BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan
didirikan pada umumnya dengan tujuan untuk memperoleh laba yang optimal dan menjaga kelangsungan
hidup perusahaan dengan baik agar perusahaan
dapat berkembang pesat. Dengan adanya harapan tersebut, perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan dan
kebijakan yang tepat dalam segala aktivitasnya.
Laba menunjukkan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk
tetap berjalan dengan baik suatu perusahaan
harus berada dalam keadaan yang menguntungkan. Para kreditur dan pemilik perusahaan berusaha meningkatkan laba
karena disadari betul betapa pentingnya
arti laba bagi kelangsungan hidup perusahaan. Tanpa adanya laba/keuntungan akan sangat sulit bagi
perusahaan untuk menarik modal dari luar.
Perusahaan dalam
mewujudkan operasional perusahaan yang efisien, ukuran keberhasilan belum cukup hanya dilihat
dari besarnya laba yang diperoleh, tetapi
juga harus dilihat dari rentabilitasnya.
Rentabilitas merupakan tingkat kemampuan
perusahaan untuk mengukur efektivitas manajemen yang dihitung oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan
investasi perusahaan. Masalah rentabilitas merupakan suatu hal yang sangat
penting bagi perusahaan sebagai alat pengukuran
efisiensi penggunaan modal dalam perusahaan.
Pemenuhan kebutuhan
dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan.
Jika dalam pendanaan perusahaan yang
berasal dari modal sendiri masih memiliki kekurangan (defisit) maka perlu 1 dipertimbangkan
pendanaan perusahaan yang berasal dari luar, yaitu dari hutang (debt financing). Namun dalam pemenuhan
kebutuhan dana, perusahaan harus mencari
alternatif-alternatif pendanaan yang efisien
dan menentukan proporsi antara
jumlah modal sendiri dan hutang dengan tepat sebab jika jumlah hutang terlalu besar menyebabkan besarnya risiko
tidak terbayarnya beban tetap berupa bunga
dan pinjaman pokok, yang pada akhirnya
akan mempengaruhi tingkat rentabilitas
perusahaan.
Struktur modal
sering dihubungkan dengan nilai perusahaan dan memiliki hubungan dengan rentabilitas perusahaan Struktur modal merupakan pembelanjaan permanen yang mencerminkan
perimbangan antara hutang jangka panjang
dan modal sendiri. Pada hakikatnya, masalah pembelanjaan adalah mengadakan komposisi yang baik antara hutang
jangka panjang dengan modal sendiri.
Baik buruknya struktur modal perusahaan ditentukan oleh pembelanjaan perusahaan itu sendiri.
Pendanaan yang
efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal. Struktur modal yang
optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan
modal keseluruhan atau biaya modal
rata-rata, sehingga memaksimalkan nilai perusahaan. Struktur modal yang dinilai dari hutang jangka panjang dan modal
sendiri pasti akan mempengaruhi rentabilitas
perusahaan. Dengan mengelola dana secara efisien, maka perusahaan diharapkan dapat memenuhi kewajiban
finansialnya serta meningkatkan profitabilitas
dan likuiditasnya.
PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) Medan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak
di bidang perkebunan, pengolahan, dan
pemasaran hasil perkebunan. Perusahaan ini selalu berupaya untuk meningkatkan perolehan laba agar
perusahaan tetap hidup. Di samping itu likuiditas perusahaan juga ditingkatkan
agar perusahaan memiliki kesempatan untuk
mengembangkan usahanya.
PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) Medan menggunakan modal sendiri dan modal asing (pinjaman) dalam
melaksanakan kegiatan usahanya, terutama
jika perusahaan hendak melakukan ekspansi sebab kebutuhan modalnya tidak akan cukup dipenuhi jika hanya
menggunakan modal sendiri. Untuk mengembangkan
usahan (ekspansi), perusahaan melakukan berbagai kebijakan dalam menarik dana untuk membiayai usahanya
terutama dengan meningkatkan modal
pinjaman dengan harapan memperoleh tingkat kemampuan yang baik dalam memenuhi kewajiban serta laba yang
tinggi. Namun hal ini akan menyebabkan
berubahnya struktur modal perusahaan sebab penggunaan modal asing menimbulkan kewajiban atas pembayaran
bunga dan cicilan hutang pokok.
Modal sendiri PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah penjumlahan dari modal saham (capital stock)
dan laba ditahan (retained earning).
Modal ini digunakan sebagai tanggungan terhadap keseluruhan risiko yang dihadapi oleh perusahaan dan dapat
dijadikan sebagai jaminan bagi kreditur.
Sedangkan modal
yang berasal dari luar perusahaan (modal asing) berasal dari pinjaman maupun
dengan mengeluarkan surat utang ataupun surat berharga lainnya.
Berikut ini tabel perbandingan rasio-rasio struktur modal dengan rentabilitas modal sendiri yang dihitung
dengan Return on Equity (ROE) Tabel1.1 Perbandingan Antara Rasio Struktur Modal (Debt
to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio,
Longterm Debt to Equity Ratio) dengan Return on Equity (ROE) PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) Medan Periode 2001 – 2007 2001
2002 2003 2004
2005 2006 2007 Debt To Asset Ratio (%) 42,40 42,65
43,61 46,27 55,78
50,00 56,79 Debt to Equity Ratio (%) 73,62 74,37
77,34 86,11 126,16
77,34 131,44 Long Term Debt to Equity Ratio (%) 12,76 21,98
11,61 4,51 11,68
15,71 27,73 Return on Equity (%) 9,82 10,98
14,26 24,23 26,03
7,23 22,75 Sumber : Laporan
Keuangan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)Medan, 2008 (Data Diolah) Tabel 1.1 memperlihatkan fluktuasi
Return on Equity (ROE) pada PT.
Perkebunan
Nusantara III (Persero) Medan, mengalami kenaikan pada periode 2001 hingga 2005. Namun pada tahun 2006 ROE
mengalami penurunan sebesar 18,80%% dan
kembali meningkat sebesar 15,52% pada tahun 2007. Sedangkan Debt to Asset Ratio (DAR) sejak tahun
2001-2005 terus mengalami kenaikan dan mengalami
penurunan sebesar 4,22% pada tahun 2006 namun kembali meningkat sebesar 6,79% pada tahun 2007. Debt to Equity
Ratio (DER) terus meningkat dari tahun
2001 – 2007. Sedangkan Longterm Debt to
Equity Ratio (LDER) mengalami pergerakan
yang fluktuatif. LDER menurun selama dua tahun yaitu pada tahun 2003-2004 namun pada tahun 2005
LDER meningkat kembali hingga tahun 2007.
Penulis tertarik
untuk melakukan studi mengenai hubungan variabelvariabel struktur modal yang
terdiri dari Debt to Asset Ratio (DER), Debt to Equity Ratio (DER), Longterm Debt to Equity
Ratio (LDER) terhadap rentabilitas modal
sendiri perusahaan yang diwakili oleh Return on Equity (ROE), sehingga penulis mengambil judul “Analisis Hubungan
Struktur Modal dengan Rentabilitas Modal
Sendiri Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. “ B.
Perumusan Masalah Apakah struktur
modal (Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Longterm Debt to Equity Ratio) memiliki
hubungan yang signifikan terhadap rentabilitas
modal sendiri (Return on Equity) pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan? C. Kerangka Konseptual Perusahaan
tidak dapat terlepas dari modal sebagai sumber pembelanjaan aktivanya dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya. Modal merupakan salah satu
faktor produksi yang merupakan dasar dari awal pendirian perusahaan. Modal sering disebut dengan ekuitas. Pada dasarnya
ekuitas berasal dari investasi pemilik dan
hasil usaha perusahaan yang akan berkurang terutama dengan adanya penarikan kembali penyertaan oleh pemilik,
pembagian keuntungan atau karena kerugian.
Modal perusahaan
berasal dari dua sumber, yaitu modal sendiri dan moda l asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal
dari pemilik perusahaan dan tertanam
dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri dapat berasal dari luar perusahaan dan
juga dari dalam perusahaan itu sendiri.
Modal yang berasal dari dalam perusahaan merupakan keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Sedangkan modal
yang berasal dari luar perusahaan merupakan
modal yang ditanamkan oleh pemilik perusahaan.
Modal asing adalah
modal yang berasal dari luar perusahaan dan bersifat sementara bagi perusahaan. Modal asing
merupakan hutang yang harus dibayar oleh
perusahaan, baik itu dalam jangka waktu pendek maupun jangka panjang.
Perusahaan yang
baik seharusnya memiliki komposisi modal sendiri yang lebih besar dari hutang. Pemenuhan kebutuhan dana
perusahaan dari modal sendiri bersumber
dari modal saham, cadangan, dan laba ditahan. Jika modal sendiri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dana
perusahaan, maka perusahaan dapat mempertimbangkan
untuk memperoleh dana dari luar, yaitu dari hutang (debt financing). Namun perusahaan harus mampu
mengatur perimbangan yang baik antara
besarnya modal sendiri dengan aktiva yang harus dibelanjai oleh modal tersebut (Harahap, 2004:304-305). Tambahan
modal asing hanya dapat dibenarkan apabila rentabilitas modal sendiri
dengan tambahan modal asing lebih besar
daripada rentabilitas modal sendiri dengan tambahan modal sendiri.
Analisis terhadap
struktur modal dan kemampuan menghasilkan laba (rentabilitas) bagi para manajer akan sangat
diperlukan dalam rangka mengambil keputusan
dan untuk efisiensi penggunaan modal bagi perusahaan. Perbandingan antara modal sendiri dan modal asing (hutang)
dalam suatu perusahaan akan menentukan
struktur modal perusahaan tersebut. Struktur modal mencerminkan bagaimana aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai.
Struktur modal adalah perbandingan
antara pendanaan permanen dalam perusahaan yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan
modal pemegang saham. Pada sisi kanan
neraca perusahaan struktur modal terdiri dari hutang jangka pendek, modal jangka panjang dan modal sendiri. Struktur
modal tercermin pada hutang jangka panjang
dan unsur-unsur modal sendiri.
Menurut Warsono
(2003:238-239), struktur modal dapat dinyatakan dalam dua indikator. Pertama, rasio hutang (debt
ratio). Indikator kedua adalah rasio hutang
jangka panjang (debt to equity ratio). Semakin tinggi rasio hutang dan rasio hutang jangka panjang suatu perusahaan,
risiko perusahaan semakin tinggi dan
tingkat keuntungan yang diharapkan semakin tinggi pula.. Kenyataannya, struktur modal yang dinilai dari hutang jangka
panjang dan modal sendiri pasti akan
mempengaruhi rentabilitas modal sendiri perusahaan.
Rentabilitas suatu
perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan memanfaatkan semua
sumber daya yang ada pada perusahaan.
Menurut Riyanto (2001:35), rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dalam
periode tertentu. Laba yang dimaksud perlu
dilihat efisiensinya dengan
membandingkan laba tersebut dengan modal yang dipergunakan untuk menghitung
rentabilitasnya. Tingkat rentabilitas perusahaan
digambarkan dengan nilai dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan hal ini dapat meminimumkan
biaya modal dan penggunaan hutang dan
modal sendiri dalam struktur modal.
Rentabilitas dapat
dihitung dengan rasio Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE). Return on Assets (ROA)
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dari setiap rupiah asset yang digunakan.
ROA dipergunakan untuk menilai apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya untuk kegiatan
operasional perusahaan.
Debt to Asset Ratio (DAR) Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) Rentabilitas Modal Sendiri (Return on Equity) Debt to Equity
Ratio (DER) Return on Equity (ROE)
digunakan untuk menghitung besarnya keuntungan
yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. ROE menunjukkan kemampuan manajemen
dalam memaksimalkan pengembalian kepada
pemegang saham. ROE mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan laba (Purba,
2002:118). Secara umum, semakin tinggi ROE
maka semakin baik kedudukan pemilik perusahaan.
Rentabilitas modal
sendiri atau disebut juga rentabilitas usaha adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia
bagi pemilik modal sendiri di satu pihak
dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lainpihak.
Laba untuk
menghitung rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak
perseroan.
Peneliti
menggunakan rasio Return on Equity (ROE) untuk menganalisis rasio profitabilitas (rentabilitas) yang
berhubungan dengan rentabilitas modal sendiri dalam penelitian ini. Secara matematis, ROE
diformulasikan sebagai berikut: Return on Equity (ROE ) = Pr
Net ofit Equity Struktur Modal Diolah dari berbagai sumber (Sartono, Keown,
et.al, 2000) Gambar 1.1 : Kerangka
Konseptual D. Hipotesis Hipotesis atau
jawaban sementara atas permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Struktur modal yang diukur melalui rasio
Debt to Asset Ratio (DAR) memiliki hubungan yang signifikan terhadap
rentabilitas modal sendiri yang diukur
melalui rasio Return on Equity (ROE).
2. Struktur modal yang diukur melalui
rasio Debt to Equity Ratio (DER) memiliki hubungan yang signifikan terhadap
rentabilitas modal sendiri yang diukur
melalui rasio Return on Equity (ROE).
3. Struktur modal yang diukur melalui rasio
Longterm Debt to Equity Ratio (LDER)
memiliki hubungan yang signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri yang diukur melalui rasio Return on
Equity (ROE).
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui hubungan struktur modal yang diterapkan oleh PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) Medan dengan rentabilitas
modal sendiri (ROE) sehingga dapat diketahui perubahan nilai dari rasio struktur modal perusahaan akan mempunyai
hubungan atau tidak dengan perubahan
nilai ROE pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.
2. Manfaat Penelitian a. Bagi
Perusahaan Sebagai masukan bagi pihak perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
Medan mengenai kondisi
rentabilitas perusahaan khususnya ROE
dalam hubungannya dengan efektivitas penggunaan modal dalam perusahaan, sehingga dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam pembuatan keputusan
di masa depan yang lebih efektif dalam penggunaan modal
perusahaan yang akan mendukung peningkatan kemampuan perusahaan memperoleh laba di masa mendatang.
b. Bagi Pihak Lain Sebagai bahan referensi yang
dapat memberikan perbandingan dalam melakukan
penelitian selanjutnya, khususnya dalam penelitian mengenai kemampuan perusahaan memperoleh laba, yaitu
ROE dalam hubungannya dengan struktur
modal. Dari struktur modal dapat dilihat apakah pendanaan perusahaan sudah digunakan secara
efektif.
c. Bagi Penulis Memberikan kesempatan bagi
penulis untuk menerapkan teori yang telah didapatkan di bangku perkuliahan dan menambah
wawasan penulis dalam bidang keuangan
khususnya dalam penilaian rentabilitas perusahaan dalam hubungannya dengan struktur modal.
F. Metodologi Penelitian 1. Batasan Operasional Penelitian ini difokuskan
untuk mengetahui konsekuensi dari struktur modal terhadap rentabilitas modal sendiri pada
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
Medan dalam kurun waktu 7 tahun yaitu mulai tahun 2001 sampai dengan tahun 2007. Rasio-rasio struktur modal
yang digunakan adalah Debt to Asset
Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Longterm Debt to Equity Ratio (LDER). Rasio profitabilitas
(rentabilitas) yang digunakan adalah Return on Equity (ROE).
2. Definisi Operasional Definisi operasional
variabel-variabel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Struktur modal (Xi 1. Debt to Asset Ratio (X ) merupakan paduan
sumber dana jangka panjang yang digunakan
oleh perusahaan. Rasio-rasio struktur modal yang digunakan adalah sebagai berikut : 1 Debt to Asset Ratio (DAR)
sering disebut dengan rasio hutang (debt ratio).
DAR adalah varibel
yang mendefinisikan seberapa banyak proporsi dari aktiva yang sumber pendanaannya berasal dari
pinjaman atau kredit.
Rumus : DAR = ) Asset
Debt …………………………Abdullah, 2005:51 2. Debt to Equity Ratio (X2 Merupakan
perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan yang menunjukkan kemampuan modal
sendiri perusahaan untuk memenuhi
seluruh kewajibannya.
Rumus : DER = ) Equity
Total s Liabilitie Total ……………………Syahyunan, 2004:84 3.
Longterm Debt to Equity Ratio (X3 LDER merupakan variabel yang
didefinisikan sebagai proporsi dari hutang jangka panjang yang sumber pendanaannya
berasal dari ekuitas atau pemegang
saham. Ukuran dari variabel LDER dipakai untuk mengidentifikasikan bahwa semakin besar rasio
perbandingannya, maka semakin besar
risiko yang ditanggung para pemegang saham (Warsono, 2003:239).
Rumus : LDER = ) Equity
Debt Longterm ……………………. Abdullah, 2005:52 b.
Rentabilitas modal sendiri (Y) merupakan kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya
untuk menghasilkan keuntungan.
Rasio
profitabilitas/ rentabilitas yang digunakan adalah ROE (Return on Equity), yang dihitung dengan rumus sebagai
berikut : ROE = Worth Net ofit NetPr ……………………..
.…Syahyunan, 2004:85 3. Tempat dan Waktu
Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kantor PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang beralamat di Jl. Sei
Batang Hari No. 2 Medan. Waktu penelitian
ini dilakukan dari September 2007 sampai dengan Juni 2009.
4. Jenis Data a. Data Primer Data primer yang
digunakan dalam penelitian ini adalah berupa wawancara langsung dengan beberapa pegawai perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
Medan yang dianggap memiliki wewenang dalam memberikan keterangan yang dibutuhkan.
b Data Sekunder Data sekunder yang dibutuhkan oleh penulis
berkaitan dengan masalah yang dianalisis
meliputi : 1. Sejarah singkat PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2.
Struktur organisasi 3. Neraca PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan mulai bulan Januari 2001 sampai dengan bulan Desember 2007
4. Laporan laba rugi tahunan PT.
Perkebunan Nuantara III (Persero) Medan mulai
bulan Januari 2001 sampai dengan bulan Desember 2007 5. Literatur ilmiah lainnya yang berkaitan
dengan topik batasan dalam penelitian.
5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Studi Dokumentasi Penulis
mengumpulkan informasi dari laporan keuangan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan tahun 2001
hingga 2007 data lainnya yang relevan dengan
penelitian ini baik dari pihak perusahaan maupun yang berasal dari bukubuku dan
literatur.
b. Teknik Wawancara Data dikumpulkan melalui
hasil wawancara dengan beberapa pegawai PT.
Perkebunan
Nusantara III (Persero) Medan yang memiliki wewenang dalam memberikan informasi yang dibutuhkan dalam
penelitian.
6.
Metode Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan :.
a. Metode Analisis Deskriptif Penulis melakukan
analisis dengan cara menyusun data yang diperoleh penulis dari perusahaan, mengelompokkan dan
selanjutnya menginterpretasikannya
sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya mengenai kondisi struktur modal yang serta tingkat
rentabilitas usaha yang dihasilkan perusahaan.
Pada tahap ini, baik variabel Xi maupun variabel Y akan dihitung dalam kurun waktu tujuh tahun.
Variabel Xi 1. Debt to Asset Ratio (DAR) dalam penelitian
ini terdiri dari : 2. Debt to Equity
Ratio (DER) 3. Longterm Debt to Equity
Ratio (LDER) Variabel Y dalam penelitian ini adalah perubahan rentabilitas
modal sendiri.
b. Metode Analisis Korelasi Spearman Korelasi
Rank Spearman digunakan untuk mencari hubungan atau menguji signifikansi hipotesis assosiatif bila
masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk
ordinal, dan sumber data antara variabel tidak harus sama. Bila variabel-variabel dalam suatu penelitian tidak
memiliki ciri interval (skala nilai) maka
cara yang paling tepat untuk mengukur asosiasi hubungan adalah dengan korelasi Rank Spearman. Untuk menghitung
koefisien ini, pengukuran harus dirangking
untuk setiap variabel dan perbedaan skor dihitung. Selain bantuan dengan rumus menghitung korelasi Rank Spearman,
penulis juga menggunakan alat bantuan
program SPSS versi 12.00.
Adapun rumus untuk
menghitung koefisien korelasi Rank
Spearman (Sugiyono, 2004:198)
adalah : rs )1( 6 2 2 − ∑ nn di = 1 - Keterangan : rs
= koefisien korelasi Spearman
Rank di 1 ≤≤rs = selisih peringkat untuk
setiap data n = jumlah sampel atau data Koefisien korelasi Spearman berkisar dari -1
sampai 1, sehingga dapat ditulis dengan
-1 . Tanda positif (+) menunjukkan arah
hubungan dua variabel yang positif
(searah) dan tanda negatif(-) menunjukkan arah hubungan dua variabel yang negatif (tidak searah).
c. Pengujian Hipotesis 1. Uji Statistik –t Uji
statistik t dilakukan untuk menguji apakah varibel Xi secara individual mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak terhadap
variabel terikat Y.
Peneliti menguji
signifikansi hubungan menggunakan rumus uji statistik t (Sugiyono, 2004:292) sebagai berikut : t = r 2
1 2 r n − − dimana : t = nilai t hitung r
= koefisien korelasi n =
banyaknya pasangan rank Tahap-tahap : a. Bentuk pengujian H0 : r = 0, artinya tidak
terdapat hubungan signifikan antara variabel Xi b. Kriteria pengambilan keputusan : dengan
variabel Y.
H0 diterima jika -t
≤ tabel t ≤ hitung ttabel
α pada = 10%, df = n – k H1 diterima jika thitung >ttabel pada
α= 10% thitung <-ttabel
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi