BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada
umumnya tujuan dari sebuah perusahaan adalah
memaksimalkan nilai dari
perusahaan tersebut, mencapai laba yang maksimal, dan pertumbuhan yang berkesinambunagan dari usahanya sehingga
perusaan tersebut dapat tetap exist di
industri tempat perusahaan tersebut melakukan aktivitasnya serta dapat melakukan ekspansi usaha lebih luas lagi.
Tujuan perusahaan tersebut adalah mutlak
bagi setiap perusahaan dengan tidak membedakan jenis usahanya. Oleh sebab itu perusahaan dituntut untuk dapat melakukan
kegiatan operasionalnya secara efisien
dan efektif, sehingga perusahaan yang dapat mengelola aktivanya dengan lebih efektif dan efisien akan
mendapatkan laba yang lebih baik pula, sama
halnya pada perusahaan perkebungan kelapa sawit yang mana sedang sangat berkembang pesat pada saat ini di Indonesia
khususnya di Sumatera Utara.
Perusahaan yang
bergerak di bidang agribisnis khususnya kelapa sawit juga berusaha untuk
mencapai pengembalian (return) atau laba terbesar yang bisa diperoleh dari memaksimalkan sumber daya dan
aktiva yang mereka miliki untuk dapat
memaksimalkan laba perusahaan, namun demikian ada beberapa sasaran lain yang terkait dengan laba, misalnya
keinginan untuk menghasilkan produk dan pelayanan
yang bermutu, keinginan untuk memberikan imbalan pada karyawan, keinginan untuk membantu pertumbuhan
bisnis di daerah tempat perusahaan melakukan kegiatan operasionalnya dan keinginan untuk memperoleh citra sebagai “warga masyarakat” yang baik (Pahan,
2007: 8).
Laba merupakan penerimaan yang masih tersisa
dari hasil penjualan setelah semua
beban (temasuk bunga dan pajak)
dibayarkan. Kenaikan laba perusahaan
dapat dilatar belakangi oleh berbagai faktor, antara lain seperti: tingkat penjualan, beban operasi perusahaan, investasi
yang dilakukan dan sebagainya.
Dalam meningkatkan
nilai perusahaan sebagai tujuan perusahaan maka kemampuan untuk membukukan laba yang tinggi
tidaklah cukup. Masih diperlukan kemampuan lainnya dari perusahaan
seperti: kemampuan mengelola arus kas,
piutang perusahaan, persediaan serta mengelola aktiva yang dimiliki oleh perusahaan khususnya aktiva tetap pada
perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Analisis
perkembangan kinerja keuangan perusahaan, dapat diperoleh melalui analisis terhadap data keuangan
perusahaan yang tersusun dalam laporan keuangan.
Analisis laporan keuangan digunakan untuk memprediksi masa depan, sedangkan dari susut pandang manajemen,
analisis laporan keuangan digunakan untuk
membantu mengantisipasi kondisi di masa depan dan yang lebih penting sebagai titik awal untuk perencanaan tindakan
yang akan mempengaruhi peristiwa di masa
depan (Brigham dan Houston, 2001:78). Informasi yang diperoleh dari analisis laporan keuangan dapat menunjukkan
apakah perusahaan sedang maju atau akan
mengalami kesulitan keuangan (Sawir, 2005: 6).
Dengan menggunakan
analisis rasio keuangan kita dapat melihat kinerja keuangan sebuah perusahaan. Menurut Riyanto (2001:330) ada beberapa pengelompokan
rasio keuangan yang sering digunakan oleh menejer keuangan sebuah perusahaan untuk dapat mengetahui dan
mengantisipasi keadaan dan perkembangan
finansiil dari sebuah perusahaan, yaitu; rasio likuiditas (liquidity ratio), rasio laverage, rasio aktivitas
(activity ratio) dan rasio kemampulabaan (profitability ratio). Apabila
perusahaan telah beroperasi dengan efektif maka kemampuan perusahaan tersebut untuk membukukan
laba yang lebih baik juga semakin besar.
Besarnya laba
bersih yang didapat dibandingkan dengan pendapatan merupakan petunjuk kemampulabaan perusahaan.
Karena perbedaan nilai penjualan dan laba bersih adalah tidak lain
merupakan total beban, maka rasio ini merupakan
alat ukur seberapa efektif perusahaan telah mengelola keuangan perusahaannya. Menurut Kuswadi (2004:190)
mengatakan bahwa, efektifitas pengguanan
dana dalam perusahaan ditunjukkan melalui perputaran ROI.
Semakin besar nilai
perputarannya maka akan semakun efektif penggunaan dana sehingga akan memperbesar kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba.
Sedangkan menurut
Abdullah (2005:57) ROI dipergunakan
untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan yang dimiliki.
PT. Perkebunan
Nusantara IV (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara bidang perkebunan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit
yang berkedudukan di Sumatera Utara. Pada saat sekarang ini industri kelapa sawit dan produk turunannya
sangat banyak diminati oleh investor karena
mempunyai prospek yang cukup menjanjikan, yang mana hal ini juga dilatar belakangi oleh melambungnya harga
minyak mentah dunia terlebih lagi sekarang
ini penduduk dunia lebih sadar akan lingkungan dan telah menipisnya cadangan minyak mentah sehingga membuat banyak
pihak berpikir untuk beralih pada minyak
nabati yang salah satunya merupakan produk turunan dari kelapa sawit itu sendiru seperti CPO (crude palm
oil). Tingginya permintaan dunia terhadap
CPO tersebut tentu memicu ikut melambungnya harga dari CPO sehingga menyebabkan ikut naiknya harga TBS
(tandan buah segar) dari kelapa sawit
itu sendiri. Dengan meningkatnya harga tersebut menyebabkan industri perkebunan kelapa sawit saat ini banyak
diminati oleh investor karena menjanjikan
laba yang cukup tinggi serta resiko yang tidak terlalu besar.
Adapun kinerja
keuangan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) berdasarkan laporan keuangan
periode 1999 sampai dengan 2006 dapat dilihat melalui table berikut ini: Table
1.1 Kinerja Keuangan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Periode 1999-2006 Tahun Quick Ratio Debt to Equity Ratio
Debt to Asset Ratio Long Term Debt
to Equity Ratio
Total Asset Turnover Inventory Turnover Fixed asset Turnover
ROI 1999 0.633 0.568
0.362 0.080 0.787
6.325 1.184 0.068 2000 0.888
0.587 0.370 0.064
0.836 7.293 1.202
0.059 2001 0.407
0.570 0.363 0.188
0.883 8.602 1.172
0.027 2002 0.666
0.559 0.359 0.210
1.040 10.367 1.396
0.053 2003 0.456
0.566 0.361 0.189
1.179 13.893 1.568
0.048 2004 0.689
0.546 0.353 0.119
1.227 17.065 1.779
0.125 2005 0.676
0.896 0.474 0.391
0.923 13.292 1.310
0.090 2006 0.464
1.260 0.554 0.569
0.714 12.776 1.017
0.046 Sumber: Laporan Keuangan
PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero), diolah James Van Horne & Johan M.
Wachowicz, Jr (2000:145) mengatakan bahwa
likuiditas berbanding terbalik dengan profitabilitas. Hal ini berbeda dengan penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh
penulis. Penulis menemukan bahwa rasio
cepat (quick ratio) yang merupakan salah satu dari beberapa rasio likuiditas memiliki hubungan yang bervariasi terhadap
rasio profitabilitas (ROI).
Sedangkan pada rasio Levarege PT. Perkebunan
Nusantara IV (Persero) dalam penelitian
awal yang dilakukan penulis juga mempunyai hubungan yang bervariasi terhadap ROI sedangkan menurut
Kuswadi (2004: 209) mengatakan bahwa
semakin besar jumlah dana perusahaan yang berasal dari pinjaman maka, semakin besar pula resiko yang ditanggung oleh
perusahaan sehingga mengakibatkan rasio
levarege (debt to equity ratio, debt to
asset ratio dan longterm debt to equity
ratio) berbanding terbalik dengan ROI.
Pada rasio aktivitas PT. Perkebunan
Nusantara IV (Persero) juga mempunyai hubungan yang bervariasi dengan kemampulabaan sedangkan
menurut Kuswadi (2004: 201) mengatakan
bahwa semakin besar rasio aktivitas maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba,
atau dengan kata lain rasio aktivitas
(total asset tornover, inventory
turnover dan fixed asset turnover) berbanding
lurus terhadap rasio kemampulabaan (ROI). Untuk memahami sifat hubungan antara kinerja keuangan dan
kemampulabaan yang sebenarnya maka penulis
mengambil judul : ”Anlisis Hubungan Kinerja Keuangan Terhadap kemampulabaan Pada PT. Perkebunan Nusantara IV
(Persero)”.
B. Perumusan Masalah Apakah terdapat hubungan
antara kinerja keuangan yang diukur dengan quick ratio, debt to equity ratio, debt
to asset ratio, longterm debt to equity
ratio, asset turnover, inventory turnover dan fixed asset turnover terhadap
kemampulabaan perusahaan yang diukur dengan
return on investment (ROI) pada
PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)?”.
C. Kerangka Konseptual Sebuah perusahaan pada
dasarnya dalam menjalankan usahanya membutuhkan
dana. Dana pada sebuah perusahaan dapat diperoleh dari pemilik perusahaan maupun pinjaman dari pihak lain
seperti bank, dana yang telah dimiliki
oleh perusahaan selanjutnya akan digunakan
untuk membeli aktiva tetap, menjalankan
aktiva tetap tersebut, untuk membeli bahan bahan kepentingan operasional perusahaan dan sebagainya. Oleh
sebab itu peran manajer keuangan sebuah
perusahaan adalah mengelola aliran dana tersebut agar sesuai dengan target perusahaan yang telah ditetapkan.
Keseluruhan dari aktivitas mengenai mendapatkan
dana dan menggunakan dana tersebut disebut dengan manajemen keuangan perusahaan. Hal ini berarti dana yang
tertanam dalam aktiva perusahaan harus
dapat dikelola seefektif mungkin sehingga perusahaan dapat menghasilkan tingkat keuntungan investasi yang maksimal.
Efektifitas
penggunaan dana dalam sebuah perusahaan ditunjukkan melalui perputaran ROI (Kuswadi, 2004:190),
Return On Investmen merupakan salah satu
rasio kunci yang biasa digunakan oleh perusahaan yang dapat memberikan indikasi tentangbaik buruknya
manajemen dalam melaksanakan kontrol
biaya maupun pengelolaan aktivanya (Kuswadi, 2004:191). Dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan dapat
digunakan rasio finansiil yang terdiri
dari rasio kemampulabaan, rasio likuiditas, rasio laverage dan rasio aktivitas. Dalam pengukuran laba perusahaan
pendekatan melalui rasio finansiil memberikan
informasi yang jelas mengenai penyimpangan yang dilakukan oleh setiap departemen yang ada dalam perusahaan
atas penyimpangan yang terjadi terhadap
target laba perusahaan (Sawir ,2005: 4). Analisis dan interpretasi dari macam macam rasio dapat memberikan pandangan
yang lebih baik tentang kondisi keuangan
perusahaan dan prestasi perusahaan.
Sumber : Sawir,
2005 (diolah) Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual D. Hipotesis Berdasarkan permasalahan yang
telah disebutkan maka hipotesis yang diambil
oleh penulis dalam penelitin ini adalah: Kinerja keuangan yang diukur dengan quick ratio, debt to equity ratio, debt
to asset ratio, longterm debt to equity
ratio, asset turnover, inventory turnover dan fixed asset turnover memiliki hubungan yang signifikan terhadap kemampulabaan PT.
Perkebunan
Nusantara IV (Persero).
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dari kinerja keuangan terhadap
kemampuan memperoleh laba PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) sehingga dapat diketahui pengelolaan kinerja keuangan mempunyai
hubungan atau tidak dengan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba.
Adapun manfaat
dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: ROI (Y) Kinerja Keuangan Rasio
Likuiditas Quick Ratio (X1) Rasio
Leverage Debt to Equity Ratio (X2) Debt
to Asset Ratio (X3) Long Term Debt to
Equity Ratio (X4) Rasio Aktivitas Total
Asset Turnover (X5) Inventory Turnover
(X6) Fixed Asset Turnover (X7) 1.
Bagi Penulis; sebagai pengembangan wawasan dan meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya mengenai
perencanaan dan pengelolaan keuangan
perusahaan perkebunan kelapa sawit serta membandingkan antara penerapan teori teori
yang telah diperoleh penulis di bangku
kuliah dengan praktik di lapangan khususnya dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan.
2. Bagi Perusahaan; sebagai salah satu bahan
pertimbangan bagi perusahaan dalam
pengambilan keputusan dan perencanaan serta pengelolaan keuangan perusahaan untuk dapat
dikelola secara efektif dan efisien dan
dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan
perusahaan dalam memperbaiki kinerja keuangan perusahaan pada masa yang akan datang.
3. Bagi Pembaca; penulis mengharapkan skripsi
ini dapat memberikan manfaat,
perbandingan di dalam melakukan penulisan penelitian dimasa yang akan datang. Selain itu
diharapkan skrisi ini dapat menambah
wawasan dan sebagai penambah referensi bahan bacaan di perpustakaan khususnya tentang
kinerja keuangan perusahaan dalam
mencapai laba perusahaan..
F. Metodologi Penelitian 1. Batasan Operasional Untuk menghindari
kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian ini, maka
peneliti membatasi penelitian ini pada
pembahasan hubungan analisis kinerja keuangan perusahaan melalui rasio rasio
finansiil yaitu: rasio likuiditas
yang diukur dengan Quick Ratio, rasio leverage yang terdiri dari
debt to equity ratio, debt to asset
ratio dan long term debt to equity ratio, rasio Aktivitas yang terdir i dari total asset turnover, inventory
turnover dan fixed asset turnover terhadap kemampulabaan perusahaan yang diukur dengan
return on investment (ROI) perusahaan. Dengan menganalisis
laporankeuangan perusahaan peride 1999
sampai dengan 2006. 2.
Definisi Operasional Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa rasio keuangan sebagai alat ukur kinerja keuangan perusahaan
digunakan sebagai variable X dan
kemampulabaan sebagai variable Y, antara lain: a. Quick Ratio/Rasio Cepat (X1 Quick Ratio
merupakan salah satu rasio dari beberapa rasio likuiditas yang digunakan dalam mengukur kemampulabaan
perusahaan. Rasio ini memberikan
gambaran yang lebih cermat tentang keadaan likuiditas perusahaan. sehingga Quick ratio
digunakan sebagai Variable bebas
(X ) 1 Lancarng Uta Persediaan Lancar
Aktiva − ) dalam penelitian ini oleh karena rasio ini lebih mendekati kebenaran dibandingkan dengan
menggunakan rasio lainnya seperti rasio
lancar yang masih bersifat umum. Perumusan Rasio Cepat dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Rasio Cepat = b. Debt to Equity Ratio/Rasio Kewajiban Terhadap
Equitas (X2 Debt to equity ratio adalah
merupakan salah satu rasio dari rasio leverage
yang digunakan sebagai variabel bebas (X ) 2) dalam penelitian ini.
Rasio ini menunjukkan besarnya
utang yang terdapat dalam struktur modal
perusahaan sangat penting untuk memahami pertimbangan antara resiko dan laba. Adapun
perumusan dari rasio ini adalah sebagai
berikut: DER = × Ekuitas Total Kewajiban
Total c. Debt to Asset Ratio/Rasio
Kewajiban (X3 Debt to total asset ratio
adalah merupakan salah satu rasio dari rasio leverage yang digunakan sebagai variable bebas
(X ) 3 × Aktiva Total Kewajiban Total )
dalam penelitian ini. Rasio ini menggambarkan tentang berapa besar
dana perusahaan yang berasal dari
pinjaman, karena pinjaman mengandung resiko sehingga semakin besar pinjaman maka semakin
besar pula resiko yang dimunculkannya.
Adapun perumusan dari rasio ini adalah sebagai berikut: DAR = d. Long Term Debt to Equity Ratio/Rasio
Kewajiban Jangka Panjang Atas Ekuitas (X4 Long term debt to equity ratio
adalah merupakan salah satu rasio dari rasio
leverage yang digunakan sebagai variable
bebas (X ) 4) dalam penelitian ini. Rasio ini merupakan
perbandingan antara utang jangka panjangterhadap
modal perusahaan, dimana bagian modal sendiri dijaminkan untuk utang jangka panjang
tersebut. Adapun perumusa n dari rasio ini adalah: LDER =
× Ekuitas Panjang Jangka Kewajiban e.
Total Asset Turnover/Rasio Perputaran Rotal Aktiva (X5 Total asset
turnover adalah merupakan salah satu
rasio dari rasio aktivitas yang
digunakan sebagai variable bebas (X ) 5 Aktiva
Total Bersih Penjualan ) dalam penelitian ini.
Rasio ini menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan
atau menggambarkan berapa rupiah
penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh
setiop rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan.
Adapun perumusan
dari rasio ini adalah: Rasio Perputaran Total Aktiva = f.
Inventory TurnOver/Perputaran Persediaan
(X6 Inventory Turnover adalah
merupakan salah satu rasio dari rasio aktivitas
yang digunakan sebagai variable bebas (X ) 6 Persediaan Penjualan ) dalam penelitian ini.
Rasio ini menunjukkan efisiensi pengelolaan dan penjualan persediaannya, sehingga semakin besar rasio
ini maka akan semakin baik. Adapun rumus
rasio ini adalah: Rasio Perputaran Persediaan = g.
Fixed Asset Turnover/Perputaran Aktiva Tetap (X7 Fixed asset ratio
adalah merupakan salah satu rasio dari rasio aktivitas yang digunakan sebagai variable bebas (X ) 7) dalam penelitian ini.
Rasio ini
menunjukkan efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik, peralatan,
tanah dan gedung dalam rangka
menghasilkan penjualan atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang
diinvestasikan pada aktiva tetap. Adapun
perumusan dari rasio ini adalah: Rasio Perputaran Aktiva Tetap = Tetap Aktiva Penjualan h. Return On Investment (Y) Return on investment
adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas (kemampulabaan), yang
merupakan ukuran dari kecepatan
perputaran besarnya investasi atas perolehan laba perusahaan. Rasio ini digunakan sebagai
variable terikat (Y) dalam penelitian
ini. Rasio ini merupakan salah satu dari rasio profitabilitas yang sering digunakan dalam bisnis dimana
rasio ini dapat memberikan indikasi pada
kita tentang dalam melaksanakan kontrol biaya
dan aktivanya. Adapun perumusan dari rasio ini adalah: ROI = × Aktiva Total Bersih Laba 3. Jenis Data Adapun jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah: 1) Data
Primer; Data yang diperoleh secara langsung dengan melakukan wawancara langsung dengan staf bagian keuangan PT.
Perkebunan
Nusantara IV (Persero) 2) Data Sekunder;
Data yang digunakan penulis meliputi: a.
Laporan keuangan perusahaan periode1999 s/d 2006 yang terdiri dari Laporan Neraca dan Laporan Laba
Rugi b.
Sejarah singkat perusahaan c. Struktur organisasi perusahaan d. Literatur ilmiah lainnya yang berkaitan
dengan topik bahasan yang diteliti dalam penelitian ini yang dianggap perlu.
4. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian
dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) yang berada di Jl. LETJEND
SUPRAPTO No. 2 Medan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari 2008
hingga Maret 2008.
5. Teknik Pengumpulan data Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan penulis adalah: a. Interview (Wawancara) Penulis melakukan wawancara langsung dengan
pihak pihak yang berwenang yaitu staf
bagian keuangandi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) guna meminta keterangan mengenai
data dan informasi yang dibutuhkan
sebagai bahan penelitian, yang mana keterangan yang diperoleh tersebut selanjutnya akan diolah
oleh penulis.
b. Studi Dokumentasi(Documentation) Penulis mencari data-data seperti dokumen dan
laporan keuangan dari PT. Perkebunan
Nusantara IV (Persero) mulai dari tahun 1999 sampai dengan 2006 dan berbagai buku buku, artikel
yang dipublikasikan serta penelitian
terdahulu yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.
6. Metode Analisis Data Adapun metode analisis
data yang digunakan oleh penulis untuk mengolah data yang telah dikumpulkan pada penelitian
ini ialah dengan cara: a. Metode
Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan
gambaran yang nyata mengenai keadaan
perusahaan melalui pengumpulan, penyusunan, dan penganalisaan data mengenai laporan keuangan
dan kegiatan perusahaan, sehingga akan
diketahui gambaran umum tentang perusahaan.
b. Metode Analisis Korelasi Rank Spearman Metode
Korelasi Spearman digunakan untuk
mengukur keeratan hubungan antar
dua variabel. Kedua variable itu
diketahui tidak memiliki distribusi
normal dan kondisi varians tidak diketahui sama. Adakalanya kita ingin mengukur kuatnya
hubungan antara dua variable tidak
bersdasarkan pasangan nilai data yang sebenarnya, tetapi berdasarkan
rangkingnya. Metode ini ditemukan oleh Charles Spearman, yang memperkenalkan tentang hubungan
antara dua variable untuk data berperingkat.
Koefisien
korelasi rank Spearman dapat dihitung
(Sugiyono, 2004:284) dengan rumus: rs =
1 -( ) 1 6 2 2 − ∑ nn bi Dimana: rs =
Koefisien Korelasi Rank Spearman bi =
Selisih peringkat untuk tiap data n = Jumlah sample atau data nilai rs
menggambarkan besarnya hubungan dua variabel tersebut.
Nilai rs sama
dengan1 berarti hubungan kedua variabel tersebut kuat, dan bila mana rs mendekati 0 maka hubungan
kedua variabel tersebut lemah dan
mendekati tidak ada. Tanda positif (+) menunjukkan arah hubungan dua variabel yang searah. Selain itu
untuk melihat apakah ada hubungan yang
signifikan dari korelasi Rank Spearmen yang diperoleh maka dapat dilihat dari tingkat
signifikansi yang dihasilkan.
Apabila
signifikansi yang ditetapkan untuk penelitian (α = 5%) maka terdapat hubungan yang signifikan antara
variabel X danY. Pengujian ini dilakukan
dengan bantuan program SPSS versi 15.0.
Bentuk pengujian
yang digunakan: Ho : r = 0 Artinya tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat(Y).
Ha : r ≠ 0 Artinya terdapat hubungan yang
signifikan antara variabel bebas (X) dan
variabel terikat(Y).
Kriteria yang digunakan: Ho diterima jika
rshitung ≤ rs tabel dengan α = 5% Ha diterima jika rs hitung > rs tabel
dengan α = 5% 1. Pengujian Hipotesis Uji
statistik-t Untuk menguji signifikansi
dari Koefisien Korelasi Spearman yang diperoleh
maka digunakan uji-t dengan rumus dan
kemudian dibandingkan dengan table t.
Rumus yang digunakan untuk menghitung
thitung 2 1 2 r n − − dalam buku sugiyono (2004: 185) adalah: t = r Bentuk pengujian yang digunakan adalah: Ho : t
= 0 Artinya : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.
Ha : t ≠ 0 Artinya
: terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.
Kriteria
pengambilan keputusan pada Uji-t adalah: Ho diterima jika t hitung ≤ t table
dengan α = 5% Ha diterima jika t hitung > t table dengan α = 5%
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi