BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pertumbuhan
ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau
pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang
bila terjadi pertumbuhan output riil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain
adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita.
Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output
riil per orang (Boediono, 1981:2).
Salah
satu cara untuk menilai prestasi pertumbuhan ekonomi adalah melalui
penghitungan Produk Domestik Bruto (PDB). Nilai PDB dapat dihitung menurut
harga yang berlaku yaitu pada harga-harga yang berlaku pada tahun di mana PDB
dihitung dan menurut harga tetap yaitu pada harga-harga yang berlaku pada tahun
dasar (base year) perbandingan (Sukirno, 2006:10). PDB untuk tingkat
daerah disebut Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Pertumbuhan
ekonomi Indonesia pada tahun 2009 sampai triwulan III mencapai 4,2 persen.
Sementara Pertumbuhan Ekonomi untuk Propinsi Sumatera Utara pada triwulan III
tahun 2009 meningkat 4,97 persen, bila dibanding dengan triwulan III tahun 2008
(Secara kumulatif, pencapaian kinerja perekonomian Sumut Utara dari triwulan I tahun
2009 hingga triwulan III tahun 2009, dibandingkan dengan kumulatif triwulan
sama 2008, naik 4,73 persen. Demikian juga dengan pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Tapanuli Selatan pada periode 2001 s/d 2003 relatif cukup tinggi dibandingkan
periode 2003 s/d 2007. Hal ini disebabkan masih tergabungnya wilayah Padang
Sidempuan dengan wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan. Perekonomian Kabupaten
Tapanuli Selatan pada
tahun 2008 tumbuh sebesar 4,97
persen. Pertumbuhan ekonomi ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2007, dimana
pada tahun 2007 masih tergabung Kabupaten Padang Lawas dan Padang Lawas Utara.
Pada tahun 2009 perekonomian Kabupaten Tapanuli Selatan tumbuh sebesar 4,05
persen. Pertumbuhan ini sedikit lebih rendah dibandingkan tahun 2008 dimana
pada tahun 2009 terjadi perlambatan hampir semua sektor ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi yg sedikit melambat ini juga terjadi di daerah-daerah lain di Sumatera
Utara pada umumnya (BPS, Tapsel Dalam Angka:2009).
Masih banyak faktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Tapanuli Selatan walaupun sektor ekonominya mengalami pelambatan.
Yaitu pengeluaran pemerintah, jumlah penduduk dan nilai tambah industri.
Faktor-faktor ini juga merupakan beberapa elemen penting dalam menunjang
pertumbuhan ekonomi di suatu negara.
Pengeluaran pemerintah dapat menentukan tingkat pertumbuhan
ekonomi. Pengeluaran pemerintah diukur dari total belanja rutin dan belanja
pembangunan pemerintah daerah. Pengeluaran pemerintah yang terlalu kecil akan
merugikan pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah yang proporsional akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah yang boros akan
menghambat pertumbuhan ekonomi. Tetapi pada umumnya pengeluaran pemerintah
membawa dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi (Marganda &
Sirojuzilam, 2008:95).
Menurut Sadono Sukirno (2006:430), penduduk yang bertambah
dari waktu ke waktu dapat menjadi pendorong maupun penghambat kepada
perkembangan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah
tenaga kerja, dan penambahan tersebut
memungkinkan negara itu menambah produksi. Disamping itu perlu diingat pula,
bahwa pengusaha adalah sebagian dari penduduk. Maka luasnya kegiatan ekonomi
yang dilakukan oleh suatu negara juga bergantung kepada jumlah pengusaha dalam
ekonomi. Apabila tersedianya pengusaha dalam sejumlah penduduk tertentu adalah
lebih banyak, maka akan lebih banyak kegiatan ekonomi yang dijalankan. Pada
tahun 2008, jumlah penduduk Tapanuli selatan adalah sebesar 263.812 jiwa. Dan
pada tahun 2009 jumlah penduduk Tapanuli Selatan mengalami peningkatan menjadi
265.885 jiwa (BPS, Sumut Dalam Angka:2009)
Apabila sektor industri di suatu daerah mengalami
peningkatan, pastinya akan menghasilkan nilai tambah industri yang semakin
meningkat pula. Peningkatan nilai tambah industri, akan meningkatkan pendapatan
daerah dan kemudian menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Oleh sebab
itu, perkembangan industri diarahkan kepada usaha yang berorientasi ekspor
sekaligus dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dan menyerap tenaga kerja yang
ada. Dilihat dari segi industri, sumbangan sektor industri Kabupaten Tapanuli
Selatan adalah sebesar 0,96 persen terhadap pertumbuhan ekonomi pada tahun
2009. Adapun sektor industri yang berkembang di Kabupaten Tapanuli Selatan
adalah industri pengalengan buah salak, industri Plywood dan kayu hutan
olahan, industri minyak goreng dan pabrik pengolahan kelapa sawit, industri
pengolahan pisang, industri kayu karet olahan, pabrik pengolahan kelapa sawit
dan pengolahan kayu karet, produksi jagung, pengolahan minyak goreng dan oli
kimia.
Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH PENGELUARAN
PEMERINTAH, JUMLAH PENDUDUK DAN NILAI
TAMBAH INDUSTRI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN”.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dibuat untuk lebih mempermudah dan membuat
lebih sistematis penulisan skripsi ini serta diperlukan sebagai suatu cara
untuk mengambil keputusan dari akhir penulisan skripsi ini. Berdasarkan apa
yang telah diuraikan pada latar belakang, maka perumusan masalah yang dikaji
dalam penelitian ini adalah:
1) Apakah pengaruh jumlah pengeluaran
pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Selatan?
2) Apakah pengaruh jumlah penduduk
terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Selatan?
3) Apakah pengaruh nilai tambah industri terhadap pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Tapanuli Selatan?
1.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan
yang ada, dimana keberadaanya masih perlu dikaji dan diteliti melalui data yang
terkumpul. Berdasarkan perumusan permasalahan diatas maka penulis membuat
hipotesis sebagai berikut:
1) Pengeluaran pemerintah memiliki
pengaruh positif terhadap terjadinya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli
Selatan.
2) Jumlah penduduk memiliki pengaruh positif terhadap
terjadinya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Selatan.
3) Nilai tambah industri memiliki pengaruh positif terhadap
terjadinya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Selatan.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui pengaruh
pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Selatan.
2) Untuk mengetahui pengaruh jumlah
penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Selatan.
3) Untuk mengetahui pengaruh nilai tambah industri terhadap
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Selatan.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Hasil penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan bagi pemerintah dalam mengambil
kebijakan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
2) Sebagai sumbangan pemikiran bahan
studi atau tambahan ilmu pengetahuan khususnya bagi mahasiswa/i Departemen
Ekonomi Pembangunan.
3) Sebagai penambah, pelengkap,
sekaligus pembanding hasil-hasil penelitian yang sudah ada menyangkut topik
yang sama.
4) Sebagai tambahan wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan
penulis dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi