Selasa, 25 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PADA SEKTOR PROPERTI



BAB I PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang Masalah 
Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai  cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal  dan industri-industri sekuritas yang ada pada  negara tersebut. Pasar modal  merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memperoleh dana, dimana  terjadi alokasi dana dari pihak yang kelebihan dana ke pihak yang memerlukan  dana. Kehadiran pasar modal memperbanyak pilihan sumber dana bagi investor  serta menambah pilihan investasi, yang dapat juga diartikan kesempatan untuk  memperoleh imbal hasil semakin besar sesuai dengan karakteristik investasi yang  dipilih.

Industri properti sangat digemari oleh masyarakat karena harga tanah yang  cenderung naik. Hal ini disebabkan supply tanah bersifat tetap sedangkan demand akan selalu besar seiring pertambahan penduduk. Selain itu, harga tanah bersifat  rigid, artinya penentu harga bukanlah pasar tetapi orang yang menguasai tanah tersebut.
Investasi di bidang properti pada umumnya bersifat jangka panjang dan  akan bertumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Namun sejak krisis  ekonomi tahun 1998, banyak perusahaan pengembang mengalami kesulitan  karena memiliki hutang dolar Amerika dalam jumlah besar. Suku bunga kredit  melonjak hingga 50% sehingga pengembang kesulitan membayar cicilan kredit (Kompas, 2003). Menurunnya kinerja perusahaan akan direspon oleh investor di  pasar modal sehingga mempengaruhi harga pasar saham.
 Keterpurukan sektor properti ini tidak berlangsung lama. Pada tahun 2000  sektor ini mulai mengalami kebangkitan dan diperkirakan akan terus berlangsung  hingga tahun-tahun berikutnya.  Pada  Juli 2007 suku bunga Bank Indonesia  mengalami penurunan hingga  8,25%. Penurunan suku bunga ini mengakibatkan penjualan pada sektor properti  mengalami peningkatan.  Tercatat penjualan  Summarecon Agung mengalami kenaikan dari  Rp 600 M pada tahun 2006  diprediksi menjadi Rp700 M - Rp 800 M pada tahun 2007 (SWA, 2007).
Berikut ini adalah data mengenai kapitalisasi proyek properti  selama  periode 2003 sampai dengan 2006.
Tabel 1.1 Perkembangan Proyek Properti Tahun 2003 s/d2006  (Rp Miliar) No.  Nama Proyek  Tahun 2003  2004  2005P  2006P  1.  Proyek Pusat Perbelanjaan  Modern Jadebotabek 16.809,16  21.270,30  27.782,00  20.254,00 2.  Proyek Pusat Perbelanjaan  Modern Daerah 13.304,17  17.946,59  18.183,16  10.133,00 3.  Proyek Apartemen  Jadebotabek 4023,05  6.671,60  10.461,70  8.461,70 4.  Proyek Apartemen Daerah  361,82  236,90  1.065,50  1.297,20 5.  Proyek Perkantoran  Jadebotabek 890,30  1392,90  3.539,70  3.826,07 6.  Proyek Hotel (Nasional)  885,32  1.378,15  1.843,07  1.323,92 7.  Proyek Perumahan  (Nasional) 8.708,00  11.571,00  17.635,00  19.398,50 8.  Proyek Ruko/Rukan  (Nasional) 5.582,50  6.364,05  7.812,15  10.669,18 Kapitalisasi Proyek Properti  Nasional 50.564,00  66.831,00  88.328,00  75.363,00 Sumber: Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) (8 November 2007, pukul 12.48 WIB)  Ket: 2005 dan 2006 merupakan angka perkiraan  Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa jumlah kapitalisasi proyek properti nasional  cenderung mengalami peningkatan, walaupun diperkirakan akan menurun pada  tahun 2006. Hal ini membuktikan  bahwa  properti  cenderung  mengalami   perkembangan, sehingga dapat dijadikan  sebagai  salah satu industri  yang  memiliki prospek baik.
Kinerja perusahaan  pada sektor properti cenderung mengalami  peningkatan selama tahun 2007, hal ini ditandai dengan adanya kenaikan harga  saham perusahaan. Peningkatan harga saham tersebut terjadi karena aksi koporasi  perusahaan berupa restrukturisasi hutang, ekspansi usaha, dan faktor fundamental  (SWA, 2007). Investor tertarik pada perusahaan yang memiliki fundamental yang  baik karena dapat memberikan return  yang tinggi. Fundamental yang baik  ditandai dengan adanya peningkatan laba. Tercatat PT Modernland Realty Tbk  (MDLN) mengalami kenaikan laba sebesar 1.597, 46 % dan PT Duta Pertiwi  Nusantara Tbk (DUTI) sebesar 85,65% (Suara Karya Online, 2007). Kemampuan  perusahaan properti untuk menghasilkan laba disebut dengan istilah profitabilitas.
Pada penelitian ini, untuk mengukur profitabilitas tersebut, penulis menggunakan  rasio keuangan ROA (Return on Assets) dan ROE (Return on Equity).
Investor tidak hanya melihat kemampuan perusahaan untuk memperoleh  laba,  tetapi juga banyaknya penggunaan hutang oleh  perusahaan  dalam  menjalankan aktivitasnya. Sejak krisis ekonomi tahun 1998, banyak perusahaan  termasuk properti mengalami kesulitan  membayar hutang dalam jumlah yang  besar, akibat nilai rupiah yang turun drastis terhadap dolar Amerika. Oleh karena itu,  investor sangat perlu mengetahui tingkat  penggunaan hutang dalam suatu  perusahaan  sebelum menanamkan dananya  pada perusahaan yang diinginkan.
Apabila tingkat hutang semakin tinggi berarti semakin besar pula beban bunga  sehingga mengurangi keuntungan perusahaan. Tingkat  penggunaan hutang oleh  perusahaan disebut dengan istilah solvabilitas  (leverage).  Pada penelitian ini,   untuk mengukur tingkat leverage tersebut, penulis menggunakan rasio keuangan  DTA (Debt to Total Assets).   Beberapa penelitian sebelumnya menguji pengaruh  profitabilitas dan  leverage terhadap  Return  Saham menunjukkan hasil yang tidak konsisten (Sunarto, 2001; Gunawan dan Wijiyanti, 2003; Triyani,2005) . Hasil penelitian  yang tidak konsisten tersebut mendorong untuk dilakukan penelitian lanjutan  tentang pengaruh profitabilitas (ROA dan ROE) dan leverage (DTA) terhadap  Return Saham .
Berdasarkan uraian di atas, maka  dilakukan penelitian dengan  menitikberatkan pada aspek profitabilitas dan leverage  terhadap pendapatan  (return). Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan perusahaan properti yang  terdaftar di Bursa Efek Indonesia  dengan menggunakan data keuangan tahun  2002-2006 yaitu dengan judul  ”Pengaruh  Profitabilitas dan Leverage  Terhadap Return Saham pada Sektor Properti yang Terdaftar di Bursa Efek  Indonesia”.
B.  Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka peneliti dalam hal ini merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut : Apakah ada pengaruh yang signifikan dari Return on Assets (ROA), Return on  Equity(ROE) dan Debt to Total Assets(DTA) terhadap ReturnSaham pada sektor  properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?   C.  Kerangka Konseptual Saham memiliki karakteristik ”high risk-high return”. Karakteristik ini  menggambarkan bahwa semakin tinggi keuntungan yang diharapkan oleh investor  maka semakin tinggi pula resiko yang akan dihadapi untuk merealisasikan keuntungan tersebut. Investor sangat membutuhkan informasi fundamentalberupa  laporan keuangan untuk  mengetahui kinerja suatu perusahaan.  Semakin baik  kinerja suatu perusahaan maka semakin besar return yang akan diterima oleh  investor. Begitu juga sebaliknya, semakin menurun kinerja suatu perusahaan maka  semakin kecil kemungkinan return yang akan diterima oleh investor.
Kinerja suatu perusahaan dapat dianalisis dengan menggunakan rasio  keuangan. Rasio kuangan yang digunakan dalam penelitian ini  adalah rasio  profitabilitas dan rasio leverage. Semakin tinggi rasio profitabilitas maka semakin  besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Abdullah, 2005:54).
Dengan kata lain, semakin tinggi rasio profitabilitas maka return yang diterima  oleh investor akan semakin besar.  Dalam penelitian ini, rasio profitabilitas  diwakili oleh Return on Assets(ROA) dan Return on Equity(ROE). Sebaliknya,  angka rasio  leverage  yang semakin besar bukanlah menunjukkan kinerja  perusahaan yang semakin baik (Abdullah, 2005:51). Teori pecking order yang  dikemukakan oleh Gordon Donaldson menyatakan bahwa perusahaan cenderung  memilih pendanaan yang berasal dari dalam perusahaan (internal) daripada luar  perusahaan (external). Penggunaan hutang dalam perusahaan dapat mengurangi  keuntungan perusahaan karena perusahaan harus membayar sejumlah biaya  berupa bunga pinjaman. Oleh karena itu, semakin besar rasio leverage  maka   return yang diterima oleh investor akan semakin kecil. Dalam penelitian ini, rasio  leverage diwakili oleh Debt to Total Assets(DTA).
Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA, ROE,  dan DTA mempunyai pengaruh terhadap Return Saham (Sunarto, 2001; Gunawan  dan Wijiyanti, 2003; Triyani, 2005) serta perumusan masalah yang dikemukakan  sebelumnya, maka model kerangka konseptual yang digunakan  dapat  digambarkan pada Gambar 1.1 sebagai berikut: Sumber : Sunarto(2001)  Abdullah (2005), diolah peneliti Gambar 1.1: Kerangka Konseptual D. Hipotesis Hipotesis atau jawaban sementara atas permasalahan yang dikemukakan  adalah sebagai berikut: Ada pengaruh yang signifikan dari Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Debt to Total Assets (DTA) terhadap Return Saham pada sektor  properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
ROA ROE DTA Return Saham  E.  Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.  Tujuan Penelitian Tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh  Return on Assets(ROA), Return on Equity(ROE) dan Debt to Total Assets  (DTA) terhadap ReturnSaham pada sektor properti yang terdaftar di Bursa  Efek Indonesia.
2.  Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : a.  Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan bahan masukan untuk  meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan kinerja keuangan yang  semakin baik, diharapkan minat investor terhadap saham suatu  perusahaan juga akan semakin meningkat.
b.  Bagi Investor Sebagai bahan pertimbangan dalam menanamkan modalnya pada saham  suatu perusahaan untuk meraih return yang tinggi.
c.  Bagi Peneliti Sebagai bahan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang  Return Saham dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
d.  Bagi Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dukungan empiris  berkaitan dengan penelitian sejenis.
 F.  Metode Penelitian 1.  Batasan Operasional Adapun batasan operasional penelitian yang ditetapkan oleh penulisadalah  sebagai berikut : a.  Data laporan keuangan  dan harga saham penutupan sektor properti di Bursa  Efek Indonesia pada periode 2002 sampai 2006.
b.  Variabel-variabel yang diteliti dalam mempengaruhi Return Saham adalah  Return on Assets(ROA), Return on Equity(ROE) dan Debt to Total Assets (DTA).
2.  Definisi Operasional Berdasarkan pada permasalahan dan hipotesis yang akan diuji, parameter yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:  a.  Variabel Dependen (tidak bebas/terikat)  Return saham yang digunakan adalah return realisasi (actual return) yang  merupakan capital gain/capital loss yaitu selisih antara harga saham periode saat ini (Pt) dengan harga saham pada periode sebelumnya (Pt-1). Secara  matematis actual return dapat diformulasikan sebagai berikut (Jogiyanto,  2003:110) : ( ) 1 1 .Re.
− − − = t tt P PP t Act Dimana:  Pt = harga saham penutupan rata-rata bulanan pada bulan ke-t  Pt-1= harga saham penutupan rata-rata bulanan pada bulan sebelumnya  b.  Variabel Independen (bebas) 1.  ROA(Return on Assets, X1)  Return on Assets (ROA) adalah rasio yang mengukur efektivitas  perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan  aktiva yang dimilikinya.
Rumus (Abdullah, 2005:57) : × = Aktiva Total Pajak setelah bersih Laba ROA 2.  ROE(Return on Equity, X2)  Return on Equity(ROE) adalah rasio yang mengukur tingkat kembalian  perusahaan atau efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan  keuntungan dengan memanfaatkan  ekuitas yang dimiliki oleh  perusahaan.
Rumus (Abdullah, 2004:60) :  × = Sendiri Modal pajak setelah bersih Laba ROE 3.  DTA(Debt to Total Assets, X3)  Debt to Total Assets (DTA)  adalah rasio yang mengukur tingkat  penggunaan hutang (kewajiban)  terhadap total asset yang dimiliki  perusahaan.
Rumus (Abdullah, 2005:52) : tan × = Aktiva Total g Hu Total DTA  3.  Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi perusahaan properti yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia selama periode 2002-2006. Sedangkan penarikan sampel yang dilakukan oleh penulis adalah dengan  menggunakan desain sampel nonprobabilitas dengan metode  “Judgment  Sampling”.  Judgment Sampling  adalah salah satu jenis purposive sampling dimana peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian beberapa karakteristik  anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro, 2003:119).
Adapun karakteristik  penarikan sampel yang digunakan oleh penulis adalah : a.  Perusahaan  termasuk dalam kategori properti  yang berturut-turut terdaftar  pada tahun 2002-2006.
b.  Perusahaan terus listing di Bursa Efek Indonesia selama periode 2002-2006  (tidak pernah disuspend).
c.  Perusahaan memiliki harga saham penutupan yang bergerak naik atau turun  setiap bulan selama periode 2002-2006 (likuid).
b.  Perusahaan tidak memiliki ekuitas dan laba negatif sekaligus.
Tabel 1.2 Jumlah Sampel Berdasarkan Karakteristik Sampel No.  Karakteristik Sampel  Jumlah 1.  Perusahaan properti yang berturut-turut terdaftar selama  periode 2002-2006  34 2.  Perusahaan yang pernah disuspend   (9) 3.  Perusahaan yang harga saham penutupannya tidak likuid  (12) 4.  Perusahaan yang memiliki ekuitas dan laba negatif sekaligus   (2) Jumlah Akhir Sampel  11  Berdasarkan karakteristik penarikan sampel di atas, maka diperoleh  sampel penelitian sebanyak 11  perusahaan properti. Adapun sampel-sampel  tersebut antara lain : Tabel 1.3 Nama-nama Sampel Perusahaan Properti No.  Kode  Nama Perusahaan 1.  BMSR  PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk 2.  CKRA  PT Ciptojaya Kontrindoreksa Tbk 3.  CTRS  PT Ciputra Surya Tbk 4.  DUTI  PT Duta Pertiwi Tbk 5.  ELTY  PT Bakrieland Development Tbk 6.  JIHD  PT Jakarta International Hotels & Development Tbk 7.  KPIG  PT Kridaperdana Indahgraha Tbk 8.  LPCK  PT Lippo Cikarang Tbk 9.  PUDP  PT Pudjiadi Prestige Limited Tbk 10.  RBMS  PT Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk 11.  SMRA  PT Summarecon Agung Tbk Sumber: www.idx.co.id (8 November 2007, pukul 13.00 WIB)  4.  Tempat dan Waktu Penelitian a.  Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui Pojok Bursa  Fakultas Ekonomi   dan melalui media  internet dengan situs www.idx.co.id.
b.  Waktu Penelitian Penelitian dilakukan mulai dari bulan November 2007 sampai dengan  Februari2008.
 5.  Jenis Data Data yang digunakan penulis dalam menyusun penelitian ini adalah data  sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yaitu  melalui media internet (www.idx.co.id), jurnal, buku-buku referensi, surat kabar,  dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan topik bahasan dalam penelitian.
6.  Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua  tahap, yaitu:  a.  Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka yakni dengan mengumpulkan  data pendukung berupa literatur, jurnal, penelitian terdahulu, serta laporanlaporan yang dipublikasikan untuk mendapat gambaran permasalahan yang  akan diteliti.
b.  Tahap kedua dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang diperlukan  berupa laporan-laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
7.  Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai  berikut:  a.  Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan suatu metode dimana data-data yang dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara  objektif.
 b.  Analisis Regresi Linear Berganda Model analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel  independen baik secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap variabel  dependen.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan bantuan program Software SPSS 12.0 for Windows (Statistic Product and Services Solution). Persamaan  regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: eXbXbXbaY ++++= 332211 Dimana: Y  = ReturnSaham  a = Konstanta  X1  = ROA  X2  = ROE  X3  = DTA  b1,2,3  = Koefisien regresi variabel X1,2,3  e =  Kesalahan pengganggu (standard error) Sebelum data tersebut dianalisis, model regresi berganda di atas harus  memenuhi syarat asumsi klasik yang meliputi : 1.  Uji Normalitas Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,  variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005:110). Model yang paling baik adalah memiliki distribusi data  normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui analisis grafik dan  Kolmogorov Smirnov.
 2.  Uji Multikolinearitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi  ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2005:  91). Hubungan linier antar variabel independen inilah yang disebut dengan  multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi  antar variabel independen.  Uji Multikolinearitas dalam penelitian ini  menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan bila VIF > 5  terdapat masalah multikolinearitas yang serius, sebaliknya bila VIF < 5 tidak  terdapat masalah multikolinearitas yang serius.
3.  Uji Autokorelasi Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada  korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan  pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya) (Ghozali, 2005: 95).
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji  Autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan Durbin Watson (DW) Test.
Pengambilan keputusan ada tidaknya  masalah  autokorelasi  dengan  menggunakan besaran Durbin Watson adalah (Santoso, 2002: 218):    Angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif.
  Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
  Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.
 4.  Uji Heteroskedastisitas  Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi  ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang  lain (Ghozali, 2005: 105). Jika varians dari residual suatu pengamatan ke  pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Jika  varians  tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan heteroskedastisitas. Model  regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.  Uji  Heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan grafik dan Glejser Test.
c.  Pengujian Hipotesis Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan  digunakan untuk menganalisis, melalui pengujian hipotesis sebagai berikut: 1.  Uji Signifikansi Simultan (Uji  Statistik F) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara  serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujian : H0 : bi =  0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamasama dari ROA, ROE, dan DTA terhadap ReturnSaham.
H1 : minimal satu dari  0 ≠ i b , artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara  bersama-sama dari ROA, ROE, dan DTA terhadap ReturnSaham.
Pada penelitian ini nilai F hitung  akan dibandingkan dengan F tabelpada tingkat  signifikan  )(α = 5%. Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah :  Terima H0 bila F hitung ≤ F tabel  Tolak H0 (terima H1) bila F hitung >  F tabel   2.  Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah  setiap variabel bebas  mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujian : H0 : bi =  0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari ROA, ROE,  dan DTA secara parsial terhadap Return Saham.
H1 :  0 ≠ i b , artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari ROA, ROE, dan  DTA secara parsial terhadap ReturnSaham.
Pada penelitian ini nilai t hitung  akan dibandingkan dengan t tabel  pada tingkat  signifikan  )(α = 5%. Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini adalah :  H0 diterima jika : -t tabel  ≤ t hitung  ≤ t tabel  H1diterima jika :  t hitung  > t tabel  t hitung ≤ - t tabel    

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi