BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan
harus mampu bertahan hidup, bahkan harus
dapat terus berkembang. Salah satu hal penting
yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah mempertahankan pelanggan yang telah ada, terus
menggarap pelangganpelanggan potensial baru agar jangan sampai pelanggan
meninggalkan perusahaan menjadi
pelanggan perusahaan lain. Perusahaan harus mampu mempertahankan loyalitas pelanggan.
Loyalitas pelanggan
terhadap merek produk merupakan konsep yang sangat penting khususnya pada kondisi tingkat
persaingan yang sangat ketat dengan
pertumbuhan yang rendah. Pada kondisi demikian loyalitas pada merek sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat
bertahan hidup. Di samping itu, upaya mempertahankan
loyalitas merek ini merupakan upaya strategis yang lebih efektif dibandingkan dengan upaya menarik pelanggan
baru.
Loyalitas merek
dapat dipandang sebagai komitmen internal dalam diri konsumen untuk membeli dan
membeli ulang suatu merek tertentu meskipun ada pengaruh situasional dan usaha
pemasaran yang dapat menimbulkan
perilaku peralihan. Dengan pengelolaan dan pemanfaatan yang benar, loyalitas
merek dapat menjadi asset strategis bagi
perusahaan. Pelanggan yang loyal kepada suatu
merek tidak akan dengan mudah memindahkan pembeliannya ke merek yang lain, apapun yang terjadi dengan merek
tersebut. Bila loyalitas pelanggan terhadap
suatu merek meningkat, kerentanan kelompok dari ancaman dan serangan merek produk pesaing dapat dikurangi.
Persoalan merek
menjadi salah satu persoalan yang harus dipantau secara terus-menerus oleh setiap perusahaan.
Merek-merek yang kuat, teruji, dan bernilai tinggi terbukti tidak hanya sukses mengalahkan
hitungan-hitungan rasional, tetapi juga
canggih mengolah sisi-sisi emosional konsumen. Merek bisa memiliki nilai tinggi karena ada brand building activity yang bukan sekadar
berdasarkan komunikasi, tetapi merupakan
segala macam usaha lain untuk memperkuat merek tersebut.
Merek bisa
menjanjikan sesuatu dapat diketahui dari komunikasi, bahkan lebih dari janji, merek juga mensinyalkan
sesuatu (brand signaling). Merek akan mempunyai
reputasi jika ia memiliki kualitas dan kharisma. Merek harus mempunyai aura, harus konsisten, kualitasnya
harus dijaga dari waktu ke waktu, selain
tentunya juga harus mempunyai kredibilitas agar mempunyai kharisma.
Suatu merek harus
terlihat menarik di pasar agar tampil menjadi yang terbaik hingga mampu membuat konsumen tertarik
membelinya. Merek tersebut harus
memiliki nilai pelanggan jauh di atas
merek-merek yang lain sehingga merek
terlihat menarik. Selain itu, harus mampu meningkatkan keterlibatan emosi pelanggan, sehingga pelanggan mempunyai ikatan
dan keyakinan terhadap merek tersebut.
Menjamurnya AMDK
ini, selain karena praktis penggunaannya, juga karena rasanya yang cocok dengan lidah
kebanyakan masyarakat Indonesia.
Apalagi, dengan
mengonsumsi AMDK, rasanya ada jaminan bahwa air yang diminum benar-benar sehat karena sudah melalui
suatu proses yang ketat.
Sementara bagi investor, industri AMDK
merupakan salah satu primadona pilihan investasi
karena, pertama, proses pengolahannya tidak terlalu rumit. Teknologinya mudah diperoleh. Kedua, investasinya tidak
terlalu besar, apalagi dengan makin banyaknya
perusahaan-perusahaan lokal yang mampu membuat mesin-mesin pengolahan AMDK dengan kualitas internasional.
Ketiga, prospek pasarnya sangat
menjanjikan.
Total penjualan
AMDK di Indonesia saat ini diperkirakan lebih dari Rp3 triliun per tahun. Dari angka tersebut,
ternyata merek Aqua dan VIT menguasai pangsa
pasar 45%, lalu sebesar 30% oleh merek-merek lain, yaitu AdeS, Total, Club 2-Tang, dan Oasis. Sementara itu, 25%
lainnya diperebutkan oleh ratusan merek
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia Sumber: www.wartaekonomi.com (15
Juli 2009) Gambar 1.1 perkiraan pangsa pasar merek AMDK Indonesia Aqua merupakan produsen air minum terbesar
pertama di Indonesia, tentu Aqua tidak
menghendaki para pelanggannya beralih ke produk lain. Oleh sebab itu, tuntutan untuk selalu menjadi yang terbaik harus menjadi komitmen organisasi
agar para pengguna air minum masih tetap
setia untuk selalu mengkonsumsi air minum Aqua.
Merek Aqua dapat
menguasai pasar hingga saat ini karena merupakan merek pionir untuk air dalam kemasan di
Indonesia. Nilai merek (brand value) dari
Aqua berada di posisi pertama sebagai merek yang diakui kualitasnya oleh konsumen.
Posisi merek Aqua
sebagai top of mind kategori produk AMDK
menyebabkan merek tersebut terjebak
menjadi merek yang generik. Kondisi tersebut
menyebabkan konsumen mengidentikkan merek Aqua sebagai kategori produk AMDK dan tidak terlalu peduli dengan
merek yang mereka terima saat melakukan
pembelian. Kepuasan konsumen telah dicapai oleh Aqua, akan tetapi dalam pemasaran tidak berhenti begitu konsumen merasa puas. Tujuan
dari pemasaran sebenarnya adalah untuk
membuat konsumen setia (consumer loyalty) pada merek yang dikeluarkan
perusahaan. Hal tersebut belum terlihat pada Aqua.
Konsumen Aqua
umumnya tidak mempertanyakan brand switching pada aktivitas pembelian mereka, yang berarti loyalitas
konsumen sangat rendah.
Meskipun konsumen
menunjukkan kepuasan mereka terhadap kualitas produk, sikap yang ditunjukkan konsumen dalam
pembelian merek kategori AMDK adalah
sebaliknya.
Kesetiaan pelanggan tidak dapat begitu saja
diraih, tetapi memerlukan proses panjang
untuk meyakinkan bahwa Aqua merupakan air minum terbaik.
Membangun
kepercayaan konsumen telah dilakukan oleh perusahaan air mineral Aqua sejak
didirikan. Hal ini dibuktikan dengan inovasi yang telah dilakukan oleh PT Tirta
Investama untuk selalu memberikan yang terbaik kepada konsumen.
Inovasi tersebut
berupa selalu melakukan pengembangan dan
diversifikasi terhadap produk Aqua serta membangun aliansi dengan merek
terkenal, yaitu Danone untuk memperkuat pasar.
Berdasarkan uraian
tersebut maka, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dalam rangka
menyusun skripsi dengan judul ,“ Pengaruh Trust In a Brand Terhadap Brand LoyaltyPada Konsumen Air
Minum Aqua di Daerah Medan Baru”.
B. Perumusan
Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah
trust in a brand berpengaruh positif dan
signifikan terhadap brand loyalty pada
konssumen air minum Aqua di daerah Medan
Baru”.
C. Kerangka
Konseptual Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi
dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan
untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau kelompok penjual dan
untuk membedakannya dari produk pesaing.
Kepercayaan konsumen terhadap produk Aqua
mengacu pada tiga faktor yang
dikemukakan Lau dan Lee (Riana,1999 : 44 ). Ketiga faktor ini berhubungan dengan tiga identitas yang tercakup dalam
hubungan antara merek dan konsumen.
Adapun ketiga
faktor tersebut adalah merek itu sendiri, perusahaan pembuat merek, dan konsumen.
Merek merupakan
salah satu atribut yang dianggap penting dalam menumbuhkan persepsi yang baik sehingga
konsumen akan percaya setelah mereka
menilai atribut yang dimiliki oleh suatu
produk . Persepsi yang baik dengan
kepercayaan konsumen terhadap merek tertentu akan menciptakan citra merek yang baik pula, sehingga pada akhirnya
akan menciptakan minat beli dan bahkan
meningkatkan loyalitas konsumen terhadap merek tertentu.
Karakteristik
Konsumen – Merek merupakan totalitas pemikiran dan perasaan individu dengan acuan dirinya sebagai
objek sehingga sering kali dalam konteks
pemasaran dianalogkan merek sama dengan orang. Konsumen sering kali berinteraksi dengan merek seolah-olah merek tersebut adalah manusia
sehingga kesamaan antara konsep diri konsumen dengan merek dapat
membangun kepercayaan terhadap merek.
Karakteristik
Perusahaan yang ada dibalik merek akan berpengaruh terhadap
loyalitas merek. Karakteristik perusahaan merupakan dasar awal pemahaman konsumen terhadap suatu produk.
Karakteristik ini meliputi reputasi suatu
perusahaan serta integritas perusahaan dibalik merek tersebut.
Loyalitas merek
dapat dipandang sebagai komitmen internal dalam diri konsumen untuk membeli dan
membeli ulang suatu merek tertentu meskipun ada pengaruh situasional dan usaha
pemasaran yang dapat menimbulkan
perilaku peralihan. Dengan pengelolaan
dan pemanfaatan yang benar, loyalitas merek dapat
menjadi asset strategis bagi perusahaan.
Durianto (2001:146) mengemukakan
bahwa, Pelanggan yang loyal kepada suatu merek tidak akan dengan mudah memindahkan pembeliannya ke merek
yang lain, apapun yang terjadi dengan
merek tersebut. Bila loyalitas pelanggan
terhadap suatu merek meningkat,
kerentanan kelompok dari ancaman dan serangan merek produk pesaing dapat dikurangi.
Berdasarkan uraian
kerangka konseptual, maka dibuat suatu paradigma hubungan antara variabel yang ditunjukkan
dengan gambar sebagai berikut : Gambar 1.1 Kerangka konseptual penelitian Sumber
: Lau dan Lee (dalam Riana, 2008) D.
Hipotesis Berdasarkan Perumusan masalah yang dikemukakan maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Trust
in a Brand berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Brand Loyalty pada konsumen air minum Aqua di daerah Medan Baru”.
E. Tujuan dan
Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
X1 = Karakteristik Merek X2 = Karakteristik Perusahaan X3 = Karakteristik
Konsumen - Merek Loyalitas Merek (Y) Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh trust in a brand terhadap brand
loyalty pada konsumen air minum Aqua di daerah Medan Baru.
2. Manfaat
penelitian 1. Bagi penulis Penelitian
ini dapat menanbah wawasan dan pengetahuan penulis dalam bidang pemasaran terutama dalam bidang
perilaku konsumen.
2. Bagi Pihak lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi dalam melakukan
penelitian dengan objek ataupun masalah yang sama dimasa yang akan
datang.
F. Metodologi
Penelitian 1. Batasan Operasional Batasan
operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam
penelitian yang dilakukan.
Penelitian yang
dilakukan peneliti terbatas bagaimana pengaruh variabel bebas (independent) yang terdiri dari karakteristik
merek, karakteristik perusahaan, karakteristik konsumen-merek dan
loyalitas merek sebagai variabel
terikat (dependent).
2. Defenisi Operasional Variabel Untuk
memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian maka perlu defenisi
variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut: a.
Karakteristik Merek (X1 b.
Karakteristik Perusahan (X ) berkaitan dengan kepercayaan konsumen terhadap suatu merek , kepercayaan di sini menyangkut
tentang kinerja merek dapat diramalkan,
mempunyai reputasi dan kompetensi merek.
2 c. Karakteristik Konsumen-merek (X ) merupakan
dasar awal pemahaman konsumen terhadap
suatu produk. Karakteristik ini meliputi reputasi suatu perusahaan serta intregritas perusahaan
dibalik merek tersebut.
3 d. Loyalitas Merek (Y) adalah komitmen internal
dalam diri konsumen untuk membeli ulang
dan berlangganan dengan produk\jasa yang disukai secara konsisten dimasa mendatang, sehingga
menimbulkan pembelian merek yang sama
secara berulang meskipun ada pengaruh
situasional dan usaha pemasaran yang
dapat menimbulkan perilaku peralihan.
) merupakan
totalitas pemikirandan perasaan individu
dengan acuan dirinya sebagai objek.
Tabel 1.1 Defenisi
Operasional Variabel Variabel Sub
Variabel Indikator Skala Ukur Trust in a brand (X) Karakteristik Merek 1. Merek dengan reputasi tinggi 2.
Tidak mengganggu kesehatan 3.
Pengetahuan publik tentang merek 4. Keandalan merek air minum 5.
Berita positif tentang air minum 6. Pengetahuan Konsumen Tentang merek 7.
Kinerja merek dapat diantisipasi 8.
Merek yang konsisten dengan
kualitasnya 9. Harapan konsumen Likert terhadap
merek 10. Berbeda dengan merek air minum
yang lain 11. Efektivitas produk dibandingkan
dengan merek air minum yang lain 12. Merek yang paling dapat memenuhi kebutuhan Karakteristik Perusahan 1.
Kepercayaan terhadap perusahaan 2. Perusahaan tidak akan menipu pelanggan 3. Perhatian perusahaan terhadap pelanggan 4. Keyakinan pelanggan terhadap
produk perusahaan Likert Karakteristik Komsumen- merek 1. Ada
kesamaan merek dengan emosi pelanggan 2.
Merupakan merek Favorit 3. Merek yang sesuai dengan kepribadian pelanggan Likert Loyalitas Merek (Y) 1.
Selalu ingin membeli merek air
minum tertentu 2. Tidak melakukan pembelian bila tidak tersedia 3.
Mencari ditempat- tempat yang
tersedia 4. merekomendasikan kepada konsumen air minum yang lain 5. Bersedia membayar lebih tinggi Likert Sumber : Lau dan Lee
(dalam Riana, 2008) 3. Skala Pengukuran
Variabel Pengukuran variabel bebas dan terikat menggunakan skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi yang dijabarkan menjadi indikator
variabel dan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen
dengan menghadapkan responden terhadap pertanyaan kemudian memberikan jawaban atas pertanyaan yang
diajukan. Dalam melakukan penelitian
terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberi skor (Sugiono, 2006: 86). Skala likert
menggunakan lima tingkatan jawaban yang
dapat berbentuk seperti diajukan pada tabel berikut.
Tabel 1.2 Instrumen Skala Likert No Alternatif Jawaban Skor 1
Sangat Setuju (SS) 5 2 Setuju(S)
4 3 Kurang Setuju (KS) 3 4
Tidak Setuju (TS) 2 5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiono (2005:87) 3. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
ini dilakukan di daerah Medan Baru,
Medan. Penelitian ini dilaksanakan dari
bulan Februari - September2009.
4. Populasi dan Sampel a. Populasi Menurut Sugiono (2006:72): “ Populasi adalah
generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan”.
Populasi penelitian
ini adalah masyarakat di Daerah Medan Baru Medan.
Tabel 1.3 Jumlah penduduk di Daerah Medan Baru
Kelurahan Jumlah Penduduk Titi
Rantai 11580 Padang Bulan 12121 Merdeka
10423 Babura 10761 Petisah
Hulu 9461 Darat 3822 Total
58168 Sumber : Kantor Camat Medan Baru (April 2009, diolah) b. Sampel Sampel
digunakan dengan menggunakan rumus
Supramono (Supramono,2003:62),
yaitu: [ ] × = 2 2 )( d QP Zn
α Dimana : n = Jumlah sample Zα = Z table dengan tingkat signifikansi
tertentu P = Proporsi populasi yang
diharapkan memiliki karakteristik tertentu Q
= (1 - P), Proporsi populasi yang tidak diharapkan memiliki
karakteristik tertentu d = Tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi
(dinyatakan dalam %) Penarikan sampel
menggunakan metode purposive sampling
yaitu penentuan sampel yang
menggunakan kriteria ( pertimbangan) tertentu.
Responden adalah konsumen AMDK, baik pria atau
wanita minimal berusia 17 tahun yang dalam satu bulan terakhir pernah
mengkonsumsi merek Aqua.
Hasil studi
penjajagan terhadap 50 masyarakat di daerah Medan Baru, baik pria atau wanita berusia diantara 15
hingga 60 tahun diketahui 88% atau 44 orang dalam satu bulan terakhir pernah
mengkonsumsi air mineral merek Aqua.
Jika menggunakan
tingkat signifikansi 10% dan tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi 5%, maka ukuran sample yang dapat
diambil adalah : × = 2 2 5 12%88 )645,1(n
n = 114,30 atau 115 orang Tabel 1.3 Jumlah Penduduk dan Sampel di daerah Medan
Baru Kelurahan Jumlah Penduduk Persentase
Sampel Titi Rantai 11580 20 %
23 Padang Bulan 12121 21 %
24 Merdeka 10423 18 %
21 Babura 10761 18 %
21 Petisah Hulu 9461 16 %
18 Darat 3822 7 % 8 Total 58168
100 % 115 Sumber : Kantor Camat
Medan Baru (Juli 2009, diolah) 5. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi dua jenis data, yaitu sebagai berikut: a. Data primer merupakan data yang diperoleh
dari hasil penyebaran kuesioner kepada
warga masyarakat di daerah Medan Baru yang mengkonsumsi air minum Aqua.
b. Data sekunder menurut Kuncoro ( 2003:136)
adalah data yang telah dikumpulkan oleh
pihak lain. Data sekunder ini diperoleh melalui studi pustaka, internet, majalah yang dapat menduku ng
penelitian ini. Data sekunder dari penelitian
ini adalah warga masyarakat di daerah Medan baru.
6. Teknik Pengumpulan Data a. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk jawab.
b. Wawancara yaitu dengan melakukan wawancara
langsung dengan responden terpilih dan
pihak-pihak yang terkait.
c. Studi pustaka yaitu dengan mengumpulkan dan
mempelajari informasi dan data-data yang
diperoleh dari buku-buku literatur, majalah dan internet yang berkaitan dengan penelitian ini.
7. Uji Validitas dan Reliabilitas Untuk
mendapatkan kualiatas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah semestinya rangkaian penelitian harus
dilakukan dengan baik. Uji validitas dilakukan
untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur
yang digunakan (kuesioner).
Pengujian validitas dengan menggunakan program
SPSS 14.0 dengan kriteria sebagai
berikut : a. Jika rhitung> rtabel,
maka pertanyaan dinyatakan valid b. Jika
rhitung< rtabel , maka pertanyaan dinyatakan tidak valid Uji reliabilitas
digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi
didalam mengukur gejala yang sama. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
program SPSS 14.0 butir pertanyaan yang
sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai
berikut: a. Jika r αpositif atau lebih
besar dari r tabel makaka pertanyaan reliable b. Jika r αnegatif atau lebih kecil dari r tabel
maka pertanyaan tidak reliable.
8. Teknik Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif Metode deskriptif
merupakan cara dimana data yang dikumpulkan terlebih dahulu disusun dan diklarifikasi serta
dianalisis sehingga memberikan gambaran yang
jelas tentang masalah yang diteliti.
b. Analisis regresi linier berganda Analisis
Regresi linier Berganda yaitu regresi yang memiliki satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel
independen ( Nugroho, 2005;43). Untuk memperoleh
hasil analisis data, peneliti menggunakan program SPSS 14.00.
Model persamaan
dapat digambarkan sebagai berikut: Y = a+b1X1 + b2 X2 + b3X3 + e Katerangan Y =
Loyalitas Merek a = Konstanta b =
Koefisien Regresi Linier Sederhana X1 X = Karakteristik Merek 2 X = Karakteristik Perusahaan 3 e =
Standart Error = Karakteristik Konsumen-Merek c. Uji Asumsi Klasik 1. Uji
Normalitas Pengujian ini dilakukan untuk melihat model regresi, apakah variabel
dependen dan independen memiliki
distribusi normal atau tidak.
2.
Heteroskedastisitas Digunakan untuk menguji model regresi apakah terjadi
ketidaksamaan atau perbedaan varians
yang lain. Jika varians residual dari suatu pengamatan lain tetap. Maka disebut
homoskedastisitas.
3. Multiko linearitas Digunakan unutk menguji
model regresi apakah ditemukan adanya korelasi
antar variabel independen dengan variabel dependen,dan yang lebih baik jika tidak terjadi masalah
multikolinearitas.
d. Pengujian
Hipotesis 1. Uji Signifikan Simultan (
Uji –F) Uji- F digunakan untuk menunjukkan apakah
semua variabel bebas (X) yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Y).
Ho : b1 = b 2 = b3
= Artinya secara bersama- sama tidak
terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (X 0 1, X2, X3 0 : 321 ≠≠≠ bbbHa ) yaitu berupa variabel karakteristik merek, karakteristik perusahan karakteristik
konsumen-merek terhadap loyalitas merek (Y).
Artinya secara
bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas(X1, X2, X3 Kinerja pengambilan
keputusan: ) yaitu berupa variabel karakteristik merek, karakteristik perusahan karakteristik
konsumen-merek terhadap loyalitas merek (Y).
Ho diterima jika
Fhitung < Ftabel α pada
= 5% Ha diterima jika Fhitung >
Ftabel α pada = 5% 2. Koefisisen determinasi (R 2 Koefisien
determinasi pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R ) 2 semakin
besar nilainya (mendekati satu), maka
dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2,X3) adalah kuat terhadap variabel terikat (Y). Hal ini
berarti model yang digunakan semakin kuat
untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R 2 semakin kecil
nilainya (mendekati nol), maka dapat dikatakan
pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang
digunakan tidak kuat untuk menerangkan
pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terika BAB II URAIAN
TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Riana
(2008) dengan judul : “ Pengaruh Trust in a Brand Terhadap Brand Loyalty
Pada Konsumen Air Minum Aqua dikota Denpasar”. Dengan hasil penelitian menunjukkan secara bersama-sama
maupun individu variabel trust in a
brand berpengaruh signifikan
terhadap brand loyalty. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa variabelcompany
characteristic merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap brand loyalty
pada konsumen air minum Aqua dikota
Denpasar.
Hutauruk (2007)
dengan judul : “ Pengaruh Sikap Konsumen tentang penerapan program Corporate Social
Responsibility (CRS) terhadap Brand Loyalty Sabun Mandi Lifebuoy pada mahasiswa FE USU”.
Dengan hasil penelitian sebagai berikut
: Variabel sikap konsumen tentang penerapan program Corporate Social
Responsibility (X) memiliki hubungan yang erat terhadap brand loyalty
sabun mandi lifebuoy sebesar 0.663. secara parsial variabel sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap
brand Loyalty.
Irawan (2005)
dengan judul “ Pengaruh Brand Trust dan Brand Effect terhadap brand loyalty
produk Pasta Gigi Pepsodent di Surabaya.” Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan
terhadap merek dan pengaruh merek memiliki
pengaruh langsung terhadap masing-masing aspek loyalitas merek.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi