BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mie,
siapa sih yang tidak mengenalnya ? Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa makanan
ini mulai digemari anak – anak hingga dewasa. Dengan penampilan seperti tali
panjang, mie sangat enak dinikmati baik musim panas atau musim dingin. Dengan
makanan pengganti nasi, mie sangat praktis dalam penyajian dan mengeyangkan.
Ada 2 jenis mie yang beredar dipasaran yakni: 1. Mie basah atau disebut juga
dengan mie kuning, yakni mie yang sudah mengalami proses pengeringan sebelum
dipasarkan. 2. Mie kuning atau mie instant adalah mie yang
mengalami proses
perebusan yang kemudian dikeringkan terlebih dahulu sebelum dipasarkan. Dari ke
2 jenis tersebut tentu saja mie basah yang memiliki kadar air yang lebih tinggi
yakni ± 50% sehingga keawetannya pun cukup singkat (± 10 – 12 jam) setelah itu
mie akan berbau asam berlendir dan mengalami perubahan warna dan kemudian akan
basi.
Dengan
alasan tersebut diatas seringkali pedagang yang tidak ingin dirugikan akan
menambah formalin dan boraks dalam produk mie basah guna mendapatkan hasil mie
yang kenyal dan tahan lama. Padahal 2 jenis bahan diatas sangat membahayakan
bagi kesehatan para konsumen yang mengkomsumsinya. Boraks berupa serbuk putih
dan sedikit larut dalam air dapat menyebabkan gangguan otak hati dan ginjal
bahkan menyebabkan kematian. Peluang mie ini
sangat baik yang terbuat dari bahan
berkualitas tanpa pengawet. Proses pembuatannya pun tidak rumit. Selain itu,
berjamurnya usaha kuliner saat ini, telah membuka pola pikir penulis untuk
membuka usaha kuliner dan fokus penulis pada kuliner mie jawa dengan cita rasa
yang berbeda dengan mie yang biasa dijual. Sejak krisis ekonomi melanda Indonesia
beberapa tahun yang lalu, perekonomian Indonesia berubah drastis. Banyak
perusahaan yang gulung tikar karena dampak negative. Krisis moneter tersebut
sangat merugikan sehingga mereka tidak dapat mempertahankan bisnisnya. Namun
tidak sedikit bisnis – bisnis yang dapat menghadapi krisis moneter,
mempertahankan bisnisnya sehingga tetap exist sampai saat ini bahkan ada yang
mengalihkan bisnisnya ke bisnis lain juga dan ada juga yang mencoba bisnis –
bisnis baru sehingga krisis moneter ini bukan dianggap buruk, melainkan menjadi
peluang bisnis yang baik, maka tidak heran apabila banyak bisnis – bisnis baru
yang sukses di masa krisis moneter sehingga kini terus berkembang. Seiring
berjalannya waktu, perkembangan bisnis di bidang makanan dan minuman pun ikut mengalami
hal yang sama, dari restoran, kedai – kedai, warung makanan sampai ke konsep I
terus mengalami perkembangan terutama bisnis I kini sedang menjamur dan
memiliki prospek yang bagus untuk dijalani karena melihat kebutuhan pasar akan
tempat makan yang menyajikan makanan yang enak, murah dan tempat makan yang
nyaman. Oleh karena itu kami tertarik untuk membuat prencanaan bisnis berupa
studi kelayakan bisnis untuk “ bisnis cafe” ini.
B. Tujuan Usaha
Dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga pada saat
krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti saat ini diperlukan usaha-usaha yang
bersifat agresif, kreatif, penuh perhitungan dan berorientasi pasar. Usaha
tersebut juga diharapkan mampu memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja
potensial yang saat ini jumlahnya sangat melimpah. Baik itu angkatan kerja baru
maupun angkatan kerja yang oleh karena kondisi perekonomian makro terpaksa
harus menganggur akibat tidak adanya kesempatan bekerja atau terkena PHK (Putus
Hubungan Kerja). Dengan demikian tujuan dari pengembangan proyek itu sendiri
ada dua yaitu dari aspek ekonomi dan dari aspek sosial. Aspek ekonomi adalah
untuk meningkatkan pendapatan sementara aspek sosial adalah unutuk membantu
masyarakat dalam mengatasi pengangguran. Sedangkan potensi usaha ini kami yakin
akan mampu bersaing dengan I – I lain yang ada di kota Medan, dikarenakan
dengan harga yang kami tawarkan menjangkau seluruh kalangan masyarakat dengan
memberikan pelayanan yang baik. Selain itu, kami ingin menjadi tempat makan
favorit dengan memberikan kepuasan kepada konsumen, inovasi – inovasi baru, dan
memberikan pelayanan usaha yang baik dengan harga yang terjangkau.
Tidak dapat dipungkiri sebagai pelaku bisnis, tujuan utama
dari usaha/bisnis yang dijalankan adalah sebagai ladang untuk mendapatkan
penghasilan. Setiap usaha yang dijalankan pasti membutuhkan modal baik dari
orang lain, pinjaman, atau dari mereka sendiri dan juga tujuan
akhirnya adalah minimal untuk bisa
mengembalikan modal yang sudah dikeluarkan serta diharapkan juga bisa
memberikan penghasilan yang berkesinambungan. Untuk mewujudkan tujuan utama di
atas, maka perlu juga ditentukan beberapa tujuan pendukung, antara lain:
1. Terwujudnya Mie Jawa Bebas Formalin sebagai brand
produk kuliner yang mudah diterima masyarakat.
2. Mampu menciptakan suatu sistem atau SOP (standar
operasional prosedur) yang tersusun rapi.
3. Mampu memperkenalkan produk kuliner Mie dengan variasi
rasa dan inovasi yang merupakan produk asli Indonesia kepada masyarakat luas
melalui perluasan jaringan/cabang.
4. Terwujudnya keterampilan berwirausaha bagi mahasiswa,
sehingga mahasiswa mampu berkontribusi nyata dalam dunia bisnis.
5. Mampu menyerap tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga
tercipta suatu lapangan pekerjaan baru.
C. Manfaat Usaha
1. Menambah daya tampung tenaga kerja
sehingga dapat mengurangi pengangguran.
2. Berusaha mendidik para karyawan menjadi orang yang
mandiri, disiplin, tekun dan jujur dalam menghadapi pekerjaan.
3. Ingin memberikan contoh kepada
masyarakat luas agar hidup secara efisien, tidak berfoya – foya, sambil melatih
diri untuk belajar berwirausaha.
4. Memberi contoh bagaimana harus
bekerja keras, tekun dan mempunyai kepribadian unggul yang pantas di teladani.
5. Memajukan Keuangan.
6. Sebagai sumber penciptaan dan
perluasan kesempatan kerja.
7. Melaksanakan persaingan yang sehat dan wajar terhadap
pesaing – pesaing usaha lainnya.
D. Ringkasan Eksekutif Mie Jawa Bebas Formalin memproduksi beberapa jenis dan
varian mie. Adapun produk yang ditawarkan yaitu mie jawa basah original, mie
tiaw jawa dan mie goring jawa. Menjamurnya bisnis makanan untuk makan malam
seperti nasi goreng, bubur ayam dan ayam penyet yang dapat kita temui di setiap
pinggir jalan, terkadang malah membuat kejenuhan masyarakat akan menu makanan
yang itu-itu saja. Minimnya penjual mie yang dapat ditemukan di daerah sekitar
penjualan, akan memberikan peluang yang baik untuk membuka usaha ini. Dengan
hadirnya Mie Jawa Bebas Formalin, akan hadirlah alternatif menu makan malam
lainnya.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi