Selasa, 25 Maret 2014

Skripsi Manajemen: ANALISIS SENSITIFITAS RESPON KONSUMEN PADA PERLUASAN MEREK (BRAND EXTENSION) SABUN MANDI MEREK LIFEBOY



BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Pasar global telah mengakibatkan kondisi persaingan yang sangat tinggi, para  pelaku pasar dan produsen dituntut agar dapat bersaing dalam kompetisi ini. Seiring  dengan globalisasi dan perkembangan jaman, teknologi dan perubahan gaya hidup  manusia modern, tingkat kebutuhan dan keinginan konsumen turut berkembang  secara dinamis dari waktu ke waktu. Proses pemasaran tidak hanya melibatkan pertempuran produk, akan tetapi juga melibatkan pertempuran mengenai persepsi  konsumen. Untuk membangun sebuah persepsi dapat dilakukan dengan mengenal  identitas merek dan memahami perilaku merek. Merek saat ini telah menjadi asset perusahaan yang paling bernilai. Selain sangat membantu dalam penetrasi pasar,  merek yang kuat dapat menciptakan loyalitas, selain itu merek juga lebih bermakna  daripada sekedar produk. Produk hanya menjelaskan atribut fisik berikut dimensinya  sehingga tidak lebih dari komoditi yang dapat dipertukarkan. Sedangkan merek dapat  menjelaskan emosi serta hubungan secara spesifik dengan pelanggannya (Rangkuti,  2004:93).

Perluasan merek (brand extension) merupakan salah satu strategi yang dapat  dilakukan untuk tetap menjaga keutuhan citra merek dimata konsumen. Strategi  perluasan merek memberikan sejumlah keuntungan, karena merek tersebut pada  umumnya lebih cepat dihargai (karena sudah kenal sebelumnya), sehingga  kehadirannya dapat cepat diterima oleh konsumen karena dari perspektif konsumen  merek yang terpercaya merupakan jaminan atas konsistensi kinerja suatu produk dan  Universitas Sumatera Utara menyediakan manfaat yang dicari konsumen ketika membeli produk atau merek  tertentu (Suyanto, 2007:77).
Perluasan merek (brand extension) inilah yang dilakukan oleh perusahaan PT.
Unilever Indonesia dalam rangka memperkenalkan produk-produk baru dengan varian  yang berbeda dengan menggunakan merek yang telah ada. Hal ini dilakukan untuk  menghadapi banyaknya perusahaan pesaing, termasuk perusahaan besar seperti P&G,  Wings dan Indofood. PT. Unilever Indonesia melakukan brand extention pada  beberapa produk yang dikembangkan ke dalam beberapa kategori produk baru, salah  satunya yaitu Sabun Mandi Lifebuoy. Di Indonesia, salah satu produk Unilever yang  menjadi pemimpin pasar adalah Lifebuoy. Strategi perluasan merek (brand extension) Lifebuoy pada penelitian ini dimulai dari Sabun Mandi Padat Lifeboy ke Sabun Mandi  Cair Lifebuoy. Lifebuoy yang sudah kuat dipasar sabun telah menjadi Top Brand  Index sabun mandi dan mengantongi peringkat pertama dengan persentase 43,0% di  Indonesia (Majalah Marketing Vol 1, 2008).
Tabel 1.1 Top Brand Index Kategori Sabun Mandi 2008 Merek  Top Brand Index Lifeboy  43,0% Lux  23,2% Nuvo  8,2% Giv  8,0% Shinzu'i  2,9% Sumber : Majalah Marketing Vol 1,2008 Lifebuoy  adalah salah satu merek tertua, suatu merek yang benar-benar  mendunia sebelum istilah merek global diciptakan. Sabun disinfektan royal Lifebuoy diluncurkan pada tahun 1894 sebagai suatu produk baru yang terjangkau di Inggris,  untuk mendukung orang mendapatkan kebersihan diri yang lebih baik. Setelah  diluncurkan, sabun mandi Lifebuoy menjangkau negara-negara seperti India, suatu  negara tempat sabun ini masih merupakan merek terkemuka di pasar. PT. Unilever  Universitas Sumatera Utara Indonesia memanfaatkan kekuatan merek  Sabun Mandi Padat Lifebuoy dengan  mengekstensifikasi ke Sabun Mandi Cair Lifebuoy.
Menurut survei yang dilakukan SWA bersama MarkPlus dan MARS, Lifebuoy  adalah salah satu produk yang memiliki brand value tertinggi pada tahun 2003 sampai  dengan 2008 untuk kategori sabun mandi padat dan peringkat ke dua untuk kateori  sabun mandi cair.
Tabel 1.2 Brand Value Sabun Mandi Padat 2006-2008  (dalam persen) Merek  Brand Value 2006  Brand Value 2007  Brand Value 2008 Lifebuoy  39,4  48,4  285,5 Lux   29,0  31,8  159,5 Nuvo  8,4  15,4  51,8 Giv  7,6  14,7  40,8 Shinzui  3,7  11,7  -Sumber : Majalah SWA No.18/XXIV/September 2008 Tabel 1.3 Brand Value Sabun Mandi Cair 2006-2008  (dalam persen) Merek  Brand Value 2006  Brand Value 2007  Brand Value 2008 Lux  36,1  39,0  238,3 Lifebuoy  28,0  37,4  190,5 Biore  10,1  18,8  53,2 Dove  2,6  11,2  15,1 Nuvo  1,7  -  18,6 Sumber : Majalah SWA No.18/XXIV/September 2008 Perlindungan dan kebersihan adalah komitmen Lifebuoy untuk masyarakat.
Tujuan Lifebuoy adalah memberikan solusi kebersihan dan kesehatan yang terjangkau  dan mudah diperoleh sehingga orang dapat menjalani hidup tanpa rasa khawatir  dengan kebersihan dan akibatnya terhadap kesehatan. Oleh karena itu, sejak bertahuntahun yang lalu Lifebuoy  telah membuat program-program pertanggung jawaban  Universitas Sumatera Utara sosial untuk memberikan pengertian dan pemahaman kepada masyarakat tentang arti  penting menjaga kebersihan. Program-program yang telah dilakukan Lifebuoy antara  lain kampanye membudayakan menuci tangan dengan sabun, kampanye kebersihan  lingkungan, menyumbang sarana Masyarakat Cinta Kebersihan (MCK) untuk  masyarakat miskin, menyumbang sarana kebersihan untuk sekolah-sekolah dalam  program “berbagi sehat” yang pada intinya mengajak masyarakat untuk saling  mengingatkan untuk menjaga kebersihan.
Pada Tabel 1.2 menunjukkan bahwa Lifebuoy  selalu meningkat setiap  tahunnya. Pada tahun 2008 Lifebuoy berada pada peringkat pertama degan persentase  sebesar 285,5% untuk kategori sabun padat. Dalam perkembangannya Lifebuoy mulai  melirik untuk memasuki kategori produk yang baru. Setelah melakukan variasi  produk dengan melakukan perluasan merek ke sabun cair, perluasan merek yang  paling baru yang dilakukan Lifebuoy  adalah dengan mengeluarkan produk baru  berupa shampo pada tahun 2006 lalu. Perluasan merek (brand extension) dari Sabun  Mandi Padat Lifebuoy ke Sabun Mandi Cair Lifebuoy tentu saja memberikan pengaruh  terhadap respon konsumen. Konsumen atau bahkan pasar secara keseluruhan akan  memberikan perhatian, minat, keinginan, keyakinan bahkan mungkin pembelian  terhadap Sabun Mandi Cair Lifebuoy.
Sensitivitas respon yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui  tingkat perubahan respon yang terjadi karena perubahan stimuli akibat adanya  perluasan merek (brand extension). Generalisasi stimulus terjadi pada saat respon  terhadap suatu stimulus dibangkitkan oleh stimulus lain yang serupa tetapi  berbeda.(Simamora, 2003:154). Stimuli yang terbentuk dari Sabun Mandi Cair  Lifebuoy  yang sudah dikenal oleh banyak konsumen seperti membunuh kuman  ditangan yang dapat menyebabkan timbulnya masalah kesehatan, aroma Lifebuoy Universitas Sumatera Utara yang khas, membantu melembabkan kulit, memberikan perlindungan yang lebih baik  terhadap kuman dan menimbulkan busa yang kaya pada kulit.
Berdasarkan prasurvei yang dilakukan penulis, dimana survei yang dilakukan  pada mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara angkatan 2008  sampai dengan  2009 diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa Fakultas Ilmu  Komputer Universitas Sumatera Utara angkatan 2008-2009 lebih dominan  menggunakan Sabun Mandi Cair Lifebuoy untuk perawatan tubuh. Hal ini juga dapat  dilihat dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada Pasar Padang Bulan  melalui divisi pemasaran sabun mandi PT.Unilever Indonesia. Dimana terdapat  banyak konsumen yang menggunakan Sabun Mandi Cair Lifebuoy.
Tabel 1.4 Jumlah Penjualan Lifebuoy2008  Pasar Padang Bulan Medan Nama Produk Jumlah  Penjualan  Persentase Lifebuoy Bar Soap  33.002.970 Kotak  39% Lifebuoy Body Wash  25.386.900 Botol  30% Lifebuoy Clear Skin  15.232.140 Botol  18% Lifebuoy Shampo  11.000.990 Botol  13% Sumber : Divisi Pemasaran PT. Unilever Indonesia (data diolah) Tabel 1.4 menunjukkan data penjualan Sabun Mandi Lifebuoy pada tahun  2008. Untuk peringkat tertinggi diduduki oleh Lifebuoy Bar Soap  yang mampu  menjual 33.002.970 kotak atau dengan persentase 39%, peringkat ke dua yaitu  Lifebuoy Body Wash  menjual sekitar 25.386.900 botol dengan persentase 30%,  peringkat ke tiga yaitu Lifebuoy Clear Skin dengan penjualan 15.232.140 botol atau  18%, dan untuk peringkat terakhir diduduki oleh Lifebuoy Shampo dengan penjualan  11.000.990 botol atau 13%.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik untuk  melakukan penelitian tentang ”Analisis Sensitifitas Respon Konsumen Pada  Universitas Sumatera Utara Perluasan Merek (brand extension) Sabun Mandi Merek Lifebuoy (Studi Kasus  Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara).
B.  Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat diambil suatu  rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1.  Apakah konsumen sensitive  terhadap  perluasan merek (brand extension) Sabun Mandi Padat Lifebuoy ke Sabun Mandi Cair Lifebuoy pada Mahasiswa  Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara? 2.  Kemana arah konsumen terhadap perluasan merek (brand extension) Sabun  Mandi Padat Lifebuoy ke Sabun Mandi Cair Lifebuoy pada Mahasiswa  Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara? C. Kerangka Konseptual Sensitifitas respon merupakan tingkat kepekaan atau perubahan kesadaran  konsumen terhadap kehadiran suatu produk yaitu merek baru yang mempengaruhi  perilakunya dalam memenuhi kebutuhannya sebagai dampak adanya perluasan merek  sabun mandi merek Lifebuoy.
Tingkat sensitifitas dan arah respon konsumen terhadap fenomena perluasan  merek (brand extension) dianalisis dengan menggunakan model Hierarchy-of-effect yang meliputi enam tahap yaitu: kesadaran  (brand awareness),  pengetahuan  (knowledge), kesukaan (liking), kecenderungan (preference), keyakian (conviction), dan pembelian(purchasing).
Universitas Sumatera Utara Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian Sumber: (Simamora 2003:128) data diolah D. Hipotesis  ”Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara atas rumusan masalah  yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis (Sugiono:2003:51).” Berdasarkan perumusan masalah, maka hipotesis penelitian ini adalah: 1.  Konsumen sensitive  terhadap perluasan merek  (brand extension)  Sabun  Mandi Padat Lifebuoy ke Sabun Mandi CairLifebuoy.
2.  Konsumen memiliki arah positif pada perluasan merek (brand extension) Sabun Mandi Padat Lifebuoy ke  Sabun Mandi CairLifebuoy.
E.  Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.  Tujuan Penelitian Mengetahui dan menganalisis besarnya tingkat sensitifitas dan arah respon  konsumen pada perluasan merek (brand extension) sabun mandi merek  Lifebuoy pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sumatera  Utara.
2.  Manfaat Penelitian a.  Bagi Perusahaan Sebagai sumbangan informasi dan masukan agar dapat melakukan strategi  perluasan merek yang tepat dan mengetahui secara jelas respon konsumen  Sensitivitas Respon Konsumen: 1.  Kesadaran 2.  Pengetahuan 3.  Kesukaan  4.  Kecenderungan 5.  Keyakinan 6.  Pembelian Perluasan Merek (brand Extension)  Universitas Sumatera Utara terhadap perluasan merek sehingga bisa meraih kesuksesan yang  diharapkan.
b.  Bagi Penulis Untuk memperdalam pengetahuan dibidang manajemen pemasaran  mengenai sensitivitas dan arah respon konsumen terhadap perluasan suatu  merek (brand extension) c.  Bagi Pihak lain Sebagai bahan referensi yang dapat dijadikan bahan perbandingan dalam  melakukan penelitian di masa yang akan datang F.  Metode Penelitian 1.  Variabel dan Defenisi Operasional Variabel a.  Sensitifitas respon adalah tingkat perubahan respon sebagai dampak  perluasan merek sabun mandi merek Lifebuoy. Tingkat perubahan dihitung  dengan persentase. Dinyatakan sensitive apabila memiliki nilai sensitivitas  lebih dari satu dan sebaliknya apabila tidak sensitive maka nilai sensitivitas  kurang dari satu. Hal ini ditunjukkan dengan indikator: 1)  Kesadaran  merek (brand awareness).  Pada fase awal, awareness berasal dari ditangkapnya informasi tentang merek dan produk oleh  konsumen, baik oleh usaha  yang dilakukan oleh konsumen sendiri  dalam aktivitasnya (baik sengaja maupun tidak sengaja mencari)  ataupun oleh aktivitas pro  aktif pengelola produk/merek untuk  mengkomunikasikan produk. Indikatornya adalah  sebagai merek yang  mudah diingat, mudah dikenali dan memiliki ciri khas.
Universitas Sumatera Utara 2)  Pengetahuan  (knowledge).  Perusahaan perlu membuat pelanggan  mengetahui produk yang ditawarkan, mulai dari functional benefit  sampai dengan emotional benefit yang akan diterimanya. Dengan  mengetahui semua informasi atau knowledge  3)  Tingkat kesukaan (liking). Setelah adanya perluasan merek konsumen  akan mulai menyukai produk tersebut. Indikatronya adalah merek  tersebut menjadi lebih disukai, diminati juga menjadi merek favorit.
mengenai produk, maka  pelanggan akan merasa dihargai dan akan lebih menghargai produk  tersebut maupun perusahaannya. Indikatornya adalah sebagai merek  yang mudah dimengerti tujuannya, informasi yang  tersedia mudah  diserap dan deskripsi tentang produk jelas.
4)  Kecenderungan (preference). Kecenderungan konsumen terhadap  tingkat pemilihan produk. Indikotornya adalah memiliki beragam  pilihan keharuman dan mudah didapat.
5)  Keyakinan (conviction.). Keyakinan membentuk citra produk dan  merek, dan orang akan bertindak berdasarkan citra dan jaminan merek  terserbut. Indikatornya adalah aman bagi semua jenis kulit dan  mempumyai kualitas.
6)  Pembelian (purchase), ini adalah tahapan akhir dalam proses. Pada  akhirnya, pasar sasaran sudah dikenal, tahu, suka, dan menjadikan  sabun mandi Lifebuoy sebagai pilihan serta yakin akan pilihannya dan  akan membeli dan memakai merek Lifebuoy.
b. Perluasan merek adalah strategi perusahaan untuk menggunakan merek  yang sudah ada pada produknya pada suatu kategori baru. Perluasan merek  yang dilakukan oleh PT. Unilever Indonesia termasuk perluasan kategori,  Universitas Sumatera Utara yaitu tetap menggunakan merek Lifebuoy untuk kategori produk yang  berbeda yaitu produk sabun mandi.
2. Skala Pengukuran  Menurut Sugiono (2006:84): ”Skala Likert yaitu digunakan untuk  mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang  tentang fenomena sosial”. Penelitian ini menggunakan lima alternatif jawaban  kepada responden dengan menggunakan skala 1 (satu) sampai dengan 5 (lima)  untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian. Skala yang digunakan dapat  dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.5 Instrumen Skala Likert No Alternatif Jawaban Skor 1 Setuju Sekali (SS) 5 2 Setuju (S) 4 3 Netral (N) 3 4 Kurang Setuju (KS) 2 5 Tidak Setuju Sekali (TSS) 1 Sumber: Sugiono (2006:105), data diolah.
3. Lokasi Penelitian dan Waktu Lokasi penelitian adalah di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sumatera  Utara jalan Universitas No.28 Kampus USU Padang Bulan. Penelitian ini  direncanakan mulai dari bulan Mei sampai dengan bulan September 2009.
4. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obek  yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh  peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulan  (Sugiono  Universitas Sumatera Utara 2004:72).  Populasi penelitian ini adalah  Mahasiswa  Fakultas Ilmu  Komputer Universitas Sumatera Utara  angkatan 2008 sampai dengan  2009. Jumlah yang diperoleh adalah 53 dari 95 orang mahasiswa Fakultas  Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara.  Jumlah sampel yang  digunakan dalam penelitian ini sebanyak 53  orang, yang diperoleh  berdasarkan kriteria sebagai berikut: 1.  Mengenal adanya sabun mandi Lifebuoy.
2.  Pernah menggunakan Sabun Mandi Padat Lifebuoy dan Sabun Mandi  CairLifebuoy b. Sampel Penentuan jumlah sampel menggunakan teknik sampling sensus.
Sampling  sensus  adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota  populasi digunakan sebagai sampel (Sugiono, 2005:78), sehingga jumlah sampel penelitian ini adalah 53 orang.
5. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu: a.  Data primer ”Data primer adalah data yang dikumpulkan dari sumber-sumber asli  (Kuncoro,2003:136).” Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari  hasil kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa yang menggunakan  Sabun Mandi Padat Lifebuoy dan Sabun Mandi Cair Lifebuoy di Fakultas  Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara.
b.  Data Sekunder ”Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain  (Kuncoro,2003:136).” Data ini diperoleh peneliti berupa jumlah  Universitas Sumatera Utara mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sumatera  Utara, studi  pustaka baik dari buku maupun jurnal, internet, majalah, informasi dari  perusahaan bersangkutan dan tabloid yang dapat mendukung penelitian ini.
6. Tehnik Pengumpulan Data Pada penelitian ini, tehnik yang digunakan dalam pengumpulan data  adalah sebagai berikut: a.  Kuesioner Menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden terpilih tentang  bagaimana pengaruh faktor kesadaran, pengetahuan, kesukaan,  kecenderungan, keyakinan dan pembelian terhadap pembentukan  sensitivitas respon konsumen terhadap perluasan merek (brand extension)  dari Sabun Mandi Padat Lifebuoy ke Sabun Mandi Cair Lifebuoy pada  mahasiswa Fakultas Ilmu komputer Universitas Sumater Utara.
b.  Studi Dokumentasi  Studi kepustakaan dibuat untuk mengumpulkan data dan informasi  dengan bantuan bermacam-macam buku yang memberikan landasan bagi  perumusan hipotesis, penyusunan kuesioner, dan pembahasan teoritis.
Penelitian ini juga menyertai informasi yang dapat melalui artikel yang  relevan dan jurnal-jurnal ilmiah dan buku-buku lain yang berkaitan dengan  penelitian.
7. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi  16,00 dengan kriteria sebagai berikut: a.  Jika r hitung > r tabel, maka pertanyaan dinyatakan valid.
Universitas Sumatera Utara b.  Jika r hitung < r tabel b. Uji Reliabilitas , maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16,00  butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas  ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:  a.  Jika r alpha positif atau > r tabel maka pertanyaan reliabel.
b.  Jika r alpha negatif atau < r tabel maka pertanyaan tidak reliabel.
8. Metode Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang  dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga  akan memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahaan dan masalah  yang sedang diteliti.
b. Metode Analisis Sensitivitas Respon Metode ini menganalisis tingkat perubahan respon sebagai dampak  perubahan stimuli. Tingkat perubahan dihitung dengan persentase.
Sensitivitas respon adalah tingkat perubahan respon dibagi persentase  perubahan  stimuli. Tingkat perubahan dihitung dengan  persentase.”Dikatakan sensitive apabila memiliki nilai sensitivitas lebih  dari satu, dan sebaliknya dikatakan tidak sensitive jika nilai sensitivitas  kurang dari satu (Simamora, 2003:216) Secara sistematis, kalimat ini dapat ditulis menjadi (Simamora, 2003:201): Sr =       %∆S %∆R Dimana : Sr  : sensitivitas respon Universitas Sumatera Utara ∆R  : perubahan respon ∆S  : perubahan stimuli Perubahan respon dapat ditulis  dengan rumus berikut (Simamora,  2003:201):  ∆R = R1 – R Dimana: 0  R1 R = respon setelah perubahan 0 Persentase perubahan respon dihitung dengan rumus: = respon sebelumnya %∆R = R1 – R0  R0  x 100% Alat-alat (formula) diatas hanya mampu menunjukkan persentase  perubahan kekuatan respon dari Lifebuoy sabun mandi padat (R0) dengan  kekuatan respon dari Lifebuoy sabun mandi cair (R1 Sementara itu perubahan stimuli dihitung denga rumus berikut : ) secara keseluruhan.
∆S = S1– S Dimana : 0 S1 S : stimuli setelah perubahan 0 Persentase perubahan stimuli dihitung dengan rumus : : stimuli sebelumnya %∆S = S1 – S0 S0  x 100% Universitas Sumatera Utara Dengan demikian, sensitivitas respon dapat dihitung dengan menggunakan  rumus berikut Simamora (2003:202)  R1 – R0 Sr =  R0 x 100% S1 – S0 S0  x 100% Sr =  R1 – R0  x    S0    S0  S1– S Sr =  0  ∆R x      ∆S R S0 Sr =  0 ∂R x      ∂S S R Sensitif atau tidak sensitif dapat dilihat dengan kriteria sebagai berikut : a.  Jika Sr < 1, maka dinyatakan tidak sensitif b.  Jika Sr > 1, maka dinyatakan sentitif Universitas Sumatera Utara  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi