Selasa, 25 Maret 2014

Skripsi Manajemen: ANALISIS HUBUNGAN STRUKTUR MODAL DENGAN RENTABILITAS MODAL SENDIRI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III



BABI  PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang Masalah 
Perusahaan didirikan pada umumnya dengan tujuan untuk memperoleh  laba yang optimal dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan dengan baik agar  perusahaan dapat berkembang pesat. Dengan adanya harapan tersebut, perusahaan  dituntut untuk dapat mengambil tindakan dan kebijakan yang tepat dalam segala  aktivitasnya. Laba menunjukkan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber  daya yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk tetap berjalan dengan baik suatu  perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan. Para kreditur dan  pemilik perusahaan berusaha meningkatkan laba karena disadari betul betapa  pentingnya arti laba bagi kelangsungan hidup perusahaan. Tanpa adanya  laba/keuntungan akan sangat sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar.

Perusahaan dalam mewujudkan operasional perusahaan yang efisien,  ukuran keberhasilan belum cukup hanya dilihat dari besarnya laba yang diperoleh,  tetapi juga harus dilihat dari rentabilitasnya.  Rentabilitas merupakan tingkat  kemampuan perusahaan untuk mengukur efektivitas manajemen yang dihitung  oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi perusahaan.  Masalah  rentabilitas merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan sebagai alat  pengukuran efisiensi penggunaan modal dalam perusahaan.
Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal  dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan. Jika dalam pendanaan perusahaan  yang berasal dari modal sendiri masih memiliki kekurangan (defisit) maka perlu  1  dipertimbangkan pendanaan perusahaan yang berasal dari luar, yaitu dari hutang  (debt financing). Namun dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus  mencari alternatif-alternatif pendanaan yang efisien  dan menentukan proporsi  antara jumlah modal sendiri dan hutang dengan tepat sebab jika jumlah hutang  terlalu besar menyebabkan besarnya risiko tidak terbayarnya beban tetap berupa  bunga dan pinjaman pokok, yang pada  akhirnya akan mempengaruhi tingkat  rentabilitas perusahaan.
Struktur modal sering dihubungkan dengan nilai perusahaan dan memiliki  hubungan dengan rentabilitas perusahaan  Struktur modal merupakan  pembelanjaan permanen yang mencerminkan perimbangan antara hutang jangka  panjang dan modal sendiri. Pada hakikatnya, masalah pembelanjaan adalah  mengadakan komposisi yang baik antara hutang jangka panjang dengan modal  sendiri. Baik buruknya struktur modal perusahaan ditentukan oleh pembelanjaan  perusahaan itu sendiri.
Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur  modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur  modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau biaya  modal rata-rata, sehingga memaksimalkan nilai perusahaan. Struktur modal yang  dinilai dari hutang jangka panjang dan modal sendiri pasti akan mempengaruhi  rentabilitas perusahaan. Dengan mengelola dana secara efisien, maka perusahaan  diharapkan dapat memenuhi kewajiban finansialnya serta meningkatkan  profitabilitas dan likuiditasnya.
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan merupakan salah satu  Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perkebunan,   pengolahan, dan pemasaran hasil perkebunan. Perusahaan ini selalu berupaya  untuk meningkatkan perolehan laba agar perusahaan tetap hidup. Di samping itu likuiditas perusahaan juga ditingkatkan agar perusahaan memiliki kesempatan  untuk mengembangkan usahanya.
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan menggunakan modal  sendiri dan modal asing (pinjaman) dalam melaksanakan kegiatan usahanya,  terutama jika perusahaan hendak melakukan ekspansi sebab kebutuhan modalnya  tidak akan cukup dipenuhi jika hanya menggunakan modal sendiri. Untuk  mengembangkan usahan (ekspansi), perusahaan melakukan berbagai kebijakan  dalam menarik dana untuk membiayai usahanya terutama dengan meningkatkan  modal pinjaman dengan harapan memperoleh tingkat kemampuan yang baik  dalam memenuhi kewajiban serta laba yang tinggi. Namun hal ini akan  menyebabkan berubahnya struktur modal perusahaan sebab penggunaan modal  asing menimbulkan kewajiban atas pembayaran bunga dan cicilan hutang pokok.
Modal sendiri PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah  penjumlahan dari modal saham (capital stock) dan laba ditahan (retained  earning). Modal ini digunakan sebagai tanggungan terhadap keseluruhan risiko  yang dihadapi oleh perusahaan dan dapat dijadikan sebagai jaminan bagi kreditur.
Sedangkan modal yang berasal dari luar perusahaan (modal asing) berasal dari pinjaman maupun dengan mengeluarkan surat utang ataupun surat berharga  lainnya.  Berikut ini tabel perbandingan rasio-rasio struktur modal dengan  rentabilitas modal sendiri yang dihitung dengan Return on Equity (ROE)  Tabel1.1  Perbandingan Antara Rasio Struktur Modal (Debt to Asset Ratio, Debt to  Equity Ratio, Longterm Debt to Equity Ratio) dengan Return on Equity (ROE) PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan Periode 2001 – 2007  2001  2002  2003  2004  2005  2006  2007 Debt To Asset  Ratio (%) 42,40  42,65  43,61  46,27  55,78  50,00  56,79 Debt to Equity  Ratio (%) 73,62  74,37  77,34  86,11  126,16  77,34  131,44 Long Term Debt to  Equity Ratio (%) 12,76  21,98  11,61  4,51  11,68  15,71  27,73 Return on Equity (%) 9,82  10,98  14,26  24,23  26,03  7,23  22,75 Sumber : Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)Medan, 2008 (Data  Diolah) Tabel 1.1 memperlihatkan fluktuasi Return on Equity (ROE) pada PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, mengalami kenaikan pada periode  2001 hingga 2005. Namun pada tahun 2006 ROE mengalami penurunan sebesar  18,80%% dan kembali meningkat sebesar 15,52% pada tahun 2007. Sedangkan  Debt to Asset Ratio (DAR) sejak tahun 2001-2005 terus mengalami kenaikan dan  mengalami penurunan sebesar 4,22% pada tahun 2006 namun kembali meningkat  sebesar 6,79% pada tahun 2007. Debt to Equity Ratio (DER) terus meningkat dari  tahun 2001  – 2007. Sedangkan Longterm Debt to Equity Ratio (LDER)  mengalami pergerakan yang fluktuatif. LDER menurun selama dua tahun yaitu  pada tahun 2003-2004 namun pada tahun 2005 LDER meningkat kembali hingga  tahun 2007.
Penulis tertarik untuk melakukan studi mengenai hubungan variabelvariabel struktur modal yang terdiri dari Debt to Asset Ratio (DER), Debt to  Equity Ratio (DER), Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) terhadap rentabilitas  modal sendiri perusahaan yang diwakili oleh Return on Equity (ROE), sehingga   penulis mengambil judul “Analisis Hubungan Struktur Modal dengan  Rentabilitas Modal Sendiri Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)  Medan. “ B.  Perumusan Masalah  Apakah struktur modal (Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio,  Longterm Debt to Equity Ratio) memiliki hubungan yang signifikan terhadap  rentabilitas modal sendiri (Return on Equity) pada PT. Perkebunan Nusantara III  (Persero) Medan? C. Kerangka Konseptual Perusahaan tidak dapat terlepas dari modal sebagai sumber pembelanjaan  aktivanya dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Modal merupakan salah  satu faktor produksi yang merupakan dasar dari awal pendirian perusahaan. Modal  sering disebut dengan ekuitas. Pada dasarnya ekuitas berasal dari investasi pemilik  dan hasil usaha perusahaan yang akan berkurang terutama dengan adanya  penarikan kembali penyertaan oleh pemilik, pembagian keuntungan atau karena  kerugian.
Modal perusahaan berasal dari dua sumber, yaitu modal sendiri dan moda l  asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan  tertanam dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal  sendiri dapat berasal dari luar perusahaan dan juga dari dalam perusahaan itu  sendiri. Modal yang berasal dari dalam perusahaan merupakan keuntungan yang   dihasilkan oleh perusahaan. Sedangkan modal yang berasal dari luar perusahaan  merupakan modal yang ditanamkan oleh pemilik perusahaan.
Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan dan bersifat  sementara bagi perusahaan. Modal asing merupakan hutang yang harus dibayar  oleh perusahaan, baik itu dalam jangka waktu pendek maupun jangka panjang.
Perusahaan yang baik seharusnya memiliki komposisi modal sendiri yang lebih  besar dari hutang. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari modal sendiri  bersumber dari modal saham, cadangan, dan laba ditahan. Jika modal sendiri tidak  cukup untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan, maka perusahaan dapat  mempertimbangkan untuk memperoleh dana dari luar, yaitu dari hutang (debt  financing). Namun perusahaan harus mampu mengatur perimbangan yang baik  antara besarnya modal sendiri dengan aktiva yang harus dibelanjai oleh modal  tersebut (Harahap, 2004:304-305). Tambahan modal asing hanya  dapat  dibenarkan apabila rentabilitas modal sendiri dengan tambahan modal asing lebih  besar daripada rentabilitas modal sendiri dengan tambahan modal sendiri.
Analisis terhadap struktur modal dan kemampuan menghasilkan laba  (rentabilitas) bagi para manajer akan sangat diperlukan dalam rangka mengambil  keputusan dan untuk efisiensi penggunaan modal bagi perusahaan. Perbandingan  antara modal sendiri dan modal asing (hutang) dalam suatu perusahaan akan  menentukan struktur modal perusahaan tersebut. Struktur modal mencerminkan  bagaimana aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai. Struktur modal adalah  perbandingan antara pendanaan permanen dalam perusahaan yang terdiri dari  hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Pada sisi  kanan neraca perusahaan struktur modal terdiri dari hutang jangka pendek, modal   jangka panjang dan modal sendiri. Struktur modal tercermin pada hutang jangka  panjang dan unsur-unsur modal sendiri.
Menurut Warsono (2003:238-239), struktur modal dapat dinyatakan dalam  dua indikator. Pertama, rasio hutang (debt ratio). Indikator kedua adalah rasio  hutang jangka panjang (debt to equity ratio). Semakin tinggi rasio hutang dan  rasio hutang jangka panjang suatu perusahaan, risiko perusahaan semakin tinggi  dan tingkat keuntungan yang diharapkan semakin tinggi pula.. Kenyataannya,  struktur modal yang dinilai dari hutang jangka panjang dan modal sendiri pasti  akan mempengaruhi rentabilitas modal sendiri perusahaan.
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk  menghasilkan laba dengan memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada  perusahaan. Menurut Riyanto (2001:35), rentabilitas adalah kemampuan suatu  perusahaan untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu. Laba yang dimaksud  perlu dilihat efisiensinya dengan  membandingkan laba tersebut dengan modal  yang dipergunakan untuk menghitung rentabilitasnya. Tingkat rentabilitas  perusahaan digambarkan dengan nilai dividen yang akan dibagikan kepada  pemegang saham dan hal ini dapat meminimumkan biaya modal dan penggunaan  hutang dan modal sendiri dalam struktur modal.
Rentabilitas dapat dihitung dengan rasio Return on Assets (ROA) dan  Return on Equity (ROE). Return on Assets (ROA) menggambarkan kemampuan  perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap rupiah asset  yang  digunakan. ROA dipergunakan untuk menilai apakah perusahaan efisien dalam  memanfaatkan aktivanya untuk kegiatan operasional perusahaan.
 Debt to Asset Ratio (DAR) Longterm Debt to  Equity Ratio (LDER) Rentabilitas Modal  Sendiri (Return on Equity) Debt to Equity Ratio (DER) Return on Equity  (ROE) digunakan untuk menghitung besarnya  keuntungan yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari  pemilik. ROE menunjukkan kemampuan manajemen dalam memaksimalkan  pengembalian kepada pemegang saham. ROE mengukur kemampuan dari modal  sendiri untuk menghasilkan laba (Purba, 2002:118). Secara umum, semakin tinggi  ROE maka semakin baik kedudukan pemilik perusahaan.
Rentabilitas modal sendiri atau disebut juga rentabilitas usaha adalah  perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu  pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lainpihak.
Laba untuk menghitung rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah  dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak perseroan.
Peneliti menggunakan rasio Return on Equity (ROE) untuk menganalisis  rasio profitabilitas (rentabilitas) yang berhubungan dengan rentabilitas modal  sendiri  dalam penelitian ini. Secara matematis, ROE diformulasikan sebagai  berikut:  Return on Equity (ROE )  =  Pr Net ofit Equity Struktur Modal Diolah dari berbagai sumber (Sartono, Keown, et.al, 2000)  Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual  D. Hipotesis Hipotesis atau jawaban sementara atas permasalahan yang dikemukakan  dalam penelitian ini adalah :  1.  Struktur modal yang diukur melalui rasio  Debt to Asset Ratio (DAR) memiliki hubungan yang signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri yang  diukur melalui rasio Return on Equity (ROE).
2.   Struktur modal yang diukur melalui rasio  Debt to Equity Ratio (DER)  memiliki hubungan yang signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri yang  diukur melalui rasio Return on Equity (ROE).
3.   Struktur modal yang diukur melalui rasio Longterm Debt to Equity Ratio  (LDER) memiliki hubungan yang signifikan terhadap rentabilitas modal  sendiri yang diukur melalui rasio Return on Equity (ROE).
E.  Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.  Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan struktur modal yang  diterapkan oleh PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dengan  rentabilitas modal sendiri (ROE) sehingga dapat diketahui perubahan nilai dari  rasio struktur modal perusahaan akan mempunyai hubungan atau tidak dengan  perubahan nilai ROE pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.
2.  Manfaat Penelitian  a.  Bagi Perusahaan Sebagai masukan bagi pihak perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III  (Persero)  Medan  mengenai kondisi rentabilitas perusahaan khususnya   ROE dalam hubungannya dengan efektivitas penggunaan modal dalam  perusahaan, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam  pembuatan keputusan di masa depan yang lebih efektif dalam penggunaan  modal  perusahaan yang akan mendukung peningkatan kemampuan  perusahaan memperoleh laba di masa mendatang.
b.  Bagi Pihak Lain Sebagai bahan referensi yang dapat memberikan perbandingan dalam  melakukan penelitian selanjutnya, khususnya dalam penelitian mengenai  kemampuan perusahaan memperoleh laba, yaitu ROE dalam hubungannya  dengan struktur modal. Dari struktur modal dapat dilihat apakah  pendanaan perusahaan sudah digunakan secara efektif.
c.  Bagi Penulis Memberikan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori yang telah  didapatkan di bangku perkuliahan dan menambah wawasan penulis dalam  bidang keuangan khususnya dalam penilaian rentabilitas perusahaan dalam  hubungannya dengan struktur modal.
F.  Metodologi Penelitian 1.  Batasan Operasional Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui konsekuensi dari struktur  modal terhadap rentabilitas modal sendiri pada PT. Perkebunan Nusantara III  (Persero) Medan dalam kurun waktu 7 tahun yaitu mulai tahun 2001 sampai  dengan tahun 2007. Rasio-rasio struktur modal yang digunakan adalah Debt to  Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Longterm Debt to Equity   Ratio (LDER). Rasio profitabilitas (rentabilitas) yang digunakan adalah Return on  Equity (ROE).
2.  Definisi Operasional Definisi operasional variabel-variabel yang dimaksud dalam penelitian ini  adalah sebagai berikut : a.  Struktur modal (Xi 1.   Debt to Asset Ratio (X ) merupakan paduan sumber dana jangka panjang yang  digunakan oleh perusahaan. Rasio-rasio struktur modal yang digunakan adalah  sebagai berikut : 1 Debt to Asset Ratio (DAR) sering disebut dengan rasio hutang (debt ratio).
DAR adalah varibel yang mendefinisikan seberapa banyak proporsi dari  aktiva yang sumber pendanaannya berasal dari pinjaman atau kredit.
Rumus : DAR =  )  Asset Debt …………………………Abdullah, 2005:51  2.  Debt to Equity Ratio (X2 Merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan  perusahaan yang menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan  untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
Rumus : DER =  )  Equity Total s Liabilitie Total ……………………Syahyunan, 2004:84   3.  Longterm Debt to Equity Ratio (X3 LDER merupakan variabel yang didefinisikan sebagai proporsi dari hutang  jangka panjang yang sumber pendanaannya berasal dari ekuitas atau  pemegang saham. Ukuran dari variabel LDER dipakai untuk  mengidentifikasikan bahwa semakin besar rasio perbandingannya, maka  semakin besar risiko yang ditanggung para pemegang saham (Warsono,  2003:239).
Rumus : LDER =  )  Equity Debt Longterm ……………………. Abdullah, 2005:52 b.  Rentabilitas modal sendiri (Y) merupakan kemampuan suatu perusahaan  dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan  keuntungan.
Rasio profitabilitas/ rentabilitas yang digunakan adalah ROE (Return on  Equity), yang dihitung dengan rumus sebagai berikut : ROE =  Worth Net ofit NetPr …………………….. .…Syahyunan, 2004:85 3.  Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kantor PT. Perkebunan Nusantara III  (Persero) Medan yang beralamat di Jl. Sei Batang Hari No. 2 Medan. Waktu  penelitian ini dilakukan dari September 2007 sampai dengan Juni 2009.
4.  Jenis Data a. Data Primer Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa wawancara  langsung dengan beberapa pegawai perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III   (Persero) Medan yang dianggap memiliki wewenang dalam memberikan  keterangan yang dibutuhkan.
b   Data Sekunder  Data sekunder yang dibutuhkan oleh penulis berkaitan dengan masalah yang  dianalisis meliputi : 1.  Sejarah singkat PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan,  2.  Struktur organisasi 3.  Neraca PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan mulai bulan  Januari 2001 sampai dengan bulan Desember 2007 4.  Laporan laba rugi tahunan PT. Perkebunan Nuantara III (Persero) Medan  mulai bulan Januari 2001 sampai dengan bulan Desember 2007 5.  Literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan topik batasan dalam  penelitian.
5.  Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Studi Dokumentasi Penulis mengumpulkan informasi dari laporan keuangan PT. Perkebunan  Nusantara III (Persero) Medan tahun 2001 hingga 2007 data lainnya yang relevan  dengan penelitian ini baik dari pihak perusahaan maupun yang berasal dari bukubuku dan literatur.
b.  Teknik Wawancara Data dikumpulkan melalui hasil wawancara dengan beberapa pegawai PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang memiliki wewenang dalam  memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.
 6.  Metode Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan :.
a.  Metode Analisis Deskriptif Penulis melakukan analisis dengan cara menyusun data yang diperoleh  penulis dari perusahaan, mengelompokkan dan selanjutnya  menginterpretasikannya sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya mengenai  kondisi struktur modal yang serta tingkat rentabilitas usaha yang dihasilkan  perusahaan. Pada tahap ini, baik variabel Xi maupun variabel Y akan dihitung  dalam kurun waktu tujuh tahun.
Variabel Xi 1.  Debt to Asset Ratio (DAR) dalam penelitian ini terdiri dari : 2.  Debt to Equity Ratio (DER) 3.  Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) Variabel Y dalam penelitian ini adalah perubahan rentabilitas modal  sendiri.
b.  Metode Analisis Korelasi Spearman Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mencari hubungan atau menguji  signifikansi hipotesis assosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan  berbentuk ordinal, dan sumber data antara variabel tidak harus sama. Bila  variabel-variabel dalam suatu penelitian tidak memiliki ciri interval (skala nilai)  maka cara yang paling tepat untuk mengukur asosiasi hubungan adalah dengan  korelasi Rank Spearman. Untuk menghitung koefisien ini, pengukuran harus  dirangking untuk setiap variabel dan perbedaan skor dihitung. Selain bantuan   dengan rumus menghitung korelasi Rank Spearman, penulis juga menggunakan  alat bantuan program SPSS versi 12.00.
Adapun rumus untuk menghitung koefisien korelasi Rank  Spearman  (Sugiyono, 2004:198) adalah :  rs )1( 6 2 2 − ∑ nn di = 1 -  Keterangan :  rs  =  koefisien korelasi Spearman Rank di 1 ≤≤rs =  selisih peringkat untuk setiap data n  =  jumlah sampel atau data  Koefisien korelasi Spearman berkisar dari -1 sampai 1, sehingga dapat  ditulis dengan -1  . Tanda positif (+) menunjukkan arah hubungan dua  variabel yang positif (searah) dan tanda negatif(-) menunjukkan arah hubungan  dua variabel yang negatif (tidak searah).
c.  Pengujian Hipotesis 1.  Uji Statistik –t   Uji statistik t dilakukan untuk menguji apakah varibel Xi secara individual  mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak terhadap variabel terikat Y.
Peneliti menguji signifikansi hubungan menggunakan rumus uji statistik t  (Sugiyono, 2004:292) sebagai berikut : t = r 2 1 2 r n − − dimana : t = nilai t hitung r  = koefisien korelasi n  = banyaknya pasangan rank  Tahap-tahap : a.  Bentuk pengujian H0 : r = 0, artinya tidak terdapat hubungan signifikan antara variabel Xi b.  Kriteria pengambilan keputusan : dengan variabel Y.
H0 diterima jika -t ≤ tabel   t ≤ hitung    ttabel  α pada  = 10%, df = n – k  H1 diterima jika thitung >ttabel  pada  α= 10%  thitung <-ttabel   

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi