BAB
1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam
perekonomian kita mengenal adanya bank sebagai suatu lembaga keuangan yang
kegiatan utamanya menerima simpanan. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat
meminjam uang (kredit).
Sejarah
mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada zaman kerajaan
tempo dulu di daratan Eropa kemudian usaha perbankan ini berkembang ke Asia
Barat oleh para pedagang. Perkembangan perbankan di Asia, Afrika dan Amerika
dibawa oleh bangsa Eropa pada saat melakukan
penjajahan ke negara jajahannya
baik di Asia, Afrika maupun benua Amerika. Bila ditelusuri, sejarah dikenalnya
perbankan dimulai dari jasa penukaran uang. Sehingga dalam sejarah perbankan,
arti bank dikenal sebagai meja tempat penukaran uang. Dalam perjalanan sejarah
kerajaan pada masa dahulu penukaran uangnya dilakukan antar kerajaan yang satu
dnegan kerajaan yang lain. Kegiatan penukaran ini sekarang dikenal dengan nama
Pedagang Valuta Asing (Money Changer). Kemudian dalam perkembangan
selanjutnya, kegiatan operasional perbankan berkembang lagi menjadi tempat
penitipan uang atau yang disebut sekarang ini kegiatan simpanan. Berikutnya
kegiatan perbankan bertambah dengan kegiatan peminjaman uang. Uang yang
disimpan oleh masyarakat, oleh perbankan dipinjamkan kembali kepada masyarakat
yang membutuhkannya.
Sejarah
perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda.
Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada tanggal 24
Januari 1828 kemudian menyusul Nederlandsche Indische Escompto Maatschappij,
NV pada tahun1918 sebagai pemegang monopoli pembelian hasil bumi dalam
negeri dan penjualan ke luar negeri serta terdapat beberapa bank yang memegang
peranan penting di Hindia Belanda
Sebagai
perantara keuangan,bank menghimpun dana dari masyarakat yang
surplus dana dalam bentuk simpanan dan sebagai imbalannya bank akan memberikan
bunga kepada nasabah penyimpan. Dari hasil menghimpun dana tersebut bank
akan menyalurkan dalam bentuk kredit kepada masyarakat
yang membutuhkan dana (defisit dana) dan sebagai imbalannya bank
akan memperoleh pendapatan bunga yang nilainya lebih besar dari
pada bunga yang dibayarkan kepada penyimpan dana.
Dalam
melakukan kegiatan perbankan, salah satu faktor yang harus disoroti adalah
memajukan perekonomian Indonesia khususnya di bidang sektor Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) dimana sebagian penduduk Indonesia merupakan pelaku sektor usaha
kecil dan menengah.
Sejak
krisis moneter yang diawali tahun 1997, hampir 80% usaha besar mengalami
kebangkrutan dan melakukan PHK massal terhadap karyawannya. Berbeda dengan UKM
yang tetap bertahan di dalam krisis dengan segala keterbatasannya. UKM dianggap
sektor usaha yang tidak cengeng dan tahan banting.Selain itu sebagai sektor
usaha yang dijalankan dalam tataran bawah, UKM berperan besar dalam mengurangi
angka pengangguran, bahkan fenomena
PHK
menjadikan para pekerja yang menjadi korban dipaksa untuk berfikir lebih jauh
dan banyak yang beralih melirik sektor UKM ini. Produk-produk UKM, setidaknya
memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional, karena
tidak sedikit produk-produk UKM itu yang mampu menembus pasar internasional.
Sekarang
ini lembaga-lembaga donor internasional semuanya mendukung perkembangan UKM.
Ada yang melihatnya sebagai wahana untuk menciptakan kesempatan kerja (ILO),
ada yang melihatnya sebagai penjabaran komitmen mereka (IMF, Bank Dunia, Bank
Pembangunan Asia) untuk memerangi kemiskinan di negara-negara berkembang. Di
Asia, perkembangan sektor UKM ini juga dilihat sebagai salah suatu jalan keluar
dari krisis ekonomi. Para donor multilateral dan bilateral (antara lain Jepang)
semuanya akan menyediakan dana dan bantuan teknis untuk pengembangan sektor ini
Dalam
perkembangan ekonomi indonesia UKM merupakan sektor yang penting karena
sebagian jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan
sektor usaha kecil baik tradisional atau modern demikian halnya di kabupaten
Dairi. Namun demikian, usaha pengembangan UKM belum memuaskan hasilnya karena
pada kenyataanya perkembangan UKM sangat kecil dibandingan kemajuan sektor
usaha besar.
Dari
analisis potensi dan memperhatikan prioritas pembangunan daerah kabupaten
Dairi, maka komoditi unggulan yang akan dijadikan profil komoditi ialah :
perkebunan kopi robusta, pengolahan kopi, produksi kentang, produksi jagung,
wisata alam silalahi.
Berdasarkan
berbagai profil komoditi yang dimiliki oleh kabupaten Dairi perkebunan dan
sektor wisata adalah suatu faktor yang penting dimana banyak pelaku sektor usaha
kecil dan menengah yang perlu untuk mendapatkan bantuan berupa kredit untuk
memajukan berbagai sektor usaha terutama usaha kecil dan menengah. Proses
pengembangan UKM ini otomatis membutuhkan pendanaan yang banyak, sehingga
banyak UKM yang melakukan financing melalui kredit bank baik bank
pemerintah maupun bank swasta.
Salah
satu masalah yang dihadapi oleh kelompok UKM adalah keterbatasan akses terhadap
jasa lembaga keuangan formal, sehingga kebanyakan dari mereka, apabila
membutuhkan dana, baik untuk konsumsi maupun modal usaha, terpaksa melakukannya
dengan pihak rentenir yang akan membebani mereka dengan suku bunga tinggi.
"Kenyataan bahwa mereka mau menerima tingkat bunga tersebut,
mengindikasikan bahwa masalah ketersediaan pembiayaan menjadi lebih penting
daripada faktor beban suku bunga," Ada bermacam faktor yang menyebabkan
akses masyarakat terhadap pelayanan sistem keuangan menjadi terbatas yaitu
keterbatasan dokumen yang menjadi persyaratan pengajuan kredit dan hambatan
lainnya adalah ketiadaan agunan. Berdasarkan uraian diatas penulis ingin
melihat apakah fenomena tersebut terjadi juga di kabupaten Dairi sehingga dalam
penelitian ini penulis mengambil judul: KAJIAN AKSES UKM KE KREDIT PERBANKAN DI
KABUPATEN DAIRI.
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi perumusan masalah
di dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana prosedur penyaluran dana melalui pemberian kredit kepada Usaha Kecil
dan menengah (UKM) di kabupaten Dairi serta jaminan untuk memperoleh kredit
Usaha Kecil dan Menengah.
2.
Bagaimana tingkat kesulitan yang dihadapi oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
yang berada di pusat Pasar kabupaten Dairi dalam pengajuan kredit.
1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
pokok permasalahan tersebut, tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi
ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui dan memahami dengan jelas prosedur dan syarat-syarat serta
jaminan yang harus dipenuhi oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM) agar perbankan
dapat memberikan pinjaman kredit
2.
Untuk mengetahui dan memahami tingkat kesulitan akses kredit perbankan yang
dialami oleh pelaku Usaha Kecil dan Menengah dalam mendapatkan pinjaman kredit.
1.4
Manfaat Penelitian
Skripsi
ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupn
praktis, yaitu:
1.
Secara toritis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian ataupun
masukan terhadap penyaluran dana dan melalui pemberian kredit kepada Usaha
Kecil dan Menengah (UKM) dari perbankan.
2.
Secara Praktis, penelitian skripsi ini diharapkan sebagai bahan masukan atau
pertimbangan untuk kepentingan ilmu pengetahuan memberi manfaat bagi dunia
perguruan tinggi dan masyarakat pada umumnya.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi