BAB I.
PENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang.
Pada era yang serba
sibuk seperti saat ini, sesuatu yang praktis sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Segala hal yang
ada dibuat sedemikian praktis agar dapat
menghemat banyak waktu. Seperti contoh, sekarang sudah tersedia banyak tempat yang menyuguhkan makanan cepat saji
tanpa harus sibuk memasak di dapur. Mulai dari makanan ringan hingga makanan
pokok. Fenomena seperti inilah yang
membuat industri makanan tumbuh subur di
Indonesia. Peluang industri pangan di
dalam negeri sendiri berkembang pesat dan cukup menjanjikan.
Dalam persaingan
industri makanan, khususnya kue, ada satu jenis panganan yang banyak dilirik konsumen yaitu
kue brownies. Kue jenis ini mudah disukai
konsumen karena memiliki rasa coklat yang pekat dan tekstur yang lembut. Kue ini juga bisa dinikmati oleh
konsumen berbagai usia baik muda maupun
tua. Saat ini rasa brownies pun sudah memiliki berbagai varian bukan hanya rasa coklat original saja. Dalam
industri makanan ringan ada satu nama yang
patut diperhitungkan yaitu Amanda Brownies kukus. Brownies Amanda merupakan
salah satu pilihan kuliner dari kota Bandung yang memiliki ciri khas dengan kualitas produk yang tinggi dan sangat
cocok untuk oleh-oleh. Selain untuk oleh-oleh, Brownies Amanda juga dapat
disajikan dalam rapat, arisan, maupun
ulang tahun.
Beberapa tahun yang lalu, Bandung sempat
diramaikan oleh munculnya jenis makanan
baru dengan nama ‘Amanda Brownies Kukus’, yang merupakan singkatan dari Anak Mantu Damai. Makanan
ringan yang tiba-tiba menjadi sangat terkenal
ini rasanya memang lezat dan berbeda dengan brownies yang biasa, dan tentu saja membuat orang yang memakannya
menjadi ingin membelinya lagi.
Brownies kukus
Amanda merupakan hasil ketidakpuasan seorang wanita bernama Hj. Sumiwiludjeng ketika mencoba resep bolu
kukus dari seorang adiknya. Pada akhir
tahun 1999, Hj. Sumiwiludjeng mulai memodifikasi rasa brownies tersebut sampai menemukan rasa yang sesuai untuk bolu
kukus cokelat tersebut. Setelah menemukan
rasa yang sesuai, katering milik Hj. Sumi mulai menawarkan kue tersebut kepada pelanggan dan langsung
mendapat respon yang positif. Setelah mendapat
banyak pesanan, maka diputuskan untuk mengeluarkan kue tersebut dari daftar salah satu menu di dalam katering
menjadi produk yang berdiri sendiri.
Memang pada awalnya
Amanda Brownies kukus hanya industri kecil dengan skala rumahan, namun tetap dikelola
dengan prinsip manajemen moderen.
Setidaknya, itu
terlihat dari upaya untuk mengembangkan produknya, antara lain dengan menambah varian rasa dan meletakkan
nama Brownies Kukus Amanda pada kemasan
agar lebih professional. Seiring dengan perkembangan pasar, Amanda menjadi pemimpin pasar brownies di Kota
Bandung dengan tetap mempertahankan,
memperbaiki dan terus mengembangkan kualitas produk yang dimiliki.
Brownies Amanda sempat kesulitan dengan banyaknya permintaan.
Permintaan tidak
hanya dari Bandung tapi juga dari luar kota. Orang-orang harus berjuang untuk mendapatkan panganan ini dan harus
mengantri berjam-jam.
Sempat juga banyak keluhandengan terbatasnya
jumlah brownis ini tetapi dengan berjalannya
waktu dan dengan dibukanya beberapa cabang maka brownies Amanda mampu memenuhi permintaan konsumen.
Diperlukan kreasi
dan inovasi terus menerus agar konsumen
tidak mudah bosan dengan produk yang
ditawarkan. Dilihat dari kecenderungannya kebanyakan konsumen memilih jenis panganan yang enak, bergizi, mudah didapat, variasi rasanya bermacam-macam dan
memiliki merek yang sudah dikenal luas
dipasaran. Kecenderungan seperti inilah yang harus diperhatikan oleh pemasar agar tidak kalah saing dengan merek
lain yang produknya sejenis. Selera konsumen
yang terus berubah menuntut pemasar mengenal konsumennya. Di kehidupan yang relatif konsumtif seperti saat
ini dan gencarnya iklan serta jenis promosi
lainnya, pemahaman tentang perilaku konsumen akan membantu pemasar mengetahui bagaimana motif, sikap maupun
perilaku serta faktor-faktor usaha pemasaran
maupun lingkungan eksternal lain yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen.
Perilaku konsumen
itu sendiri dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, pribadi, psikologis (Kotler 2007:214). Dalam
hal pemasaran masih sulit untuk menentukan
faktor apakah yang lebih dominan yang mempengaruhi konsumen dalam hal keputusan pembelian. Ada kalanya
faktor sosial lebih dominan dibanding
faktor lainnya dalam hal pembelian barang mewah. Tetapi ada kalanya juga faktor psikologis lebih dominan dari
faktor lainnya dalam hal pembelian produk
yang di beli tanpa perencanaan sebelumnya. Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan
keputusan pembeli dimana konsumen
benar-benar membeli produk. Apapun
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam
hal keputusan pembelian, berarti faktor tersebut memiliki perannya masing-masing dalam mempengaruhi
perilaku konsumen.
Diperlukan
pemahaman tentang perilaku konsumen agar pemasar mampu mengambil keputusan-keputusan pemasaran
secara tepat. Dengan memahami perilaku
konsumen diharapkan perusahaan mampu menemukan peluang-peluang apa saja yang belum terbaca
oleh perusahaan lain yang dibutuhkan
oleh konsumen. Pemahaman terhadap perilaku konsumen ini sangat bermanfaat untuk kepentingan penyusunan
strategi maupun bauran pemasaran.
Melalui pemahaman
terhadap psikografis konsumen dan juga perilaku penggunaan, pemasar dapat melakukan segmentasi
pasar, menyusun strategi promosi
khususnya iklan secara tepat.
1.2 Perumusan
Masalah.
Berdasarkan latar
belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah penelitian ini adalah : “Apakah faktor
budaya, sosial, pribadi dan psikologis
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Brownies Amanda pada konsumen
cabang Abdullah Lubis?” .
1.3 Tujuan
Penelitian.
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan
pembelian produk brownies Amanda pada
konsumen cabang Abdullah Lubis.
1.4 Manfaat Penelitian.
Manfaat penelitian
ini diharapkan berguna bagi :.
a. Perusahaan .
Sebagai masukan dan
bahan pertimbangan dalam membuat strategi pemasaran dalam rangka memenuhi harapan
konsumen.
b. Peneliti.
Diharapkan
penelitian ini dapat memperluas pengetahuan serta dapat menambah wawasan mengenai manajemen pemasaran
khususnya perilaku konsumen dalam
pengambilan keputusan.
c. Peneliti selanjutnya.
Sebagai masukan
atau referensi bagi para peneliti lain yang ingin meneliti mengenai perilaku konsumen.
Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi