Selasa, 25 Maret 2014

Skripsi Manajemen: ANALISIS HUBUNGAN PROFIT MARGIN DAN METODE ARUS BIAYA PERSEDIAAN DENGAN MARKET VALUE



BAB I PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang Masalah  
 Perusahaan berbeda dengan badan usaha. Badan usaha berkaitan dengan  organisasi yang kegiatannya bertujuan mencari laba, sedangkan perusahaan berkaitan  dengan tempat/hal kegiatan yang dilakukan oleh badan usaha tersebut. Perusahaan  industri adalah perusahaan yang mengolah suatu bahan menjadi produk tertentu  (produksi) untuk dijual. Jadi industri barang konsumsi adalah industri yang terdiri dari perusahaan yang menghasilkan produk/output berupa barang yang akan  dihabiskan/dikonsumsi oleh konsumennya.  Sedangkan Industri dasar dan kimia  adalah industri yang terdiri dari perusahaan yang menghasilkan bahan-bahan dasar  yang nantinya akan diolah lagi menjadi barang jadi (Nafarin, 2004:51).

Industri barang konsumsi dipilih karena memiliki konsumen yang tinggi yang  akan mendorong perkembangan industri ini. Dengan konsumen yang tinggi akan  meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin dari peningkatan harga sahamnya.
Investor menyukai perusahaan yang memiliki nilai perusahaan yang tinggi, karena  perusahaan seperti ini akan menghasilkan return yang tinggi. Bahkan saat krisis  sekalipun industri ini mendapat peluang untuk terus berkembang, karena mampu  memenuhi selera konsumen yang semakin beragam dan memiliki pasar yang begitu  luas. Industri barang konsumsi (makanan dan minuman) juga erat kaitannya dengan  kebutuhan pokok manusia. Sementara industri dasar dan kimia juga memiliki  keterkaitan dengan industri barang konsumsi dan memiliki karakteristik konsumen  yang cukup tinggi, terutama Pulp dan Kertas,Kayu dan Pengolahannya, juga Plastik  dan Kemasan (www.kontan.id). Di dalam kedua industri ini terdapat market value,  profit margin, dan metode arus biaya persediaan yang mempengaruhi kelangsungan  hidup perusahaan.
Market value adalah nilai yang mencerminkan kondisi perusahaan dilihat dari  kondisi ekuitas perusahaan di pasar yang tercermin dalam harga saham biasa dan  jumlah lembar saham yang dikeluarkan perusahaan. Market value suatu perusahaan menyajikan suatu nilai yang melekat pada perusahaan,dan  mencerminkan nilai  pasarnya. Jika pertimbangan harga di pasar bursa (market price) merupakan suatu  kesepakatan marginal, maka harga saham berhak dikatakan dapat mewakili market  value (Lubis, 2008:125).
Market value adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa yang ditentukan  oleh pelaku pasar. Market value ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham  bersangkutan di pasar bursa. Market value  merupakan harga jual saham sebagai  konsekuensi dari posisi tawar antara penjual dan pembeli saham sehingga nilai pasar  menunjukan fluktuasi dari harga saham. Market value yang tinggi di satu sisi akan  mencerminkan kenaikan laba bagi perusahaan.
Laba yang diperoleh perusahaan dipakai untuk keputusan investasi dan  operasi. Untuk keputusan investasi, investor lebih menyukai perusahaan yang  melaporkan laba yang lebih besar (dengan asumsi besaran perusahaan sama dan  berada dalam satu industri).  Ini bermakna bahwa perbedaan dalam laba  mencerminkan perbedaan kinerja perusahaan yang sesungguhnya dan bukan sematamata karena perbedaan artifisial sebagai akibat pemilihan teknik-teknik akuntansi.
Penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam persediaan mempunyai efek  yang langsung terhadap profit margin perusahaan yang akan direspon oleh investor.
Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam persediaan akan menekan  profit margin perusahaan. Besar kecilnya  profit margin juga akan mempengaruhi  perhitungan laba bersih perusahaan yang tercantum dalam laporan laba rugi. Respon  investor biasanya berupa keinginan investor untuk berinvestasi pada perusahaan  tersebut yang pada akhirnya akan menaikkan harga saham perusahaan. Kenaikan  harga saham perusahaan mencerminkan  market value perusahaan, sehingga  profit  margin berpengaruh terhadap market value perusahaan.
Profit margin adalah rasio pendapatan terhadap penjualan yang diperoleh  dari selisih antara penjulan bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan dibagi  dengan penjualan bersih. Rasio ini mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk  menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu dan juga menilai kemampuan  manajemen perusahaan untuk mengontrol berbagai pengeluaran yang langsung  digunakan dalam menghasilkan penjualan yaitu pengeluaran untuk pembelian bahan  baku, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik Margin laba kotor (gross profit  margin) merupakan ukuran yang paling tepat untuk melihat profitabilitas. Perubahan  kecil dalam rasio ini akan mengindikasikan pergerakan yang cukup besar dalam  profitabilitas. Dengan demikian profit margin yang tinggi sangat diinginkan karena  mengindikasikan laba yang dihasilkan melebihi harga pokok penjualan (Darmadji dan Fakhruddin, 2004:85).
Tingginya tingkat kompetisi yang terjadi di dalam sebuah industrilah yang  menyebabkan tinggi rendahnya profit margin. Semakin banyak perusahaan di dalam  industri maka semakin sedikit pangsa pasar yang didapatkan. Sebaliknya semakin  sedikit perusahaan di dalam sebuah industri maka semakin banyak pangsa pasar yang  didapatkan sehingga akan semakin besar profit margin yang dihasilkan. Selain itu, jika perusahaan yang memiliki profit margin lebih tinggi dari perusahaan sejenis,  mengindikasikan posisi perusahaan yang kuat dimata konsumen,sehingga hal ini akan  mendorong perusahaan untuk meningkatkan investasinya pada bagian yang dapat  meningkatkan profit margin, seperti investasi pada persediaan perusahaan .
Penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam persediaan  mempunyai efek yang langsung terhadap profit margin perusahaan. Besar kecilnya  profit margin  juga akan mempengaruhi perhitungan laba bersih perusahaan yang  tercantum dalam laporan laba rugi. Berkenaan dengan laporan laba rugi perusahaan,  manajer melihat laba stabil sebagai aliran earning yang lebih stabil atau earning yang  rendah akan mendorong penilaian yang lebih rendah bagi perusahaan. Metode perhitungan persediaan  yang seharusnya dilaporkan merupakan metode yang  menghasilkan angka-angka laba yang mempunyai hubungan paling dekat dengan  harga-harga surat berharga yaitu metode yang paling konsisten dengan informasi yang  dihasilkan dalam suatu harga-harga saham yang efisien .
Persediaan itu sendiri merupakan sejumlah bahan atau barang yang disediakan  oleh perusahaan, baik berupa barang jadi, bahan mentah, maupun barang dalam  proses yang disediakan untuk menjaga kelancaran operasi perusahaan guna memenuhi  permintaan konsumen setiap waktu.  Persediaan diperlukan untuk dapat melakukan  proses produksi, penjualan secara lancar, persediaan barang mentah dan barang dalam  proses diperlukan untuk menjamin kelancaran proses produksi, sedangkan barang jadi  harus selalu tersedia sebagai “buffer stock“ agar memungkinkan perusahaan  memenuhi permintaan yang timbul.  Persediaan merupakan salah satu unsur penting  dalam suatu perusahaan yang bergerak dibidang penjualan barang dagang, karena  begitu pentingnya persediaan, maka perusahaan harus merencanakan dan menerapkan  suatu metode arus biaya persediaan. Kandungan informasi dalam laporan keuangan  perusahaan dipengaruhi oleh metode arus biaya persediaan yang diterapkan  perusahaan. Metode arus biaya persediaan yang berbeda akan mempunyai pengaruh  yang berbeda terhadap kandungan informasi laporan keuangan. Metode arus biaya persediaan yang diizinkan dan sesuai dengan Undang-Undang adalah metode FIFO  dan metode rata-rata tertimbang ( www.e-Samuel.com, 15 Mei 2010 ).
Metode persediaan FIFO adalah metode dimana perlu ada pemisahan antara  produk dalam proses awal dengan produk yang dibuat pada periode sekarang.
Diasumsikan bahwa produk awal merupakan produk yang masuk pertama kedalam  proses produksi dan diselesaikan lebih dulu sebelum mulai mengerjakan produk  periode sekarang. Dengan demikian, produk yang ditransfer ke departemen berikutnya  terdiri atas produk awal barang dalam proses yang sudah selesai dan produk yang baru  dikerjakan dan selesai pada periode berjalan. Jika terdapat persediaan barang dalam  proses akhir maka hampir dapat dipastikan bahwa produk tersebut merupakan bagian  dari produk yang dikerjakan periode sekarang yang belum selesai. Asumsi arus  persediaan yang melandasi metode FIFO paling erat berkaitan dengan arus fisis yang  sesungguhnya dari pos-pos persediaan di kebanyakan usaha. Pendekatan  dengan  metode FIFO juga menghindarkan kerusakan,keusangan,dan hal lain yang seperti itu  (Hariadi, 2002:164).
Metode rata-rata tertimbang adalah metode perhitungan persediaan dimana  harga pokok persediaan barang dalam proses awal ditambahkan dengan biaya yang  terjadi pada periode sekarang dan dibagi dengan unit equivalent untuk menghitung  harga pokok produk per unit rata-rata. Dalam metode ini, unit equivalent produksi  departemen merupakan penjumlahan unit produk jadi dengan unit equivalent dalam  persediaan barang dalam proses akhir ( Hariadi, 2002:163 ).
Dari metode perhitungan persediaan yang ada (FIFO atau rata-rata),  perusahaan akan memilih metode yang akan memenuhi keinginan para investor dalam  kaitannya dengan market value perusahaan, yaitu metode yang berdampak pada  tingkat  return  yang diharapkan investor atau pemilik perusahaan. Tujuan utama  perusahaan umumnya bukanlah memaksimumkan  profit, akan tetapi  memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan (maximization wealth of  stockholders). Perusahaan akan memilih metode arus biaya persediaan yang akan  memaksimumkan kemakmuran pemilik.
Berdasarkan studi pendahuluan  pada laporan keuangan industri barang  konsumsi, dan industri dasar dan kimia, diketahui  terdapat beberapa perusahaan yang  memiliki profit margin yang tinggi namun menghasilkan market value yang masih  rendah, dan sebaliknya terdapat beberapa perusahaan yang memiliki profit margin rendah tetapi menghasilkan market value yang tinggi. Hal ini dapat diketahui dari  angka rasio yang berbanding terbalik antara profit margin dengan metode arus biaya  persediaan.
Studi pendahuluan pada laporan keuangan tahun 2007-2009 yang tersedia dari  42 perusahaan pada kedua industri ini menunjukkan bahwa sebanyak 8 perusahaan  dengan variasi profit margin rendah dan sedang menghasilkan market value yang  tinggi, dan sebanyak 5 perusahaan dengan profit margin yang tinggi menghasilkan  variasi market value rendah dan sedang.
Tabel 1.Perbandingan Profit Margin dan Market Value   Kode  Perusahaan  Profit Margin   Margin Value 2007  2008  2009  2007  2008  200ADES -0,002  -0,20,35  118486250  1136484375  68378504DLTA 0,52  0,42  0,42452500  14633333  3255833INDF  0,20,23  0,27  52852470542  50180146125  5018014612MERK 0,58  0,56  0,58  84155833  10916666  4133583MLBI 0,45  0,48  0,52  12293333  40549166  10796000MYOR 0,22  0,19  0,23  489565083  116512333  65150620SCPI 0,48  0,50  0,39  1173750  1402083  429333APLI 0,10  0,11  0,16  162014100  27624266  10752441BTON 0,14  0,17  0,16  2554733  12411433  194812BUDI 0,15  0,14  0,14  9678924925  1971726317  18219469IGAR 0,11  0,09  0,13  1068896342  250304716  11718473LION 0,39  0,42  0,45  5134583  1059166  58750SIPD 0,09  0,09  0,07  9769593300  599016358  303074486Sumber : www.idx.co.id,www.finance.yahoo.com (diolah) Motivasi yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai  analisis hubungan profit margin dan metode arus biaya persediaan dengan market  value  adalah  untuk melihat sejauh mana hubungan antara variabel profit margin dengan market value dan variabel metode arus biaya persediaan dengan variabel  market value.
Berdasarkan uraian dan permasalahan yang diuraikan pada latar belakang,  maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Hubungan Profit Margin dan Metode Arus Biaya Persediaan dengan Market Value (Studi  Kasus pada Industri Barang Konsumsi dan Industri Dasar dan Kimia yang  Terdaftar di BEI) ”  B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut diatas, maka dapat  dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :  1.  Bagaimanakah hubungan antara Profit Margin dengan Market Value Industri  Barang Konsumsi dan Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia dari  tahun 2007-2009? 2.  Bagaimanakah hubungan antara  Metode  Arus Biaya Persediaan dengan Market Value Industri Barang Konsumsi dan Industri Dasar dan Kimia di  Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007-2009? C. Kerangka Konseptual Market Value adalah harga jual dari investor satu dengan investor lainnya.
Harga Terjadi setelah saham dicatat di Bursa. Harga pasar merupakan harga jual  saham sebagai konsekuensi dari posisi tawar antara penjual dan pembeli saham  sehingga nilai pasar menunjukan fluktuasi dari harga saham. Market value sangat  dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran, harga suatu saham akan  cenderung naik bila suatu saham mengalami kelebihan permintaan dan cenderung  turun jika terjadi kelebihan penawaran (Lubis, 2008:60).
Profit margin adalah rasio pendapatan terhadap penjualan yang diperoleh dari  selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan dibagi penjualan bersih.
Profit margin  memberitahu kita laba dari perusahaan yang berhubungan dengan  penjualan, setelah kita mengurangi biaya untuk memproduksi barang yang dijual.
Profit margin  merupakan pengukur efisiensi operasi perusahaan, dan merupakan  indikasi dari cara produk ditetapkan harganya (Horne dan Wachowicz, 2001:22).
Metode persediaan FIFO adalah metode dimana perlu ada pemisahan antara  produk dalam proses awal dengan produk yang dibuat pada periode sekarang.
Diasumsikan bahwa produk awal merupakan produk yang masuk pertama kedalam  proses produksi dan diselesaikan lebih dulu sebelum mulai mengerjakan produk  periode sekarang. Dengan demikian, produk yang ditransfer ke departemen berikutnya  terdiri atas produk awal barang dalam proses yang sudah selesai dan produk yang baru  dikerjakan dan selesai pada periode berjalan.Sedangkan Metode rata-rata tertimbang  adalah metode perhitungan persediaan dimana harga pokok persediaan barang dalam  proses awal ditambahkan dengan biaya yang terjadi pada periode sekarang dan dibagi  dengan unit equivalent untuk menghitung harga pokok produk per unit rata-rata.
Dalam metode ini, unit equivalent produksi departemen merupakan penjumlahan unit  produk jadi dengan unit equivalent dalam persediaan barang dalam proses akhir (Hariadi, 2002:164).
Konflik kepentingan antara manajer dan pemilik dapat timbul ketika  perusahaan harus memilih metode arus persediaan mana yang harus diterapkan. Hal  ini disebabkan adanya perbedaan hasil ekonomi yang diharapkan antara manajer,  pemilik dan pemerintah. Sehingga manajemen dalam mengambil kebijakan pemilihan  metode arus biaya persediaan, pasti akan mempertimbangkan hal-hal yang dapat  mendukung nilai perusahaan Alasan perusahaan dalam memilih metode arus biaya  1persediaan adalah untuk memenuhi keinginan para investor dalam kaitannya dengan  market value  perusahaan, sehingga dalam memilih metode tersebut selayaknya  berdampak pada tingkat return  yang diharapkan investor  Penentuan besarnya  investasi atau alokasi modal dalam persediaan mempunyai efek yang langsung  terhadap  profit margin  perusahaan.  Besar kecilnya profit margin  juga akan  mempengaruhi tingkat market value perusahaan.
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan  sebelumnya, maka variabel yang berhubungan dengan market value digunakan dalam  penelitian ini yaitu Profit Margin, dan Metode Arus Biaya Persediaan. Kerangka  konseptual dapat digambarkan :  Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Profit Margin (X1) Metode Arus  Biaya Persediaan ( X2 ) Profit Margin naik ( X1 ) Market Value naik ( Y ) Profit Margin  turun ( X1 ) Market Value turun ( Y ) Market Value ( Y )  1D. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian oleh  karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan belum  didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data   (Sugiyono, 2005:5).
Fungsi dari hipotesis adalah untuk mengarahkan peneliti agar sesuai dengan  apa yang kita harapkan. Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan  diatas maka yang menjadi hipotesis dalam penulisan ini adalah :  1.  H1  :  Profit Margin memiliki hubungan yang positip dan signifikan dengan Market Value  perusahaan-perusahaan  barang konsumsi  dan perusahaanperusahaan dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009.
2.  H2  :  Metode Arus Biaya Persediaan  memiliki hubungan  yang  erat  dan  signifikan dengan Market Value perusahaan-perusahaan barang konsumsi dan  perusahaan-perusahaan dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan  menganalisis hubungan  profit margin  dan metode arus biaya persediaan dengan market value industri barang konsumsi dan industri dasar dan kimia yang terdaftar di  Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009.
2. Manfaat Penelitian  a. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini dapat bermanfaat menambah pengetahuan serta dapat  memberikan informasi sebagai referensi atau perbandingan bagi peneliti lain dalam  1penelitian mengenai Profit Margin, dan Metode Arus Biaya Persediaan, serta Market  Value pada ruang lingkup dan kajian yang lebih luas.
b. Bagi Penulis Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam  bidang keuangan terutama dalam memahami seberapa besar hubungan Profit Margin,  dan Metode Arus Biaya Persediaan terhadap Market Value  pada perusahaanperusahaan barang konsumsi dan perusahaan-perusahaan dasar dan kimia yang  terdaftar di Bursa Efek Indoensia.
F. Metodologi Penelitian  1. Batasan Operasional Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai  berikut : a.  Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : 1.  Variabel Bebas (Independent Variabel) yang terdiri dari Profit Margin dan  Metode arus Biaya Persediaan.
2.  Variabel Terikat (Dependent Variabel) yaitu Market Value.
b.  Industri yang menjadi sampel penelitian adalah Industri Barang Konsumsi dan  Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di BEI selama tahun 2007-2009.
2. Defenisi Operasional Variabel  Defenisi Operasional Variabel dalam penelitian ini, sebagai berikut : a. Variabel Terikat ( Dependent Variabel ) (Y) Market Value adalah harga jual dari investor satu dengan investor lainnya.
Harga Terjadi setelah saham dicatat di Bursa. Harga pasar merupakan harga jual  saham sebagai konsekuensi dari posisi tawar antara penjual dan pembeli saham  sehingga nilai pasar menunjukan fluktuasi dari harga saham. Market value sangat  1dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran, harga suatu saham akan  cenderung naik bila suatu saham mengalami kelebihan permintaan dan cenderung  turun jika terjadi kelebihan penawaran (Lubis, 2008:60 ).
Market value  yang diambil sebagai data adalah harga penutupan akhir  dikalikan dengan jumlah saham yang beredar untuk dirata-rata dalam satu periode.
Market value diukur dengan menggunakan rumus :  MV = Ln of ( harga pasar per lembar saham x jumlah lembar saham yang beredar ) Dimana :  MV   : nilai pasar perusahaan dalam 1 periode tertentu  Harga pasar saham : harga penutupan (closing price) pada tanggal pelaporan  Saham beredar : jumlah saham beredar pada periode tersebut  Nilai pasar menunjukkan keadaan perusahaan berdasarkan persepsi investor  yang teraktualisasi dalam harga saham. Secara garis besar nilai pasar perusahaan  merupakan harga seluruh saham yang beredar .
Harga pasar merupakan harga jual saham sebagai konsekuensi dari posisi  tawar antara penjual dan pembeli saham sehingga nilai pasar menunjukkan fluktuasi  dari harga saham. Harga saham adalah harga penutupan (closing price) pada tanggal  pelaporan. Jumlah lembar saham yang beredar adalah jumlah lembar saham beredar  yang dilaporkan dalam laporan keuangan 2007-2009.
b. Variabel Bebas (Independent Variabel) (X) Profit margin (X1 )  Profit margin  memberitahu kita laba dari perusahaan yang berhubungan  dengan penjualan, setelah kita mengurangi biaya untuk memproduksi barang yang  dijual.  Profit margin  merupakan pengukur  efisiensi operasi perusahaan,serta  merupakan indikasi dari cara produk ditetapkan harganya (Horne dan Wachowicz,  12001:224). Profit margin merupakan rasio laba kotor (penjualan bersih – harga pokok  penjualan) terhadap penjualan bersih yang tersaji dalam laporan laba rugi tahun 2007-2009.
Profit Margin = ersih PenjualanB ualan aPokokPenj H ersih PenjualanB arg − b. Metode Arus Biaya Persediaan (X2 )  Metode arus biaya persediaan merupakan metode yang digunakan perusahaan  selama tahun pengamatan. Variabel ini merupakan variabel dummy dimana ada dua  pilihan metode, yaitu metode rata-rata dan metode FIFO .
3. Populasi dan Sampel Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang,  objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi  objek penelitian (Kuncoro, 2003:103). Populasi dalam penelitian ini adalah Industri  barang konsumsi dan industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009, yang berjumlah 73 perusahaan. Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan  dapat mewakili populasi penelitian (Kuncoro, 2003 :103). Penarikan jumlah sampel  dengan menggunakan Purposive Sampling.  Purposive Sampling  adalah teknik  penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2005:78). Sampel adalah  perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai berikut :  a.  Perusahaan barang konsumsi, dan perusahaan dasar dan kimia yang terdaftar  di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007-2009, mempublikasikan laporan keuangan  tahunan  untuk tahun 2007-2009, serta  tidak pernah dihentikan  perdagangannya (di-suspend).
b.  Perusahaan yang hanya menggunakan satu metode, apakah metode FIFO atau  metode rata-rata untuk semua persediaannya   1c.  Perusahaan tidak melakukan perubahan metode selama tahun pengamatan.Jika  pada tahun pengamatan perusahaan melakukan perubahan metode, maka pada  tahun tersebut tidak dapat mencirikan apakah perusahaan tersebut  menggunakan metode persediaan FIFO atau tidak.
Berdasarkan kriteria tersebut diatas, diperoleh sampel sebagai berikut :  Tabel 1.Prosedur Pemilihan Sampel KRITERIA PENENTUAN SAMPEL  JUMLAH Jumlah perusahaan barang konsumsi dan perusahaan dasar dan kimia  yang terdaftar di BEI tahun 2007-2007Jumlah perusahaan yang tidak masuk kriteria :  Perusahaan yang tidak lengkap laporan keuangannya    28  (31)  Perusahaan barang konsumsi yang termasuk sampel 22  Perusahaan dasar dan kimia yang termasuk sampel 20  Jumlah keseluruhan sampel  4Sumber : www.idx.co.id, www.finance.yahoo.com ( diolah ) Berdasarkan kriteria-kriteria diatas, diperoleh populasi sasaran sebanyak 4perusahaan dari populasi yang berjumlah 73 perusahaan, dimana seluruh perusahaan  mempublikasikan laporan keuangan untuk tahun 2007-2009, tidak pernah di-suspend,  menggunakan satu metode untuk menghitung persediaannya, dan tidak melakukan  perubahan metode persediaan selama tahun pengamatan.
1Berikut ini adalah perusahaan yang menjadi sampel sekaligus objek dalam  penelitian ini : Tabel 1.Sampel Perusahaan Barang Konsumsi  No  Kode  Nama Perusahaan  No  Kode  Nama Perusahaan 1  ADES  Ades Waters Indonesia Tbk 12  MERK  Merck Tbk 2  AQUA  Aqua Golden Mississippi  Tbk 1MLBI Multi Bintang  Indonesia Tbk 3  CEKA  Cahaya Kalbar Tbk  14  MRAT  Mustika Ratu Tbk 4  DLTA  Delta Djakarta Tbk  15  MYOR  Mayora Indah Tbk 5  HMSP  HM Sampoerna Tbk  16  PYFA  Pyridam Farma Tbk 6  INAF  Indofarma Tbk  1SCPI Schering Plough  Indonesia Tbk 7  INDF  Indofood Sukses Makmur  Tbk 1SKLT Sekar Laut Tbk 8  KICI  Kedaung Indah Can Tbk  19  STTP  Siantar Top Tbk 9  KDSI  Kedawung Setia Industrial  Tbk 2TCID Mandom Indonesia  Tbk 10  KLBF  Kalbe Farma Tbk  21  ULTJ  Ultra Jaya Milk Tbk 11  LMPI  Langgeng Makmur  Industri Tbk 2UNVR Unilever Indonesia Tbk Sumber : www.idx.co.id, www.finance.yahoo.com ( diolah ) Tabel 1.Sampel Perusahaan Dasar dan Kimia  No  Kode  Nama Perusahaan  No  Kode  Nama Perusahaan AKKU Aneka Kemasindo Utama  Tbk 1JKSW Jakarta Kyoei Steel  Works Tbk 2  APLI  Asiaplast Industries Tbk  12  LION  Lion Metal Works Tbk 3  BTON  Betonjaya Manunggal Tbk  13  LMSH  Lionmesh Prima Tbk 4  BUDI  Budi Acid Jaya Tbk  14  MAIN  Malindo Feedmill Tbk 5  DYNA  Dynaplast Tbk  15  MLIA  Mulia Industrindo Tbk EKAD Ekadharma Internasional  Tbk 1PICO Pelangi Indah Canindo  Tbk FASW Fajar Surya Wisesa Tbk  1SAIP Surabaya Agung  Industry P. Tbk 8  IGAR  Kageo Igar Jaya Tbk  18  SIPD  Sierad Produce Tbk INAI Indal Aluminium Industry  Tbk 1SRSN Indo Acidatama Tbk 1ITMG Indo Tambangraya Megah  Tbk 2TRST Trias Sentosa Tbk Sumber : www.idx.co.id, www.finance.yahoo.com ( diolah ) 14. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dengan mengmpulkan  data pendukung berupa jurnal, dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran  masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder yang relevan dari laporan  yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia.
5. Tempat dan Waktu Penelitian   a. Tempat Penelitian Penelitian  dilakukan di BEI melalui situs  www.idx.co.id,dan  www.finance.yahoo.com b. Waktu Penelitian Waktu penelitian yaitu dimulai pada bulan Mei 2010 – Desember 2010.
6. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang  bersumber dari data sekunder. Data sekunder yaitu berasal dari publikasi Bursa Efek  Indonesia tentang data emiten, berbagai hasil penelitian, dan buku referensi, jurnaljurnal, majalah-majalah, laporan keuangan industri barang konsumsi  dan industri  dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007-2009.
7. Metode Analisis Data  Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode  analisis deskriptif dan metode analisis statistik.
A.  Metode Analisis Deskriptif  Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data-data yang  dikumpulkan,  diklasifikasikan, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga  memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.
1B.  Metode Analisis Korelasi Korelasi Parsial Korelasi parsial antara dua variabel adalah suatu korelasi yang menihilkan  akibat dari variabel ketiga atau sejumlah variabel-variabel lain terhadap dua  variabel yang sedang dikorelasikan, untuk melakukan perhitungan korelasi parsial.
Oleh karena itu korelasi parsial mengeluarkan pengaruh variabel kontrol  (Situmorang,et al, 2008:52-53).
Korelasi yang positip menunjukkan hubungan dimana jika variabel yang satu  mengalami kenaikan, maka variabel lainnya juga mengalami hal yang sama.
Korelasi yang negatip menunjukkan hubungan dimana jika variabel yang satu naik,  maka variabel yang lain akan mengalami penurunan.
Untuk melihat keeratan hubungan antara variabel dapat dilihat pada tabel  berikut : Tabel 1.Tabel Hubungan Antar Variabel Nilai  Interpretasi 0.0 – 0.19  Sangat Tidak Erat 0.2 – 0.39  Tidak Erat 0.4 – 0.59  Cukup Erat 0.6 – 0.79  Erat 0.8 – 0.99  Sangat Erat Sumber : Situmorang,et al,113  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi