BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di era pembangunan yang
semakin berkembang, pertumbuhan ekonomi, industri manufaktur dan jasa di Indonesia telah
banyak mengalami kemajuan yang sangat
pesat dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya produsen yang terlibat dalam
pemenuhan dan keinginan konsumen sehingga menyebabkan setiap
perusahaan harus menempatkan orientasi pada
konsumen sebagai tujuan utama. Perusahan harus
menawarkan kepada pelanggan barang atau jasa yang mempunyai
nilai lebih tinggi, dengan mutu lebih baik,
harga lebih murah, fasilitas yang memadai dan pelayanan yang lebih baik dari pada pesaingnya.
Jasa adalah setiap
tindakan atau unjuk kerja ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak
berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun (Kotler, 2000:428). Sektor jasa dewasa ini telah mengalami peningkatan yang sangat drastis dari segi
kuantitas. Konsumsi jasa travel, penginapan, restoran, hiburan, komunikasi kesehatan, dan
keuangan adalah sektor yang banyak dikonsumsi
dan memiliki pengaruh besar atas perkembangan perekonomian. Dalam industri jasa kualitas pelayanan menjadi isu
utama untuk memenangkan persaingan bisnis
karena jasa tidak berwujud dan hanya bisa dirasakan melalui manfaat atau bentuk pelayanan yang diberikan.
Pembangunan ekonomi
disuatu daerah tidak terlepas dari daerah lain disekelilingnya. Daerah tersebut membutuhkan
daerah lain sebagai pendukung pembangunan
di daerahnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui tersedianya sarana dan prasarana yang baik
maka distribusi barang, jasa, maupun manusia
akan mampu berjalan lebih lancar, cepat, dan dalam kuantitas yang besar sehingga pembangunan di daerah akan berjalan
dengan mulus. Untuk menghubungkan setiap
daerah salah satu sarana pendukungnya ialah adanya pengangkutan/transportasi. Pada hakikatnya
transportasi merupakan proses perpindahan
barang, manusia, maupun jasa. Dalam proses perpindahan tersebut terdapat suatu proses dimana seseorang akan
melakukan aktivitas ekonomi. Salah satu contoh
yang paling sederhana adalah ketika seorang mahasiswa berangkat menuju kampus menggunakan sarana transportasi umum
berupa bus. Ketika mahasiswa menumpang
bus tersebut telah terjadi aktivitas ekonomi disaat mahasiswa membayar ongkos kepada kernet. Dalam perjalanan biasanya
pedagang asongan akan turut menumpang
bus dengan menawarkan barang daganganya. Ketika itu kembali lagi terjadi aktivitas ekonomi disaat mahasiswa
tersebut membeli barang dagangan pedagang
tersebut. Melalui contoh sederhana tersebut dapat dimaknai bahwa transportasi merupakan sarana penunjang bagi
aktifitas ekonomi.
Dalam hubungan ini,
terlihat bahwa unsur-unsur pengangkutan meliputi atas: (a) ada muatan yang diangkut, (b) ada
kendaraan sebagai alat angkutnya, (c) ada jalanan/jalur yang dilalui, (d) ada terminal
asal dan tujuan, serta (e) sumber daya manusia
dan organisasi atau manajemen yang menggerakkan kegiatan transportasi tersebut.
Perusahaan jasa transportasi adalah suatu unit kegiatan ekonomi yang terletak
pada suatu tempat tertentu yang menyediakan jasa angkutan penumpang, dan atau barang dari suatu tempat ketempat lain
dengan menggunakan alat angkutan bermotor
maupun tidak bermotor melalaui darat, air maupun udara dengan mendapat balas jasa. Dapat dikatakan jasa transportasi
pada saat ini merupakan suatu sarana yang
sangat dibutuhkan bagi berbagai sendi kehidupan. Orang akan menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan angkutan umum
guna mengantarkan dirinya kesuatu
tempat tujuan, demikian pula perusahaan membutuhkan armada transportasi guna mendistribusikan barangnya dari gudang
untuk dapat sampai kepada konsumen di
pasar.
Pengambilan
keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan
pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih
perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya (Setiadi, 2003:415).
Pengambilan
keputusan konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologis. Salah satu motivasi
seseorang yang melalukan pembelian produk
atau jasa adalah untuk mendapatkan kepuasan.
Dalam mengambil
keputusan konsumen dihadapkan pada alternatif pilihan.
Menurut Ginting
(2005:47) kepuasan konsumen terhadap transportasi ditentukan oleh fasilitas, keamanan, keramahan petugas,
ketepatan waktu, tarif, image dan kenyamanan
angkutan. Pertama adalah fasilitas fisik merupakan salah satu faktor mengenai baik tidaknya kualitas suatu jasa,
fasilitas erat kaitannya dengan pembentukan
persepsi pelanggan. Dengan demikian, bagi perusahaan yang ingin tetap mempertahankan eksistensinya dan memenangkan
persaingan bisnis serta menarik perhatian
pelanggan senantiasa memberikan pelayanan yang berkualitas serta fasilitas pendukung yang sesuai dengan harga yang telah
dibayar oleh pelanggan atau berusaha
untuk memenuhi kebutuhan serta mewujudkan harapan mereka. Kedua adalah keamanan merupakan hal yang tidak bisa
ditawar karena kita semua tentunya tidak
menginginkan musibah menimpa diri kita yang sangat memengaruhi keputusan seseorang dalam menentukan jenis kendaraan
yang dipilih, misalnya bis dengan kereta
api, pesawat dengan kendaraan carteran, dan lain-lain. Ketiga adalah keramahan petugas merupakan sikap petugas saat
berinteraksi dengan pelanggan.
Keempat adalah
ketepatan waktu merupakan waktu keberangkatan dan kedataangan bus sesuai dengan yang telah diinformasikan
kepada pelanggan. Hal ini untuk menunjukkan
kinerja perusahaan yang baik. Sehingga konsumen tidak resah untuk menunggu terlalu lama dan memperhitungkan
waktu kedatangannya diterminal atau takut
ketinggalan bus. Kelima adalah masalah keterjangkauan atau tarif. Seseorang memilih alat angkut tentunya berdasarkan
anggaran di kantong masing-masing. Ada yang
bisa naik kapal terbang atau naik kapal laut, selebihnya dengan bis, kereta
api, kendaraan pribadi, sepeda motor,
atau yang lainnya. Keenam adalah image atau citra perusahaan dimata konsumen selama menggunakan
jasa perusahaan tersebut berupa penilaian
secara umum terhadap budaya organisasi. Ketujuh adalah kenyamanan, dalam suasana di mana pasokan (supply) jauh
lebih kecil daripada permintaan (demand),
maka aspek ini tampaknya harus agak ditoleransi oleh para penumpang angkutan umum, utamanya yang berkantong
pas-pasan. Kenyamanan tampaknya menjadi
aspek luxury bagi sebagian besar pengguna transportasi di Indonesia. Dari mulai mereka yang berjalan kaki, naik kendaraan
tidak bermotor, sepeda motor, hingga
kendaraan mewah, tidak akan terlepas dari aspek ketidaknyamanan, tentunya dengan derajat yang berbeda-beda.
Medan adalah ibu
kota Provinsi Sumatera Utara menjadi kota yang banyak dikunjungi masyarakat daerah untuk berbagai
kepentingan. Seperti keperluan berbelanja,
keperluan bisnis, belajar/kuliah, atau sebagai tempat liburan. Sibolga adalah kota yang sedang berkembang terutama
pada sektor pariwisata laut dan aneka ragam
hasil lautnya. Jarak Kota Sibolga dengan Kota Medan ± 356 KM. Setiap minggu maupun setiap hari, penduduk dari kota
Sibolga ada yang melakukan perjalanan ke
kota Medan dengan berbagai alasan tersebut. Melihat perilaku tersebut, maka muncul pelayanan jasa dibidang
transportasi seperti bus, travel dan taxi di Kota Sibolga. Salah satunya CV. SBI yang didirikan
pada 08 oktober 1988 berpusat di Sibolga.
Armada bus yang dipakai adalah jenis mini bus Mitsubishi L-300 dan L-300 jumbo dengan kapasitas penumpang delapan orang.
Saat ini CV. SBI telah memiliki delapan
kantor cabang antara lain Sorkam, Batang Toru, Pematang Siantar, Batu Bara, Medan, Binjai, Padang dan Bukit Tinggi.
TABEL1.1 Trayek CV. SBI Trayek
Jumlah Armada Sibolga – Tarutung - P.Siantar - T.Tinggi -Medan 40 unit Sibolga -
P.Sidempuan - B.Tinggi – Padang 20 unit Sibolga – Barus –
Manduamas 10 unit Sumber: CV. SBI
(diolah) Pada hari libur seperti Sabtu dan Minggu dan hari-hari besar seperti
idul fitri, natal, tahun baru dan hari
libur semester sekolah, adalah hari-hari yang sering terjadi lonjakan penumpang.
Tabel 1.2 Jumlah Penumpang di CV. SBI Rute Medan-Sibolga
Tahun 2009 No Bulan
Jumlah 1 Januari 744 orang 2
Februari 580 orang 3 Maret
396 orang 4 April 420 orang 5
Mei 435 orang 6 Juni
910 orang 7 Juli 823 orang 8
Agustus 980 orang 9 September
247 orang 10 Oktober 960 orang 11
November 739 orang 12 Desember
650 orang Sumber: CV. Sibuluan Indah (diolah) Berdasarkan data Tabel 1.2
di atas, pada tahun 2009 CV. SBI memiliki jumlah penumpang 7.884 orang. Jumlah penumpang
terendah yaitu pada bulan September sebanyak
247 orang dan yang tertinggi pada bulan Agustus sebanyak 980 orang.
Dari latar belakang di atas membuat penulis
tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “AnalisisFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Menggunakan Jasa Transportasi CV.
Sibuluan Indah (SBI) Rute Medan-Sibolga”.
B. Perumusan
Masalah Berdasarkan latar belakang
masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Apakah faktor fasilitas, keamanan, keramahan
petugas, ketepatan waktu, tarif,
image dan kenyamanan angkutan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan konsumen menggunakan jasa transportasi
CV. SBI ?”.
C. Tujuan dan
Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Dalam penelitian tidak akan
pernah lepas dari suatu tujuan karena
dalam menentukan tujuan merupakan
langkah awal yang ditempuh dalam
pelaksanaan penelitian sehingga
dapat menyusun suatu penulisan yang terencana dan terarah.
Tujuan yang ingin
dicapai peneliti adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
konsumen menggunakan jasa transportasi
menggunakan jasa CV. SBI.
2. Manfaat Penelitian Selain tujuan yang ingin dicapai, penelitian
ini diharapkan juga bermanfaat, baik
bagi penulis, perusahaan yang bersangkutan, juga bagi peneliti lain. Adapun manfaat yang diharapkan adalah : a.
Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
masukan yang dapat dijadikan sebagai
acuan untuk terus meningkatkan pelayanan yang diberikan agar tercipta kepuasan dan loyalitas konsumen
pengguna jasa transportasi CV. SBI, yang
akhirnya berguna bagi tujuan jangka panjang perusahaan.
b. Bagi Pihak Lain Penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi dalam melakukan penelitian dengan objek
ataupun masalah yang sama dimasa yang
akan datang, maupun untuk penelitian lanjutan.
c. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan suatu
kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori dan literatur yang penulis peroleh
di bangku perkuliahan, dan mencoba
membandingkannya dengan praktek yang ada di lapangan. Dengan demikian akan menambah pemahaman penulis dalam
bidang Manajemen khususnya dibidang
pemasaran dan perilaku konsumen.
D. Kerangka
Konseptual Kerangka konseptual adalah
pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian
ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan
elaborasi dari perumusan masalah yang telah
diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei literatur (Kuncoro, 2003 : 44).
Menurut Durianto
(2003:109) niat untuk membeli adalah sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk
membeli produk tertentu, serta berapa banyak
unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Tujuan konsumen mengkonsumsi barang atau jasa adalah untuk
memenuhi kebutuhannya. Pemenuhan atas
kebutuhan menjadi motif utama melakukan pembelian akan suatu produk atau jasa. Sebelum memutuskan untuk membeli atau
menggunakan suatu produk konsumen akan
melalui proses pengambilan keputusan antara lain pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan membeli, perilaku sesudah
pembelian, kepuasan sesudah pembelian, dan tindakan sesudah pembelian.
Pengambilan
keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan
pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih
perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya (Setiadi, 2003:415).
Dalam menentukan
keputusan konsumen dihadapkan pada beberapa alternatif pilihan.
Salah satu motivasi
seseorang yang melalukan suatu pembelian produk adalah untuk mendapatkan kepuasan. Menurut Ginting
(2005:47) kepuasan terhadap transportasi ditentukan oleh : fasilitas, keramahan
petugas, ketepatan waktu, tarif, image dan kenyamanan angkutan.
Dalam kerangka
penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti, yaitu fasilitas (X1), keamanan (X2), keramahan
petugas (X3), ketepatan waktu (X4), tarif (X5),
image (X6),dan kenyamanan (X7) angkutan dan keputusan konsumen menggunakan jasa transortasi CV. SBI sebagai Y.
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber : Ginting, 2005. (diolah) E. Hipotesis Hipotesis
merupakan jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya melalui riset. Dikatakan jawaban sementara
karena hipotesis pada dasarnya merupakan
jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah, sedangkan kebenaran dari hipotesis
perlu diuji terlebih dahulu melalui analisis
data. (Suliyanto, 2006:53).
Berdasarkan
perumusan masalah yang dikemukakan di atas, hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
Faktor fasilitas, keamanan, keramahan petugas,
ketepatan waktu, tarif, image dan kenyamanan angkutan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen
menggunakan jasa transportasi CV. SBI.
Variabel Kenyamanan
Angkutan (X7) Variabel Fasilitas
Angkutan (X1) Keputusan Konsumen Menggunakan Jasa CV. SBI (Y) Variabel Keamanan Angkutan (X2) Variabel Tarif Angkutan (X5) Variabel Image
Angkutan (X6) Variabel Keramahan Petugas Angkutan (X3) Variabel Ketepatan Waktu Angkutan (X4) F.
Metode Penelitian 1. Batasan
Operasional Batasan operasional dalam
penelitian ini adalah : a. Variabel
independen (X) terdiri dari fasilitas (X1), keamanan (X2), keramahan petugas (X3), ketepatan waktu (X4),
tarif (X5),image (X6) dan Kenyamanan
(X7) b.
Variabel dependen (Y) yakni keputusan penumpang menggunakan jasa transportasi CV. SBI.
c. Responden penelitian adalah pengguna
(penumpang) jasa transportasi CV.
SBI yang
menggunakan jasa transportasi dengan frekuensi minimal 3 (tiga) kali.
2. Defenisi Operasional Variabel Dalam penelitian
ini terdapat dua variabel yang diteliti, yang terdiri dari : a. Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi variabel terikat baik secara
positif atau negatif. Adapun yang menjadi variabel bebas pada penelitian ini adalah : 1. Variabel fasilitas angkutan (X1) adalah
sarana penunjang yang ada di loket dan
di bus yang disediakan untuk pelanggan.
2. Variabel keamanan angkutan (X2) adalah
kelayakan terhadap keselamatan
yang diberikan kepada pelanggan.
3. Variabel keramahan petugas angkutan (X3)
adalah sikap petugas yang ramah terhadap
para pelanggan.
4.
Variabel ketepatan waktu angkutan (X4)
adalah ketepatan waktu berangkat
sampai tiba ditujuan sesuai dengan kebutuhan waktu pelanggan.
5. Variabel tarif angkutan (X5) adalah
biaya yang dikenakan kepada pelanggan
untuk mendapatkan pelayanan CV. SBI.
6. Variabel image angkutan (X6) adalah kesan
yang diberikan oleh CV. SBI yang pada
akhirnya membentuk sikap atau penilaian terhadap perusahaan.
7. Variabel kenyamanan angkutan adalah persepsi
pelanggan terhadap kenyamanan yang
diberikan oleh CV. SBI.
b. Variabel terikat adalah variabel yang
nilainya dipengaruhi variabel bebas.
Adapun yang menjadi
variabel terikat adalah keputusan konsumen pengguna jasa transportasi CV. SBI (Y), yang secara
konkrit terwujud dalam jumlah penumpang.
Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang
mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi
dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya (Setiadi, 2003:415).
TABEL 1.3 Operasionalisasi variabel Sumber: Ginting (2005:49) diolah 3. Pengukuran Variabel Variabel yang diukur
dalam penelitian ini yaitu variabel fasilitas, keamanan, keramahan petugas, ketepatan waktu, tarif,
image, dan kenyamanan angkutan dan keputusan
konsumen menggunakan jasa transportasi CV. SBI dengan menggunakan Skala Likert sebagai alat untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam Variabel
Definisi Indikator Skala Ukur Variabel Fasilitas Angkutan (X1) Sarana penunjang yang ada di loket dan di bus yang disediakan untuk pelanggan.
a. Tempat tunggu b. Bangku tunggu c. Pelayanan antar jemput sampai tujuan Skala Likert Variabel Keamanan Angkutan (X2) Kelayakan terhadap keselamatan yang diberikan pada pelanggan.
a. Pengaman pintu b. Kondisi jendela c. Kondisi kendaraan d. Kehilangan e.
Jaminan jika kehilangan selama
dalam perjalanan Skala Likert Variabel Keramahan Petugas Angkutan (X3) Sikap petugas yang ramah terhadap para pelanggan.
a. Sikap petugas yang bersahabat b.
Sikap petugas yang komunikatif c. Daya tanggap petugas Skala Likert Variabel
ketepatan waktu angkutan (X4) Ketepatan waktu berangkat sampai tiba ditujuan sesuai dengan kebutuhan waktu pelanggan.
a. Waktu penjemputan b. Waktu Berangkat c. Waktu tiba Skala Likert Variabel Tarif
Angkutan (X5) Biaya yang dikenakan kepada pelanggan untuk mendapatkan pelayanan CV. SBI.
a. Tarif yang terjangkau b. Tariff yang sesuai dengan jarak tempuh c. Tarif lebih murah dibandingkan angkutan lain Skala Likert Variabel
Image Angkutan (X6) Kesan
yang diberikan oleh CV. SBI yang pada
akhirnya membentuk sikap atau penialian
terhadap perusahaan a. Ramah terhadap
pelanggan b. Jarang terjadi kehilangan c. Aman untuk ditumpangi d. Kesan yang baik terhadap CV. SBI Skala Likert
Variabel Kenyamanan Angkutan (X7) Persepsi pelanggan terhadap kenyamanan angkutan a.
Kondisi tempat duduk yang ada di
dalam bus b. Kebersihan bus c. Bebas rokok d. Supir yang tidak ugalugalan Skala Likert Keputusan
Konsumen Menggunakan Jasa transportasi CV. SBI.
Proses
pengintegrasian yang mengkombinasikan
pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau
lebih perilaku alternatif, dan memilih
salah satu diantaranya a. Keputusan yang tepat dalam memilih jasa CV.
SBI b. Bus CV. SBI lebih baik dari Bus lainnya c. Selalu
menggunakan Bus CV. SBI Skala Likert melakukan penelitian terhadap
variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor. (Sugiyono,
2006:86). Pembagiannya adalah : Sangat
baik : diberi skor 5 Baik :
diberi skor 4 Kurang baik : diberi skor 3 Tidak baik
: diberi skor 2 Sangat tidak baik
: diberi skor 1 Pada penelitian ini
responden diharuskan memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban yang tersedia, kemudian
masing-masing jawaban diberi skor tertentu
(5,4,3,2,1). Setiap responden dijumlahkan dan jumah ini merupakan total skor. Total inilah yang ditafsirkan sebagai
posisi responden dalam Skala Likert.
4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian
ini dilakukan di loket CV. SBI Medan Jl.
S.M. Raja Medan (Simpang Marendal).
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2010.
5. Populasi dan Sampel a. Populasi Pengertian populasi menurut Sugiyono (2006:72)
adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakterisktik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannnya. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna jasa transportasi CV.
SBI. Jumlah populasi dalam penelitian
ini sebanyak 7.884 penumpang CV. SBI pada tahun 2009 dan dirata-ratakan jumlah populasi perbulan
sebanyak 657 penumpang.
b.
Sampel Pengertian sampel menturut Sugiyono (2006:73) adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan
metode nonprobability sampling, adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang yang sama
bagi setiap unsur populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2006:78), metode yang digunakan adalah accidental sampling adalah
penentuan sampel berdasarkan kebetulan
yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel. Dengan kriteria
bahwa penumpang yang dijadikan sampel
penelitian adalah penumpang yang pernah menggunakan jasa CV. SBI minimal 3 kali dan berumur 18-50
tahun. Tujuan penetapan kriteria ini
adalah mempertimbangkan mereka pernah merasakan pengalaman menggunakan bus CV.SBI dan usia yang layak
untuk mengevaluasi kualitas pelayanan
mini bus CV. SBI.
Dalam menentukan
jumlah sampel, digunakan rumus slovin (Umar, 2000:146) sebagai berikut: Keterangan: n = jumlah sampel N = ukuran populasi e = tingkat kesalahan (10%) Sehingga jumlah
sampel yang diperoleh adalah: Maka
jumlah responden yang akan diambil dalam penelitian ini adalah 87 responden.
6. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Melakukan pengamatan langsung pada
obyek yang diteliti, yaitu bus CV.
SBI dan loket
terutama yang berkaitan dengan fasilitasnya.
b. Daftar pertanyaan / kuesioner Yakni
pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada responden yang terpilih, yakni
kepada konsumen pengguna jasa (sampel)
yang terpilih.
c. Studi dokumentasi Mengumpulkan data dan informasi dari
buku-buku, tulisan ilmiah, dan internet
yang memiliki relevansi dengan penelitian.
7. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini
menggunakan dua jenis sumber data yakni : a. Data
primer Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih
pada lokasi penelitian. Data primer
diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan
/ kuesioner yang berisi tentang variabel yang diteliti. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah
fasilitas, keamanan, keramahan petugas,
ketepatan waktu, tarif, image, kenyamanan dan keputusan konsumen.
b. Data
sekunder Yaitu data yang diperoleh
melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal,
majalah, informasi dari perusahaan ataupun
internet untuk mendukung penelitian ini. Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah data trayek SBI,
jumlah armada SBI dan teoriteori yang berhubungan dengan variabel yang diteliti
yang diperoleh dari buku-buku.
8. Uji Validitas Dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Menurut Sugiyono (2006:115),
instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur)
itu valid. Untuk menguji validitas
digunakan pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pernyataan
dengan skor totalnya. Bila nilai
korelasinya positif dan r > 0,361 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dalam uji validitas pengambilan
keputusan adalah: a) Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan
tersebut dinyatakan valid b) Jika r
hitung < r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid Jika telah memenuhi syarat tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa instrumen tersebut
telah memiliki validitas konstruk yang baik. Sementara butir-butir pertanyaan yang tidak valid akan
gugur dan dikeluarkan.
Setelah semua butir
pernyataan dinyatakan valid maka instrumen tersebut layak untuk kuesioner penelitian.
2. Uji
Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat apakah alat ukur yang
diinginkan (kuesioner) menunjukan
konsistensi dalam mengukur gejala yang sama.
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika x
memberikan nilai Cronbach Alpha >
0,60 atau nilai Cronbach Alpha > 0,80. Jika instrumen pertanyaan < 0,60
atau < 0,08 maka instrumen pertanyaan tersebut tidak baik.
9. Teknik Analisi Data a. Metode analisis deskriptif Yaitu salah satu
metode analisis dengan cara data yang disusun dikelompokkan, kemudian dianalisis sehingga
diperoleh gambaran tentang masalah yang
dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan. Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner
yang telah diisi oleh sejumlah responden
penelitian.
b. Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan analisis
regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan
efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Ada beberapa kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus
dipenuhi, yaitu: 1. Uji Normalitas Tujuan
uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati
distribusi normal. Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan
5% maka jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed)
diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal.
2.
Pengujian Heteroskedasitas Pengujian heteroskedasitas untuk melihat
apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varience dan residual suatu pengamatan kepengamatan lain. Jika varience dan residual
dari suatu pengamatan kepengamatan
lainya tetap maka disebut homoskedasitas dan jika varience berbeda disebut heteroskedasitas.
Model regresi yang baik adalah
homoskedasitas. Pengujian heteroskedasitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser, dengan asumsi bahwa
jika variabel independen secara
statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedasitas, dan
sebaliknya.
3. Pengujian Multikolinearitas Pengujian multikolinearitas untuk melihat
apakah pada model regresi ditemukan
kolerasi antara variabel bebas. Jika terjadi kolerasi maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas.
Cara mendeteksinya adalah dengan melihat
nilai Varience Inflasion Factor (VIF). Jika VIF lebih besar dari 5 maka variabel tersebut
memiliki persoalan multikolinearitas
dengan variabel bebas lainnya.
c. Metode Analisi Regresi Linear Berganda Analisis
regresi berganda dilakukan untuk mengadakan prediksi nilai dari variabel terikat yaitu keputusan konsumen CV. SBI (Y) dengan
ikut memperhitungkan nilai-nilai
variabel bebas yang terdiri dari fasilitas (X1), keamanan (X2), keramahan petugas (X3),
ketepatan waktu (X4), tarif (X5), image (X6) dan kenyamanan angkutan (X7) sehingga
dapat diketahui pengaruh positif atau
negatif faktor-faktor tersebut terhadap keputusan konsumen pengguna jasa transportasi CV. SBI.
Analisis regresi linier berganda dalam
penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS (Statistic Product
and Service Solution) 16.0 forWindows.
Adapun model
persamaan yang digunakan adalah : Y = a
+ b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 + b5X5+ b6X6 + b7X7 + e Dimana : Y =
keputusan pengguna (penumpang) kereta api Ekonomi Plus a =
konstanta b1– b6
= koefisien regresi X1 = skor dimensi fasilitas angkutan X2 = skor dimensi keamanan angkutan X3 = skor dimensi keramahan petugas angkutan X4 =
skor dimensi ketepatan waktu angkutan X5 =
skor dimensi tarif angkutan X6 =
skor dimensi image angkutan X7 = skor dimensi kenyamanan angkutan e = standard error Suatu perhitungan
satatistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada di dalam daerah kritis
(daerah dimana H0 ditolak).
Sebaliknya, disebut
tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima. Adapun pengujian
hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1.
Pengujian Godness of Fit ( R 2 ) Koefisien
Godness of Fit atau determinasi (R 2 ) digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat.
Semakin besar
koefisien determinasi (R 2 ) menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y, dimana 0<R 2 <1.
Hal ini berarti model yang digunakan
semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
Sebaliknya, jika R 2
semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X
terhadap variabel terikat (Y) semakin
kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang
diteliti terhadap variabel terikat.
2. Uji secara
serempak / simultan (Uji F) atau ANOVA Uji
F menunjukkan apakah semua variabel bebas (X) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel terikat
(Y).
H0 : b1 = b2 = b3 =
b4 = b5 = b6 = b7 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas (X1, X2,
X3, X4, X5, X 6, X7) yaitu berupa
variabel fasilitas, keamanan, keramahan
petugas, ketepatan waktu, tarif, image, dan
kenyamanan angkutan terhadap
keputusan konsumen menggunakan jasa transportasi CV. SBI (Y).
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠
b4 ≠ b5 ≠ b6 ≠ b7 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5,
X 6, X7) yaitu berupa variabel fasilitas, keamanan, keramahan petugas, ketepatan waktu, tarif, image, dan
kenyamanan angkutan terhadap keputusan
konsumen menggunakan transportasi CV. SBI yaitu variabel terikat (Y). Satu saja varibel tidak sama
dengan nol model sudah bisa dipakai.
Nilai F hitung
dapat diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS 16 for Windows. Selanjutnya nilai F
hitung akan dibandingkan dengan F tabel
dengan tingkat kesalahan (α = 5%) dan derajat kebebasan (df) = (n – k), (k – 1).
Kriteria
pengambilan keputusan : Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5 % Ha
diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5 % 3. Uji Secara Parsial (Uji t) Uji t digunakan
untuk menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
H0 : b1 = 0,
artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3,
X4, X5, X6, X7) yaitu berupa variabel
fasilitas, keamanan, keramahan petugas, ketepatan waktu, tarif, image
dan kenyamanan angkutan, terhadap keputusan konsuumen menggunakan jasa transportasi CV. SBI, yaitu
variabel terikat (Y).
Ha : b1 ≠ 0,
artinya secara parsial
terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3,
X4, X5, X 6, X7) yaitu berupa variabel
fasilitas, keamanan, keramahan petugas, ketepatan waktu, tarif, image, dan kenyamanan angkutan terhadap
keputusan konsumen menggunakan jasa
transportasi CV. SBI yaitu variabel terikat (Y).
Nilai t hitung
dapat diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS 16 for Windows.
Selanjutnya nilai t hitung akan dibandingkan dengan t tabel dengan tingkat kesalahan (α =
5%) dan derajat kebebasan (df) = (n –
k), (k – 1).
Kriteria
pengambilan keputusan : Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5 % Ha
diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5 %
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi