Selasa, 25 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN,MOTIF BERPRESTASI, DAN KEMANDIRIAN PRIBADI TERHADAP PERILAKU KEWIRAUSAHAAN



 BAB I PENDAHULUAN 
A.  Latar Belakang
 Selama tiga dasawarsa perekonomian Indonesia mengalami perkembangan  yang sangat pesat yang pada akhirnya terpuruk diterjang krisis moneter yang  berkepanjangan, krisis moneter yang terjadi menunjukkan bahwa Indonesia belum  mempunyai ketanggguhan dalam perekonomian. Sektor riil yang selama ini  menjadi andalan sumber penerimaan negara seolah-olah berhenti, para pelaku  ekonomi baik pemerintahan (BUMN), sektor swasta (perusahaan-perusahaan  swasta) dan koperasi banyak yang tidak lagi bisa bangkit untuk menjalani  usahanya.

Krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan  kondisi perekonomian menjadi buruk. Pertumbuhan ekonomi yang pada tahun  1996 sebesar 8% merosot menjadi -13% di akhir tahun 1998. Pendapatan per  kapita yang sebelumnya mencapai di atas US$1000 merosot lagi menjadi  US$300. Indonesia kembali menjadi negara miskin.
Kondisi tersebut menghasilkan banyak tenaga kerja kehilangan pekerjaan  karena diberhentikan agar biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dapat ditekan.
Sebagian dari pekerja tersebut mungkin saja beralih bekerja ke perusahaan lain  atau membuka usaha baru dengan keterampilan yang dimilikinya, namun sebagian  dari mereka belum pasti mendapat keuntungan yang sama. Hal ini berakibat pada  peningkatan jumlah pengangguran. Pengangguran yang pada tahun 1997 hanya  4,7% naik menjadi 5,4% tahun 1998. Menurut Survei Angkatan Kerja Nasional  (SAKERNAS) menyebutkan, sekitar 1,4 juta orang kehilangan pekerjaan di sektor  formal, sementara pada sektor non formal menjadi 57,3 juta orang pada tahun  1998 (Feridhanusetyawan dalam Riyanti, 2003:2).
Sebelas tahun pasca krisis ekonomi tahun 1997 dan masih hangat dalam  ingatan, ketika krisis keuangan global di tahun 2008 hampir melanda seluruh  dunia. Bursa saham anjlok dan nilai tukar mata uang asia ikut rontok. Nilai tukar  Rupiah terhadap Dolar sempat mencapai level Rp 12.000 per USD1. Sayangnya,  rontoknya nilai tukar Rupiah tidak dibarengi dengan naiknya ekspor karena pasar  utama tujuan ekspor Indonesia, yaitu AS, sedang bangkrut. Hal ini mengisahkan  bahwa perekomomian Indonesia tidak mandiri.
Namun, dibalik kisah pilu itu, ternyata ada penanda lain yang juga tetap  kontekstual dengan kondisi saat ini. Ketangguhan sektor usaha mikro dan kecil  pada masa krisis merupakan penanda yang dimaksud itu. Sebuah fenomena yang  layak untuk terus direnungkan dan disikapi secara proporsional dalam konteks  peningkatan ketahanan ekonomi dewasa ini. Tanpa mengesampingkan peran  sektor korporasi, dalam banyak aspek, sektor usaha mikro dan kecil pun memiliki  peran dan kontribusi yang tidak bisa dianggap remeh.
Secara filosofis, eksistensi usaha mikro sebetulnya mengandung spirit  enterpreunership yang hakiki dan itu lekat dalam praktek keseharian pelaku  usahanya di lapangan. Dan, ketika hari ini kita bicara soal kewirausahaan, di titik  itulah sebetulnya kita bisa melahirkan pioner-pioner pembaharuan di bidang  ekonomi. Dalam konteks ketahanan dan pertumbuhan ekonomi, memfokuskan  pengembangan ekonomi rakyat khususnya pada usaha mikro bisa jadi adalah  langkah yang sangat strategis untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi yang adil  yang merata. Disamping itu, masalah pengangguran merupakan masalah besar  yang timbul akibat krisis moneter yang terjadi.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah  pengangguran adalah memanfaatkan keahlian dan pengetahuan wirausaha untuk  membuka lapangan pekerjaan sendiri atau bahkan membuka lapangan kerja untuk  orang lain. Pengembangan ekonomi rakyat merupakan wujud nyata keberpihakan  pemerintah pada rakyat kecil. Keberpihakan tersebut wajar, karena dalam peta  pemain bisnis di  Indonesia jumlah unit-unit usaha skala kecil lebih banyak  dibanding usaha menengah dan besar.
Kewirausahaan merupakan modal yang ada pada diri manusia untuk  melakukan proses produksi, kewirausahaan merupakan konsep, maka untuk  menerapkan dalam kegiatan usaha harus diwujudkan dalam tindakan, bisa saja  seseorang memiliki potensi kewirausahaan yang bagus tetapi tidak diwujudkan  dalam perilaku, maka potensi itu tidak mempunyai nilai tambah dalam dunia  bisnis riil. Jadi perilaku kewirausahaan harus ada dalam aktivitas bisnis.
Pengembangan sistem ekonomi yang memberi peluang bagi usaha-usaha  kecil untuk berkiprah dalam perekonomian nasional akan mendorong tumbuhnya  perekonomian berbasis wirausaha, yang selanjutnya akan mendorong tumbuhnya  usaha-usaha baru. Kemajuan teknologi yang semakin cepat akan meningkatkan  konsumsi informasi dan kebutuhan barang-barang elektronik ikut meningkat.
Kesempatan ini dapat diambil pelaku-pelaku usaha lokal. Para wirausaha ini  biasanya memulai usahanya secara mandiri dengan modal sendiri atau modal  bersama. Kemandirian ini merupakan modal awal terciptanya ekonomi  perusahaan sehat. Usaha mereka umumnya berskala kecil, tetapi dapat menyerap  tenaga kerja yang besar. Pemerataannya ke desa-desa ikut mendorong pemerataan  kesempatan kerja. Usaha kecil juga dapat digunakan sebagai kunci pemacu ekspor  serta peningkatan kesejahteraan rakyat.
Jenis usaha yang sangat berkembang saat ini di kota Medan adalah usaha  di bidang makanan  yang banyak ditemukan dimana pun terutama di daerah  pemukiman padat  penduduk, sarana pendidikan atau pusat perbelanjaan yang  menuntut ketersediaan kebutuhan hidup sehari-hari yaitu makanan dan minuman.
Bisnis makanan terus berkembang dari waktu ke waktu dan sebagian besarnya  mampu memperoleh laba yang lebih dari cukup dan bahkan memperluas usahanya  menjadi lebih besar lagi. Dengan kata lain, peluang dan  potensi dari bisnis  makanan sangat menjanjikan dalam segi keuntungan maupun pasar yang ada.
Bisnis makanan atau Rumah Makan merupakan prospek yang tinggi bagi  suatu daerah, khususnya kota Medan. Fakta membuktikan bahwa pada tahun 2005  ditargetkan perolehan PAD (Pendapatan Asli Daerah) dari sektor UKM sangat  signifikan. Rinciannya, dari sekretariat Kota Medan berupa ritribusi izin usaha  mencapai Rp.100 juta, Dinas Pendapatan Daerah Berupa Pajak Hotel Rp.16,5  milyar, Pajak Restoran Rp.35,480 milyar, Pajak Hiburan Rp.8 milyar.
(www.pemkomedan.com). Data diatas menunjukkan bahwa pendapatan pajak  yang paling tinggi adalah pada Pajak Restoran, ini membuktikan bahwa bisnis  rumah makan atau makanan di Kota Medan berkembang pesat.
Kemampuan untuk mengembangkan usaha bergantung kepada upaya para  pengusaha itu sendiri memanfaatkan ketrampilan bisnisnya untuk memuaskan  pelanggan. Penelitian Cunningham (dalam Riyanti,  2003:7) terhadap 178  wirausaha dan manajer profesional di Singapura, menunjukkan bahwa  keberhasilan berkaitan dengan sifat-sifat kepribadian (49%),  seperti keinginan  untuk melakukan pekerjaan dengan baik, keinginan untuk berhasil, motivasi diri,  percaya diri dan berfikir positif, komitmen dan sabar. Penelitian Mc. Ber & CO (dalam Riyanti, 2003:7) menemukan bahwa wirausaha yang berhasil memiliki  sifat yang proaktif, berorientasi prestasi dan komitmen dengan pihak lain.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan tersebut bersumber dari  pengetahuan kewirausahaan, keinginan untuk maju atau motif berprestasi dan juga  kemandirian pribadi dalam berpikir sehingga setiap pengusaha mampu secara  maksimal memanfaatkan ketrampilan usaha pada dirinya. Kemampuan  memahami lingkungan bisnis, menurut Cunningham (dalam Riyanti, 2003:9)  merupakan faktor yang menyebabkan 28,1% keberhasilan usaha skala kecil.
Faktor ini terkait dengan sifat-sifat kepribadian dan kemauan untuk belajar dan  menerima perubahan. Menurut Dinsi (2004:6) mengatakan bisnis adalah ajang  kompetisi yang peka terhadap perubahan.
Kepekaan ini menuntut pribadi-pribadi dengan inisiatif, kreativitas dan  motivasi yang tinggi. Faktor-faktor tersebut  akan mempengaruhi perilaku  kewirausahaan yang mereka miliki. Dengan demikian masing-masing pelaku  usaha akan terdorong  dalam meningkatkan kreativitas berpikir, menentukan  keputusan yang lebih baik dan mandiri dalam pencapaian sukses usaha.
Kemandirian pribadi direfleksikan dalam bentuk kemampuan mengerjakan  suatu pekerjaan yang baik dan benar sesuai dengan kapasitas yang ada dalam  dirinya. Kemampuan berusaha yang dimaksudkan adalah perolehan kemampuan  yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang direfkleksikan dengan  adanya nilai tambah dari keadaan sebelumnya. Faktor pengalaman dalam  pekerjaan juga  sangat berperan dalam melaksanakan suatu pekerjaan, sebab  pengalaman itu sendiri berfungsi sebagai seni, dalam menangani berbagai masalah  yang timbul dalam rangka menjalankan suatu usaha (www.waspada.co.id).
Berdasarkan  pemikiran-pemikiran di atas dan penelitian-penelitian  tersebut, penulis tertarik untuk mengembangkan penelitian pada usaha rumah  makan di Jalan Kapten Mukhtar Basri, maka penulis mengambil judul : ”Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan  Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan (Studi Kasus Pada  Rumah Makan di Jalan Kapten Mukhtar Basri Medan)” B.  Perumusan Masalah Berdasarkan pemaparan pada latar belakang tersebut terlihat bahwa ada  beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku kewirausahaan, maka dirumuskan  permasalahan sebagai berikut : ”Apakah terdapat pengaruh yang signifikan  antara pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian  pribadi terhadap perilaku kewirausahaan?”.
C.  Kerangka Konseptual  Kerangka pemikiran merupakan sintesa hubungan antara variabel yang  diteliti dan disusun dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu dan merupakan  tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis yang  dapat berbentuk bagan alur atau model matematik yang dilengkapi penjelasan  kualitatif. Berikut ini gambar model kerangka konseptual yang menegaskan  pengaruh pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi  terhadap perilaku kewirausahaan.
Perilaku kewirausahaan adalah sikap dan kepribadian wirausaha yang  dipengaruhi oleh diri sendiri atau pengaruh dari luar/eksternal (Suryana, 2006:49).
Pengetahuan kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang  dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana, 2003:2). Definisi tentang kewirausahaan tersebut akan dipergunakannya  untuk melakukan upaya pengembangan prestasi organisasi dengan cara  mengambil substansi dari orgasnisasi lain.
Motivasi Berprestasi adalah suatu pembentukan perilaku yang ditandai  oleh bentuk-bentuk aktivitas atau kegiatan melalui proses psikologis, baik yang  dipengaruhi oleh faktor intrinsik maupun ekstrinsik, yang dapat mengarahkannya  dalam mencapai apa yang diinginkannya (dalam Ranto, 2007:20).
Kemandirian pribadi adalah kekuatan diri dalam upaya untuk menciptakan  lapangan kerja baru  tanpa harus bergantung kepada orang lain, mulai dari  menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan (dalam  Ranto, 2007:23).
Berikut ini gambar model hubungan antar variabel : Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian Sumber: dalam Riyanti (2003), dimodifikasi penulis (2010) D.  Hipotesis Hipotesis adalah hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua  atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji  (Sekaran, 2006:135). Adapun hipotesis yang penulis kemukakan berdasarkan  argumentasi yang dipaparkan pada kerangka berpikir di atas adalah sebagai  berikut “Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian  Pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perilaku  Kewirausahaan Pada Rumah Makan di Jalan Kapten Muchtar Basri  Medan”.
E.  Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin diperoleh melalui penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh antara pengetahuan kewirausahaan dengan perilaku kewirausahaan.
2. Untuk mengetahui pengaruh antara motif berprestasi dengan perilaku  kewirausahaan.
Perilaku  Kewirausahaan (Y) 1.  Pengetahuan Kewirausahaan (X1) 2.  Motif Berprestasi (X2) 3.  Kemandirian Pribadi (X3)  3. Untuk mengetahui pengaruh antara kemandirian pribadi dengan perilaku  kewirausahaan.
2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak lain : 1. Bagi pelaku usaha rumah makan, penelitian ini dapat menjadi pedoman  dalam meningkatkan kemampuan diri melalui keikutsertaan dalam  pelatihan-pelatihan pengembangan usaha.
2. Bagi peneliti, penelitian ini berguna untuk mempertajam pola pikir  mengenai faktor yang perlu ditingkatkan dalam perilaku kewirausahaan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi yang nantinya dapat  memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut di  masa yang akan datang.
3.  Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Batasan operasional untuk menghindari kesimpangsiuran  dalam  membahas dan menganalisis permasalahan, penelitian ini dibatasi pada  keterkaitan pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan  kemandirian pribadi sebagai variabel bebas (independent) terhadap  perilaku kewirausahaan sebagai variabel terikat (dependent) pada usaha  rumah makan di Jalan Kapten Mukhtar Basri Medan.
2. Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini adalah : 1.  Variabel pengetahuan kewirausahaan (X1) Pengetahuan  kewirausahaan adalah segala sesuatu yang perlu  diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumbersumber informasi.
Adapun indikator yang digunakan adalah : a.  Pengetahuan langsung (pengalaman sendiri) b.  Pengetahuan tidak langsung (pengalaman orang lain) 2.  Variabel motif berprestasi (X2) Motif berprestasi adalah suatu upaya untuk mencapai sukses dengan  maksud keberhasilan dalam kompetensi berdasarkan suatu ukuran  keunggulan.
Adapun indikator yang digunakan adalah : a.  Keunggulan pribadi b.  Keunggulan orang lain 3.  Variabel kemandirian mandiri (X3) Kemandirian pribadi adalah kemampuan untuk mengandalikan diri  sendiri melalui adanya perasaan otonomi. Indikator yang digunakan : a.  Mengandalkan kemampuan diri sendiri dalam tugas b.  Mengandalkan kemampuan keuangan sendiri Tabel 1.1 Operasional Variabel Variabel  Definisi  Indikator  Skala Pengetahuan  Kewirausaha an (X1) suatu disiplin ilmu  yang mempelajari  tentang nilai,  kemampuan dan  perilaku seseorang  dalam menghadapi  tantangan hidup untuk  memperoleh peluang  dengan berbagai resiko  yang mungkin  dihadapinya a.  Pengetahuan  langsung dan tidak  langsung b.  Kemampuan  berinisiatif c.  Kemampuan  berinovasi d.  Kemampuan  mengatur waktu dan  membiasakan diri Likert Motif  Berprestasi (X2) Suatu nilai sosial yang  menekankan pada  hasrat untuk mencapai  hasil terbaik guna  mencapai kepuasan  pribadi a.  Selalu berusaha dan  tidak  mudah  menyerah b.  Menampilkan hasil  yang lebih baik c.  Kreatif d.  Mencermati peluang Likert Kemandirian  Pribadi (X3) kekuatan diri dalam  upaya untuk  menciptakan lapangan  kerja baru tanpa harus  bergantung kepada  orang lain dan adanya  perasaan otonomi a. Mengandalkan  kemampuan diri  sendiri b.Mengandalkan  kemampuan keuangan  sendiri c.Keberanian  menghadapi tantangan d. Kebebasan berfikir Likert Perilaku  Kewirausaha an (Y) Sikap dan perilaku  wirausaha yang  dipengaruhi oleh diri  sendiri atau pengaruh  dari luar/eksternal a.  Disiplin b.  Komitmen tinggi c.  Jujur d.  Penuh percaya diri Likert Sumber: Suryana (2003), Cantika (2005), Diolah oleh penulis 3. Skala Pengukuran Variabel Skala pengukuran variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah skala  Likert (Umar 2003:98) dimana responden menyatakan jawaban mengenai  berbagai pernyataan terhadap perilaku, hal, maupun pengetahuan yang  diajukan. Pengukuran dengan skala Likert ini dilakukan dengan pembagian : a.  Nilai 1 untuk jawaban sangat tidak setuju b.  Nilai 2 untuk jawaban tidak setuju c.  Nilai 3 untuk jawaban kurang setuju d.  Nilai 4 untuk jawaban setuju e.  Nilai 5 untuk jawaban sangat setuju 4. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah di Jalan Kapten Mukhtar Basri Kota Medan dengan  waktu penelitian mulai bulan November 2010 sampai Januari 2011.
5. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau objek  yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh  peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya  (Sugiono,2008:72).  Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah  semua pengusaha rumah makan yang masih berada dalam Jalan Kapten  Mukhtar Basri yang berjumlah 32 orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh  populasi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode  yang digunakan adalah menggunakan metode Sampling Jenuh (sensus),  artinya seluruh populasi yang ada dijadikan sebagai objek penelitian, sehingga  responden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 32  orang  (Sugiyono, 2008:78).
6. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data  sekunder : a.  Data primer Data primer dikumpulkan melalui observasi dan wawancara langsung  dengan berpedoman kepada kuesioner penelitian.
b.  Data sekunder Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari  berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, dan juga internet untuk  mendukung penelitian ini.
7. Teknik Pengumpulan Data a.  Kuesioner Kuesioner yaitu suatu daftar yang berisi pernyataan-pernyataan untuk  ditanggapi oleh para responden.
b.  Wawancara Wawancara yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan oleh  peneliti dengan tanya jawab secara tulisan maupun tatap muka dengan  responden.
c.  Studi Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan cara meninjau, membaca dan  mempelajari berbagai macam buku, jurnal, dan informasi dari internet  yang berhubungan dengan penelitian.
8. Uji Validitas dan Reliabilitas Kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah bisa didapatkan jika  rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga. Perencanaan yang  matang mutlak diperlukan, lalu alat-alat yang digunakan juga harus dalam  kondisi yang baik pula, oleh karena itulah seringkali sebelum penelitian  dilakukan, alat-alat yang digunakan diuji terlebih dahulu. Hal ini bertujuan,  supaya data yang diperoleh valid dan reliabel.
a. Uji Validitas Menurut Arikunto (2000:219), validitas adalah suatu ukuran yang  menunjukkan kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan  valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur serta mampu  mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Penelitian ini  menggunakan alat kuesioner, oleh karena itu uji validitas dilakukan untuk  menguji data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang  valid atau tidak dengan menggunakan alat ukur kuesioner tersebut.
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi  16,0 dengan kriteria sebagai berikut:  a. Jika r hitung > r table, maka pertanyaan dinyatakan valid b. Jika r hitung < r table, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid  b. Uji Reliabilitas Reliabilitas bisa diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau  konsistensi. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam  beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang sama  diperoleh hasil yang relatif sama, artinya mempunyai konsistensi  pengukuran yang baik, dan suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel  apabila memiliki  Cronbach Alpha>0,70 (Yamin  dan Kurniawan,  2009:282).
Tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut  koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas berkisar antara  0-1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas (mendekati  angka 1), maka  semakin reliabel alat ukur tersebut.
Pengujian realibilitas instrumen menggunakan pengujian satu skor pada  taraf signifikan 5%. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan  program SPSS versi 16,0.
9. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah  sebagai berikut : a.  Metode Analisis Deskriptif Merupakan metode yang dilakukan dengan mengumpulkan,  mengolah, menyajikan dan menganalisis data sehingga diperoleh  gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.
b.  Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan analisis regresi, agar diperoleh perkiraan yang  tidak bias dan demi efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik  yang harus dipenuhi yaitu: 1) Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi  data mengikuti atau  mendekati distribusi normal. Uji normalitas  dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov.
Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual  berdistribusi normal (Situmorang et al, 2008:62).
2) Uji Heteroskedastisitas Artinya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap  nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi  yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas  diuji dengan menggunakan uji Gleijser  dengan pengambilan  keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik  mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi  heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya di atas tingkat  kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah  pada adanya heteroskedastisitas (Situmorang et al, 2008:76).
3) Uji Multikolinearitas Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam  model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna  atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala  multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF  (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Nilai umum  yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5,  maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang et al, 2008:104).
c.  Analisis Regresi Linier Berganda Metode ini untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan,  motif berprestasi dan kemandirian pribadi terhadap perilaku  kewirausahaan. Metode statistik yang digunakan adalah metode  regresi linier berganda (multiple linier regression), dapat dirumuskan  sebagai berikut : Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 Y = Perilaku kewirausahaan  X1 = Pengetahuan Kewirausahaan a = Konstanta Y      X2 = Motif Berprestasi b = Koefisien arah regresi  X3 = Kemandirian Pribadi Untuk analisis dan pengujian hipotesis , data diolah secara statistik  dengan menggunakan alat bantu program statistik SPSS (Statistical  Product and Service Solution) versi . Data-data yang telah diperoleh  kemudian diuji dengan :  1.  Uji F Yaitu uji secara bersama-sama untuk membuktikan hipotesis awal  tentang pengaruh kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian  pribadi (X1, X2, X3) sebagai variabel bebas terhadap perilaku  kewirausahaan (Y) sebagai variabel terikat.
H0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh  yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
H0 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang  signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusan : H0 diterima jika Fhitung < Ftabel  pada α = 5% H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel  pada α = 5% 2.  Uji t Yaitu uji secara parsial untuk membuktikan hipotesis awal tentang  pengaruh-pengaruh pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan  kemandirian pribadi (X1, X2, X3) sebagai variabel bebas terhadap  perilaku kewirausahaan (Y) sebagai variabel terikat.
H0  : b1  = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang  signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
H1 :  b1 ≠ 0  , artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan  dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusan : H0 diterima jika thitung < ttabel  pada α = 5% H0 ditolak jika thitung > ttabel  pada α = 5% 3.  Identifikasi determinan (R 2 ) Signifikan variabel diperoleh dengan mencari koefisien determinan  (R 2 ). Koefisien determinan digunakan untuk melihat seberapa besar  pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y).
Nilai koefisien determinan digunakan untuk mengukur besarnya  variabel bebas yang diteliti yaitu pengetahuan kewirausahaan, motif  berprestasi dan kemandirian pribadi (X1, X2, X3) terhadap variabel  terikat yaitu perilaku kewirausahaan (Y).
Nilai R 2 akan berkisar antara 0 sampai 1, jika determinan (R 2 ) semakin  besar atau mendekati nilai 1 (satu), maka hubungan variabel bebas (X1,  X2, X3) terhadap variabel terikat (Y) semakin kuat. Jika determinan  (R 2 ) semakin kecil atau mendekati nilai  0 (nol), maka hubungan  variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y) semakin  lemah. Menurut Lind (dalam Suharyadi dan Purwanto, 2004:515) nilai  R 2 > 0,5 menunjukkan variabel bebas dapat menjelaskan variabel tidak  bebas dengan baik atau kuat. Bila R 2 = 0,5 dikatakan sedang dan  kurang 0,5 relatif kurang baik.


Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi