Jumat, 07 Maret 2014

Skripsi Finansial: PERENCANAAN BISNIS PADA USAHA ”MIE JAWA BEBAS FORMALIN”


 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Mie, siapa sih yang tidak mengenalnya ? Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa makanan ini mulai digemari anak – anak hingga dewasa. Dengan penampilan seperti tali panjang, mie sangat enak dinikmati baik musim panas atau musim dingin. Dengan makanan pengganti nasi, mie sangat praktis dalam penyajian dan mengeyangkan. Ada 2 jenis mie yang beredar dipasaran yakni: 1. Mie basah atau disebut juga dengan mie kuning, yakni mie yang sudah mengalami proses pengeringan sebelum dipasarkan. 2. Mie kuning atau mie instant adalah mie yang
mengalami proses perebusan yang kemudian dikeringkan terlebih dahulu sebelum dipasarkan. Dari ke 2 jenis tersebut tentu saja mie basah yang memiliki kadar air yang lebih tinggi yakni ± 50% sehingga keawetannya pun cukup singkat (± 10 – 12 jam) setelah itu mie akan berbau asam berlendir dan mengalami perubahan warna dan kemudian akan basi.
Dengan alasan tersebut diatas seringkali pedagang yang tidak ingin dirugikan akan menambah formalin dan boraks dalam produk mie basah guna mendapatkan hasil mie yang kenyal dan tahan lama. Padahal 2 jenis bahan diatas sangat membahayakan bagi kesehatan para konsumen yang mengkomsumsinya. Boraks berupa serbuk putih dan sedikit larut dalam air dapat menyebabkan gangguan otak hati dan ginjal bahkan menyebabkan kematian. Peluang mie ini

sangat baik yang terbuat dari bahan berkualitas tanpa pengawet. Proses pembuatannya pun tidak rumit. Selain itu, berjamurnya usaha kuliner saat ini, telah membuka pola pikir penulis untuk membuka usaha kuliner dan fokus penulis pada kuliner mie jawa dengan cita rasa yang berbeda dengan mie yang biasa dijual. Sejak krisis ekonomi melanda Indonesia beberapa tahun yang lalu, perekonomian Indonesia berubah drastis. Banyak perusahaan yang gulung tikar karena dampak negative. Krisis moneter tersebut sangat merugikan sehingga mereka tidak dapat mempertahankan bisnisnya. Namun tidak sedikit bisnis – bisnis yang dapat menghadapi krisis moneter, mempertahankan bisnisnya sehingga tetap exist sampai saat ini bahkan ada yang mengalihkan bisnisnya ke bisnis lain juga dan ada juga yang mencoba bisnis – bisnis baru sehingga krisis moneter ini bukan dianggap buruk, melainkan menjadi peluang bisnis yang baik, maka tidak heran apabila banyak bisnis – bisnis baru yang sukses di masa krisis moneter sehingga kini terus berkembang. Seiring berjalannya waktu, perkembangan bisnis di bidang makanan dan minuman pun ikut mengalami hal yang sama, dari restoran, kedai – kedai, warung makanan sampai ke konsep I terus mengalami perkembangan terutama bisnis I kini sedang menjamur dan memiliki prospek yang bagus untuk dijalani karena melihat kebutuhan pasar akan tempat makan yang menyajikan makanan yang enak, murah dan tempat makan yang nyaman. Oleh karena itu kami tertarik untuk membuat prencanaan bisnis berupa studi kelayakan bisnis untuk “ bisnis cafe” ini.


B. Tujuan Usaha

Dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga pada saat krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti saat ini diperlukan usaha-usaha yang bersifat agresif, kreatif, penuh perhitungan dan berorientasi pasar. Usaha tersebut juga diharapkan mampu memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja potensial yang saat ini jumlahnya sangat melimpah. Baik itu angkatan kerja baru maupun angkatan kerja yang oleh karena kondisi perekonomian makro terpaksa harus menganggur akibat tidak adanya kesempatan bekerja atau terkena PHK (Putus Hubungan Kerja). Dengan demikian tujuan dari pengembangan proyek itu sendiri ada dua yaitu dari aspek ekonomi dan dari aspek sosial. Aspek ekonomi adalah untuk meningkatkan pendapatan sementara aspek sosial adalah unutuk membantu masyarakat dalam mengatasi pengangguran. Sedangkan potensi usaha ini kami yakin akan mampu bersaing dengan I – I lain yang ada di kota Medan, dikarenakan dengan harga yang kami tawarkan menjangkau seluruh kalangan masyarakat dengan memberikan pelayanan yang baik. Selain itu, kami ingin menjadi tempat makan favorit dengan memberikan kepuasan kepada konsumen, inovasi – inovasi baru, dan memberikan pelayanan usaha yang baik dengan harga yang terjangkau.
Tidak dapat dipungkiri sebagai pelaku bisnis, tujuan utama dari usaha/bisnis yang dijalankan adalah sebagai ladang untuk mendapatkan penghasilan. Setiap usaha yang dijalankan pasti membutuhkan modal baik dari orang lain, pinjaman, atau dari mereka sendiri dan juga tujuan

akhirnya adalah minimal untuk bisa mengembalikan modal yang sudah dikeluarkan serta diharapkan juga bisa memberikan penghasilan yang berkesinambungan. Untuk mewujudkan tujuan utama di atas, maka perlu juga ditentukan beberapa tujuan pendukung, antara lain:
1. Terwujudnya Mie Jawa Bebas Formalin sebagai brand produk kuliner yang mudah diterima masyarakat.
2. Mampu menciptakan suatu sistem atau SOP (standar operasional prosedur) yang tersusun rapi.
3. Mampu memperkenalkan produk kuliner Mie dengan variasi rasa dan inovasi yang merupakan produk asli Indonesia kepada masyarakat luas melalui perluasan jaringan/cabang.
4. Terwujudnya keterampilan berwirausaha bagi mahasiswa, sehingga mahasiswa mampu berkontribusi nyata dalam dunia bisnis.
5. Mampu menyerap tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga tercipta suatu lapangan pekerjaan baru.
C. Manfaat Usaha
1. Menambah daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran.
2. Berusaha mendidik para karyawan menjadi orang yang mandiri, disiplin, tekun dan jujur dalam menghadapi pekerjaan.



3. Ingin memberikan contoh kepada masyarakat luas agar hidup secara efisien, tidak berfoya – foya, sambil melatih diri untuk belajar berwirausaha.
4. Memberi contoh bagaimana harus bekerja keras, tekun dan mempunyai kepribadian unggul yang pantas di teladani.
5. Memajukan Keuangan.
6. Sebagai sumber penciptaan dan perluasan kesempatan kerja.
7. Melaksanakan persaingan yang sehat dan wajar terhadap pesaing – pesaing usaha lainnya.


D. Ringkasan Eksekutif Mie Jawa Bebas Formalin memproduksi beberapa jenis dan varian mie. Adapun produk yang ditawarkan yaitu mie jawa basah original, mie tiaw jawa dan mie goring jawa. Menjamurnya bisnis makanan untuk makan malam seperti nasi goreng, bubur ayam dan ayam penyet yang dapat kita temui di setiap pinggir jalan, terkadang malah membuat kejenuhan masyarakat akan menu makanan yang itu-itu saja. Minimnya penjual mie yang dapat ditemukan di daerah sekitar penjualan, akan memberikan peluang yang baik untuk membuka usaha ini. Dengan hadirnya Mie Jawa Bebas Formalin, akan hadirlah alternatif menu makan malam lainnya. 
Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi