang
lingkup produktif yang menghasilkan barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan konsumtif
dan melalui proses produsi dan konsumsi ini membentuk pendapatan nasional.
Dalam upaya kegiatan ini, industri kecil juga memberi
manfaat sosial yang sangat berarti bagi perekonomian, di mana industri kecil
dapat menciptakan peluang usaha yang luas dengan pembiayaan yang relatif murah
dan potensi terhadap penciptaan dan perluasan kesempatan kerja bagi
pengangguran. Untuk itu industri kecil dalam perkembangannya yang semakin luas
dan nyata perlu dibina dan dilindungi agar tumbuh menjadi unsur kekuatan
ekonomi yang maju dan dapat berperan dalam menciptakan lapangan kerja dan
sumber pendapatan bagi masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk
membuat penelitian yang membahas masalah tersebut dengan judul : “FAKTOR
– FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG KAIN KOTA MEDAN”.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah
dikemukakan pada latar belakang, maka akan dilakukan penelitian untuk
mengungkapkan permasalahan : a. Apakah ada pengaruh modal terhadap pendapatan
pedagang kain di Kota Medan ? b. Apakah ada pengaruh jam berdagang
terhadap pendapatan pedagang kain di Kota Medan ? c. Apakah ada pengaruh
pengalaman berdagang terhadap pendapatan pedagang kain di Kota Medan ? 1.3
Hipotesis Untuk
keperluan penelitian ini maka perlu dibuat hipotesa sebagai berikut: 1. Modal
berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang kain di Kota Medan.
2. Jam berdagang berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang
kain di Kota Medan.
3. Pengalaman berdagang berpengaruh positif terhadap
pendapatan pedagang kain di Kota Medan.
1.4 Tujuan dan Manfaat
Penelitian Tujuan
dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh modal terhadap
pendapatan pedagang kain di Kota Medan.
2. Untuk mengetahui pengaruh jam berdagang terhadap
pendapatan pedagang kain di Kota Medan.
3. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman berdagang terhadap
pendapatan pedagang kain di Kota Medan.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian
ini adalah : 1. Hasil penelitian ini dapat memperkaya wawasan ilmiah dan non
ilmiah penulis dalam disiplin ilmu yang ditekuni.
2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi penulis
lainnya yang ingin membahas dan meneliti secara lebih komprihensif terhadap
studi atau kajian yang sama.
3. Sebagai bahan masukan bagi masyaratkat, instansi terkait,
maupun pemerintah sebagai penentu kebijaksanaan.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi