Senin, 24 Maret 2014

Skripsi Manajemen: ANALISIS HUBUNGAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP KEMAMPULABAAN PERUSAHAAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA



BABI  PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang Masalah 
Pada umumnya tujuan dari sebuah perusahaan adalah  memaksimalkan  nilai dari perusahaan tersebut, mencapai laba yang maksimal, dan pertumbuhan  yang berkesinambunagan dari usahanya sehingga perusaan tersebut dapat tetap  exist di industri tempat perusahaan tersebut melakukan aktivitasnya serta dapat  melakukan ekspansi usaha lebih luas lagi. Tujuan perusahaan tersebut adalah  mutlak bagi setiap perusahaan dengan tidak membedakan jenis usahanya. Oleh  sebab itu perusahaan dituntut untuk dapat melakukan kegiatan operasionalnya  secara efisien dan efektif, sehingga perusahaan yang dapat mengelola aktivanya  dengan lebih efektif dan efisien akan mendapatkan laba yang lebih baik pula,  sama halnya pada perusahaan perkebungan kelapa sawit yang mana sedang sangat  berkembang pesat pada saat ini di Indonesia khususnya di Sumatera Utara.

Perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis khususnya kelapa sawit juga berusaha untuk mencapai pengembalian (return) atau laba terbesar yang bisa  diperoleh dari memaksimalkan sumber daya dan aktiva yang mereka miliki untuk  dapat memaksimalkan laba perusahaan, namun demikian ada beberapa sasaran  lain yang terkait dengan laba, misalnya keinginan untuk menghasilkan produk dan  pelayanan yang bermutu, keinginan untuk memberikan imbalan pada karyawan,  keinginan untuk membantu pertumbuhan bisnis  di daerah tempat perusahaan  melakukan kegiatan operasionalnya  dan keinginan untuk memperoleh citra  sebagai “warga masyarakat” yang baik (Pahan, 2007: 8).
 Laba merupakan penerimaan yang masih tersisa dari hasil penjualan  setelah semua beban  (temasuk bunga dan pajak) dibayarkan. Kenaikan laba  perusahaan dapat dilatar belakangi oleh berbagai faktor, antara lain seperti: tingkat  penjualan, beban operasi perusahaan, investasi yang dilakukan dan sebagainya.
Dalam meningkatkan nilai perusahaan sebagai tujuan perusahaan maka  kemampuan untuk membukukan laba yang tinggi tidaklah cukup.  Masih  diperlukan kemampuan lainnya dari perusahaan seperti: kemampuan mengelola  arus kas, piutang perusahaan, persediaan serta mengelola aktiva yang dimiliki  oleh perusahaan khususnya aktiva tetap pada perusahaan perkebunan kelapa  sawit.
Analisis perkembangan kinerja keuangan perusahaan, dapat diperoleh  melalui analisis terhadap data keuangan perusahaan yang tersusun dalam laporan  keuangan. Analisis laporan keuangan digunakan untuk memprediksi masa depan,  sedangkan dari susut pandang manajemen, analisis laporan keuangan digunakan  untuk membantu mengantisipasi kondisi di masa depan dan yang lebih penting  sebagai titik awal untuk perencanaan tindakan yang akan mempengaruhi peristiwa  di masa depan (Brigham dan Houston, 2001:78). Informasi yang diperoleh dari  analisis laporan keuangan dapat menunjukkan apakah perusahaan sedang maju  atau akan mengalami kesulitan keuangan (Sawir, 2005: 6).
Dengan menggunakan analisis rasio keuangan kita dapat melihat kinerja  keuangan sebuah perusahaan.  Menurut Riyanto (2001:330) ada beberapa pengelompokan rasio keuangan yang sering digunakan oleh menejer keuangan  sebuah perusahaan untuk dapat mengetahui dan mengantisipasi keadaan dan  perkembangan finansiil dari sebuah perusahaan, yaitu; rasio likuiditas (liquidity   ratio), rasio laverage, rasio aktivitas (activity ratio) dan rasio kemampulabaan (profitability ratio). Apabila perusahaan telah beroperasi dengan efektif maka  kemampuan perusahaan tersebut untuk membukukan laba yang lebih baik juga  semakin besar.
Besarnya laba bersih yang didapat dibandingkan dengan pendapatan  merupakan petunjuk kemampulabaan perusahaan. Karena perbedaan  nilai  penjualan dan laba bersih adalah tidak lain merupakan total beban, maka rasio ini  merupakan alat ukur seberapa efektif perusahaan telah mengelola keuangan  perusahaannya. Menurut Kuswadi (2004:190) mengatakan bahwa, efektifitas  pengguanan dana dalam perusahaan ditunjukkan melalui perputaran ROI.
Semakin besar nilai perputarannya maka akan semakun efektif penggunaan dana  sehingga akan memperbesar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Sedangkan menurut Abdullah (2005:57) ROI dipergunakan  untuk mengukur  kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan penggunaan  keseluruhan aktiva perusahaan yang dimiliki.
PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) merupakan salah satu Badan  Usaha Milik Negara bidang perkebunan  yang bergerak di bidang perkebunan  kelapa sawit  yang berkedudukan di Sumatera Utara. Pada saat sekarang ini  industri kelapa sawit dan produk turunannya sangat banyak diminati oleh investor  karena mempunyai prospek yang cukup menjanjikan, yang mana hal ini juga  dilatar belakangi oleh melambungnya harga minyak mentah dunia terlebih lagi  sekarang ini penduduk dunia lebih sadar akan lingkungan dan telah menipisnya  cadangan minyak mentah sehingga membuat banyak pihak berpikir untuk beralih  pada minyak nabati yang salah satunya merupakan produk turunan dari kelapa   sawit itu sendiru seperti CPO (crude palm oil). Tingginya permintaan dunia  terhadap CPO tersebut tentu memicu ikut melambungnya harga dari CPO  sehingga menyebabkan ikut naiknya harga TBS (tandan buah segar) dari kelapa  sawit itu sendiri. Dengan meningkatnya harga tersebut menyebabkan industri  perkebunan kelapa sawit saat ini banyak diminati oleh investor karena  menjanjikan laba yang cukup tinggi serta resiko yang tidak terlalu besar.
Adapun kinerja keuangan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) berdasarkan laporan keuangan periode 1999 sampai dengan 2006 dapat dilihat melalui table berikut ini: Table 1.1 Kinerja Keuangan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Periode 1999-2006  Tahun Quick  Ratio Debt to  Equity  Ratio Debt to  Asset  Ratio Long  Term  Debt  to  Equity  Ratio Total  Asset  Turnover Inventory  Turnover Fixed  asset  Turnover ROI 1999  0.633  0.568  0.362  0.080  0.787  6.325  1.184  0.068  2000  0.888  0.587  0.370  0.064  0.836  7.293  1.202  0.059  2001  0.407  0.570  0.363  0.188  0.883  8.602  1.172  0.027  2002  0.666  0.559  0.359  0.210  1.040  10.367  1.396  0.053  2003  0.456  0.566  0.361  0.189  1.179  13.893  1.568  0.048  2004  0.689  0.546  0.353  0.119  1.227  17.065  1.779  0.125  2005  0.676  0.896  0.474  0.391  0.923  13.292  1.310  0.090  2006  0.464  1.260  0.554  0.569  0.714  12.776  1.017  0.046  Sumber: Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero), diolah James Van Horne & Johan M. Wachowicz, Jr (2000:145) mengatakan  bahwa likuiditas berbanding terbalik dengan profitabilitas. Hal ini berbeda dengan  penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh penulis. Penulis menemukan bahwa  rasio cepat (quick ratio) yang merupakan salah satu dari beberapa rasio likuiditas  memiliki hubungan yang bervariasi terhadap rasio profitabilitas (ROI).
 Sedangkan pada rasio Levarege PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) dalam  penelitian awal yang dilakukan penulis juga mempunyai hubungan yang  bervariasi terhadap ROI sedangkan menurut Kuswadi (2004: 209) mengatakan  bahwa semakin besar jumlah dana perusahaan yang berasal dari pinjaman maka,  semakin besar pula resiko yang ditanggung oleh perusahaan sehingga  mengakibatkan rasio levarege (debt to equity ratio,  debt to asset ratio dan  longterm debt to equity ratio)  berbanding terbalik dengan ROI. Pada rasio  aktivitas PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) juga mempunyai hubungan yang  bervariasi dengan kemampulabaan sedangkan menurut Kuswadi (2004: 201)  mengatakan bahwa semakin besar rasio aktivitas maka akan semakin besar pula  kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, atau dengan kata lain rasio  aktivitas (total asset tornover,  inventory turnover dan fixed asset turnover)  berbanding lurus terhadap rasio kemampulabaan (ROI). Untuk memahami sifat  hubungan antara kinerja keuangan dan kemampulabaan yang sebenarnya maka  penulis mengambil judul : ”Anlisis Hubungan Kinerja Keuangan Terhadap  kemampulabaan Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)”.
B.  Perumusan Masalah Apakah terdapat hubungan antara kinerja keuangan  yang diukur  dengan quick ratio, debt to equity ratio, debt to asset ratio, longterm debt to  equity ratio,  asset turnover,  inventory turnover  dan fixed asset turnover terhadap kemampulabaan perusahaan yang diukur dengan  return on  investment (ROI) pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)?”.
 C. Kerangka Konseptual Sebuah perusahaan pada dasarnya dalam menjalankan usahanya  membutuhkan dana. Dana pada sebuah perusahaan dapat diperoleh dari pemilik  perusahaan maupun pinjaman dari pihak lain seperti bank, dana yang telah  dimiliki oleh perusahaan selanjutnya akan digunakan  untuk membeli aktiva tetap,  menjalankan aktiva tetap tersebut, untuk membeli bahan bahan kepentingan  operasional perusahaan dan sebagainya. Oleh sebab itu peran manajer keuangan  sebuah perusahaan adalah mengelola aliran dana tersebut agar sesuai dengan  target perusahaan yang telah ditetapkan. Keseluruhan dari aktivitas mengenai  mendapatkan dana dan menggunakan dana tersebut disebut dengan manajemen  keuangan perusahaan. Hal ini berarti dana yang tertanam dalam aktiva perusahaan  harus dapat dikelola seefektif mungkin sehingga perusahaan dapat menghasilkan  tingkat keuntungan investasi yang maksimal.
Efektifitas penggunaan dana dalam sebuah perusahaan ditunjukkan  melalui perputaran ROI (Kuswadi, 2004:190), Return On Investmen merupakan  salah satu rasio kunci yang biasa digunakan oleh perusahaan yang dapat  memberikan indikasi tentangbaik buruknya manajemen dalam melaksanakan  kontrol biaya maupun pengelolaan aktivanya (Kuswadi, 2004:191). Dalam  mengukur kinerja keuangan perusahaan dapat digunakan rasio finansiil yang  terdiri dari  rasio kemampulabaan,  rasio likuiditas, rasio laverage dan rasio  aktivitas. Dalam pengukuran laba perusahaan pendekatan melalui rasio finansiil  memberikan informasi yang jelas mengenai penyimpangan yang dilakukan oleh  setiap departemen yang ada dalam perusahaan atas penyimpangan yang terjadi  terhadap target laba perusahaan (Sawir ,2005: 4). Analisis dan interpretasi dari   macam macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang  kondisi keuangan perusahaan dan prestasi perusahaan.
Sumber : Sawir, 2005 (diolah) Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual  D. Hipotesis Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan maka hipotesis yang  diambil oleh penulis dalam penelitin ini adalah: Kinerja keuangan yang diukur  dengan quick ratio, debt to equity ratio, debt to asset ratio, longterm debt to  equity ratio,  asset turnover,  inventory turnover  dan fixed asset turnover  memiliki hubungan yang signifikan  terhadap kemampulabaan PT.
Perkebunan Nusantara IV (Persero).
E.  Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui  hubungan dari kinerja keuangan terhadap kemampuan memperoleh laba  PT.  Perkebunan Nusantara IV (Persero)  sehingga dapat diketahui  pengelolaan kinerja keuangan mempunyai hubungan atau tidak dengan  kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.
Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: ROI (Y) Kinerja Keuangan Rasio Likuiditas Quick Ratio (X1)  Rasio Leverage Debt to Equity Ratio (X2)  Debt to Asset Ratio (X3)  Long Term Debt to Equity Ratio (X4)  Rasio Aktivitas Total Asset Turnover (X5)  Inventory Turnover (X6)  Fixed Asset Turnover (X7)   1.  Bagi Penulis; sebagai pengembangan wawasan dan meningkatkan  ilmu pengetahuan khususnya mengenai perencanaan dan  pengelolaan keuangan perusahaan perkebunan kelapa sawit serta  membandingkan antara penerapan teori teori yang telah diperoleh  penulis di bangku kuliah dengan praktik di lapangan khususnya  dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan.
2.  Bagi Perusahaan; sebagai salah satu bahan pertimbangan bagi  perusahaan dalam pengambilan keputusan dan perencanaan serta  pengelolaan keuangan perusahaan untuk dapat dikelola secara  efektif dan efisien dan dapat digunakan sebagai salah satu  pertimbangan perusahaan dalam memperbaiki kinerja keuangan  perusahaan pada masa yang akan datang.
3.  Bagi Pembaca; penulis mengharapkan skripsi ini dapat  memberikan manfaat, perbandingan di dalam melakukan penulisan  penelitian dimasa yang akan datang. Selain itu diharapkan skrisi ini  dapat menambah wawasan dan sebagai penambah referensi bahan  bacaan di perpustakaan khususnya tentang kinerja keuangan  perusahaan dalam mencapai laba perusahaan..
F.  Metodologi Penelitian 1.  Batasan Operasional Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis  permasalahan dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi penelitian ini  pada pembahasan hubungan analisis kinerja keuangan perusahaan melalui   rasio rasio  finansiil  yaitu: rasio likuiditas yang  diukur  dengan  Quick Ratio, rasio leverage yang terdiri dari debt to equity ratio, debt to  asset ratio dan long term debt to equity ratio, rasio Aktivitas yang terdir i  dari total asset turnover, inventory turnover  dan fixed asset turnover terhadap  kemampulabaan perusahaan yang diukur dengan return on  investment  (ROI) perusahaan. Dengan menganalisis laporankeuangan  perusahaan peride 1999 sampai dengan 2006.    2.  Definisi Operasional Dalam penelitian ini peneliti menggunakan  beberapa rasio keuangan  sebagai alat ukur kinerja keuangan perusahaan digunakan sebagai variable  X dan kemampulabaan sebagai variable Y, antara lain: a.  Quick Ratio/Rasio Cepat (X1 Quick Ratio merupakan salah satu rasio dari beberapa rasio likuiditas  yang digunakan dalam mengukur kemampulabaan perusahaan. Rasio  ini memberikan gambaran yang lebih cermat tentang keadaan  likuiditas perusahaan. sehingga  Quick ratio  digunakan sebagai  Variable bebas (X )  1 Lancarng Uta Persediaan Lancar Aktiva − ) dalam penelitian ini oleh karena rasio ini lebih  mendekati kebenaran dibandingkan dengan menggunakan rasio  lainnya seperti rasio lancar yang masih bersifat umum. Perumusan  Rasio Cepat dapat ditunjukkan sebagai berikut: Rasio Cepat =  b.  Debt to Equity Ratio/Rasio Kewajiban Terhadap Equitas (X2 Debt to equity ratio  adalah merupakan salah satu rasio dari rasio  leverage yang digunakan sebagai variabel bebas (X )  2) dalam penelitian   ini.  Rasio ini  menunjukkan besarnya utang yang terdapat dalam  struktur modal perusahaan sangat penting untuk memahami  pertimbangan antara resiko dan laba. Adapun perumusan dari rasio ini  adalah sebagai berikut: DER =  × Ekuitas Total Kewajiban Total c.  Debt to Asset Ratio/Rasio Kewajiban  (X3 Debt to total asset ratio adalah merupakan salah satu rasio dari rasio  leverage yang digunakan sebagai variable bebas (X )  3 × Aktiva Total Kewajiban Total ) dalam penelitian  ini.  Rasio ini menggambarkan tentang berapa besar dana perusahaan  yang berasal dari pinjaman, karena pinjaman mengandung resiko  sehingga semakin besar pinjaman maka semakin besar pula resiko  yang dimunculkannya. Adapun perumusan dari rasio ini adalah sebagai  berikut:  DAR =  d.  Long Term Debt to Equity Ratio/Rasio Kewajiban Jangka Panjang  Atas   Ekuitas (X4 Long term debt to equity ratio adalah merupakan salah satu rasio dari  rasio leverage  yang digunakan sebagai variable bebas (X )  4) dalam  penelitian ini. Rasio ini merupakan perbandingan antara utang jangka  panjangterhadap modal perusahaan, dimana bagian modal sendiri  dijaminkan untuk utang jangka panjang tersebut. Adapun perumusa n dari rasio ini adalah:  LDER =  × Ekuitas Panjang Jangka Kewajiban e.  Total Asset Turnover/Rasio Perputaran Rotal Aktiva (X5 Total asset turnover  adalah merupakan salah satu rasio dari rasio  aktivitas yang digunakan sebagai variable bebas (X )  5 Aktiva Total Bersih Penjualan ) dalam penelitian  ini.  Rasio ini menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh harta  perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau  menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan  oleh setiop rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan.
Adapun perumusan dari rasio ini adalah: Rasio Perputaran Total Aktiva =  f.  Inventory TurnOver/Perputaran Persediaan  (X6 Inventory Turnover  adalah merupakan salah satu rasio dari rasio  aktivitas yang digunakan sebagai variable bebas (X )  6 Persediaan Penjualan ) dalam penelitian  ini.  Rasio ini menunjukkan efisiensi pengelolaan dan penjualan  persediaannya, sehingga semakin besar rasio ini maka akan semakin  baik. Adapun rumus rasio ini adalah: Rasio Perputaran Persediaan =  g.  Fixed Asset Turnover/Perputaran Aktiva Tetap (X7 Fixed asset ratio adalah merupakan salah satu rasio dari rasio aktivitas  yang digunakan sebagai variable bebas (X )  7) dalam penelitian ini.
Rasio ini menunjukkan efektivitas penggunaan dana yang tertanam  pada harta tetap seperti pabrik, peralatan, tanah dan gedung dalam   rangka menghasilkan penjualan atau berapa rupiah penjualan bersih  yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva  tetap. Adapun perumusan dari rasio ini adalah: Rasio Perputaran Aktiva Tetap =  Tetap Aktiva Penjualan h.  Return On Investment (Y) Return on investment adalah rasio yang digunakan untuk mengukur  tingkat profitabilitas (kemampulabaan), yang merupakan ukuran dari  kecepatan perputaran besarnya investasi atas perolehan laba  perusahaan. Rasio ini digunakan sebagai variable terikat (Y) dalam  penelitian ini. Rasio ini merupakan salah satu dari rasio profitabilitas  yang sering digunakan dalam bisnis dimana rasio ini dapat  memberikan indikasi pada kita tentang dalam melaksanakan kontrol  biaya dan aktivanya. Adapun perumusan dari rasio ini adalah: ROI =  × Aktiva Total Bersih Laba 3.  Jenis Data Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1)  Data Primer;  Data yang diperoleh  secara langsung  dengan  melakukan wawancara langsung  dengan staf bagian keuangan PT.
Perkebunan Nusantara IV (Persero) 2)  Data Sekunder; Data yang digunakan penulis meliputi: a.  Laporan keuangan perusahaan periode1999 s/d 2006 yang  terdiri dari Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi  b.  Sejarah singkat perusahaan  c.  Struktur organisasi perusahaan d.  Literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan topik bahasan yang diteliti dalam penelitian ini yang dianggap  perlu.
4.  Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) yang berada di Jl. LETJEND SUPRAPTO No. 2  Medan. Waktu  penelitian dilakukan pada bulan Januari 2008 hingga Maret 2008.
5.  Teknik Pengumpulan data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah: a. Interview (Wawancara)  Penulis melakukan wawancara langsung dengan pihak pihak yang  berwenang yaitu staf bagian keuangandi PT. Perkebunan Nusantara IV  (Persero) guna meminta keterangan mengenai data dan informasi yang  dibutuhkan sebagai bahan penelitian, yang mana keterangan yang  diperoleh tersebut selanjutnya akan diolah oleh penulis.
b.  Studi Dokumentasi(Documentation)  Penulis mencari data-data seperti dokumen dan laporan keuangan dari  PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) mulai dari tahun 1999 sampai  dengan 2006 dan berbagai buku buku, artikel yang dipublikasikan serta   penelitian terdahulu yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh  penulis.
6.  Metode Analisis Data Adapun metode analisis data yang digunakan oleh penulis untuk mengolah  data yang telah dikumpulkan pada penelitian ini ialah dengan cara: a.  Metode Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan  menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang nyata  mengenai keadaan perusahaan melalui pengumpulan, penyusunan, dan  penganalisaan data mengenai laporan keuangan dan kegiatan  perusahaan, sehingga akan diketahui gambaran  umum tentang  perusahaan.
b.  Metode Analisis Korelasi Rank Spearman Metode Korelasi Spearman digunakan untuk  mengukur keeratan  hubungan antar dua variabel.  Kedua variable itu diketahui tidak  memiliki distribusi normal dan kondisi varians tidak diketahui  sama. Adakalanya kita ingin mengukur kuatnya hubungan antara dua  variable tidak bersdasarkan pasangan nilai data yang sebenarnya, tetapi  berdasarkan  rangkingnya. Metode ini ditemukan oleh Charles  Spearman, yang memperkenalkan tentang hubungan antara dua variable untuk data berperingkat.
Koefisien korelasi  rank Spearman dapat dihitung (Sugiyono,  2004:284) dengan rumus:    rs = 1 -( ) 1 6 2 2 − ∑ nn bi Dimana:   rs = Koefisien Korelasi Rank Spearman  bi = Selisih peringkat untuk tiap data n = Jumlah sample atau data nilai rs menggambarkan besarnya hubungan dua variabel tersebut.
Nilai rs sama dengan1 berarti hubungan kedua variabel tersebut kuat,  dan bila mana rs mendekati 0 maka hubungan kedua variabel tersebut  lemah dan mendekati tidak ada. Tanda positif (+) menunjukkan arah  hubungan dua variabel yang searah. Selain itu untuk melihat apakah  ada hubungan yang signifikan dari korelasi Rank Spearmen yang  diperoleh maka dapat dilihat dari tingkat signifikansi yang dihasilkan.
Apabila signifikansi yang ditetapkan untuk penelitian (α = 5%) maka  terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X danY. Pengujian  ini dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 15.0.
Bentuk pengujian yang digunakan:  Ho : r = 0 Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas  (X) dengan variabel terikat(Y).
  Ha : r ≠ 0 Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas (X)  dan variabel terikat(Y).
 Kriteria yang digunakan: Ho diterima jika rshitung ≤ rs tabel dengan α = 5% Ha diterima jika rs hitung > rs tabel dengan α = 5% 1.   Pengujian Hipotesis Uji statistik-t  Untuk menguji signifikansi dari Koefisien Korelasi Spearman yang  diperoleh maka digunakan uji-t  dengan rumus dan kemudian  dibandingkan dengan table t. Rumus yang digunakan untuk  menghitung thitung 2 1 2 r n − − dalam buku sugiyono (2004: 185) adalah: t = r  Bentuk pengujian yang digunakan adalah: Ho : t = 0 Artinya : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X  dan variabel Y.
Ha : t ≠ 0 Artinya : terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan  variabel Y.
Kriteria pengambilan keputusan pada Uji-t adalah: Ho diterima jika t hitung ≤ t table dengan α = 5% Ha diterima jika t hitung > t table dengan α = 5%   

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi