Sabtu, 22 Maret 2014

Skripsi Manajemen: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PER SHARE PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI



BAB I PENDAHULUAN
 1.1. Latar Belakang Masalah 
Perekonomian Indonesia dipengaruhi oleh pertumbuhan sektor industri barang konsumsi. Industri barang konsumsi bergerak cepat (fast moving consumergoods) tumbuh pesat sebesar  11,8% pada tahun 2010 seiring bergesernya perilaku belanja konsumen. Pertumbuhan industri  barang konsumsi didukung bangkitnya perekonomian Indonesia dari krisis keuangan global pada  tahun 2008 dan tahun 2009 dengan capaian produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan  ekonomi sebesar  6,1% pada tahun2010.

Sepanjang semester I tahun 2010, tercatat ada 3 (tiga) indeks sektoral yang tumbuh paling  tajam, yaitu sektor industri barang konsumsi sebesar 41,93%, sektor aneka industri sebesar  32,22%, dan yang terakhir sektor manufaktur sebesar 29,94%. Kenaikan indeks sektoral tersebut  banyak didukung oleh kenaikan barang-barang yang dihasilkan oleh emiten-emiten yang  tergabung didalamnya, antara lain sektor industri barang konsumsi yang terdiri dari 32 emiten.
Beberapa nama emiten yang cukup dikenal dan disinyalir ikut mendongkrak kinerja  indeks sektor barang konsumsi secara signifikan antara lain PT Gudang Garam (GGRM), PT  Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Kalbe Farma  Tbk (KLBF), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR). Kenaikan  barang konsumsi diatas terbilang cukup tinggi dengan rata-rata kenaikan sebesar 53,81%.
Kenaikan harga yang cukup tajam tersebut menjadikan emiten-emiten  yang terdaftar dalam  industri barang konsumsi tersebut sebagai market mover untuk indeks sektoral konsumsi bahkan  indeks harga saham gabungan.
 Pembagian dividen sangat penting bagi perusahaan karena dengan membagikan dividen  dapat membantu perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan. Kebijakan pembayaran  dividen mempunyai pengaruh bagi pemegang saham dan perusahaan yang membayar dividen.
Para pemegang saham umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena  akan meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan sehingga mengurangi  ketidakpastian pemegang saham dalam menanamkan dananya ke dalam perusahaan.
Besar kecilnya dividen yang dibayarkan tergantung pada kebijakan dividen suatu  perusahaan.  Kebijakan dividen suatu perusahaan akan melibatkan dua pihak yang berkepentingan dan saling bertentangan, kepentingan para pemegang saham dengandividennya,  dan kepentingan perusahaan dengan laba ditahannya.  Dividen yang dibayarkan kepada  pemegang saham tergantung kepada  kebijakan masing-masing perusahaan, sehingga  memerlukan pertimbangan yang lebih serius dari manajemen perusahaan. Kebijakan dividen  pada hakikatnya adalah  menentukan posisi keuntungan yang akan dibagikan kepada para  pemegang saham, dan yang akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan.
Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividen per share-nya yaitu besar dividen  yang diberikan kepada para investor. Besar kecilnya dividen per share yang dibagikan akan  mempengaruhi keputusan investasi para investor dan disisi lain berpengaruh pada kondisi  keuangan perusahaan.  Pertimbangan mengenai dividen per share berkaitan dengan kinerja  keuangan perusahaan. Bila kinerja keuangan perusahaan bagus maka perusahaan tersebut akan  mampu menetapkan dividen per share-nya sesuai dengan harapan investor dan tentu saja tanpa  mengabaikan kepentingan perusahaan untuk tetap sehat dan tumbuh.
Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya  yang segera harus dipenuhi. Bagi perusahaan masalah likuiditas merupakan masalah yang sangat   penting karena mewakili kepentingan perusahaan berhubungan dengan pihak lain. Suatu  perusahaan dikatakan likuid apabila perusahaan tersebut dapat memenuhi kewajiban utangutangnya. Current ratio  merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar.
Dimana jika current ratio nya lebih dari satu maka semakin besar kemampuan perusahaan  membayar kewajibannya. Sehingga kemampuan membayar dividennya juga tinggi.
Debt to Equity Ratio merupakan rasio hutang terhadap modal. Rasio ini mengukur  seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi nilai rasio ini  menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan (Sartono,2001:66). Suatu perusahaan  akan memprioritaskan keuntungan yang diperolehnya untuk membayar hutang sedangkan  sisanya akan dibagikan sebagai dividen per share. Hal ini yang menyebabkan debt to equity ratio  berpengaruh dalam pembagian dividen.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada masa  mendatang dan merupakan indikator dari keberhasilan operasi perusahaan. Return On Asset (ROA) adalah satu ukuran profitabilitas dan juga merupakan ukuran efektivitas perusahaan  dalam menghasilkan keuntungan. Return On Asset (ROA) diukur dari laba bersih setelah pajak  (earning after tax) terhadap total assetnya yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam  penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan  profitabilitas perusahaan. Semakin besar Return On Asset menunjukkan kinerja perusahaan yang  semakin baik karena tingkat kembalian investasi (return) yang semakin besar. Tingkat hasil  pengembalian yang diharapkan akan menentukan pilihan relatif untuk membayar laba tersebut  dalam bentuk dividen kepada pemegang saham. Perusahaan yang memperoleh keuntungan  cenderung akan membayar porsi keuntungan yang lebih besar sebagai dividen. Semakin besar   keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk  membayar dividen.
Ukuran perusahaan (firm size) menunjukkan dimana perusahaan besar cenderung  membagi dividen yang besar dari pada perusahaan kecil. Perusahaan yang lebih besar yang  memiliki asset yang besar akan lebih mudah memasuki pasar modal sehingga untuk menjaga  nama baik perusahaan tersebut, mereka akan membagikan dividen dalam jumlah besar  dibandingkan dengan perusahaan kecil yang lebih banyak menggunakan laba yang diperolehnya  untuk mendanai operasi perusahaan dari pada membagikan dividen kepada pemegang saham.
Setiap perusahaan yang menjalankan operasi perusahaanya tentu mampu menghasilkan  keuntungan bersih (earning).  Keuntungan bersih (earning)  yang dinyatakan dalam tiap  lembarnya dinyatakan dalam Earning Per Share. Dividen akan dibayarkan jika perusahaan  mampu mendapatkan keuntungan bersih, dengan begitu laba bersih per saham (EPS) akan  mempengaruhi dalam pembagian dividen. Berikut adalah dividen per share yang dihasilkan  industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia Tabel 1.1 Dividen Per Share Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia Sumber: www.idx.co.id (April 2011, data dioalah) No.  Perusahaan  Dividen Per Share (dalam Rupiah) 2006  2007  2008  2009 1  AQUA  630  1.000  1.200  1.800 2  DLTA  1.300  1.400  3.500  9.500 3  GGRM  250  250  350  650 4  HMSP  145  390  600  1.525 5  INDF  31  43  47  93 6  KAEF  2,38  2,82  2,49  3,38 7  KLBF  10  10  13  27 8  MERK  2.000  2.300  5.350  4.909 9  MLBI  55,62  375,85  316,05  76,56 10  MYOR  35  40  50  100 11  TCID  250  280  300  320 12  TSPC  25  60  40  35 13  UNVR  125  167  220  100  Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa dividen per share yang dibagikan setiap tahun mengalami  peningkatan dan penurunan setiap tahunnya. Namun ada beberapa perusahaan yang membagikan  dividen setiap tahunnya yang mengalami peningkatan yaitu AQUA, DLTA, GGRM, INDF,  KLBF, MYOR. Pada tahun 2009 DLTA membagikan dividen per share  yang cukup besar  dibanding tahun 2008 yaitu sebesar Rp. 9.500. Meningkatnya pembayaran dividen dikarenakan  perusahaan mampu memperoleh keuntungan yang cukup besar dan memiliki kinerja perusahaan  yang baik. Begitu juga dengan MERK, dividen per share yang dibagikan pada tahun 2008  sebesar Rp 5.350 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibanding tahun 2007 sebesar  Rp 2.300. Pada tahun 2008 MLBI juga membagikan dividen per share sebesar Rp. 15 yang  mengalami peningkatan dibanding dividen per share  pada tahun 2007 sebesar Rp. 3,6.
Sedangkan perusahaan lainnya dividen per share yang dibagikan mengalami peningkatan dan  penurunan setiap tahunnya.
Berdasarkan uraian serta permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka  penulis akan melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Faktor  Yang Mempengaruhi  Dividen Per Share Pada Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia” 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini  adalah: “Apakah Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Firm Size, Earning Per Share, mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Dividen Per Share  pada Industri Barang  Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia?”.
 1.3.   Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah  ntuk mengetahui dan  menganalisis hubungan pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Firm  Size, Earning Per Share, terhadap Dividend Per Share pada Industri Barang Konsumsi di Bursa  Efek Indonesia.
1.4.   Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perusahaan  dalam  mengambil keputusan penentuan pembagian dividen agar dapat memaksimalkan nilai  perusahaan sehingga dapat menarik para investor atau calon investor untuk menanamkan  modalnya pada waktu yang akan datang.
b.  Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan  berpikir yang ilmiah khususnya mengenai Dividen Per Share dan faktor-faktor yang  mempengaruhinya c.  Bagi Investor  Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam mengambil  keputusan untuk membeli atau menjual saham sehubungan dengan harapan atas dividen  per share yang akan dibagikan.
 d.  Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan dan perbandingan bagi peneliti  selanjutnya yang akan memberikan perbandingan dalam kegiatan penelitian selanjutnya  di masa yang akan datang.
  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi