BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan Pasar Modal Indonesia belakangan ini sudah semakin meluas dan semakin memasyarakat. Pada tahun
2005, jumlah emiten yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta mencapai angka yang cukup tinggi sebanyak 342 emiten (www.jsx.co.id). Hal tersebut
merupakan kondisi yang menggembirakan
bagi para investor dan bagi perekonomian Indonesia. Bila ditinjau lebih jauh, sebenarnya selama kurang
lebih sepuluh tahun terakhir ini, Pasar
Modal Indonesia telah berkembang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah saham yang diperdagangkan
dan volume perdagangan yang semakin
tinggi (Ginting, 2005:1).
Salah satu misi PT
Bursa Efek Jakarta dan seluruh pelaku pasar modal adalah mengembangkan dan meningkatkan
jumlah pemodal lokal sehingga para
pemodal lokal dapat menjadi tulang punggung bagi pengembangan Pasar Modal Nasional.
Pengembangan dan peningkatan investor
lokal adalah melalui edukasi secara terencana, terarah dan berkelanjutan (Ginting, 2005:1).
Investor harus
mengetahui apakah harga saham di pasar mencerminkan
nilai sebenarnya dari perusahaan. Nilai sebenarnya ini disebut dengan nilai fundamental (fundamental value)
atau nilai intrinsik (intrinsic value).
Sedangkan nilai pasar atau harga pasar (market value) ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan
di bursa saham (Jogiyanto, 2003: 88).
Investor harus
melakukan penilaian saham suatu perusahaan untuk menghindari kesalahan (mispriced) yang ditimbulkan oleh harga pasar.
Dibutuhkan metode
tertentu untuk menilai harga suatu saham memiliki harga yang wajar, terlalu tinggi (overvalued)
ataukah terlalu rendah (undervalued).
Menurut Jogiyanto
(2003: 88), ada dua macam analisis yang digunakan
untuk menentukan nilai sebenarnya dari suatu saham yaitu analisis fundamental (fundamental analysis) atau
analisis perusahaan (company analysis)
dan analisis teknikal (technical analysis). Analisis fundamental menggunakan data fundamental, yaitu data yang
berasal dari laporan keuangan perusahaan
sedangkan analisis teknikal menggunakan data perdagangan (misalnya: harga dan volume
transaksi). Untuk analisis fundamental
umumnya digunakan Pendekatan Nilai Sekarang (Present Value Approach) atau Metode Kapitalisasi Laba
(Capitalization of Income Methode).
Model penilaian
saham menggunakan Pendekatan Nilai Sekarang (Present Value Approach) menyatakan bahwa
nilai intrinsik suatu saham adalah nilai
sekarang dari penjumlahan arus kas yang diharapkan akan diterima oleh pemegang saham di masa yang akan
datang (Jogiyanto, 2003: 88). Arus kas
tersebut didiskontokan dengan menggunakan tingkat biaya modal (cost of capital) yang mencerminkan
tingkat resiko saham yang bersangkutan.
Bagi pemegang saham, arus kas yang diterima adalah dalam bentuk dividen. Oleh sebab itu, nilai
intrinsik saham menunjukkan nilai sekarang
dari seluruh dividen yang akan dibayar perusahaan di masa yang akan datang (Ginting, 2005: 3).
Menurut Weston dan
Copeland (1999), ada dua macam rasio penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai
intrinsik suatu saham, yaitu: Price to Earning
Ratio (PER) dan Market to Book Ratio atau disebut juga Price to Book Value Ratio (PBV).
Price to Book Value
Ratio (PBV) digunakan untuk menilai harga suatu saham dengan membandingkan harga pasar saham
dengan nilai buku perusahaan (book value).
Rasio ini menunjukkan bagaimana suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif
terhadap jumlah modal yang diinvestasikan.
Smith dan Watts
(1992), Gaver dan Gaver (1993) menggunakan Price to Book Value Ratio (PBV) sebagai proksi dari
Investment Opportuniy Set (IOS) yang merupakan pengukur pertumbuhan perusahaan.
Perusahaan yang bertumbuh mempunyai
rasio lebih besar dari nilai satu yang berarti pasar percaya bahwa nilai pasar perusahaan tersebut
lebih besar dari nilai bukunya Jogiyanto
(2003: 79).
Hubungan antara
harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham dapat juga dipakai sebagai pendekatan
alternatif untuk menentukan nilai suatu
saham. Secara teoretis, nilai pasar suatu perusahaan haruslah mencerminkan nilai bukunya (Tandelilin,
2001:194).
Menurut Bodie, Kane
dan Marcus (2005), Price to Book Value Ratio (PBV) tergantung pada tiga faktor
fundamental perusahaan, yaitu: Return on Equity (ROE) yang mencerminkan profitabilitas
perusahaan, Dividend Payout Ratio (DPR)
mencerminkan kedijakan dividen dan
growth yang mencerminkan prospek perusahaan.
Pada beberapa
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, diperoleh hasil terdapat pengaruh antara Return on
Equity, Dividend Payout Ratio, dan Earning
After Tax terhadap Price to Book Value Ratio. Oleh karena itu penulis ingin menguji kembali teori tersebut. Hal ini
guna melihat konsistensi temuantemuan penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti terdahulu. Objek dalam penelitian
ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta priode 2003-2005.
Berdasarkan uraian
serta permasalahan yang telah diuraikan, maka penulisa tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Price to Book Value Ratio (PBV) pada Perusahaan Terbuka di Bursa Efek Jakarta”.
B. Perumusan
Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut : 1.
Apakah terdapat pengaruh antara Return on Equity (ROE), Dividend Payout Ratio (DPR), dan Earning After Tax
(EAT) terhadap Price to Book Value Ratio
(PBV) pada perusahaan terbuka di Bursa Efek Jakarta periode 2003-2005? 2.
Variabel manakah yang paling mempengaruhi Price to Book Value Ratio (PBV) pada perusahaan terbuka di Bursa
Efek Jakarta periode 2003-2005? C. Kerangka Konseptual Kesulitan untuk
menentukan dividen yang diterima di masa yang akan datang merupakan hambatan untuk melakukan
penilaian saham dengan menggunakan
metode Present Value Approach atau
Dividend Discount Model.
Price to Book Value
Ratio merupakan alternatif untuk menilai saham bagi perusahaan yang secara konsisten
memberikan dividen kepada para pemegang
saham. Besarnya dividen yang diberikan perusahaan di masa yang akan datang sangat tergantung pada prospek
pertumbuhan perusahaan.
Semakin tinggi
tingkat pertumbuhan perusahaan maka semkin besar semakin besar jumlah dividen yang diberikan perusahaan
di masa yang akan datang.
Besarnya dividen
dapat dinyatakan sebagai hasil kali dari
nilai buku perusahaan dengan Return on
Equity dan Dividend Payout Ratio (Bodie,
Kane dan Marcus, 2005: 525-526).
Menurut Weston dan
Copeland (1999), rasio pertumbuhan (growth) mengukur seberapa baik perusahaan
mempertahankan posisi ekonominya dalam
industri maupun dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
Pertumbuhan
perusahaan dapat dilihat dari: penjualan, laba bersih, laba per saham, harga pasar rata-rata dan dividen per
saham. Penelitian ini menggunakan laba
bersih (Earning After Tax) untuk mengukur pertumbuhan perusahaan.
Return on Equity (ROE) Dividend Payout
Ratio (DPR) Earning After Tax (EAT) Faktor-faktor
Fundamental: Sumber : Bodie, Kane dan
Marcus (2005), Weston dan Copeland (1999) dan Jogiyanto (2003).
Gambar 1.1:
Kerangka Konseptual D. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah yang diberikan,
maka peneliti merumuskan hipotesis
sebagai berikut: Terdapat terdapat pengaruh antara Return on Equity (ROE),
Dividend Payout Ratio (DPR), dan Earning
After Tax (EAT) terhadap Price to Book Value Ratio
(PBV) pada perusahaan terbuka di
Bursa Efek Jakarta periode 2003-2005 ? E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : a. Menganalisis
pengaruh ROE, DPR, dan EAT terhadap rasio PBV.
b. Untuk mengetahui
variabel manakah yang paling mempengaruhi rasio PBV.
2. Manfaat
penelitian Manfaat penelitian bagi pengembangan ilmu pengetahuan: a. Penelitian ini diharapkan memberikan
kontribusi yang positif mengenai rasio
PBV dan variabel-variabel yang mempengaruhinya.
Price to Book Value
Ratio b.
Penelitian mengenai rasio PBV ini merupakan alternatif lain dalam menentukan penilaian saham selain menggunakan
metode arus kas.
Manfaat penelitian
bagi para peneliti lanjutan: a. Sebagai
sumbangan pemikiran bagi berbagai pihak yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
rasio PBV.
b. Sebagai referensi tambahan yang berkaitan
dengan rasio PBV dan model penilaian
saham.
Manfaat penelitian
bagi para investor: a. Sebagai sumber
informasi dan referensi bagi para investor dan manajer perusahaan mengenai hubungan rasio PBV dengan
penilaian saham.
b. Memberikan rekomendasi bagi para investor
mengenai perlunya penilaian saham agar
keputusan untuk membeli atau menjual saham menjadi lebih efektif sehingga dapat
meminimalkan resiko kerugian ketika
berinvestasi dalam bentuk saham.
F. Metode
Penelitian 1. Batasan operasional Penulis menetapkan batasan operasional
penelitian ntuk menghindari kesimpangsiuran
dalam membahas dan menganalisis permasalahan.
Batasan operasional
penelitian ini dibagi dalam dua bagian, yaitu: a. Objek dalam penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta periode 2003-2005.
b. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
terbagi ke dalam dua bagian, yaitu: 1)
Variabel independen (bebas) adalah ROE (Return on Equity), DPR(Dividend Payout Ratio), dan EAT (Earning
Afer Tax).
2) Variabel dependen (terikat) adalah rasio PBV
(Price to Book Value).
2. Defenisi
operasional variabel Penelitian ini ingin melihat apakah rasio PBV dapat
dijelaskan oleh faktor-faktor
fundamental perusahaan. Selain itu, studi ini juga menilai saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta periode 2003-2005.
Model diuji dengan
menggunakan analisis regresi berganda. Model ini menunjukkan bagaimana faktor-faktor fundamental
(ROE, DPR, dan EAT) mempengaruhi rasio
PBV.
Parameter yang yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: a. Price to Book Value Ratio
(PBV) Price to Book Value Ratio
(PBV) merupakan perbandingan antara harga saham dan nilai buku ekuitas dari
suatu perusahaan. Rasio PBV yang
dianalisis merupakan perbandingan antara harga saham pada suatu periode dengan nilai buku ekuitas yang
diperoleh dari neraca perusahaan pada
periode tertentu. Makin tinggi rasio ini, berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut.
Satuan PBVyang digunakan adalah X (kali).
Price to Book Value
Ratio (PBV) = Saham Buku Nilai Saham
Harga (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:141)
b. Return on Equity (ROE) Return
on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham.
Rasio ini menunjukkan sejauh mana
perusahaan mampu mengelola ekuitas pemilik perusahaan. Rasio yang tinggi menunjukkan
bahwa penghasilan perusahaan tinggi dan
manajemen biaya perusahaan efektif. Satuan ROE yang digunakan adalah % (persen).
Return on Equity
(ROE) = Ekuitas Bersih Laba c. Dividend Payout Ratio (DPR) Pada umumnya
perusahaan memberikan sebagian dari laba bersihnya kepada para pemegang saham melalui
dividen kas.
Persentase dari
laba yang didistribusikan sebagai dividen kas disebut Dividend Payout Ratio (DPR), yang didapat
dengan membagi dividen per lembar saham
dengan laba per lembar saham. Satuan DPR yang digunakan adalah % (persen).
Dividend Payout Ratio
(DPR) = per Saham Pendapatan Saham
perDividen d. Earning After Tax (EAT) Earning After Tax (EAT) adalah laba yang diperoleh perusahaan setelah pajak yang dapat dilihat
dalam laporan laba-rugi.
Earning After
Tax (EAT) merupakan salah satu indikator pertumbuhan perusahaan dari tahun ke tahun.
Penelitian ini menggunakan persentase
pertumbuhan EAT. Satuan yang digunakan adalah
% (persen).
3.
Populasi dan sampel Populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan
yang tedaftar (listing) di Bursa Efek
Jakarta selama periode 2003-2005 yang berjumlah 342 emiten. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini diambil dengan menggunakan
metode purposive sampling, yaitu salah satu
teknik pengambilan sampel
nonprobabilitas. Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel yang menggunakan kriteria
tertentu sesuai tujuan penelitian.
Adapun kriteria
penarikan sampel yang digunakan penulis adalah: a. Emiten yang memiliki laporan keuangan selama
tahun 2003-2005.
b. Emiten mempunyai nilai buku yang positif.
c. Emiten membayarkan dividen berturut-turut
tahun 2003-2005.
Berdasarkan
metode purposive sampling, jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah 60 emiten.
Tabel 1.Sampel
Penelitian No Kode Nama Emiten
Jenis Usaha 1 AALI Astra Agro Lestari Tbk Perkebunan 2
AHAP Asuransi Harta Aman Tbk Asuransi 3
AKRA AKR Corporindo Tbk Kimia 4
AMFG Asahimas Flat Glass Tbk Kaca 5
ANTM Aneka Tambang (persero)
Tbk Pertambangan 6 AQUA
Aqua Golden Missisipi Tbk Minuman
7 ARNA
Arwana Citra Mulia Tbk Keramik 8 ASBI
Asuransi Bintang Tbk Asuransi 9 ASDM
Asuransi Dayin Mitra Tbk Asuransi
10 ASII
Astra International Tbk Otomotif 11 ASRM
Asuransi Ramayana Tbk Asuransi 12 AUTO
Astra Otoparts Tbk Otomotif 13 BATA
Sepatu Bata Tbk Alas Kaki 14 BBCA
Bank Central Asia Tbk Perbankan 15 BBIA
Bank UOB Buana Tbk Perbankan 16 BBNI
Bank Negara Indonesia Perbankan 17 BDMN
Bank Danamon Indonesia Tbk
Perbankan No Kode
Nama Emiten Jenis Usaha 18 BLTA
Berlian Laju Tanker Tbk
Transportasi 19 BSWD Bank Swadesi TBk Perbankan 20
CENT Centrin Online Tbk Komputer 21
CTRS Ciputra Surya Tbk Properti 22
DLTA Delta Djakarta Tbk Minuman 23
EKAD Ekadharma Internasional
Tbk Kimia 24 EPMT
Enseval Putra Megatrading Tbk
Alat Produksi 25 FAST Fast Food Indonesia Tbk Makanan 26
GGRM Gudang Garam Tbk Rokok 27
HEXA Hexindo Adiperkasa Tbk Alat Berat 28
HITS Humpuss Intermoda
Transportasi Tbk Transportasi 29 IGAR
Kageo Igar Jaya Tbk Plastik 30 INCO
Inco Tbk Pertambangan 31 INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
Makanan 32 INDR Indorama Syntetics Tbk Tekstil 33
ISAT Indosat Tbk Telekomunikasi 34 KAEF
Kimia Farma Tbk Farmasi 35 LION
Lion Metal Works Logam 36 LMSH
Lionmesh Prima Tbk Logam 37 LTLS
Lautan Luas Tbk Kimia 38 MPPA
Matahari Putra Prima Tbk Eceran 39 MYOR
Mayora Indah Tbk Makanan 40 PANS
Panin Sekuritas Tbk Efek 41 PBRX
Pan Brothers Tex Tbk Tekstil 42 PLIN
Plaza Indonesia Realty Tbk
Perhotelan 43 PNSE Pudjiadi & Sons Estate Tbk Perhotelan 44
POOL Pool Advista Indonesia
Tbk Asuransi 45 PTBA
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
Pertambangan 46 PTRO Petrosea Tbk
Konstruksi 47 RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk Eceran 48
SMDR Samudera Indonesia Tbk Transportasi 49 SMGR
Semen Gresik (Persero) Tbk Semen 50 SMRA
Summarecon Agung Tbk Properti 51 SMSM
Selamat Sempurna Tbk Otomotif 52 TBLA
Tunas Baru Lampung Tbk Makanan 53 TCID
Mandom Indonesia Tbk Kosmetik 54 TINS
Timah Tbk Pertambangan 55 TLKM
Telekomunikasi Indonesia Tbk
Telekomunikasi 56 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk Porselen 57
TRST Trias Sentosa Tbk Plastik 58
TSPC Tempo Scan Pacific Tbk Farmasi 59
TURI Tunas Ridean Tbk Eceran 60
UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk Kimia Sumber: www.jsx.co.id(diolah) 4. Tempat dan waktu penelitian a. Tempat
penelitian Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan informasi dari internet pada situs www.jsx.co.id dan
www.e-bursa.com b. Waktu penelitian .
Penelitian ini
dilaksanakan sejak Februari 2007 sampai dengan Februari 2008.
5. Jenis data Data
yang digunakan penulis dalam menyusun penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersumber dari data
sekunder. Data sekunder diperoleh dari
laporan keuangan yang sudah dipublikasikan di internet, jurnal, majalah, surat kabar, dan buku
literatur yang relevan dengan penelitian.
6. Teknik
pengumpulan data Pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui studi dokumentasi. Peneliti mengumpulkan berbagai
data yang relevan dengan penelitian
melalui buku-buku, jurnal, surat kabar, dan internet.
7. Metode analisis
data a. Analisis deskriptif Analisis
deskriptif merupakan analisis statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang diperoleh tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku umum (generalisasi).
b.
Analisis regresi berganda Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode analisis
regresi berganda dengan menguji berbagai macam asumsi klasik. Model analisis tersebut akan
dijelaskan hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat (Suharyadi dan Purwanto, 2003: 508-509).
Penelitian
menggunakan bantuan program Software SPSS 12.0 for windows
(Statistic Product and Services Solution) untuk memperoleh
hasil yang lebih akurat. Persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1
+ b2X2 + b3X3 Keterangan: (Suharyadi dan
Purwanto, 2003:509) Y = Rasio Price to Book Value (PBV) XX = Return on Equity
(ROE) X = Dividend Payout Ratio (DPR) a = Konsanta = Earning After Tax (EAT) b1
= Koefisien regresi untuk X b 2 = Koefisien regresi untuk X b 3 = Koefisien
regresi untuk X c. Uji asumsi klasik Model
regresi berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas
data dan terbebas dari asumsi-asumsi
klasik statistik, baik itu multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas
(Nugroho, 2005: 57). Syarat uji asumsi
klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data dianalisis adalah: a) Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk
menguji apakah dalam sebuah model
regresi; variabel independen, variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model yang paling baik adalah
model yang mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui analisis Kolmogorov Smirnov.
b) Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas
menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke
periode pengamatan yang lain, atau
gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete
Residual nilai tersebut.
Cara memprediksikan
ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu
model dapat dilihat dari pola gambar
Scatterplot yang menyatakan model
regresi linear berganda tidak terdapat heteroskedastisitas
jika penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola (Nugroho, 2005: 62).
Uji Park dilakukan
dengan cara mengkuadratkan nilai residual.
Kemudian nilai tersebut dilogaritmakan (Ln). Variabel yang tidak terkena heteroskedastisitas, jika
nilai Sig > 0,05 (Helmi, 2007: 74-76)
.
c) Uji
Multikolinieritas Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki
kemiripan dengan independen lain dalam
satu model yang akan menyebabkan terjadinya
yang sangat kuat antar variabel independen. Deteksi terhadap multikolinieritas juga bertujuan
untuk menghindari kebiasaan dalam proses
pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh
pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Deteksi
multikolinieritas pada suatu model
dilihat dari (Nugroho, 2005: 58): Nilai Variance Inflation Factor (VIF) > 10 dan nilai Tolerane tidak kurang dari 0,1 maka model
dapat dikatakan terbebas dari
multikolinieritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 = 0,1.
d) Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi dalam
suatu model bertujuan untuk mengetahui
ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu (et) pada periode tertentu dengan variabel
pengganggu periode sebelumnya (et-1).
Model regresi linier berganda terbebas dari autokorelasi jika nilai Durbin Watson hitung
terletak di daerah No Autocorrelation.
Penentuan letak tersebut dibantu dengan tabel dl dan du, dibantu dengan
nilai k
(jumlah variabel independen).
Pengujian ini dapat
digambarkan sebagai berikut: Negative
No Positive Autocorelation Autocorelation Autocorelation 0 dl
du 2 4-du 4-dl Sumber: Nugroho (2005: 59) d.
Pengujian hipotesis Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi
klasik tersebut akan digunakan untuk
menganalisis data melalui pengujian hipotesis
berikut: 1) Uji signifikansi simultan (Uji-F) Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah semua variabel bebas
secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terikat.
Bentuk pengujiannya
adalah: Ho : BHa : β = 0, artinya secara bersamaan tidak terdapat pengaruh yang signifikan tidak terdapat pengaruh yang
siginifikan dari Return on Equity,
Dividend Payout Ratio, dan Earning After
Tax terhadap Price to Book Value.
1 Kriteria pengambilan keputusan: ≠ 0, artinya
secara bersamaan terdapat pengaruh yang signifikan
dari Return on Equity, Dividend Payout Ratio, dan Earning After Tax terhadap Price to Book
Value.
Ho diterima jika
Fhitung ≤ Ftabel Ha diterima jika F pada
α = 5% hitung > Ftabel pada α = 5% 2) Uji Signifikansi parsial (Uji-t) Pengujian
ini dilakukan untuk mengetahui apakah varibel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujiannya
adalah: Ho : βHa : β = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Return on Equity, Dividend
Payout Ratio, dan Earning After Tax
terhadap Price to Book Value.
1 Pengujian menggunakan tingkat pengujian pada
taraf nyata α = 5% ≠ 0, artinya secara
parsial terdapat pengaruh yang signifikan
dari Return on Equity, Dividend Payout Ratio, dan Earning After Tax terhadap Price to Book
Value.
Kriteria
pengambilan keputusan: Ho diterima jika -ttabel
≤ thitung ≤ t Ha diterima jika t tabel hitung > ttabel dan thitung < - ttabel
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi