Selasa, 25 Maret 2014

Skripsi Manajemen: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERUSAHA PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEMANDIRIAN USAHA TERHADAP KINERJA PENGUSAHA



BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang Masalah   
Bisnis rumah makan adalah bisnis yang memiliki banyak potensi serta  prospek untuk berkembang dengan cepat yang dapat membawa keuntungan yang  mencapai hampir 150 % untuk setiap item makanan apabila dikelola dengan  manajemen yang baik dan profesional (www. waspada.co.id).  Bisnis ini  merupakan usaha sepanjang masa yang tidak ada matinya karena menyangkut  kebutuhan pokok manusia. Bisnis ini menuntut pengelolaan manajemen yang baik  dan ketekunan dalam menjalankan suatu usaha, agar bisnis rumah makan dapat  terus berkembang dari waktu ke waktu. Seorang pengusaha harus memiliki sebuah  motivasi yang dapat mendorong berjalannya suatu usaha, supaya bisnis rumah  makannya bisa berjalan dengan lancar.

Secara umum motivasi dapat dikatakan sebagai rangkaian yang terdiri dari  satu atau lebih persyaratan yang bergerak mengubah dan memelihara perilaku  untuk berani bersikap untuk mencapai tujuan atau sasaran yang diinginkan (dalam  Ranto, 2007:19). Berusaha lebih dilihat bagaimana seseorang bisa membentuk,  mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tidak berbentuk, tidak  berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa besar pun kecilnya uluran  suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai  berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai  dengan fasilitas yang lengkap.
 Menurut Robbins (2002:55) motivasi adalah keinginan untuk melakukan  sesuatu dan menentukan kemampuan bertindak untuk memuaskan individu. Suatu  kebutuhan (need) berarti suatu kekurangan secara fisik atau psikologis yang  membuat keluaran tertentu terlihat menarik.
Seorang wirausaha selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan  usaha optimal untuk menghasilkan nilai maksimal. Wirausaha tidak melakukan  sesuatu hal secara tidak asal-asalan, sekalipun hal tersebut dapat dilakukan oleh  orang lain. Dorongan motivasi berusaha untuk selalu berprestasi tinggi harus ada  dalam diri seorang wirausaha, karena dapat membentuk mental yang ada pada diri  mereka untuk selalu lebih unggul dan mengerjakan segala sesuatu melebihi  standar yang ada.
Masalah kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan persoalan paling  penting dalam perekonomian suatu negara sebagai penggerak perekonomian serta  pendorong berkembangnya suatu bisnis. Melihat begitu pentingnya keberadaan  bisnis atau usaha  bagi perekonomian Indonesia maka perlu dilakukannya  pembinaan dan pengembangan agar daya  saing  dari usaha kecil dapat  ditingkatkan. Pengusaha akan menggunakan keahlian kewirausahaannnya untuk  mengorganisasi tanah, modal, dan tenaga kerja dalam memproduksi barang dan  jasa.
Kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai,  kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk  memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya  (Suryana, 2003:10).  Kewirausahaan (entrepreneurship) merujuk kepada   kepribadian tertentu, yaitu pribadi yang mulia, yang mampu berdiri sendiri di atas  kemampuan sendiri, yang mampu menerapkan tujuan yang ingin dicapai atas  pertimbangannya sendiri.
Kemandirian berusaha direfleksikan dalam bentuk kemampuan  mengerjakan suatu pekerjaan yang baik dan benar sesuai dengan kapasitas yang  ada dalam dirinya. Kemampuan berusaha yang dimaksudkan adalah perolehan  kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang  direfkleksikan dengan adanya nilai  tambah dari keadaan sebelumnya.  Faktor  pengalaman dalam pekerjaan juga  sangat berperan dalam melaksanakan suatu  pekerjaan, sebab pengalaman itu sendiri berfungsi sebagai seni, dalam menangani  berbagai masalah yang timbul dalam rangka menjalankan suatu usaha (www.
waspada.co.id).
Kinerja pengusaha yaitu serangkaian nilai kerja seorang pengusaha  melakukan kegiatan usaha, baik dalam pengembangan produktivitas maupun  kesuksesan dalam hal pemasaran, sesuai dengan  wewenang dan tanggung  jawabnya (Ranto, 2007:19). Serangkaian hasil kerja itu akan diwujudkan dalam  bentuk prestasi kerja agar memperoleh kepercayaan dari relasinya.
Berdasarkan kondisi tersebut diatas, dalam upaya meningkatkan kinerja  dan pengembangan usaha diperlukan pembinaan dan pelatihan yang berkaitan  kepada aspek-aspek yang menjadi kebutuhan usaha diantaranya aspek :  permodalan, pemasaran, menajemen, sistem produksi yang meliputi teknologi,  peralatan dan mutu. Pengusaha juga perlu memperhatikan  masalah distribusi,  kewirausahaan, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Fasilitas   yang disediakan menyangkut berbagai sarana kerja, hunian, sarana penunjang dan  fasilitas sosial yang cukup lengkap serta adanya pembinaan berbagai aspek yang  dibutuhkan pengusaha, diharapkan dan seharusnya para pengusaha  mampu  meningkatkan kinerjanya, sehingga sasaran yang diharapkan dapat tercapai.
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja para pengusaha baik yang  berasal dari internal maupun eksternal. Faktor internal lebih banyak berasal dari  pengusaha itu sendiri diantaranya adalah: keterbatasan kemampuan sumber daya  manusia, latar belakang pendidikan, kemampuan teknis, permodalan, pemasaran,  sistem operasi, informasi, sikap mental, etos kerja, kemandirian, percaya diri,  motivasi, dan masalah internal lainnya. Faktor eksternal dihadapkan kepada  permasalahan di luar organisasi diantaranya: lingkungan, peluang, persaingan,  sistem informasi global, dan masalah eksternal lainnya.
Bisnis makanan atau Rumah Makan merupakan prospek yang tinggi bagi  suatu daerah, khususnya kota Medan. Fakta membuktikan bahwa pada tahun 2005  ditargetkan perolehan PAD (Pendapatan Asli Daerah) dari sektor UKM sangat  signifikan. Rinciannya, dari sekretariat Kota Medan berupa ritribusi izin usaha  mencapai Rp.100 juta, Dinas Pendapatan Daerah Berupa Pajak Hotel Rp.16,5  milyar, Pajak Restoran Rp.35,480 milyar, Pajak Hiburan Rp.8 milyar.
(www.pemkomedan.com). Data diatas menunjukkan bahwa pendapatan pajak  yang paling tinggi adalah pada Pajak Restoran, ini membuktikan bahwa bisnis  rumah makan atau makanan di Kota Medan berkembang pesat.
Peneliti memilih usaha Rumah Makan yang terletak di Jln. Setia Budi  Tanjung-Rejo Medan. Karena lokasinya sangat strategis untuk membuka usaha   makanan. Penyebabnya adalah jalan ini berada pada daerah pendidikan dan  perumahan. Sebagai contoh untuk tempat Pendidikan adalah USU (Universitas  Sumatera Utara) dan UMA (Universitas Medan Area). Untuk Perumahan adalah  Kompleks TASBI (Taman Setia Budi Indah), Villa Abadi, Setia Budi Regency,  dan Villa Abadi Residence yang terletak di Jl. Setia Budi Medan. Hal ini yang  menyebabkan Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan sebagai tempat refreshing untuk melepaskan lelah bagi para Mahasiswa, pegawai kantor serta tempat  berkumpul bagi remaja dan keluarga.
Ada beberapa Rumah Makan atau Usaha Makanan yang berada di Jln.
Setia Budi Tanjung-Rejo Medan ini, antara lain adalah Rumah Makan Sibul Jaya,  Rumah Makan Minang Setia, Bakso Masno, Bakso Sahabat, Mie Aceh Titi  Bobrok, Mie Aceh baru, Warung Nasi Timbel, Warung Kampoeng, Bakso &  Ayam Penyet Ponegoro, serta beberapa aneka jenis usaha makanan yang lainnya.
Usaha-usaha di atas yang akan peneliti digunakan sebagai objek penelitian untuk  mengetahui kinerja pengusaha tersebut.
Berdasarkan dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa pengusaha yang  kinerjanya meningkat adalah pengusaha yang cukup agresif dan atraktif serta  didukung motivasi yang baik, memiliki pengetahuan kewirausahaan yang tinggi,  tingkat kemandirian usaha yang baik, dan mampu meningkatkan kinerjanya.
Pengusaha yang statis banyak berharap mendapatkan bantuan dari pihak lain, serta  tidak didorong motivasi, pengetahuan kewirausahaan yang baik mengakibatkan  kinerjanya cenderung menurun.
 Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan  penelitian dengan judul: ” Analisis Hubungan Antara Motivasi Berusaha,  Pengetahuan Kewirausahaan, dan Kemandirian Usaha Terhadap Kinerja  Pengusaha (Studi kasus Pada Pengusaha Rumah Makan di Jln. Setia Budi  Tanjung-Rejo Medan).
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah  sebagai berikut: ”Apakah Terdapat Hubungan Antara Motivasi Berusaha,  Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Usaha Terhadap Kinerja  Pengusaha Rumah Makan di Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan?” C. Kerangka Konseptual Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai  oleh seseorang dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya.
(Cantika, 2005:89). Dapat dikatakan bahwa kinerja dapat diklasifikasikan sebagai  kinerja manusia, kinerja mesin dan kinerja organisasi atau perusahaan, di mana  hasil kegiatan kinerja dapat dilaksanakan secara efisiens dan efektifitas.
Motivasi adalah suatu pembentukan perilaku yang ditandai oleh bentukbentuk aktivitas atau kegiatan melalui proses psikologis, baik yang dipengaruhi  oleh faktor intrinsik maupun ekstrinsik, yang dapat mengarahkannya dalam  mencapai apa yang diinginkannya (dalam Ranto, 2007:20).
 Pengetahuan kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang  dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
(Suryana,2003:2). Definisi tentang kewirausahaan tersebut akan dipergunakannya  untuk melakukan upaya pengembangan prestasi organisasi dengan cara  mengambil substansi dari orgasnisasi lain.
Kemandirian usaha adalah kekuatan diri dalam upaya untuk menciptakan  lapangan kerja baru tanpa harus bergantung kepada orang lain, mulai dari  menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan (dalam  Ranto, 2007:23).
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan  sebelumnya, maka model kerangka konseptual yang dipakai adalah: Gambar 1.1  : Kerangka Konseptual Sumber   : Cantika (2005), Suryana (2003) diolah D. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan maka hipotesis yang  diberikan peneliti adalah sebagai berikut ”Terdapat hubungan antara Motivasi  berusaha, Pengetahuan kewirausahaan dan Kemandirian usaha secara  bersama-sama dengan Kinerja Pengusaha”.
Motivasi berusaha ( X1)  Pengetahuan Kewirausahaan  ( X2 )  Kemandirian Usaha ( X3 )  Kinerja Pengusaha (Y)  E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk  mengetahui dan menganalisis hubungan motivasi berusaha,  pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian usaha secara bersama-sama  dengan kinerja pengusaha pada pengusaha Rumah Makan di Jl. Setia Budi  Tanjung-Rejo Medan.
2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk :  a.  Bagi Pelaku Bisnis Sebagai sumber informasi untuk menjadi bahan pertimbangan dan  masukan kepada wirausahawan mengenai hubungan motivasi berusaha,  pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian usaha secara bersama-sama  terhadap kinerja pengusaha.
b.  Bagi Peneliti Memberikan pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan  serta pola pikir dalam menganalisis hubungan motivasi  berusaha  pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian usaha terhadap kinerja  pengusaha.
c.  Bagi Peneliti Lain Sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan  dalam mengadakan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.
 F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Variabel Penelitian ini hanya dibatasi pada pengusaha Rumah Makan, Warung  Bakso, dan Mie Aceh di Jl. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan, untuk  mengetahui hubungan antara kinerja pengusaha dengan faktor-faktor yang  mempengaruhinya secara lebih rinci. Variabel dalam penelitian ini adalah  motivasi berusaha, pengetahuan kewirausahaan, dan kemandirian usaha.
2. Definisi Operasional Variabel Untuk menjelaskan variabel yang dimaksudkan dalam penelitian ini, maka  perlu definisi operasional variabel dari masing-masing variabel sebagai  upaya pemahaman dalam penelitian. Definisi operasional variabel adalah  unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur  suatu variabel. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti dibagi menjadi  dua kelompok besar, yaitu variabel bebas (independent variable) dan  variabel terikat (dependent variable). Definisi operasional variabel yang  diteliti adalah sebagai berikut: a. Variabel Bebas (independent variable)  1.  Motivasi Berusaha (X1 a.  Tanggung Jawab ),  adalah suatu pembentukan perilaku yang  ditandai oleh bentuk-bentuk aktivitas atau kegiatan melalui proses  psikologis, yang dapat mengarahkannya dalam mencapai apa yang  diinginkannya (tujuan), yang terdiri dari : b.  Pencapaian  c.  Kondisi kerja yang menyenangkan d.  Promosi 2.  Pengetahuan kewirausahaan (X2 a.  Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha ), adalah suatu disiplin ilmu yang  mempelajari tentang nilai, kemampuan dan perilaku seseorang  dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang  dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Dapat dilihat  melalui : b.  Kemampuan berinisiatif c.  Kemampuan berinovasi d.  Kemampuan mengatur waktu dan membiasakan diri 3.  Kemandirian usaha (X3 a. Mengandalkan kemampuan diri sendiri b. Mengandalkan kemampuan keuangan sendiri c. Keberanian menghadapi tantangan d. Kebebasan berfikir ), adalah kekuatan diri dalam upaya untuk  menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung kepada  orang lain. Dapat dilihat melalui : b. Variabel Terikat (Dependent variable)  Kinerja Pengusaha (Y) merupakan hasil kerja secara kualitas dan  kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya.
 Tabel 1.1 Operasional Variabel Variabel  Definisi  Indikator  Skala Motivasi  berusaha  (X1 suatu pembentukan  perilaku yang ditandai  oleh bentuk-bentuk  aktivitas atau kegiatan  melalui proses  psikologis, yang dapat  mengarahkannya dalam  mencapai apa yang  diinginkannya (tujuan) )  a.  Tanggung Jawab b.  Pencapaian  c.  Kondisi Kerja yang  menyenangkan d.  Promosi Likert Pengetahuan  kewirausaha an (X2 suatu disiplin ilmu  yang mempelajari  tentang nilai,  kemampuan dan  perilaku seseorang  dalam menghadapi  tantangan hidup untuk  memperoleh peluang  dengan berbagai resiko  yang mungkin  dihadapinya )  a.  Kemampuan  merumuskan tujuan  hidup/usaha  b.  Kemampuan  berinisiatif c.  Kemampuan  berinovasi d.  Kemampuan  mengatur waktu dan  membiasakan diri Likert Kemandirian  usaha (X3 kekuatan diri dalam  upaya untuk  menciptakan lapangan  kerja baru tanpa harus  bergantung kepada  orang lain )  a.Mengandalkan  kemampuan diri  sendiri b.Mengandalkan  kemampuan keuangan  sendiri c.Keberanian  menghadapi tantangan d. Kebebasan berfikir Likert Kinerja  pengusaha  (Y) hasil kerja secara  kualitas dan kuantitas  yang dicapai oleh  seseorang dalam  menjalankan tugasnya  sesuai dengan tanggung  jawabnya.
a.  Semangat kerja b.  Kualitas kerja c.  Produk unggulan d.  Keberhasilan e.  Akuntabilitas Likert Sumber: Suryana (2003), Cantika (2005), Diolah oleh penulis  3.Skala Pengukuran Variabel Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert sebagai alat untuk  mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok  orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008:132). Peneliti  memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan  menggunakan skala 1 sampai dengan 5 untuk keperluan analisis  kuantitatif penelitian, yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini: Tabel 1.2 Instrumen Skala Likert No  Alternatif Jawaban  Skor 1.  Sangat Setuju (SS)  5 2.  Setuju (S)  4 3.  Kurang Setuju (KS)  3  4.  Tidak Setuju (TS)  2 5.  Sangat Tidak Setuju (STS)  1 Sumber: Sugiyono (2008:133) 4. Tempat dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan di Jl. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan.
Waktu penelitian dilakukan mulai Februari 2010 sampai dengan Mei 2010.
5. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau objek  yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti  untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,2006:72).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua pengusaha rumah   makan yang terletak di Jl. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan yang berjumlah 31  orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh  populasi. Pemilihan sampel  dalam penelitian ini  dilakukan dengan  menggunakan metode sensus atau sampling jenuh yaitu teknik penentuan  sampel dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiono, 2006:78). Sehingga responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah  berjumlah 31 orang.
6. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu data primer dan  data sekunder.
a. Data Primer Data yang diperoleh langsung dari responden yang terpilih pada lokasi  penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan  dan wawancara.
b. Data Sekunder Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari  berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, dan juga internet untuk  mendukung penelitian ini.
7. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini  adalah sebagai berikut:  a. Wawancara  Wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terlibat langsung didalam  penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang  berkaitan dengan penelitian.
b. Daftar Pertanyaan (kuesioner) Teknik yang digunakan angket atau kuesioner dalam suatu cara  pengumpulan data dengan memberikan dan menyebarkan daftar  pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka dapat memberi  respon atas daftar pertanyaan tersebut. Jawaban tersebut selanjutnya diberi  skor dengan skala Likert.
c. Studi Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan cara meninjau, membaca dan  mempelajari berbagai macam buku, jurnal, dan  informasi dari internet  yang berhubungan dengan penelitian.
8.  Uji Validitas dan Reliabilitas Kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah semestinya jika  rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga. Perencanaan yang  matang mutlak diperlukan, lalu alat-alat yang digunakan juga harus dalam  kondisi yang baik pula, oleh karena itulah seringkali sebelum penelitian  dilakukan, alat-alat yang digunakan diterapkan terlebih dahulu. Hal ini  bertujuan, supaya data yang diperoleh valid dan reliable.
 a.  Uji Validitas Menurut Arikunto (2000:219), validitas adalah suatu ukuran yang  menunjukkan kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan  valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur serta mampu  mengunggkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Penelitian  ini menggunakan alat kuesioner, oleh karena itu uji validitas dilakukan  untuk menguji data yang telah didapat setelah penelitian merupakan  data yang valid atau tidak dengan menggunakan alat ukur kuesioner  tersebut.
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program  SPSS  versi 16 dengan kriteria sebagai berikut:  a.  Jika r hitung > r table b.  Jika r  , maka pertanyaan dinyatakan valid hitung < r table b.  Uji Reliabilitas , maka pertanyaan dinyatakan tidak valid Reliabilitas bisa diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau  konsistensi. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam  beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang sama  diperoleh hasil yang relatif sama, artinya mempunyai konsistensi  pengukuran yang baik, dan suatu konstruk atau variabel dikatakan  reliabel apabila memiliki  Cronbach Alpha> 0,70 (Yamin dan  Kurniawan, 2009:282).
 Secara empirik, tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu  angka yang disebut koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas berkisar  antara   0-1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas (mendekati angka 1),  maka semakin reliable alat ukur tersebut.
Dalam pengujian realibilitas instrumen digunakan pengujian satu skor  pada taraf signifikan 5%. Pengujian validitas dilakukan dengan  menggunakan program SPSS versi 16.
9. Metode Analisis Data a.  Metode Analisis Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data  dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah  terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan  yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2008:206). Metode  ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mulamula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan  gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti.
b.  Metode Analisis Statistik 1. Analisis Korelasi Rank Spearman Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada tidaknya  hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang berskala ordinal, dan untuk mendapatkan data berskala ordinal  pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner hendaknya menggunakan opsi  jawaban model skala Likert. Agar penafsiran dapat dilakukan sesuai   dengan ketentuan, kita perlu mempunyai kriteria yang menunjukkan  kuat atau lemahnya korelasi (Sarwono, 2006:107). Kriteria  pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : a.  Angka korelasi berkisar antara 0 s/d 1 b. Besar kecilnya angka berkorelasi menentukan kuat atau lemahnya  hubungan kedua variabel. Kriteria angkanya  adalah sebagai  berikut:  0 - 0.25  : Korelasi Sangat Lemah (dianggap tidak ada) > 0,25 – 0,5  : korelasi Cukup > 0,5 – 0,75  : Korelasi Kuat > 0,75 – 1  : Korelasi Sangat Kuat c. Korelasi dapat menghasilkan angka positif (+) atau negatif (-). Jika  korelasi menghasilkan angka positif, hubungan kedua variabel  bersifat searah. Searah mempunyai makna jika variabel bebas  besar, maka variabel terikat juga besar. Jika korelasi  menghasilkan angka negatif, hubungan kedua variabel bersifat  tidak searah. Tidak searah mempunyai makna jika variabel bebas  besar, maka variabel terikat menjadi kecil. Dengan ketentuan jika  angka mendekati 1 (satu), hubungan kedua variabel semakin kuat.
Jika angka mendekati 0 (nol) hubungan kedua variabel semakin  lemah.
d.  signifikansi hubungan kedua variabel dapat di analisis dengan  ketentuan sebagai berikut :  Jika Probabilitas < 0,05, hubungan kedua variabel signifikan Jika Probabilitas > 0,05, hubungan kedua variabel tidak signifikan 2.  Menentukan signifikansi Hasil Korelasi : Menentukan signifikansi hasil korelasi digunakan untuk mengetahui  apakah angka korelasi tersebut signifikan atau tidak. Langkah yang  dilakukan adalah sebagai berikut : a.  Tentukan Hipotesis : H0  : Hubungan antara variabel motivasi berusaha, pengetahuan kewirausahaan, dan kemandirian usaha terhadap kinerja  pengusaha tidak signifikan.
H1  b.  Kriteria Pengambilan Keputusan : :  Hubungan antara variabel motivasi berusaha, pengetahuan  kewirausahaan, dan kemandirian usaha terhadap kinerja  pengusaha signifikan.
Jika Probabilitas atau signifikansi < 0,05, hubungan kedua variabel  signifikan.
Jika probabilitas atau signifikansi > 0,05, hubungan kedua variabel  tidak signifikan.
 Untuk  mengetahui besarnya sumbangan atau peranan variabel motivasi  berusaha, pengetahuan kewirausahaan, dan kemandirian usaha terhadap kinerja  pengusaha, dapat dihitung dengan menggunakan koefisien determinasi (Sarwono,  2006:114). Rumusnya adalah : KD = r 2 x 100%  Dimana  : KD = Koefisien determinasi, dan   r = Koefisien Korelasi   

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi