BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Keberhasilan
suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang
bekerja, berperilaku, dan menjalankan peran
atau tugasnya dalam suatu organisasi. Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi mempunyai peranan yang sangat
penting, karena suatu tujuan dalam suatu
organisasi dapat berjalan dengan berhasil atau tidak tergantung dari faktor manusia yang berperan dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengendalikan organisasi
yang bersangkutan. Oleh karena itu sangat penting bagi perusahaan untuk mampu meningkatkan disiplin kerja yang
ada dalam perusahaan.
Membenahi setiap
kelemahan yang ada atau kendala yang membuat disiplin kerja itu berkurang, dengan baik sesuai prosedur
yang ada dalam perusahaan tersebut. Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk
mendorong para anggota organisasi
memenuhi tuntutan berbagai ketentuan. Disiplin yang baik tercermin dari besarnya rasa tanggung jawab seseorang
terhadap tugas yang diberikan kepadanya.
Maka peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi pegawai dalam menciptakan tata
tertib yang baik di dalam organisasi,
sebab kedisiplinan suatu organisasi dikatakan baik jika pegawai menaati peraturan-peraturan yang ada (Malayu
S.P Hasibuan, 2003 : 193-194).
Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan organisasi,
digunakan terutama untuk memotivasi
pegawai agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan baik secara perorangan
maupun kelompok. Disamping itu disiplin
bermanfaat mendidik pegawai untuk mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang
ada, sehingga dapat menghasilkan kinerja
yang baik.
Banyak faktor yang
mempengaruhi disiplin kerja. Ada faktor yang berasal dari dalam pribadi pegawai, dari
instansi/perusahaan, maupun dari lingkungan.
Menurut Prijodarminto
(1994:89), faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja antara lain: motivasi kerja, komunikasi,
lingkungan, dan sanksi.
Menurut Rivai
(2004:455), motivasi adalah serangkaian sikap dan nilainilai yang
mempengaruhi individu untuk mencapai hal
yang spesifik sesuai dengan tujuan
individu. Kuat dan lemahnya motivasi kerja seseorang ikut menentukan besar kecilnya prestasi yang
dicapai. Orang yang bekerja dengan motivasi
yang tinggi adalah orang yang merasa senang dan mendapatkan kepuasan dalam pekerjaannya. Ia akan lebih
berusaha untuk memperoleh hasil yang
maksimal dengan semangat yang tinggi, serta selalu berusaha mengembangkan tugas dan dirinya. Seorang
pimpinan yang memiliki kemampuan untuk
memotivasi bawahannya, akan memberikan pengaruh yang positif terhadap disiplin kerja bawahannya. Pimpinan harus
memiliki kemampuan untuk memberikan
motivasi yang bertujuan untuk perbaikan perilaku, maupun kedisiplinan bawahannya.
Komunikasi dan
informasi berpengaruh terhadap motivasi. Kebanyakan orang ingin mengetahui latar belakang atau
alasan suatu tindakan. Dikarenakan sifat
ini, yaitu rasa ingin tahu atau kebutuhan pentingnya akan informasi, maka pemberian informasi tentang mengapa suatu
tindakan atau perintah diberikan bisa merupakan
motivasi yang positif. Komunikasi menjalankan empat fungsi utama di dalam suatu kelompok atau organisasi: kendali
(kontrol, pengawasan), motivasi, pengungkapan
emosional, dan informasi. Komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku anggota dalam beberapa
cara. Setiap organisasi mempunyai
hirarki wewenang dan gri panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan. Komunikasi membantu perkembangan
motivasi dengan menjelaskan kepada para
karyawan apa yang harus dilakukan, bagaimana mereka bekerja dengan baik, dan apa yang dapat dikerjakan
untuk memperbaiki kinerja jika itu dibawah
standar.
Kondisi disiplin
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Kondisi inipun tidak tercipta secara tiba-tiba, tetapi
tumbuh, tercipta, dan terbentuk secara perlahan-lahan.
Setiap organisasi, baik besar maupun kecil, pada sektor publik (pemerintah) maupun sektor privat (swasta),
selalu dipengaruhi oleh faktor lingkungan
di sekelilingnya. Faktor lingkungan merupakan salah satu faktor diluar organisasi yang berpengaruh terhadap
perkembangan dan pertumbuhan organisasi. Lingkungan adalah faktor yang
berada di luar jangkauan organisasi yang
dapat menimbulkan suatu kesempatan (yang menguntungkan) atau suatu ancaman (yang merugikan).
Salah satu syarat
agar ditumbuhkan disiplin dalam lingkungan kerja adalah adanya pembagian pekerjaan yang tuntas sampai
kepada pegawai atau pekerjaan yang
paling bawah, sehingga setiap orang tahu
dengan sadar apa tugasnya, bagaimana
melakukannya, kapan pekerjaan dimulai
dan kapan diselesaikan, seperti apa
hasil kerja yang disyaratkan dan kepada siapa ia mempertanggung jawabkan hasil pekerjaan itu. Kendala untuk melahirkan motivasi kerja yang positif yang akhirnya mempengaruhi disiplin
kerja, seperti iklim lingkungan yang tidak
membangkitkan motivasi kerja agar lebih baik, lebih adil, lebih jujur serta bersungguh-sungguh, merupakan tantangan yang
besar bagi seorang pemimpin.
Disiplin kerja
pegawai erat kaitannya dengan ketaatan dan kepatuhan seorang pegawai terhadap peraturan kepegawaian
yang ada dengan dilandasi oleh kesadaran
dan rasa senang, serta merupakan fenomena dalam rangka terwujudnya tertib organisasi, sehingga akan mempermudah
tercapainya tujuan organisasi yang bersangkutan. Sasaran tindakan pendisiplinan hendaknya
positif, bersifat mendidik dan
mengoreksi, bukan tindakan negatif yang menjatuhkan pegawai yang berbuat salah. Tujuan utama pengadaaan
sanksi disiplin kerja bagi karyawan yang
melanggar norma perusahaan adalah memperbaiki dan mendidik karyawan.
Badan Meteorologi,
Klimatalogi, dan Geofisika (BMKG) mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang
Kepala Badan. BMKG dan mempunyai tugas : melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi,
Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku. Pada instansi ini, pimpinan
menyampaikan motivasi kepada pegawai dengan berbagai cara, antara lain melalui apel pagi atau upacara hari
besar, maupun motivasi pada saat penyampaian
arahan pada saat pimpinan tersebut
memberikan tugas kepada pegawainya.
Pada saat pimpinan
menyampaikan arahan, atau motivasi kepada bawahan, pada saat itu juga telah terjadi komunikasi
antara pimpinan dengan bawahan, maupun
sebaliknya. Melalui arahan yang diberikan, diharapkan pegawai akan termotivasi untuk menjadi lebih baik, dan
semakin disiplin dalam bekerja.
Lingkungan kerja
yangn paling berpengaruh pada disiplin kerja pegawai pada instansi ini, antara lain kenyamanan dalam
ruangan dan pengaruh dari pegawai yang
ada pada pada satu divisi maupun divisi lain. Pegawai yang disiplin bisa mempengaruhi disiplin pegawai lainnya.
Misalnya salah satu pegawai bisa bekerjasama
dengan pegawai lain, maka pegawai tersebut bisa memberikan contoh atau bisa mengajak pegawai lain untuk
bekerjasama dalam menyelesaikan suatu
tugas dengan tepat waktu Instansi ini menerapkan disiplin kerja terhadap pegawainya, yang salah satunya tercermin dari absensi pegawai sebagai
bukti kehadiran pegawai tersebut.
Hal ini dilakukan
agar pegawai terbiasa untuk disiplin dan menaati peraturan. Jika pegawai melakukan tindakan pelanggaran atau
penyimpangan terhadap aturan, maka hal
yang terlebih dahulu dilakukan oleh pimpinan divisi karyawan tersebut adalah melakukan teguran secara lisan. Jika
tidak dihiraukan oleh pegawai tersebut,
maka pimpinan akan memberikan surat peringatan secara tertulis.
Namun, dari hasil
wawancara prasurvey yang dilakukan peneliti dengan pegawai bagian kepegawaian, selama ini
karyawan sangat jarang melakukan tindakan
yang melanggar peraturan secara fatal. Selama beberapa tahun terakhir, hanya teguran secara lisan yang disampaikan
kepada beberapa karyawan yang tidak
taat, misalnya jarang mengikuti upacara atau apel pagi. Karyawan yang sakit akan memberikan surat keterangan dokter
apabila tidak hadir sampai dua hari. Hal ini bisa saja menjadi alasan bagi karyawan
untuk absen dalam satu hari, karena karyawan
tersebut tidak diharuskan untuk memberikan surat keterangan sakit.
Karyawan yang
terlambat, baik pada apel pagi, upacara, dan melampaui jam istirahat tidak diberikan sanksi secara
langsung yang lebih tegas. Karyawan yang tidak hadir tanpa keterangan hanya dikenakan
sanksi pemotongan gaji, tanpa adanya
sanksi yang tegas terhadap karyawan tersebut.
Karyawan hanya
dituntut untuk sadar sendiri dengan peraturan yang ada, tanpa adanya sanksi yang tegas dari atasan
setiap bagian.. Hal tersebut akan mempengaruhi tingkat disiplin kerja pegawai
dalam menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan oleh pimpinan.
Tabel 1.1 PERINCIAN
TINGKAT ABSENSI PEGAWAI PADA TAHUN 2009-2010 PADA KANTOR BBMKG WILAYAH I MEDAN No Tahun
Persentase Absensi Jumlah Karyawan
(orang) Jumlah Karyawan yang Absen (orang) Jumlah Hari Kerja (hari) Jumlah Absen selama hari kerja (hari) % 1 2009
87 20 231
39 0,19 2 2010
81 14 247
87 0,43 Sumber: Kantor BBMKG Wil
I Medan (data diolah) Dari tabel 1.1 diatas dapat diketahui, bahwa tingkat
absensi berdasarkan jumlah karyawan yang
absen, pada tahun 2010 mengalami penurunan, namun tingkat absensi pegawai
berdasarkan jumlah hari kerja pada kantor BBMKG Wil I Medan mengalami peningkatan yang sangat tinggi
pada tahun 2010. Pada tahun 2009, jumlah
karyawan yang absen lebih banyak, namun jumlah absen hari kerja per pegawai dalam jumlah kecil, hanya 1-5 hari
kerja. Sementara pada tahun 2010,
jumlah karyawan yang absen lebih kecil, namun jumlah absen hari kerja lebih tinggi, dikarenakan banyak karyawan yang
absen lebih dari 2 hari.
Berdasarkan latar
belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul ” Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin
Kerja Pegawai Pada Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan”.
1.2. Perumusan
Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah penelitian ini adalah ”Apakah faktor motivasi,
komunikasi, lingkungan kerja, dan sanksi berpengaruh terhadap disiplin kerja pegawai
pada Kantor Balai Besar Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan?”.
1.3. Tujuan
Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor motivasi, komunikasi,
lingkungan kerja, dan sanksi terhadap disiplin
kerja pegawai pada Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BBMKG) Wilayah I Medan.
1.4. Manfaat
Penelitian a. Bagi perusahaan/instansi yang diteliti, penelitian ini dapat
memberikan masukan kepada perusahaan,
untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh motivasi, komunikasi, lingkungan kerja, dan sanksi
terhadap disiplin kerja pegawai pada Kantor
Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan.
b. Bagi penulis,
untuk menambah pengetahuan dengan menghubungkan teori yang dipelajari selama perkuliahan dengan
kenyataannya serta dapat memperdalam
pengetahuan penulis dalam bidang manajemen sumber daya manusia.
c. Bagi peneliti
lanjutan, penelitian ini dapat digunakan
sebagai bahan referensi untuk melakukan
penelitian selanjutnya di bidang yang sama.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi