Sabtu, 22 Maret 2014

Skripsi Manajemen: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN ROKOK TEN MILD PADA MAHASISWA FAKULTAS HUKUM



BAB I PENDAHULUAN
 1.1 Latar Belakang 
Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang kegiatannya adalah  menghasilkan barang atau jasa yang dibutuhkan konsumen. Perusahaan berusaha  membuat suatu produk yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumennya. Jika  produk dapat diterima oleh masyarakat atau konsumen berarti tujuan perusahaan telah  tercapai.

Dinamika persaingan bisnis yang semakin ketat antara berbagai kegiatan  dalam menghasilkan dan menjual produknya, memberikan pengaruh terhadap  pandangan bahwa perusahaan harus memberitahukan dan memperkenalkan  produknya agar konsumen terdorong untuk membeli produk perusahaan melalui  kegiatan promosi dan penetapan harga yang sesuai. Kemudahan memperoleh produk  merupakan hal yang mempengaruhi terhadap keputusan pembelian suatu produk.
Keputusan pembelian merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana  konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang  dibutuhkan pada periode tertentu (Setiadi, 2003:16). Para pemasar harus mempelajari  keinginan, persepsi, preferensi, dan perilaku belanja konsumen sasaran.
Indonesia merupakan negara urutan ketiga terbesar setelah negara Cina dan  India yang mengkonsumsi rokok. Rokok adalah barang yang banyak dikonsumsi  masyarakat dimana mereka mendapat sensasi kenikmatan tersendiri. . Rokok terdiri  atas berbagai jenis (www.indoexchange.com, 23 Februari 2011) antara lain Sigaret Kretek Mesin (SKM), Sigaret Kretek Tangan (SKT), Sigaret Putih Mesin (SPM),   Cerutu (CRT), Rokok Klobot (KLB), Klebak Meyan (KLM), dan Tembakau Iris  (TIS). Walaupun efek samping dari rokok sangat membahayakan kesehatan bahkan  mengakibatkan kematian dimana tercatat 400.000 jiwa/tahun  di Indonesia meninggal  disebabkan oleh rokok. Untuk mengurangi penggunaan rokok di Indonesia telah  dikeluarkan UU no. 36 tahun 2009 yang mengamanatkan segera disahkannya  Peraturan Pemerintah tentang pengamanan produk tembakau sebagai zat adiktif.
Berdasarkan UU no. 36 tahun 2009 berapa daerah di Indonesia pun sudah  mengeluarkan peraturan pemerintah untuk menekan penggunaan zat adiktif ini seperti  Peraturan Walikota Pontianak no. 39 tahun 2009 tentang kawasan tanpa rokok dan  Peraturan Daerah Surabaya no. 5 tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR)  dan Kawasan Bebas Rokok (KTM) akan tetapi tetap saja masih banyak peminat  rokok. Untuk itu anggota DPR melalui komisi IX DPR telah membahas Rancangan  Undang-Undang (RUU) tentang pengendalian dampak tembakau terhadap kesehatan  sebagai upaya prefentif dan merupakan program legislasi nasional tahun 2010. Akan  tetapi Rancangan Undang-Undang ini belum mendapatkan persetujuan.
30 11,2 4,8 4,8 4,5 2,8 1,9 1,8 1,7 0 5 10 15 20 25 30 C ina India Indonesia R us ia Amerika J epang B ras il J erman T urki Gambar 1.1 Sembilan negara dengan konsumsi rokok terbesar Sumber: WHO Report on Global Tobacco Epidemic, 2009 (23 Februari 2011 diolah)  Gambar 1.1 menjelaskan bahwa Indonesia meraih peringkat ketiga dalam  mengkonsumsi rokok terbesar didunia. Industri rokok tidak pernah sepi karena  semakin hari semakin bertambah peminat rokok karena ternyata masyarakat Indonesia  terkadang tidak sadar membelanjakan banyak uangnya hanya untuk merokok.
Buktinya bila dikalkulasikan secara nasional, pengeluaran orang Indonesia untuk  membeli rokok mencapai rata-rata sekitar Rp. 50,48 triliun per tahun. Demikian hasil  simulasi Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LDFEUI)  yang disampaikan peneliti LDFEUI Prof Sri Moertiningsih Adioetomo di Jakarta.
Bahwa “Rata-rata pengeluaran nasional untuk tembakau rata-rata pengeluaran rumah  tangga perokok per bulan untuk membeli rokok pada tahun 2010 adalah Rp. 113.089,-. Jumlah rumah tangga yang memiliki pengeluaran rokok adalah 37.460.582 rumah  tangga, sehingga pengeluaran untuk membeli rokok secara nasional tahun 2010  mencapai 37.460.582 x 113.08 x 12 = Rp. 50.48 triliun.
PT Djarum adalah perusahaan yang bergerak dalam industri rokok. Rokok Ten  Mild merupakan salah satu dari beberapa rokok yang diproduksi oleh PT Djarum.
Rokok Ten Mild pertama kali diproduksi bulan Agustus 2008. agar produknya dapat  dikenal oleh konsumen rokok Ten Mild melakukan kegiatan promosi dengan  mensponsori berbagai kegiatan seperti festival musik, roadrace, dan kegiatan lainnya  sehingga konsumen tertarik untuk melakukan pembelian. Selain itu penetapan harga  yang sesuai serta kemudahan untuk memperoleh produk, juga merupakan strategi  yang digunakan untuk memenangkan persaingan. Harga yang ditawarkan untuk 1  bungkus rokok Ten Mild adalah Rp6.500. Selain itu rokok Ten Mild juga dapat dibeli  dengan harga per batang di toko-toko kecil dan besar bahkan hingga di pinggir jalan  sekalipun, sehingga memudahkan konsumen untuk membeli rokok Ten Mild.
Tabel 1.1 Pangsa Pasar Industri Rokok Kretek di Indonesia Tahun 2010  No  Perusahaan Rokok  Pangsa Pasar 1  PT SAMPOERNA  48,64 2  PT DJARUM  22,76 3  PT GUDANG GARAM  15,58 4  PT. BENTOEL  3,55 5  PERUSAHAAN LAIN  10,48 Sumber: www.Djarum.com 2010 (5 April 2011) Tabel 1.1 menjelaskan bahwa pangsa pasar PT Djarum sebesar 22,76% dari  produk rokok lainnya. Dimana salah satu produk PT Djarum adalah rokok Ten Mild  dengan kadar nikotin yang rendah. Produk rokok Ten Mild dibuat dalam bentuk rokok  kretek dengan klasifikasi Sigaret Kretek Mesin (SKM).
Tabel 1.2 Volume Penjualan PT Djarum Perwakilan Medan Rokok LA Lights dan Rokok Ten Mild2008-2010  Tahun  Penjualan rokok LA  LIGHTS (bungkus) Kenaikan  (%) Penjualan rokok Ten  Mild (bungkus) Kenaikan  (%) 2008  9.224.880  -  4.112.650  -2009  11.220.450  1,21  7.660.415  1,86 2010  13.530.860  1,20  9.180.700  1,19 Sumber: data primer diolah (5 April 2011) Tabel 1.2 menjelaskan peningkatan volume penjualan PT Djarum yaitu rokok  LA Lights dan rokok Ten Mild. Dimana pada tahun 2009 rokok LA Lights mengalami  peningkatan sebesar 1,21% sedangkan rokok Ten Mild mengalami peningkatan  sebesar 1,86%. Tahun 2010 rokok LA Lights mengalami peningkatan sebesar 1,20%  sedangkan rokok Ten Mild mengalami peningkatan sebesar 1,19%.
Merokok tidak membatasi usia dari peminatnya. Banyak alasan yang  mempengaruhi para konsumen ini untuk mengkonsumsi rokok. Mulai dari gaya  hidup, pengaruh pergaulan, penikmat rokok itu sendiri, untuk dapat menghilangkan  stress, agar terlihat gaul dan keren, untuk menguruskan badan, menambah  kepercayaan diri dan lainnya.
Presentase perokok terbesar berdasarkan usia mulai merokok di Indonesia  adalah pada umur berkisar antara 15-19 tahun yang pada umumnya adalah para   pelajar. Rokok bukanlah barang primer yang termasuk dalam jenis kebutuhan  manusia, tetapi pembelian rokok selalu ada dan seolah menjadi barang primer bagi  sebagian masyarakat. Para konsumen rokok mempunyai alasan yang berbeda-beda  dalam mengkonsumsi rokok.
Mahasiswa Fakultas Hukum  merupakan pangsa  pasar yang potensial mengkonsumsi rokok Ten Mild. Hal ini dapat dilihat bahwa  banyak kegiatan yang dilakukan Fakultas Hukum disponsori rokok Ten Mild. Hal ini  mengakibatkan nama rokok Ten Mild sudah tidak asing lagi buat para mahasiswa  fakultas hukum . Dimana para mahasiswa mulai  menyediakan dana untuk pembelian produk rokok Ten Mild tersebut. Hal ini dapat  dilihat dari tabel 1.3 hasil pra survey yang dilakukan oleh peneliti.
Tabel 1.3 Tingkat Penjualan Rokok di Fakultas Hukum  2011 Penjualan  Ten Mild  (Bungkus) LA lights  (Bungkus) Sampoerna  (Bungkus) Marlboro  (Bungkus) Senin  6  12  22  16 Selasa  7  10  19  14 Rabu  6  11  18  12 Kamis  5  10  19  13 Jumat  4  7  14  10 Sabtu  2  4  10  7 Total  30  54  102  72 Sumber: data primer diolah (April2011) Tabel 1.3 menjelaskan selama seminggu penjualan rokok Ten Mild di fakultas  hukum berada di urutan ke empat sebanyak 30 bungkus, setelah rokok Sampoerna  sebanyak 102 bungkus, Marlboro 72 bungkus dan LA Lights 54 bungkus.
Hal ini menjadikan fenomena alasan bagi peneliti untuk membahas tentang  keputusan pembelian rokok Ten Mild. Faktor-faktor seperti produk, harga, promosi  dan kemudahan memperoleh produk merupakan landasan untuk mengetahui jawaban  dari fenomena tersebut. Mahasiswa Fakultas Hukum   merupakan segmen pasar yang besar untuk konsumen rokok.
 Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan  judul  ”Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pengambilan  Keputusan Pembelian Rokok Ten Mild Pada Mahasiswa Fakultas Hukum  ”.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah dalam  penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.  Apakah faktor produk, harga, promosi dan kemudahan memperoleh produk  berpengaruh terhadap keputusan pembelian rokok Ten Mild pada mahasiswa  Fakultas Hukum ? 2.  Apakah faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian  rokok Ten Mild pada mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera  Utara? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah: a)  Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor produk, harga, promosi  dan kemudahan memperoleh produk terhadap keputusan pembelian rokok Ten  Mild pada mahasiswa Fakultas Hukum .
b)  Untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang paling dominan yang  mempengaruhi keputusan pembelian produk rokok Ten Mild pada mahasiswa  Fakultas Hukum .
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat peneliti melakukan penelitian ini adalah: 1)  Bagi perusahaan, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh faktor produk,  harga, promosi dan kemudahan memperoleh produk terhadap keputusan   pembelian rokok, agar dapat menentukan strategi apa yang digunakan dalam  pemasaran rokok Ten Mild pada mahasiswa Fakultas Hukum Univesitas  Sumatera Utara.
2)  Bagi Peneliti lain, sebagai bahan referensi yang dapat memberikan  perbandingan dalam melakukan penelitian dalam bidang yang sama.
3)   Bagi peneliti sendiri penelitian ini bermaanfaat untuk memperluas wawasan  berfikir dalam bidang pemasaran secara umum dan suatu kesempatan untuk  dapat menuangkan teori-teori yang diperoleh dari bangku kuliah dalam  penyusunan skripsi ini.
  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi