Selasa, 25 Maret 2014

Skripsi Manajemen: ANALISIS HUBUNGAN EFEKTIVITAS MODAL KERJA, PERPUTARAN TOTAL AKTIVA DAN RASIO HUTANG TERHADAP RENTABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR



BAB I PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang Masalah 
Pada umumnya kinerja perusahaan dinilai dari tingkat perolehan laba yang  maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal, perusahaan dapat  mempertahankan kelangsungan hidupnya, bertumbuh serta berkembang dalam  persaingan usaha yang ketat. Namun, untuk mempertahankan kelangsungan  hidup, perusahaan harus memiliki  strategi yang  terintegrasi dengan baik  dan  sesuai dengan karakter perusahaan. Manajemen perusahaan juga dituntut untuk  dapat mengelola aktiva atau modalnya secara efektif dan efisien. Perusahaan yang mampu memilih strategi dengan tepat serta mampu mengelolanya akan dapat  mempertahankan dan mengungguli persaingan dalam pertumbuhan dan perolehan  laba serta mampu bertahan dalam siklus kehidupan bisnis dalam jangka waktu  yang panjang.

Bagi perusahaan ukuran keberhasilan belum cukup hanya dilihat dari  besarnya laba yang diperoleh. Masalah rentabilitas adalah lebih penting daripada  masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa  perusahaan itu telah dapat bekerja secara efisien. Efisiensi baru dapat diketahui  dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang  menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain ialah menghitung  rentabilitasnya (Riyanto,2001:37). Rentabilitas merupakan perbandingan antara  laba yang dihasilkan perusahaan  dengan aktiva  yang digunakan untuk  menghasilkan laba tersebut.  Rentabilitas yang tinggi menunjukkan efisiensi perusahaan dalam menjalankan operasinya, ini berarti bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang besar dalam menghasilkan laba. Rasio rentabilitas atau disebut  juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba  melalui semua kemampuan dan sumber yang ada (Harahap,2010:304). Salah satu  jenis rasio rentabilitas adalah ROI (Return on Investment) yang menunjukkan  hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan  (Kasmir,2009:202).
Dalam menjalankan aktivitas operasinya, pengelolaan modal kerja yang  baik pada perusahaan akan terlihat melalui rentabilitasnya yang berguna untuk  menetapkan kinerja perusahaan yang profit oriented . Modal kerja merupakan  dana yang tertanam dalam aktiva lancar  perusahaan yang digunakan untuk  membiayai operasional rutin misalnya    membeli bahan baku atau barang  dagangan, membayar upah  buruh dan gaji karyawan, dan biaya lainnya.
Pengelolaan modal kerja mempengaruhi posisi keuangan perusahaan sehingga  diperlukan keseimbangan dalam hal penyediaan dan penggunaannya. Modal kerja  yang berlebihan menunjukkan adanya dana menganggur (idle fund), dimana dana  yang tersedia tidak dipergunakan secara efektif, sebaliknya kekurangan modal  kerja akan menimbulkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh laba karena  perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan.
Efektivitas modal kerja dapat dinilai dengan menggunakan  rasio  perputaran modal kerja (Working Capital Turnover). Rasio ini  menunjukkan  hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan menunjukkan  banyaknya  penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal  kerja.
Semakin tinggi perputaran modal kerja menunjukkan semakin efektif penggunaan  modal kerja yang nantinya berdampak pada peningkatan rentabilitas.
Di samping itu perusahaan memerlukan sejumlah aktiva usaha untuk  menghasilkan volume penjualan yang  ingin dicapai, yang harus dioperasikan  secara efisien. Untuk mengukur pendayagunaan aktiva usaha dalam menghasilkan  penjualan dapat dinilai dengan rasio Total Asset Turnover (TATO). Dengan  jumlah total aktiva tertentu, diharapkan dapat meningkatkan penjualan yang  akhirnya dapat mempercepat  Total Asset Turnover.  TATO yang rendah  menunjukkan perusahaan tidak menghasilkan cukup banyak volume bisnis.
Perusahaan sebaiknya melakuka langkah-langkah untuk meningkatkan penjualan,  menjual beberapa asset, atau kombinasi dari keduanya (Brigham dan  Houston,2009:100).
Dana yang dioperasikan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya dapat diperoleh dari internal maupun eksternal perusahaan. Sumber internal adalah dana  yang berasal dari dalam perusahaan, dimana pemenuhan kebutuhan modal diambil  dari dana yang dihasilkan oleh perusahaan sendiri. Namun, seiring  dengan  perkembangan ekonomi serta tuntutan persaingan usaha, dana yang berasal dari  dalam perusahaan tersebut tidak cukup untuk memenuhi  kebutuhannya. Oleh  karena itu perusahaan berusaha mencari tambahan dana yang berasal dari sumber  eksternal yaitu dana yang berasal dari luar perusahaan dengan cara meminjam  kepada kreditur berupa utang atau melalui penerbitan saham.
Utang merupakan modal  yang berasal dari luar perusahaan yang  digunakan  untuk membiayai kegiatan perusahaan dimana pada saatnya harus  dibayar kembali. Brigham dan Houston (2009:1010) menyatakan, jika perusahaan  mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan dana hasil pinjaman lebih  besar daripada bunga yang dibayarkan, maka pengembalian dari pemilik modal  akan diperbesar, atau diungkit (leveraged). Perolehan dana yang berasal dari utang harus dapat dikelola dengan baik karena penggunaan utang mempunyai  konsekuensi yang  tinggi  berupa kewajiban finansial dalam hal membayar  angsuran pokok dan angsuran bunga. Utang yang terlalu besar akan menyebabkan  tingginya beban yang berakibat pada penurunan laba dan pada akhirnya akan  berdampak pada tingkat rentabilitas perusahaan.
Untuk menilai sejauh mana perusahaan mengelola utangnya adalah dengan  menggunakan  rasio  utang  (Debt to total asset). Rasio  utang  merupakan perbandingan total utang dengan total aktiva perusahaan atau dengan kata lain menunjukkan sejauh mana aktiva yang dimiliki perusahaan didanai dengan utang.
Semakin tinggi Debt to Asset Ratio (DAR), semakin besar risiko keuangan (Horne  dan Wachowicz,2005;210).  Manajemen perusahaan harus dapat membuat  kebijakan yang tepat dalam mengambil keputusan pendanaan untuk memperoleh  aktiva yang digunakannya dalam beroperasi agar dapat menghasilkan laba yang  maksimal.
Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di  Bursa Efek Indonesia. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang menjual  produknya yang dimulai dengan proses produksi yang tidak terputus nilai dari  pembelian bahan baku dilanjutkan dengan proses pengolahan bahan baku serta  menjadi produk yang siap dijual dilakukan sendiri oleh  perusahaan tersebut.
Pemilihan pada kelompok industri manufaktur ini didasarkan pada alasan bahwa  industri manufaktur merupakan kelompok emiten yang terbesar dibandingkan  kelompok industri yang lain, sehingga dengan asumsi semakin besar objek yang  diamati maka akan semakin akurat hasil penelitian.
Berdasarkan informasi yang peneliti peroleh dari situs www.depdag.go,id,  peningkatan ekspor non migas periode Januari-September 2010, terutama  didorong oleh industri manufaktur.
Gambar 1.1 Ekspor Non Migas Periode Januari-September 2010 Sumber : www.depdag.go.id Gambar 1.1 di atas menunjukkan bahwa ekspor produk manufaktur mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 34,2% setelah pada tahun 2009  mengalami kontraksi  sebesar 25,5%. Hal ini  terkait dengan pulihnya  perekonomian dunia dari krisis global yg terlihat  dari adanya peningkatan  Jan-Sep 2010 Jan-Sep 2009 68,9 Pertumbuhan (100%) Nilai Ekspor (Juta USD ) 51,3 19,4 13,6 3,1 3,6 -11,4 15,7 25,9 42,0 -25,5 34,2  permintaan produk ekspor manufaktur Indonesia.  Meningkatnya ekspor  manufaktur tersebut didorong oleh menguatnya kinerja ekspor beberapa produk  yang naik signifikan, yaitu produk karet, otomotif, serta alas kaki. Kinerja industri  manufaktur yang mengalami peningkatan ini menunjukkan kebijakan manajemen  perusahaan dalam mengelola aktiva dan pendanaan perusahaan untuk  meningkatkan volume penjualan.
Dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa  Efek Indoesia tahun 2009 terlihat adanya nilai tertinggi dan terendah dari Working  Capital Turn Over (WCTO), Total Assets Turn Over (TATO), dan Debt to Assets  Ratio (DAR), serta nilai ROI yang terlihat dalam tabel berikut: Tabel 1.1 Data Perputaran Modal Kerja, TATO, DAR, dan ROI pada beberapa Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2009 Keterangan  Perusahaan  WCTO  TATO  DAR(%)  ROI  (%) Nilai WCTO  tertinggi &  terendah Pan Brothers Tex Tbk (PBRX) 443,41  1,94  54,38  4,06 Nipress Tbk (NIPS) -219,72  0,89  51,98  1,17 Nilai TATO  tertinggi &  terendah Tembaga Mulia Semanan Tbk (TBMS) 128,73  2,73  47,95  5,40 Surya Intrindo Makmur Tbk (SIMM) 19,26  0,07  144,91  -13,75 Nilai DAR  tertinggi &  terendah Jakarta Kyoei Steel Works (JKSW) 2,07  0,76  240,98  2,48 Duta Pertiwi Nusantara Tbk (DPNS) 1,16  0,65  0  5,00 Nilai RoI  tertinggi &  terendah Mulia Industrindo Tbk (MLIA) -0,62  0,98  126,22  44,53 Aneka Kemasindo Utama Tbk (AKKU) -0,25  0,08  24,33  -17,43 Sumber: www.idx.co.id, diakses tanggal 29 November 2010 (dimodifikasi)  Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa tingginya perputaran modal kerja  (WCTO) tidak selalu meningkatkan nilai Return on Investment (ROI). Hal ini  berbeda dengan pendapat yang dikemukakan Horne dan Wachowicz (2005:16)  bahwa pengelolaan yang efisien terhadap aktiva lancar dan pendanaan  pendukungnya (modal kerja) dapat memaksimalkan tingkat laba. Demikian juga  terjadi pada perputaran total aktiva, perusahaan dengan TATO yang rendah justru  memiliki RoI yang tinggi. Fenomena ini berbeda dengan teori yang dikemukakan  oleh Brigham dan Houston (2009:100), Horne dan Wachowicz (2005:222) yang  menyatakan bahwa rasio perputaran aktiva yang tinggi menunujukkan tingginya  volume bisnis dalam menghasilkan penjualan, yang mengarah pada peningkatan  laba perusahaan.
Dengan demikian, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji lebih  lanjut fenomena yang ada. Adapun judul penelitian yang dilakukan adalah  “Analisis Hubungan Efektivitas Modal Kerja, Perputaran Total Aktiva, dan  Rasio Utang Terhadap Rentabilitas Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa  Efek Indonesia”.
B.  Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan sebelumnya, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah Efektivitas Modal Kerja (WCTO), Perputaran Total Aktiva (TATO), dan  Rasio Utang (DAR) mempunyai hubungan yang siginifikan terhadap Rentabilitas  pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia?  C. Kerangka Konseptual Perolehan laba mempengaruhi tingkat rentabilitas pada suatu perusahaan.
Dalam artian, laba yang tinggi belum dapat dijadikan ukuran bahwa pengelolaan  yang dilakukan perusahaan telah bekerja secara efisien. Maka suatu badan usaha  dalam menjalankan usahanya diarahkan untuk mendapatkan tingkat rentabilitas  yang optimal. Efisiensi kerja suatu perusahaan  baru dapat diketahui setelah  membandingkan laba yang diperoleh selama periode tertentu dengan modal atau  aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba, inilah yang disebut rentabilitas.
Menurut Harahap (2010:304) rasio rentabilitas disebut juga dengan profitabilitas,  menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua  kemampuan dan sumber yang ada. Terdapat berbagai macam cara dalam  menghitung rentabilitas perusahaan. Salah satunya yaitu, laba neto sesudah pajak  diperbandingkan dengan keseluruhan aktiva, yang disebut dengan Return on  Investment (ROI).
Modal kerja yang tepat merupakan syarat keberhasilan suatu perusahaan,  di samping itu modal kerja juga sangat menentukan posisi likuiditas perusahaan  yang pada akhirnya akan mempengaruhi kontinuitas perusahaan. Efektivitas  modal kerja dapat dihitung dengan Working Capital Turn Over, yaitu rasio antara  penjualan dengan modal kerja. Dari rasio ini dapat diketahui apakah perusahaan  beroperasi dengan modal kerja yang tinggi atau rendah. Horne dan Wachowicz  (2005:16) menyatakan bahwa pengelolaan yang efisien terhadap aktiva lancar dan  pendanaan pendukungnya (modal kerja) dapat memaksimalkan tingkat laba  Semakin tinggi Working Capital Turn Over maka semakin efektif kemampuan  perusahaan dalam memperoleh laba. Hal ini sejalan dengan pendapat Syamsuddin  (2007:48), yaitu semakin tinggi perputaran (turnover) dana, semakin efisien  perusahaan di dalam melaksanakan operasinya. Dalam artian memperoleh laba  yang optimal dengan kemampuan mengelola modal kerjanya.
Penilaian terhadap kondisi keuangan perusahaan juga dapat dilihat dari pengelolaan asetnya. Dalam hal ini aset diperlukan untuk digunakan sebgai sarana  (aktiva produksi) dalam memperoleh laba. Salah satu rasio untuk mengukur  keefektifan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya adalah Total  Asset Turn Over (TATO).  Total Asset Turn Over menunjukkan tingkat  penggunaan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan. Brigham  dan Houston (2009:100), Horne dan Wachowicz (2005:222) menyatakan bahwa  rasio perputaran aktiva yang tinggi menunujukkan tingginya volume bisnis dalam  menghasilkan penjualan, yang mengarah pada peningkatan laba perusahaan.
Utang dapat diukur dengan menggunakan Debt to Asset Ratio, rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva.
Dengan kata lain, seberapa besar aktiva  perusahaan dibiayai oleh utang  atau  seberapa besar  utang  perusahaan berpengaruh  terhadap pengelolaan aktiva.
Penambahan pinjaman menimbulkan risiko yang lebih besar demikian pula  potensi pengembalian menjadi lebih besar, karena semakin besar  pengaruh  keuangan maka potensi risiko dan hasil juga lebih besar. Semakin tinggi Debt to  Asset Ratio  (DAR), semakin besar risiko keuangan (Horne dan  Wachowicz,2005;210).
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan  sebelumnya, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan  sebagai berikut: Gambar 1.2. Kerangka Konseptual Sumber: Harahap (2004), Syamsuddin (2007), Brigham dan Houston (2009),  dan Horne dan Wachowicz (2005), dimodifikasi.
D. Hipotesis Hipotesis  merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah  penelitian, oleh karena itu jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori  yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui  pengumpulan data (Sugiono,2004:51).
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah  diuraikan sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah : Efektivitas Modal Kerja (WCTO), Perputaran Total Aktiva (TATO), dan Rasio  Utang (DAR) mempunyai hubungan yang sinifikan terhadap Rentabilitas pada  Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Efektivitas Modal Kerja: Working Capital Turn Over (X1) Total Asset Turn Over (X2) Debt to Asset Ratio (X3) Rentabilitas: Return On Investment (Y) E.  Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.  Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis  hubungan Efektivitas Modal Kerja (WCTO),  Perputaran Total Aktiva  (TATO), dan Rasio Utang (DAR) terhadap Rentabilitas pada Perusahaan  Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
2.  Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah:.
a.  Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan,  pengembangan wawasan, dan pola pikir peneliti, khususnya mengenai  hubungan Working Capital Turnover, Total Assets Turnover, dan Debt  to Assets Ratio dengan Rentabilitas Perusahaan.
b.  Bagi Pihak lain Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi dan informasi bagi  peneliti lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut di masa yang  akan datang.
F.  Metode Penelitian 1.  Batasan Operasional Batasa operasional penelitian ini terbatas pada hubungan Working  Capital Turnover, Total Assets Turnover, dan Debt to Assets Ratio sebagai  variabel bebas dengan Rentabilitas (Return on Investment) sebagai  variable terikat pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia,  dengan memakai laporan keuangan tahun 2008 sampai dengan 2009 yang  telah diaudit. Penelitian ini menggunakan analisis korelasi Pearson dengan  alat bantu program SPPS versi 16.0 for windows.
2.  Defenisi Operasional Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai  berikut: a.  Variabel bebas (independent variable) 1)  Efektivitas Modal Kerja (X1) Efektivitas modal kerja ditunjukkan dengan Working Capital Turnover  (WCTO) yaitu rasio yang memperlihatkan  adanya keefektifan modal kerja dalam pencapaian penjualan.
Menurut Riyanto (2001:335) rumus untuk menghitung Working  Capital Turnover (WCTO) sebagai berikut : kali x s Liabilitie Current Assets Current Sales WCTO 1 − = 2)  Perputaran Total Aktiva (X2) Total Assets Turnover (TATO) mengukur perputaran dari  semua aset yang dimiliki perusahaan.  Total Assets Turnover  dihitung dari pembagian antara penjualan dengan asetnya. Rasio ini  menunjukkan efisiensi dimana perusahaan menggunakan seluruh  aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Untuk menghitung rasio  TATO dapat digunakan rumus (Horne dan Wachowicz, 2005:221)  : Total Assets Turnover =  kali x Assets Total Sales 1 3)  Rasio Utang (X3) Rasio utang dapat diukur dengan menggunakan Debt to  Assets Ratio (DAR). Rasio ini mengukur berapa besar aktiva  perusahaan yang dibiayai oleh utang. Rumus untuk menghitung  Debt to Assets Ratio adalah sebagai berikut (Kasmir,2009:156): Debt to Assets Ratio = Assets Total Debt Total b.  Variabel terikat (dependent variable) Rentabilitas  (Y) Menurut Harahap (2010:304), Rasio rentabilitas atau disebut juga  profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan  laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada  (Harahap,2010:304). Salah satu jenis rasio rentabilitas adalah ROI  (Return on Investment) yang menunjukkan berapa persen diperoleh  laba bersih bila diukur dari modal perusahaan. Semakin tinggi  nilainya, menunjukkan keefektivan pengelolaan modal perusahaan.
Return on Investment (ROI)=  100 × TotalAset Lababersih % 3.  Populasi dan Populasi Sasaran Penelitian a.  Popolasi Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya  berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian di mana kita tertarik untuk  mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro,2009:118).
Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan  manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009,  yaitu sebanyak 135 perusahaan.
b.  Populasi Sasaran Adapun kriteria (pertimbangan) yang digunakan dalam penentuan  populasi sasaran adalah sebagai berikut: 1.  Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama  periode penelitian.
2.  Perusahaan manufaktur yang memiliki laporan keuangan lengkap  setiap akhir tahun selama periode 2006-2009.
3.  Perusahaan mempunyai utang (Debt) minimal satu dalam empat tahun  penelitian.
Tabel 1.2 Jumlah Popolasi Sasaran Berdasarkan Karakteristik yang Ditetapkan Sumber: www.idx.co.id, diakses tanggal 29 November 2010 (diolah) Berdasarkan karakteristik penarikan sampel tersebut, maka  diperoleh populasi sasaran sebanyak 83 perusahaan. Adapun perusahaanperusahaan yang menjadi data penelitian ini adalah sebagai berikut: No.  Karakteristik sampel  Jumlah 1.  Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek  Indonesia selama periode penelitian 135 2.  Perusahaan manufaktur yang tidak mempunyai  laporan keuangan lengkap setiap akhir tahun  selama periode 2008-2009.
(45) 3.  Perusahaan manufaktur yang tidak mempunyai  utang dalam laporan keuangan periode2006-2009.
(7) Jumlah populasi sasaran  83  Tabel 1.3 Perusahaan-perusahaan yang Menjadi Data Penelitian No.  Kode  Nama Perusahaan  Sub Sektor 1.  ADES  Akasha Wira International Tbk  Makanan & Minuman 2.  ADMG  Polychem Indonesia Tbk  Tekstil & Garmen 3.  AISA  Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk  Makanan & Minuman 4.  AKKU  Aneka Kemasindo Utama Tbk  Plastik & Kemasan 5.  APLI  Asiaplast Industries Tbk  Plastik & Kemasan 6.  ARNA  Arwana Citra Mulia Tbk  Keramik, Poerselen & Kaca 7.  ASII  Astra International Tbk  Otomotif & Komponennya 8.  AUTO  Astra Otoparts Tbk  Otomotif & Komponennya 9.  BATA  Sepatu Bata Tbk  Alas Kaki 10.  BIMA  Primarindo Asia Infrastr. Tbk  Alas Kaki 11.  BRNA  Berlina TBk  Plastik & Kemasan 12.  BRPT  Barito Pacific Tbk  Kimia 13.  BUDI  Budi Acid Jaya Tbk  Kimia 14.  CEKA  Cahaya Kalbar Tbk  Makanan & Minuman 15.  CTBN  Citra Tubindo Tbk  Logam & Sejenisnya 16.  DPNS  Duta Pertiwi Nusantara Tbk  Kimia 17.  DYNA  Dynaplast Tbk  Plastik & Kemasan 18.  EKAD  Ekadharma Internasional Tbk  Kimia 19.  ESTI  Ever Shine Textile Inds. Tbk  Tekstil & Garmen 20.  FASW  Fajar Surya Wisesa Tbk  Pulp & kertas 21.  GDYR  Goodyear Indonesia Tbk  Otomotif & Komponennya 22.  GJTL  Gajah Tunggal Tbk  Otomotif & Komponennya  23.  HMSP  HM Sampoerna Tbk  Rokok 24.  IGAR  Kageo Igar Jaya Tbk  Plastik & Kemasan 25.  IKBI  Sumi Indo Kabel Tbk  Kabel 26.  INAF  Indofarma (Persero) Tbk  Farmasi 27.  INAI  Indal Alumunium Industri Tbk  Logam & Sejenisnya 28.  INCI  Intanwijaya Internasional Tbk  Kimia 29.  INDF  Indofood Sukses Makmur Tbk  Makanan & Minuman 30.  INDR  Indorama Syntetics Tbk  Tekstil & Garmen 31.  INDS  Indospring Tbk  Otomotif & Komponennya 32.  INTP  Indocement Tunggal Prakarsa Tbk  Semen 33.  JKSW  Jakarta Kyoei Steel Works Tbk  Logam & Sejenisnya 34.  KAEF  Kimia Farma Tbk  Farmasi 35.  KARW  Karwell Indonesia Tbk  Tekstil & Garmen 36.  KBLM  Kabelindo Murni Tbk  Kabel 37.  KBLV  First Media Tbk  Elektronika 38.  KDSI  Kedawung Setia Industrial Tbk  Peralatan Rumah Tangga 39.  KICI  Kedaung Indah Can Tbk  Peralatan Rumah Tangga 40.  KLBF  Kalbe Farma  Farmasi 41.  LMPI  Langgeng Makmur Plastic I Tbk  Peralatan Rumah Tangga 42.  LMSH  Lionmesh Prima  Logam & sejenisnya 43.  LPIN  Multi Prima Sejahtera Tbk  Otomotif & Komponennya 44.  MAIN  Malindo Feedmill Tbk  Pakan ternak 45.  MLBI  Multi Bintang Indonesia Tbk  Makanan & Minuman 46.  MLIA  Mulia Industrindo Tbk  Keramik, Poerselen & Kaca 47.  MRAT  Mustika Ratu Tbk  Kosmetik 48.  MYOH  Myoh Technology Tbk  Elektronika  49.  MYOR  Mayora Indah Tbk  Makanan & Minuman 50.  NIPS  Nipress Tbk  Otomotif & Komponennya 51.  PAFI  Panasia Filament Tbk  Tekstil & Garmen 52.  PBRX  Pan Brothers Tex Tbk  Tekstil & Garmen 53.  PICO  Pelangi Indah Canindo Tbk  Logam & Sejenisnya 54.  POLY  Polysindo Eka Perkasa Tbk  Tekstil & Garmen 55.  PRAS  Prima Alloy Steel Tbk  Otomotif & Komponennya 56.  PSDN  Prashida Aneka Niaga Tbk  Makanan & Minuman 57.  PTSN  Sat Nusapersada Tbk  Elektronika 58.  PYFA  Pyridam Farma  Farmasi 59.  RDTX  Roda Pipatex Tbk  Tekstil & Garmen 60.  RICY  Ricky Putra Globalindo Tbk  Tekstil & Garmen 61.  RMBA  Bentoel Internasional Investama  Tbk Rokok 62.  SAIP  Surabaya Agung Industri P. Tbk   Pulp & Kertas 63.  SCPI  Schering Plough Indonesia Tbk  Farmasi 64.  SIMM  Surya Intrindo Makmur Tbk  Alas Kaki 65.  SIPD  Sierad Produce Tbk  Pakan ternak 66.  SKLT  Sekar Laut Tbk  Makanan & Minuman 67.  SMCB  Holcim Indonesia Tbk  Semen 68.  SMGR  Semen Gresik Tbk  Semen 69.  SMSM  Selamat Sempurna Tbk  Otomotif & Komponennya 70.  SPMA  Suparma Tbk  Pulp & Kertas 71.  SQMI  Allbond Makmur Usaha Tbk  Otomotif & Komponennya 72.  SRSN  Indo Acidatama Tbk  Kimia 73.  STTP  Siantar Top Tbk  Makanan & Minuman  74.  SULI  Sumalindo Lestari Jaya Tbk  Kayu & Pengolahannya 75.  TBMS  Tembaga Mulia Semanan  Logam & Sejenisnya 76.  TFCO  Teijin Indonesia Fiber Tbk  Tekstil & Garmen 77.  TOTO  Surya Toto Indonesia Tbk  Keramik, Poerselen & Kaca 78.  TPIA  Tri Polyta Indonesia Tbk  Kimia 79.  TRST  Trias Sentosa Tbk  Plastik & Kemasan 80.  TSPC  Tempo Scan Pasific tbk  Farmasi 81.  ULTJ  Ultra Jaya Milk Tbk  Makanan & Minuman 82.  UNTX  Unitex Tbk  Tekstil & Garmen 83.  YPAS  Yanaprima Hastapersada Tbk  Plastik & Kemasan Sumber: www.idx.co.id, diakses tanggal 29 November 2010 (dimodifikasi) 4.  Tempat dan Waktu Penelitian a.  Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media  internet dengan situs www.idx.co.id.
b.  Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan November 2010 sampai dengan  Februari 2011.
5.  Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data  kuantitatif yang bersumber dari data sekunder. Data sekunder merupakan  data yang diperoleh secara tidak langsung. Data sekunder yang digunakan  berupa data laporan keuangan perusahaan, antara lain neraca (balance  sheet), laporan laba rugi (income statements), Ratio, yang diperoleh dari  hasil publikasi Bursa Efek Indonesia, media internet, buku-buku, dan  surat kabar.
6.  Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui  studi pustaka berupa, jurnal, penelitian terdahulu, dan buku-buku referensi  untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan  data sekunder berupa laporan –laporan yang dipublikasikan oleh Bursa  Efek Indonesia.
7.  Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah  sebagai berikut: a.  Analisis Deskriptif Analisis Deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data-data yang  dikumpulkan dan  dikelompokkan kemudian dianalisis dan  diinterpretasikan secara objektif.
b.  Penelitian pada mulanya menggunakan analisis regresi berganda untuk  mengetahui pengaruh dari Efektivitas Modal Kerja (WCTO),  Perputaran Total AKtiva (TATO), dan Rasio Utang terhadap  Rentabilitas (ROI). Karena tidak dapat memenuhi salah satu dari uji  asumsi klasik yaitu Uji Autokorelasi, maka penelitian ini  menggunakan analisis korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan  dari Efektivitas Modal Kerja (WCTO), Perputaran Total AKtiva  (TATO), dan Rasio Utang terhadap Rentabilitas (ROI).
c.  Metode Analisis Korelasi Pearson Analisis korelasi Pearson berguna untuk mengetahui hubungan dua  variable yang berskala rasio yang menunjukkan hubungan yang linear  (Situmorang et al, 2008:47). Korelasi ini sering juga disebut korelasi  Product Moment.
Rumus: ( )( ) [ ] ( ) [ ] ( ) [ ] ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = 2 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n r Dimana: r  = Koefisien Korelasi Pearson X  = Variabel bebas Y  = Variabel terikat n  = Jumlah data Koefisien korelasi Pearson berkisar dari -1 sampai 1, sehingga dapat  ditulis -1 < r < 1. Tanda positif menunjukkan arah hubungan dua  variable yang positif (searah) dan tanda negatif menunjukkan arah  hubungan dua variabel yang negatif (tidak searah). Selain itu untuk  melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan dari Korelasi  Pearson yang diperoleh, maka dapat dilihat dari tingkt signifikansi  yang dihasilkan. Apabila tingkat signifikansi yang ditetapkan untuk  penelitian (α) = 5%, maka terdapat hubungan yang signifikan antara  variabel-variabel bebas (Xi ) dengan variabel terikat (Y).
Tabel 1.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien  Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2007:183) Bentuk pengujian yang digunakan adalah: Ho : r = 0, artinya tidak terdapat hubungan yang positif (negatif) dan  signifikansi antara variabel bebas (Xi ) dengan variabel terikat (Y).
Ha : r ≠  0, artinya terdapat hubungan yang positif (negatif) dan  signifikansi antara variabel bebas (Xi ) dengan variabel terikat (Y).
Kriteria pengambilan keputusan: Ho diterima jika – r tabel < r hitung < r tabel  , dengan α = 5 % Ha diterima jika – r tabel > r hitung > r tabel  , dengan α = 5 % d.  Pengujian Hipotesis Uji Statistik – t  Pengujian ini dilakukan untuk  menguji signifikansi dari koefisien  korelasi yang diperoleh. Pengujian signifikansi menggunakan rumus  sebagai berikut (Suharyadi dan Purwanto, 2004:466): t = r  2 1 2 r n − − Dimana: t = Nilai t hitung r = Nilai koefisien korelasi n = Jumlah data pengamatan Bentuk pengujian yang digunakan adalah: Ho : t = 0, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabelvariabel bebas (Xi) dengan variabel terikat (Y).
Ha : t ≠ 0, artinya ada hubungan yang signifikan antara variabelvariabel bebas (Xi ) dengan variabel terikat (Y).
Pengujian selanjutnya akan dilakukan uji signifikansi dengan  membandingkan tingkat signifikansi α  = 5 % dengan t hitung yang  diperoleh. Jika t hitung > t tabel  berarti Ho ditolak atau terdapat hubungan  yang nyata (signifikan) antara variabel- variabel bebas (Xi ) dengan  variabel terikat (Y) dan sebaliknya.
Kriteria pengambilan keputusan pada Uji- t ini adalah: Ho diterima jika – t tabel < t hitung < t tabel  , dengan α = 5 % Ha diterima jika – t tabel  > t hitung > t tabel  , dengan α = 5 %.   

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi