BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Perusahaan
berbeda dengan badan usaha. Badan usaha berkaitan dengan organisasi yang kegiatannya bertujuan mencari
laba, sedangkan perusahaan berkaitan dengan
tempat/hal kegiatan yang dilakukan oleh badan usaha tersebut. Perusahaan industri adalah perusahaan yang mengolah suatu
bahan menjadi produk tertentu (produksi)
untuk dijual. Jadi industri barang konsumsi adalah industri yang terdiri dari perusahaan
yang menghasilkan produk/output berupa barang yang akan dihabiskan/dikonsumsi oleh konsumennya. Sedangkan Industri dasar dan kimia adalah industri yang terdiri dari perusahaan
yang menghasilkan bahan-bahan dasar yang
nantinya akan diolah lagi menjadi barang jadi (Nafarin, 2004:51).
Industri barang
konsumsi dipilih karena memiliki konsumen yang tinggi yang akan mendorong perkembangan industri ini.
Dengan konsumen yang tinggi akan meningkatkan
nilai perusahaan yang tercermin dari peningkatan harga sahamnya.
Investor menyukai
perusahaan yang memiliki nilai perusahaan yang tinggi, karena perusahaan seperti ini akan menghasilkan
return yang tinggi. Bahkan saat krisis sekalipun
industri ini mendapat peluang untuk terus berkembang, karena mampu memenuhi selera konsumen yang semakin beragam
dan memiliki pasar yang begitu luas.
Industri barang konsumsi (makanan dan minuman) juga erat kaitannya dengan kebutuhan pokok manusia. Sementara industri
dasar dan kimia juga memiliki keterkaitan
dengan industri barang konsumsi dan memiliki karakteristik konsumen yang cukup tinggi, terutama Pulp dan
Kertas,Kayu dan Pengolahannya, juga Plastik dan Kemasan (www.kontan.id). Di dalam kedua
industri ini terdapat market value, profit
margin, dan metode arus biaya persediaan yang mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.
Market value adalah
nilai yang mencerminkan kondisi perusahaan dilihat dari kondisi ekuitas perusahaan di pasar yang
tercermin dalam harga saham biasa dan jumlah
lembar saham yang dikeluarkan perusahaan. Market value suatu perusahaan menyajikan
suatu nilai yang melekat pada perusahaan,dan
mencerminkan nilai pasarnya. Jika
pertimbangan harga di pasar bursa (market price) merupakan suatu kesepakatan marginal, maka harga saham berhak
dikatakan dapat mewakili market value
(Lubis, 2008:125).
Market value adalah
harga saham yang terjadi di pasar bursa yang ditentukan oleh pelaku pasar. Market value ini ditentukan
oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan
di pasar bursa. Market value merupakan
harga jual saham sebagai konsekuensi
dari posisi tawar antara penjual dan pembeli saham sehingga nilai pasar menunjukan fluktuasi dari harga saham. Market
value yang tinggi di satu sisi akan mencerminkan
kenaikan laba bagi perusahaan.
Laba yang diperoleh
perusahaan dipakai untuk keputusan investasi dan operasi. Untuk keputusan investasi, investor
lebih menyukai perusahaan yang melaporkan
laba yang lebih besar (dengan asumsi besaran perusahaan sama dan berada dalam satu industri). Ini bermakna bahwa perbedaan dalam laba mencerminkan perbedaan kinerja perusahaan yang
sesungguhnya dan bukan sematamata karena perbedaan artifisial sebagai akibat
pemilihan teknik-teknik akuntansi.
Penentuan besarnya
investasi atau alokasi modal dalam persediaan mempunyai efek yang langsung terhadap profit margin
perusahaan yang akan direspon oleh investor.
Kesalahan dalam
penetapan besarnya investasi dalam persediaan akan menekan profit margin perusahaan. Besar kecilnya profit margin juga akan mempengaruhi perhitungan laba bersih perusahaan yang
tercantum dalam laporan laba rugi. Respon investor biasanya berupa keinginan investor
untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut
yang pada akhirnya akan menaikkan harga saham perusahaan. Kenaikan harga saham perusahaan mencerminkan market value perusahaan, sehingga profit margin berpengaruh terhadap market value
perusahaan.
Profit margin
adalah rasio pendapatan terhadap penjualan yang diperoleh dari selisih antara penjulan bersih dikurangi
dengan harga pokok penjualan dibagi dengan
penjualan bersih. Rasio ini mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada tingkat penjualan
tertentu dan juga menilai kemampuan manajemen
perusahaan untuk mengontrol berbagai pengeluaran yang langsung digunakan dalam menghasilkan penjualan yaitu
pengeluaran untuk pembelian bahan baku,
tenaga kerja langsung dan overhead pabrik Margin laba kotor (gross profit margin) merupakan ukuran yang paling tepat
untuk melihat profitabilitas. Perubahan kecil
dalam rasio ini akan mengindikasikan pergerakan yang cukup besar dalam profitabilitas. Dengan demikian profit margin
yang tinggi sangat diinginkan karena mengindikasikan
laba yang dihasilkan melebihi harga pokok penjualan (Darmadji dan Fakhruddin,
2004:85).
Tingginya tingkat
kompetisi yang terjadi di dalam sebuah industrilah yang menyebabkan tinggi rendahnya profit margin.
Semakin banyak perusahaan di dalam industri
maka semakin sedikit pangsa pasar yang didapatkan. Sebaliknya semakin sedikit perusahaan di dalam sebuah industri
maka semakin banyak pangsa pasar yang didapatkan
sehingga akan semakin besar profit margin yang dihasilkan. Selain itu, jika
perusahaan yang memiliki profit margin lebih tinggi dari perusahaan sejenis, mengindikasikan posisi perusahaan yang kuat
dimata konsumen,sehingga hal ini akan mendorong
perusahaan untuk meningkatkan investasinya pada bagian yang dapat meningkatkan profit margin, seperti investasi
pada persediaan perusahaan .
Penentuan besarnya
investasi atau alokasi modal dalam persediaan mempunyai efek yang langsung terhadap profit
margin perusahaan. Besar kecilnya profit
margin juga akan mempengaruhi perhitungan
laba bersih perusahaan yang tercantum
dalam laporan laba rugi. Berkenaan dengan laporan laba rugi perusahaan, manajer melihat laba stabil sebagai aliran
earning yang lebih stabil atau earning yang rendah akan mendorong penilaian yang lebih
rendah bagi perusahaan. Metode perhitungan persediaan yang seharusnya dilaporkan merupakan metode
yang menghasilkan angka-angka laba yang
mempunyai hubungan paling dekat dengan harga-harga
surat berharga yaitu metode yang paling konsisten dengan informasi yang dihasilkan dalam suatu harga-harga saham yang
efisien .
Persediaan itu
sendiri merupakan sejumlah bahan atau barang yang disediakan oleh perusahaan, baik berupa barang jadi,
bahan mentah, maupun barang dalam proses
yang disediakan untuk menjaga kelancaran operasi perusahaan guna memenuhi permintaan konsumen setiap waktu. Persediaan diperlukan untuk dapat melakukan proses produksi, penjualan secara lancar,
persediaan barang mentah dan barang dalam proses diperlukan untuk menjamin kelancaran
proses produksi, sedangkan barang jadi harus
selalu tersedia sebagai “buffer stock“ agar memungkinkan perusahaan memenuhi permintaan yang timbul. Persediaan merupakan salah satu unsur penting
dalam suatu perusahaan yang bergerak
dibidang penjualan barang dagang, karena begitu pentingnya persediaan, maka perusahaan
harus merencanakan dan menerapkan suatu
metode arus biaya persediaan. Kandungan informasi dalam laporan keuangan perusahaan dipengaruhi oleh metode arus biaya
persediaan yang diterapkan perusahaan. Metode
arus biaya persediaan yang berbeda akan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap kandungan informasi
laporan keuangan. Metode arus biaya persediaan yang diizinkan dan sesuai dengan
Undang-Undang adalah metode FIFO dan
metode rata-rata tertimbang ( www.e-Samuel.com, 15 Mei 2010 ).
Metode persediaan
FIFO adalah metode dimana perlu ada pemisahan antara produk dalam proses awal dengan produk yang
dibuat pada periode sekarang.
Diasumsikan bahwa
produk awal merupakan produk yang masuk pertama kedalam proses produksi dan diselesaikan lebih dulu
sebelum mulai mengerjakan produk periode
sekarang. Dengan demikian, produk yang ditransfer ke departemen berikutnya terdiri atas produk awal barang dalam proses
yang sudah selesai dan produk yang baru dikerjakan
dan selesai pada periode berjalan. Jika terdapat persediaan barang dalam proses akhir maka hampir dapat dipastikan
bahwa produk tersebut merupakan bagian dari
produk yang dikerjakan periode sekarang yang belum selesai. Asumsi arus persediaan yang melandasi metode FIFO paling
erat berkaitan dengan arus fisis yang sesungguhnya
dari pos-pos persediaan di kebanyakan usaha. Pendekatan dengan metode FIFO juga menghindarkan
kerusakan,keusangan,dan hal lain yang seperti itu (Hariadi, 2002:164).
Metode rata-rata
tertimbang adalah metode perhitungan persediaan dimana harga pokok persediaan barang dalam proses
awal ditambahkan dengan biaya yang terjadi
pada periode sekarang dan dibagi dengan unit equivalent untuk menghitung harga pokok produk per unit rata-rata. Dalam
metode ini, unit equivalent produksi departemen
merupakan penjumlahan unit produk jadi dengan unit equivalent dalam persediaan barang dalam proses akhir (
Hariadi, 2002:163 ).
Dari metode
perhitungan persediaan yang ada (FIFO atau rata-rata), perusahaan akan memilih metode yang akan
memenuhi keinginan para investor dalam kaitannya
dengan market value perusahaan, yaitu metode yang berdampak pada tingkat
return yang diharapkan investor
atau pemilik perusahaan. Tujuan utama perusahaan
umumnya bukanlah memaksimumkan profit,
akan tetapi memaksimumkan kemakmuran
pemilik perusahaan (maximization wealth of stockholders). Perusahaan akan memilih metode
arus biaya persediaan yang akan memaksimumkan
kemakmuran pemilik.
Berdasarkan studi
pendahuluan pada laporan keuangan
industri barang konsumsi, dan industri
dasar dan kimia, diketahui terdapat
beberapa perusahaan yang memiliki profit
margin yang tinggi namun menghasilkan market value yang masih rendah, dan sebaliknya terdapat beberapa
perusahaan yang memiliki profit margin rendah tetapi menghasilkan market value
yang tinggi. Hal ini dapat diketahui dari angka rasio yang berbanding terbalik antara
profit margin dengan metode arus biaya persediaan.
Studi pendahuluan
pada laporan keuangan tahun 2007-2009 yang tersedia dari 42 perusahaan pada kedua industri ini
menunjukkan bahwa sebanyak 8 perusahaan dengan
variasi profit margin rendah dan sedang menghasilkan market value yang tinggi, dan sebanyak 5 perusahaan dengan
profit margin yang tinggi menghasilkan variasi
market value rendah dan sedang.
Tabel 1.Perbandingan
Profit Margin dan Market Value Kode Perusahaan
Profit Margin Margin Value 2007 2008
2009 2007 2008
200ADES -0,002 -0,20,35 118486250
1136484375 68378504DLTA 0,52 0,42
0,42452500 14633333 3255833INDF
0,20,23 0,27 52852470542
50180146125 5018014612MERK 0,58 0,56
0,58 84155833 10916666
4133583MLBI 0,45 0,48 0,52
12293333 40549166 10796000MYOR 0,22 0,19
0,23 489565083 116512333
65150620SCPI 0,48 0,50 0,39
1173750 1402083 429333APLI 0,10 0,11
0,16 162014100 27624266
10752441BTON 0,14 0,17 0,16
2554733 12411433 194812BUDI 0,15 0,14
0,14 9678924925 1971726317
18219469IGAR 0,11 0,09 0,13
1068896342 250304716 11718473LION 0,39 0,42
0,45 5134583 1059166
58750SIPD 0,09 0,09 0,07
9769593300 599016358 303074486Sumber :
www.idx.co.id,www.finance.yahoo.com (diolah) Motivasi yang mendorong penulis
untuk melakukan penelitian mengenai analisis
hubungan profit margin dan metode arus biaya persediaan dengan market value
adalah untuk melihat sejauh mana
hubungan antara variabel profit margin dengan market value dan variabel metode
arus biaya persediaan dengan variabel market
value.
Berdasarkan uraian
dan permasalahan yang diuraikan pada latar belakang, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Hubungan Profit Margin dan Metode Arus Biaya
Persediaan dengan Market Value (Studi Kasus
pada Industri Barang Konsumsi dan Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di BEI) ” B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada
latar belakang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai
berikut : 1. Bagaimanakah hubungan antara Profit Margin
dengan Market Value Industri Barang
Konsumsi dan Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007-2009? 2. Bagaimanakah hubungan antara Metode
Arus Biaya Persediaan dengan Market Value Industri Barang Konsumsi dan
Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2007-2009? C. Kerangka Konseptual Market Value adalah
harga jual dari investor satu dengan investor lainnya.
Harga Terjadi
setelah saham dicatat di Bursa. Harga pasar merupakan harga jual saham sebagai konsekuensi dari posisi tawar
antara penjual dan pembeli saham sehingga
nilai pasar menunjukan fluktuasi dari harga saham. Market value sangat dipengaruhi oleh hukum permintaan dan
penawaran, harga suatu saham akan cenderung
naik bila suatu saham mengalami kelebihan permintaan dan cenderung turun jika terjadi kelebihan penawaran (Lubis,
2008:60).
Profit margin
adalah rasio pendapatan terhadap penjualan yang diperoleh dari selisih antara penjualan bersih dengan harga
pokok penjualan dibagi penjualan bersih.
Profit margin memberitahu kita laba dari perusahaan yang
berhubungan dengan penjualan, setelah
kita mengurangi biaya untuk memproduksi barang yang dijual.
Profit margin merupakan pengukur efisiensi operasi
perusahaan, dan merupakan indikasi dari
cara produk ditetapkan harganya (Horne dan Wachowicz, 2001:22).
Metode persediaan
FIFO adalah metode dimana perlu ada pemisahan antara produk dalam proses awal dengan produk yang
dibuat pada periode sekarang.
Diasumsikan bahwa
produk awal merupakan produk yang masuk pertama kedalam proses produksi dan diselesaikan lebih dulu
sebelum mulai mengerjakan produk periode
sekarang. Dengan demikian, produk yang ditransfer ke departemen berikutnya terdiri atas produk awal barang dalam proses
yang sudah selesai dan produk yang baru dikerjakan
dan selesai pada periode berjalan.Sedangkan Metode rata-rata tertimbang adalah metode perhitungan persediaan dimana
harga pokok persediaan barang dalam proses
awal ditambahkan dengan biaya yang terjadi pada periode sekarang dan dibagi dengan unit equivalent untuk menghitung harga
pokok produk per unit rata-rata.
Dalam metode ini,
unit equivalent produksi departemen merupakan penjumlahan unit produk jadi dengan unit equivalent dalam
persediaan barang dalam proses akhir (Hariadi, 2002:164).
Konflik kepentingan
antara manajer dan pemilik dapat timbul ketika perusahaan harus memilih metode arus
persediaan mana yang harus diterapkan. Hal ini disebabkan adanya perbedaan hasil ekonomi
yang diharapkan antara manajer, pemilik
dan pemerintah. Sehingga manajemen dalam mengambil kebijakan pemilihan metode arus biaya persediaan, pasti akan
mempertimbangkan hal-hal yang dapat mendukung
nilai perusahaan Alasan perusahaan dalam memilih metode arus biaya 1persediaan adalah untuk memenuhi keinginan
para investor dalam kaitannya dengan market
value perusahaan, sehingga dalam memilih
metode tersebut selayaknya berdampak
pada tingkat return yang diharapkan
investor Penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam persediaan
mempunyai efek yang langsung terhadap profit margin
perusahaan. Besar kecilnya profit
margin juga akan mempengaruhi tingkat market value perusahaan.
Berdasarkan latar
belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka variabel yang berhubungan
dengan market value digunakan dalam penelitian
ini yaitu Profit Margin, dan Metode Arus Biaya Persediaan. Kerangka konseptual dapat digambarkan : Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Profit Margin (X1)
Metode Arus Biaya Persediaan ( X2 ) Profit
Margin naik ( X1 ) Market Value naik ( Y ) Profit Margin turun ( X1 ) Market Value turun ( Y ) Market
Value ( Y ) 1D. Hipotesis Hipotesis
adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian oleh karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan belum didasarkan
pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono,
2005:5).
Fungsi dari
hipotesis adalah untuk mengarahkan peneliti agar sesuai dengan apa yang kita harapkan. Berdasarkan perumusan
masalah yang telah dikemukakan diatas
maka yang menjadi hipotesis dalam penulisan ini adalah : 1.
H1 : Profit Margin memiliki hubungan yang positip
dan signifikan dengan Market Value
perusahaan-perusahaan barang
konsumsi dan perusahaanperusahaan dasar
dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009.
2. H2
: Metode Arus Biaya
Persediaan memiliki hubungan yang
erat dan signifikan dengan Market Value
perusahaan-perusahaan barang konsumsi dan perusahaan-perusahaan dasar dan kimia yang
terdaftar di BEI tahun 2007-2009.
E. Tujuan dan
Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan profit margin
dan metode arus biaya persediaan dengan market value industri barang
konsumsi dan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009.
2. Manfaat
Penelitian a. Bagi Peneliti Lain Penelitian
ini dapat bermanfaat menambah pengetahuan serta dapat memberikan informasi sebagai referensi atau
perbandingan bagi peneliti lain dalam 1penelitian
mengenai Profit Margin, dan Metode Arus Biaya Persediaan, serta Market Value pada ruang lingkup dan kajian yang lebih
luas.
b. Bagi Penulis Penelitian
ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam bidang keuangan terutama dalam memahami
seberapa besar hubungan Profit Margin, dan
Metode Arus Biaya Persediaan terhadap Market Value pada perusahaanperusahaan barang konsumsi dan
perusahaan-perusahaan dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indoensia.
F. Metodologi
Penelitian 1. Batasan Operasional Adapun
yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Variabel Bebas (Independent Variabel) yang
terdiri dari Profit Margin dan Metode
arus Biaya Persediaan.
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel) yaitu
Market Value.
b. Industri yang menjadi sampel penelitian
adalah Industri Barang Konsumsi dan Industri
Dasar dan Kimia yang terdaftar di BEI selama tahun 2007-2009.
2. Defenisi
Operasional Variabel Defenisi
Operasional Variabel dalam penelitian ini, sebagai berikut : a. Variabel
Terikat ( Dependent Variabel ) (Y) Market Value adalah harga jual dari investor
satu dengan investor lainnya.
Harga Terjadi
setelah saham dicatat di Bursa. Harga pasar merupakan harga jual saham sebagai konsekuensi dari posisi tawar
antara penjual dan pembeli saham sehingga
nilai pasar menunjukan fluktuasi dari harga saham. Market value sangat 1dipengaruhi oleh hukum permintaan dan
penawaran, harga suatu saham akan cenderung
naik bila suatu saham mengalami kelebihan permintaan dan cenderung turun jika terjadi kelebihan penawaran (Lubis,
2008:60 ).
Market value yang diambil sebagai data adalah harga
penutupan akhir dikalikan dengan jumlah
saham yang beredar untuk dirata-rata dalam satu periode.
Market value diukur
dengan menggunakan rumus : MV = Ln of (
harga pasar per lembar saham x jumlah lembar saham yang beredar ) Dimana : MV :
nilai pasar perusahaan dalam 1 periode tertentu Harga pasar saham : harga penutupan (closing
price) pada tanggal pelaporan Saham
beredar : jumlah saham beredar pada periode tersebut Nilai pasar menunjukkan keadaan perusahaan
berdasarkan persepsi investor yang
teraktualisasi dalam harga saham. Secara garis besar nilai pasar perusahaan merupakan harga seluruh saham yang beredar .
Harga pasar
merupakan harga jual saham sebagai konsekuensi dari posisi tawar antara penjual dan pembeli saham
sehingga nilai pasar menunjukkan fluktuasi dari harga saham. Harga saham adalah harga
penutupan (closing price) pada tanggal pelaporan.
Jumlah lembar saham yang beredar adalah jumlah lembar saham beredar yang dilaporkan dalam laporan keuangan
2007-2009.
b. Variabel Bebas
(Independent Variabel) (X) Profit margin (X1 ) Profit margin
memberitahu kita laba dari perusahaan yang berhubungan dengan penjualan, setelah kita mengurangi
biaya untuk memproduksi barang yang dijual. Profit margin
merupakan pengukur efisiensi
operasi perusahaan,serta merupakan
indikasi dari cara produk ditetapkan harganya (Horne dan Wachowicz, 12001:224). Profit margin merupakan rasio laba
kotor (penjualan bersih – harga pokok penjualan)
terhadap penjualan bersih yang tersaji dalam laporan laba rugi tahun 2007-2009.
Profit Margin = ersih
PenjualanB ualan aPokokPenj H ersih PenjualanB arg − b. Metode Arus Biaya
Persediaan (X2 ) Metode arus biaya
persediaan merupakan metode yang digunakan perusahaan selama tahun pengamatan. Variabel ini
merupakan variabel dummy dimana ada dua pilihan
metode, yaitu metode rata-rata dan metode FIFO .
3. Populasi dan
Sampel Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa
orang, objek, transaksi atau kejadian
dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003:103). Populasi
dalam penelitian ini adalah Industri barang
konsumsi dan industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009, yang
berjumlah 73 perusahaan. Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian (Kuncoro,
2003 :103). Penarikan jumlah sampel dengan
menggunakan Purposive Sampling.
Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2005:78). Sampel adalah perusahaan
yang memenuhi kriteria sebagai berikut : a.
Perusahaan barang konsumsi, dan perusahaan dasar dan kimia yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
tahun 2007-2009, mempublikasikan laporan keuangan tahunan
untuk tahun 2007-2009, serta
tidak pernah dihentikan perdagangannya
(di-suspend).
b. Perusahaan yang hanya menggunakan satu
metode, apakah metode FIFO atau metode
rata-rata untuk semua persediaannya 1c.
Perusahaan tidak melakukan perubahan metode selama tahun pengamatan.Jika
pada tahun pengamatan perusahaan
melakukan perubahan metode, maka pada tahun
tersebut tidak dapat mencirikan apakah perusahaan tersebut menggunakan metode persediaan FIFO atau tidak.
Berdasarkan
kriteria tersebut diatas, diperoleh sampel sebagai berikut : Tabel 1.Prosedur Pemilihan Sampel KRITERIA
PENENTUAN SAMPEL JUMLAH Jumlah
perusahaan barang konsumsi dan perusahaan dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2007-2007Jumlah
perusahaan yang tidak masuk kriteria : Perusahaan
yang tidak lengkap laporan keuangannya
28 (31) Perusahaan barang konsumsi yang termasuk
sampel 22 Perusahaan dasar dan kimia
yang termasuk sampel 20 Jumlah
keseluruhan sampel 4Sumber :
www.idx.co.id, www.finance.yahoo.com ( diolah ) Berdasarkan kriteria-kriteria diatas,
diperoleh populasi sasaran sebanyak 4perusahaan dari populasi yang berjumlah 73
perusahaan, dimana seluruh perusahaan mempublikasikan
laporan keuangan untuk tahun 2007-2009, tidak pernah di-suspend, menggunakan satu metode untuk menghitung persediaannya,
dan tidak melakukan perubahan metode
persediaan selama tahun pengamatan.
1Berikut ini adalah
perusahaan yang menjadi sampel sekaligus objek dalam penelitian ini : Tabel 1.Sampel Perusahaan
Barang Konsumsi No Kode
Nama Perusahaan No Kode
Nama Perusahaan 1 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 12 MERK
Merck Tbk 2 AQUA Aqua Golden Mississippi Tbk 1MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 3 CEKA
Cahaya Kalbar Tbk 14 MRAT
Mustika Ratu Tbk 4 DLTA Delta Djakarta Tbk 15
MYOR Mayora Indah Tbk 5 HMSP
HM Sampoerna Tbk 16 PYFA
Pyridam Farma Tbk 6 INAF Indofarma Tbk
1SCPI Schering Plough Indonesia
Tbk 7 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 1SKLT Sekar Laut Tbk 8 KICI
Kedaung Indah Can Tbk 19 STTP
Siantar Top Tbk 9 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 2TCID Mandom Indonesia Tbk 10
KLBF Kalbe Farma Tbk 21
ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk 11 LMPI
Langgeng Makmur Industri Tbk 2UNVR
Unilever Indonesia Tbk Sumber : www.idx.co.id, www.finance.yahoo.com ( diolah )
Tabel 1.Sampel Perusahaan Dasar dan Kimia No
Kode Nama Perusahaan No
Kode Nama Perusahaan AKKU Aneka
Kemasindo Utama Tbk 1JKSW Jakarta Kyoei
Steel Works Tbk 2 APLI
Asiaplast Industries Tbk 12 LION
Lion Metal Works Tbk 3 BTON Betonjaya Manunggal Tbk 13
LMSH Lionmesh Prima Tbk 4 BUDI
Budi Acid Jaya Tbk 14 MAIN
Malindo Feedmill Tbk 5 DYNA Dynaplast Tbk
15 MLIA Mulia Industrindo Tbk EKAD Ekadharma
Internasional Tbk 1PICO Pelangi Indah
Canindo Tbk FASW Fajar Surya Wisesa
Tbk 1SAIP Surabaya Agung Industry P. Tbk 8 IGAR
Kageo Igar Jaya Tbk 18 SIPD
Sierad Produce Tbk INAI Indal Aluminium Industry Tbk 1SRSN Indo Acidatama Tbk 1ITMG Indo
Tambangraya Megah Tbk 2TRST Trias
Sentosa Tbk Sumber : www.idx.co.id, www.finance.yahoo.com ( diolah ) 14. Teknik
Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dengan
mengmpulkan data pendukung berupa
jurnal, dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data
sekunder yang relevan dari laporan yang
dipublikasikan Bursa Efek Indonesia.
5. Tempat dan Waktu
Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di BEI melalui situs www.idx.co.id,dan www.finance.yahoo.com b. Waktu Penelitian Waktu
penelitian yaitu dimulai pada bulan Mei 2010 – Desember 2010.
6. Jenis Data Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersumber dari data sekunder. Data sekunder
yaitu berasal dari publikasi Bursa Efek Indonesia
tentang data emiten, berbagai hasil penelitian, dan buku referensi,
jurnaljurnal, majalah-majalah, laporan keuangan industri barang konsumsi dan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama tahun 2007-2009.
7. Metode Analisis
Data Metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode analisis
deskriptif dan metode analisis statistik.
A. Metode Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah suatu metode
analisis dimana data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dan diinterpretasikan
secara objektif sehingga memberikan
informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.
1B. Metode Analisis Korelasi Korelasi Parsial Korelasi
parsial antara dua variabel adalah suatu korelasi yang menihilkan akibat dari variabel ketiga atau sejumlah
variabel-variabel lain terhadap dua variabel
yang sedang dikorelasikan, untuk melakukan perhitungan korelasi parsial.
Oleh karena itu
korelasi parsial mengeluarkan pengaruh variabel kontrol (Situmorang,et al, 2008:52-53).
Korelasi yang
positip menunjukkan hubungan dimana jika variabel yang satu mengalami kenaikan, maka variabel lainnya juga
mengalami hal yang sama.
Korelasi yang
negatip menunjukkan hubungan dimana jika variabel yang satu naik, maka variabel yang lain akan mengalami
penurunan.
Untuk melihat
keeratan hubungan antara variabel dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1.Tabel Hubungan Antar
Variabel Nilai Interpretasi 0.0 –
0.19 Sangat Tidak Erat 0.2 – 0.39 Tidak Erat 0.4 – 0.59 Cukup Erat 0.6 – 0.79 Erat 0.8 – 0.99 Sangat Erat Sumber : Situmorang,et al,113
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi