Selasa, 25 Maret 2014

Skripsi Manajemen: ANALISIS BRAND EQUITY TERHADAP PEMBELIANPULPEN PILOT PADA SISWA SMP



BAB I PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang 
Masalah Brand  (merek) sangat diperlukan oleh perusahaan untuk mengenalkan  produk yang dihasilkannya, dengan adanya  brand  (merek) maka akan  mempermudah perusahaan untuk mengenalkan mereknya kepada para konsumen. Salah satu cara yang digunakan perusahaan untuk memperkenalkan mereknya dan  mengukur keberadaan merek di pasar dapat diketahui dengan ekuitas merek  (brand equity).

Ekuitas merek (brand equity) merupakan salah-satu alat pengukur yang  digunakan untuk mengetahui produk dari merek yang dikeluarkan suatu  perusahaan tersebut mendapatkan tanggapan yang baik atau buruk dari konsumen,  dan ekuitas merek (brand equity) ini juga digunakan untuk mengukur produk dari  merek tersebut memberikan hasil guna yang baik atau tidak bagi konsumen,  dengan kata lain dapat dikatakan bahwa ekuitas merek bisa bernilai bagi  perusahaan / company based brand equity dan bagi konsumen / customer based  brand equity (Aaker dalam Tjiptono, 2005: 40).
Variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur brand equity  yaitu  kesadaran merek (Brand awareness), asosiasi merek (brand association), persepsi  kualitas (Perceived quality), loyalitas merek (brand loyalty), dan juga asset-aset  merek lainya, sehingga dengan adanya brand equity ini maka keberadaan merek di  luar dapat di ukur.
Pulpen merek Pilot merupakan pulpen yang sudah dikenal sejak lama.
Pulpen merek Pilot ini ada berbagai macam jenisnya, ada sekitar 100 jenis Pulpen  yang dikeluarkan oleh perusahaan pulpen Pilot dan dari 100 jenis tersebut yang   paling banyak dipakai adalah jenis Fountain Pens (yang terdiri dari Pilot Varsity,  V-pen, Vortex dan capless), Ballpoint pens (yang terdiri dari BP-S dan BPS-GP,  Rexgrip, Dr Grip Equilibrium), dan Gel Ink Rollerball pens (yang terdiri dari G2,  G1, Super gel dan Alpha Gel).
Pulpen merek Pilot ini sudah cukup terkenal bukan hanya di Indonesia saja  tetapi juga dinegara Singapore, Newyork, London, Brazil dan Indonesia. Khusus  untuk di Indonesia, pada masa sekarang ini pulpen merek Pilot sudah hampir tidak  ada di iklankan lagi baik di TV, media cetak (majalah, koran) dll, sekarang ini  promosi mengenai pulpen Pilot hanya dilakukan melalui media Internet, dan tidak  semua orang membuka situs internet, juga sekarang ini pulpen merek Pilot sudah  banyak dipalsukan namun pulpen Merek Pilot ini masih dikenal dan dibeli oleh  orang, terutama para pelajar.
SMP Negeri I Medan merupakan salah satu SMP Favorit, dan siswa yang  belajar di SMP Negeri I Medan ini rata-rata pintar dan cerdas. Selain pintar dan  cerdas siswa yang belajar di SMP Negeri I Medan ini juga rata-rata banyak  memakaiproduk-produk yang bermerek, dari pra survey yang dilakukan penulis  maka diketahui bahwa rata-rata siswa SMP Negeri I Medan memaki produkproduk bermerek baik dari tas maupun sepatu yang banyak di iklankan dan di  promosikan oleh TV, majalah, koran dll. Dari sekian banyak siswa yang belajar di  SMP Negeri 1 Medan masih ada siswa yang memakai pulpen merek Pilot yang  sudah hampir tidak ada iklannya di media cetak (majalah, Koran) dan TV.
Berdasarkan latar belakang masalah ini, penulis tertarik untuk mengetahui  penyebab siswa SMP Negeri I Medan masih membeli pulpen merek Pilot, dan  menulis skripsi berjudul Analisis Brand Equity Terhadap Pembelian Pulpen Pilot  Pada Siswa SMP Negeri I Medan.
 B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka penulis mengambil rumusan  masalah sebagai berikut : 1.  Apakah Brand Equity yang terdiri dari pengenalan merek, asosiasi merek,  persepsi kualitas, dan loyalitas merek   berpengaruh  terhadap pembelian Pulpen Pilot pada Siswa SMP Negeri I Medan ? 2.  Variabel mana yang paling dominan mempengaruhi pembelian pulpen Pilot  pada Siswa ? C. Kerangka Konseptual Aaker dalam Durianto (2001) mengklasifikasikan elemen-elemen ekuitas merek  kedalam lima kategori, yakni kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas,  loyalitas merek dan asset-aset merek lainnya / proprietary brand assets.
Definisi dan elemen ekuitas merek versi Aaker mengintegrasikan dimensi  sikap dan prilaku. Kerangka konseptual penulis adalah kesadaran merek, asosiasi  merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek terhadap pembelian (Gambar 1.1)  Sumber : Aaker dalam Durianto ,2001 (diolah)  Gambar 1.1 Kerangka Konseptual D. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah, maka penulis mengemukakan hipotesis  sebagai berikut : 1.  Brand Equity (Ekuitas merek)  yang terdiri dari kesadaran merek, asosiasi  merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek berpengaruh signifikan terhadap  pembelian pulpen pilot pada siswa SMP Negeri I Medan.
2.  Brand Loyalty  (loyalitas merek)  merupakan variabel yang lebih dominan  mempengaruhi pembelian pulpen Pilot pada siswa SMP Negeri I Medan E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a.  Mengetahui pengaruh Brand Equity yang terdiri dari pengenalan merek,  asosiasi  merek, persepsi kualitas, loyalitas merek terhadap pembelian  Pulpen Pilot pada siswa SMP Negeri I Medan b.  Mengetahui variabel Brand Equity  yang paling dominan yang  mempengaruhi pembelian Pulpen Pilot pada siswa SMP Negeri I Medan.
Loyalitas Merek (X4) Persepsi Kualitas (X3) Asosiasi Merek (X2) Kesadaran merek (X1) Pembelian (Y)  2. Manfaat Penelitian a.  Bagi Penulis sendiri adalah sebagai suatu kesempatan untuk menerapkan  teori-teori dan literatur yang diperoleh dari bangku perkuliahan serta dapat  memperdalam pengetahuan dan menambah wawasan penulis dibidang  manajemen pemasaran khususnya Marketing Strategy terutama mengenai  Ekuitas Merek dan pengaruhnya terhadap tindakan pembelian.
b.  Bagi kalangan akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan  informasi mengenai ekuitas merek.
c.  Bagi peneliti lanjutan, sebagai bahan referensi yang nantinya dapat  memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian pada masa yang  akan datang.
F.  Metode Penelitian 1. Batasan dan Identifikasi Variabel Penelitian Menghindari pembahasan yang terlalu melebar dan membingungkan, maka  penelitian ini dibatasi pada Analisis Brand Equity terhadap pembelian Pulpen  Pilot pada siswa SMP Negeri I Medan.
Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah elemen-elemen Brand  Equity yaitu : X1 =  Kesadaran Merek (Brand Awareness)  X2 =  Asosiasi Merek (Brand Association)  X3 =  Persepsi Kualitas (Perceiver Quality)  X4 =  Loyalitas Merek (Brand loyalty)  Y =  Pembelian  2. Definisi Operaional Variabel a.  Kesadaran merek /Brand Awareness (X1) Menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau  mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori  produk tertentu.
b.  Asosiasi Merek /Brand Assoociation (X2) Mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu  dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk,  geografis, harga, pesaing, selebritis, dll.
c.  Persepsi Kualitas /Precieved Quality (X3) Mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan  kualitas/keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan  maksud yang diharapkan.
d.  Loyalitas Merek /Brand Loyalty (X4) Mencerminkan tingkatan keterikatan konsumen dengan suatu merek  produk.
e.  Pembelian (Y) Proses pembelian yang efektif meliputi : mengenali kebutuhan, pencarian  informasi, evaluasi alternative, keputusan pembelian dan Perilaku pasca  Pembelian  Tabel 1.1 Operasionalisasi Variabel Variabel  Indikator Variabel  Skala Ukur 1. Kesadaran Merek  /Brand Awareness (X1) 1. ingatan merek 2. pengenalan merek Skala Likert 2. Asosiasi Merek /Brand  Association (X2) 1. kebiasaan 2. harga 3. pesaing Skala Likert 3. Persepsi Kualitas  /Percived Quality (X3) 1. kinerja produk 2. ketahanan 3. kualitas produk Skala Likert 4. Loyalitas Merek /Brand  Loyalty(X4) 1. tingkat pembelian ulang 2. kepuasan konsumen 3. komitmen Skala Likert 5. Pembelian (Y)  1. mengenali kebutuhan 2. pencarian informasi 3. evaluasi alternatif 4. keputusan pembelian 5. perilaku paska pembelian  Skala Likert  3. Pengukuran Variabel Pengukuran yang digunakan oleh penulis untuk mengetahui masing-masing  variable adalah dengan menggunakan skala Likert. Dimana skala Likert adalah  skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan perspsi seseorang atau  sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,2005:86). Untuk keperluan  analisis kuantitatif, jawaban itu dapat diberi skor : Skor 5 = Sangat Setuju Skor 4 = Setuju Skor 3 = Ragu-ragu Skor 2 = Tidak Setuju Skor 1 = Sangat Tidak Setuju 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian berada di SMP Negeri 1 Medan Jalan Bunga Asoka No 6 Asam  Kumbang. Penelitian dilakukan mulai tanggla 25 Juni – 15 Agustus 2007.
5. Populasi dan Sampel a  Populasi  Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Medan kelas 1, kelas  2, dan Kelas 3, dengan pertimbangan siswa SMP Negeri 1 Medan salah satu  pengguna produk Pulpen Pilot.
 Tabel 1.2 Populasi Siswa SMP Negeri 1 Tahun Ajaran 2007-2008  Keterangan  Kelas  Jumlah 1  2  3 Populasi   163  67  136  366 Sumber : SMP Negeri 1 Medan Tahun 2007 b  Sampel Metode penarikan sample yang digunakan adalah  Proportionate Stratified Random Sampling, yaitu metode penarikan sample acak secara proporsional  untuk setiap kelompok strata di dalam populasi.
Ukuran sample ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar,2000:  146) sbb : n =  2 1 Ne N + =  2 1.03661 366 x + = 78.5 ~ 80.
dimana : n = Ukuran sampel N = Ukuran Polpulasi e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel  yang masih dapat ditolerir.
Karena jumlah elemen tiap sub-populasi (kelas) berbeda, maka dicari  faktor pembanding dari tiap sub-populasi (kelas) yang disebut dengan Sample  Fraction. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan jumlah elemen  tiap sub-populasi (kelas) dengan jumlah seluruh elemen populasi  (Umar,2000).
 fi =  N Ni Dimana : fi = Sample Fraction Ni = Sub-populasi  N = Populasi Tabel 1.3 Sampel Yang Diambil Tiap Sub-Populasi (Kelas) Sub-populasi (kelas)  Nilai fi  n  Sampel diambil 1  0.446  80  36 2  0.183  80  14 3  0.371  80  30 Jumlah  1    80 6. Jenis Data Jenis data yang digunakan penulis adalah data primer dan data sekunder.
Menurut Kuncoro ( 2003 :127), defenisi masing-masing data yaitu : a  Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dengan survey lapangan  yang menggunakan semua metode pengumpulan data original.
Di sini peneliti mengambil data melalui wawancara dan membagikan  Kuesioner kepada siswa SMPN 1 Medan yang menggunakan Pulpen pilot.
b  Data Sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul  data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.
Data yang diambil peneliti berupa data dari SMPN 1 Medan, internet, dan  buku-buku pengetahuan yang mendukung penelitian ini.
 7. Teknik Pengumpulan Data a  Wawancara, merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data pada objek  penelitian dengan cara tanya jawab secara langsung kepada responden. Tujuan  wawancara adalah untuk mendukung teknik kuesioner, terutama bila ada yang  kurang jelas.
b  Kuesioner, merupakan pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan  melalui daftar pertanyaan pada objek penelitian yang sesuai dengan variable  yang diteliti.
c  Studi Dokumentasi, merupakan pengumpulan data dan informasi dari bukubuku, jurnal, internet dan sumber data lain yang berhubungan dengan objek  penelitian, yang nantinya data tersebut digunakan sebagai acuan dan bahan  pertimbangan terhadap apa yang ada dilapangan.
8. Teknik Analisis Data a.  Metode Analisis Deskriptif Metode Analisis Deskriptif yaitu suatu metode analisis dimana data yang  dikumpulkan mula-mula disusun dan diklasifikasikan sehingga akan  memberikan gambaran mengenai suatu keadaan.
b.  Metode analisis Kuantitatif Metode Analisis Kuantitatif yaitu metode analisis yang menyajikan data  dalam bentuk angka. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui :  1). Uji validitas dan Reliabilitas Sebelum menyebarkan kuesioner penelitian, penulis akan melakukan  uji validitas dan uji reliabilitas terhadap pertanyaan yang ada didalam  kuesioner. Ini bertujuan agar nantinya hasil penelitiannya valid dan  reliable. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk  mendapatkan data yang valid dan dapat digunakan untuk mengukur apa  yang seharusnya diukur, sedangkan instrument yang reliable adalah  instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang  sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,2005:109).
Pada pengujian ini penulis akan memberikan kuisioner kepada 30  siswa untuk di isi. Jawaban mereka akan diolah dengan bantuan program  Software SPSS 12 (statistic product and service solution). Bila koefisien  korelasi masing-masing pertanyaan sama dengan nilai r tabel atau lebih  besar dari nilai r tabel maka butir instrument dinyatakan valid  (Sugiyono,2005:116).
2). Uji Asumsi Klasik Dalam uji asumsi klasik ada empat jenis Kriteria ketepatan : a). Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai residual  berdistribusi normal dengan E (ui) = 0. Bila asumsi ini dilanggar maka  uji Statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sample kecil. Dalam uji  normalitas ada dua cara yang digunakan yaitu :  1. Analisis Grafik Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran  data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik P-Plot atau dengan melihat  histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan sbb : Data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis  diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal  maka model regresi memenuhi asumsi normalitas Data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis  diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi  normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Analisis Statistik Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati,  bias saja secara visual kelihatannya normal, padahal secara statistik bisa  sebaliknya. Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statistik nonparametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S).
b). Uji Multikolinieritas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi linier  ditemukan adanya korelasi yang tinggi di antara variabel bebas. Untuk  mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi  dapat digunakan cara sbb : 1. Nilai R 2 yang dihasilkan suatu model regresi empiris sangat tinggi,  tetapi secara individual variabel-variabel independent dalam model banyak  yang tidak signifikan mempengaruhi variabel independent.
 2. Menganalisis matrik korelasi antara variabel independent. Jika antara  variabel independent ada korelasi yang tinggi (umumnya di atas 0,90),  maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas.
3. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance  dan (2)  variance inflation factor  (VIF). Nilai yang umum dipakai untuk  menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance > 0,1 dan  nilai VIF < 10.
c). Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi  ketidaksamaan variance dari satu residual pengamatan ke pengamatan lain.
Bila Var (ui I xi) = 2 σ  sama untuk setiap I maka disebut homoscedasticity.
Terdapat beberapa cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas diantaranya : 1. Melihat grafik Dasar analisis : Jika ada pola tertentu , seperti titik- titik yang ada membentuk pola  tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka  mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan di  bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
2. Uji Glejser Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap  variabel independent dengan persamaan regresi  lutl =  vt t+Χ+βσ  Jika variabel independent signifikan secara statistik mempengaruhi  variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.
d). Uji Autokorelasi Uji ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model terjadi korelasi antara  kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada  periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka ada problem auto  korelasi.
Cara untuk mendeteksi auto korelasi Yaitu : Uji DurbinWatson (DW Test T) DW test mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan  tidak ada variabel lag diantara variabel independent.
Tabel 1.4 Dasar pengambilan keputusan sbb: Keterangan  Keputusan  Jika Tidak ada autokorelasi positif  Tolak dl DW<<0 Tidak ada aotukorelasi positif  No Decision  du DW dl ≤≤ Tidak ada autokorelasi positif atau negative  Terima  du DW du −<< 4 Tidak ada autokorelasi negative  No Decision dl DW du −<≤− 4 4 Tidak ada autokorelasi negatif  Tolak  4 4 <≤−DW dl Sumber : Gujarati (2006: 217)  3). Metode Analisis Regresi Berganda Metode regresi berganda digunakan untuk melihat bagaimana pengeruh variable  bebas (kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek)  terhadap varibel terikat (pembelian) Model Regresi Berganda yang digunakan adalah :  Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 +e Dimana :  Y = Pembelian a = Konstanta b1-4    = Koefisien Regresi berganda X1  = Kesadaran Merek X2  = Asosiasi Merek X3   = Persepsi kualitas X4   = Loyalitas Merek e = Standar Error Dalam analisis regresi ada tiga jenis kriteria ketepatan yaitu : a). Pengujian Determinansi Pengujian koefisien determinansi (R²) akan menunjukkan besarnya kontribusi  sumbangan variabel bebas terhadap variasi naik turunnya variabel terikat, dimana  0<R 2 <1, nilai R 2 yang semakin mendekati 1 berarti semakin kuatnya pengaruh  variabel bebas terhadap variabel terikat.
b). Uji Signifikansi Simultan ( Uji- F) Uji – F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel yang dimasukkan  dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
kriteria hipotesis dalam penelitian ini adalah : H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan  dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Ha : b1 ≠b2≠ b3 ≠b4 ≠0   Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari  variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Kriteria pengambilan keputusan : Ho diterima jika Fhitung< Ftabel  pada α = 5% Ha diterima jika Fhitung > Ftabel  pada α = 5% c). Uji Signifikansi (Uji – t) Pada penelitian ini, data yang telah diolah di uji dengan menggunakan uji t yaitu  dengan rumus : sb b thitung = Secara manual perhitungan t hitung adalah dengan memasukkan nilai-nilai yang  diminta kedalam rumus-rumus, namun karena pengolahan data yang dilakukan  adalah dengan menggunakan spss versi 12 pada komputer maka perhitungan  secara manual seperti rumus-rumus diatas tidak dilakukan.
Kriteria hipotesis dalam penelitian ini adalah : H0 : b1  = 0  Artinya bahwa variabel independent (X) tidak berpengaruh signifikan terhadap  variabel dependen (Y).
Ha : b1 ≠0  Artinya bahwa variabel independent (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel  dependen (Y).
Kriteria pengambilan keputusan : H0 diterima jika t hitung < t table pada α = 5 % Ha diterima jika t hitung > t table pada α = 5%   

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi