Senin, 24 Maret 2014

Skripsi Manajemen: ANALISIS MODAL KERJA SEBAGAI DASAR PENILAIAN POSISI KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON



 BAB I  PENDAHULUAN 
 A. Latar Belakang Masalah    
Secara umum suatu perusahaan didirikan bertujuan mendapatkan  keuntungan. Menghasilkan keuntungan biasanya menjadi prioritas utama bagi  perusahaan sehingga dapat memberikan nilai lebih guna meningkatkan nilai  perusahaan. Untuk dapat menghasilkan keuntungan, setiap perusahaan berusaha  beroperasi secara efisiensi dan efektif dimana setiap kegiatan operasi perusahaan  dilaksanakan dengan pengorbanan atau biaya yang terbaik sehingga keuntungan  yang diperoleh dapat ditingkatkan. Banyak faktor yang harus diperhatikan  perusahaan agar dapat beroperasi dengan baik dan lancar, salah satu faktor yang  mendukung kelancaran operasi perusahaan adalah modal kerja.

 Pengelolaan modal kerja akan sangat menentukan posisi keuangan  perusahaan, terutama dalam hal likuiditas dan efektifitas perusahaan dalam  melakukan aktivitasnya yang ditunjukkan dalam tingkat profitabilitas perusahaan.
Dalam pengelolaan modal kerja, masalah yang sering dihadapi manajer keuangan  adalah menjaga keseimbangan antara likuiditas dan rentabilitas perusahaan, tetapi  apabila jumlah aktiva lancar lebih besar dibandingkan dengan hutang jangka  pendek yang akan dibayar, akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk  memperoleh laba karena aktiva lancar tersebut tidak produktif atau sebagian besar  dana menganggur. Demikian juga kekurangan modal kerja menyebabkan  perusahaan sulit untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang sewaktuwaktu harus dibayar, yang mengakibatkanhilangnya peluang untuk menghasilkan  laba.
  Jumlah modal kerja yang tersedia oleh perusahaan harus sesuai dengan  kebutuhan operasional perusahan. Penentuan jumlah modal kerja perusahaan  haruslah diperhitungkan dengan cermat agar dalam prakteknya tidak menghambat  jalannya kegiatan perusahaan.
 Sektor perkebunan pada masanya pernah menguasai pasar internasional.
Bahkan pada masa penjajahan Belanda, komoditas perkebunan sempat membuat  Belanda menjadi salah satu kerajaan paling kaya di dunia, salah satunya berkat  komoditas lada. Namun, kejayaan sektor perkebunan kita cenderung menurun.
Bahkan jika kondisi ini tidak segera ditanggulangi bukan tidak mungkin pada era  penjajahan Belanda akan terulang (www.majalahkonstan.com).
 Hingga kini pemerintah justru sibuk mencari investor-investor asing untuk  pengembangan sektor pekebunan Indonesia. Dalam beberapa kesempatan  pemerintah cenderung untuk merangkul pengusaha asing dibanding memajukan  industri yang ada di dalam negeri. Dengan kondisi seperti ini tidak heran jika  perusahaan-perusahaan perkebunan asing seolah berlomba-lomba  mengembangkan usahanya.
 PT. PP Lonsum berdiri sejak tahun 1906 oleh Harison dan Crossfield Plc  (H&C). Perusahaan perkebunan dan perdagangan tersebut berbasis di London ini  kemudian berkembang menjadi salah  satu perusahaan perkebunan yang  terkemuka di dunia. Ditinjau dari aspek legalitasnya PT. PP Lonsum didirikan  berdasarkan akta notaris Raden Kadiman No.93 tanggal 18 Desember 1962 yang  diubah dengan akta No.29 tanggal 9 September 1963. Sampai saat ini PT. PP  Lonsum mengelola 40 anak perusahaan yang tersebar di pulau Sumatera, Jawa,  Kalimantan dan Sulawesi, bergerak dibidang industri perkebunan dengan   menanam dan memelihara tanaman kelapa sawit, karet, kakao, kelapa serta teh  dan kopi, mengelola hasil perkebunan tersebut dan menjual hasilnya di dalam  maupun di luar negeri.
Pentingnya peranan modal kerja tersebut membuat penulis tertarik untuk  melakukan suatu penelitian tentang modal kerja yang digunakan sebagai dasar  penilaian posisi keuangan perusahaan. Dalam hal ini penulis memilih PT.
Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk, sebagai tempat  dilakukannya penelitian.
Tabel 1.
Laporan Modal Kerja Bersih  PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk  Periode tahun 2003 sampai dengan 2007 (dalam jutaan rupiah)  URAIAN TAHUN  20 TAHUN  20 TAHUN  20 TAHUN  20 TAHUN  20 Aktiva  Lancar  357.636 633.341 415.065 397.512 539.7 Hutang  Lancar  1.760.916 1.746.918  868.810  784.121  933.1 Modal Kerja  Bersih  (1.403.280) (1.113.577) (453.745) (386.609) (393.456)  Laba / Rugi  Perusahaan  500.489 310.909 (247.198) 355.724 303.1 Sumber: www.idx.co.id (data diolah)  Berdasarkan laporan modal kerja bersih PT. Perusahaan Perkebunan  London Sumatera Tbk, seperti yang terdapat pada Tabel 1.1 terlihat bahwa adanya  suatu ketimpangan terhadap modal kerja dari tahun 2003 sampai 2007 dimana  jumlah hutang lancar lebih besar dari aktiva lancar yang dimiliki, sehingga jumlah  aktiva lancar tidak mampu untuk menutupi kewajiban lancarnya. Akibat adanya  ketimpangan dari modal kerja menyebabkan laba perusahaan tidak stabil bahkan  pada tahun 2005 perusahaan mengalami kerugian dan ini tidak efektif bagi   perusahaan, sehingga dibutuhkan suatu manajemen modal kerja yang tepat agar  tidak terjadi ketimpangan terhadap modal kerja pada tahun-tahun berikutnya demi  menjaga likuiditas perusahaan.
PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk perlu  mengetahui tindakan apa yang perlu dilakukan dalam manajemen modal kerjanya  agar dapat tetap mempertahankan likuiditas perusahaan dimana jumlah aktiva  lancar lebih besar dari jumlah hutang lancarnya, sehingga jumlah aktiva lancar  yang tersedia dapat menutupi jumlah hutang lancar yang dimiliki perusahaan  tersebut.
 Berdasarkan hal tersebut diatas makapenulis tertarik untuk memilih judul  “Analisis Modal Kerja Sebagai Dasar Penilaian Posisi Keuangan Perusahaan pada  PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk”  B. Perumusan Masalah   Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka  penulis dalam hal ini merumuskan masalah yang akan dibahas adalah: Apakah  modal kerja yang terjadi pada PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera  Indonesia Tbk sudah efekif bila dilihat dari tahun 2003 sampai 2007?  C. Kerangka Konseptual   Analisis terhadap modal kerja dapat digunakan sebagai dasar dalam  menilai posisi keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan untuk  menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos-pos   dalam laporan keuangan, misalnya dalam neraca yang menunjukkan hubungan  antara jumlah aktiva lancar dan hutang lancar.
 Sawir (2005:143) menyatakan bahwa besarnya modal kerja perusahaan  berhubungan dengan berbagai aktivitas operasional dan finansial. Tanpa modal  kerja yang cukup aktivitas bisnis perusahaan dapat terancam dan ini dapat dilihat  dari tingkat likuiditas perusahaan tersebut. Menurut  Riyanto (2001:26)  menyatakan bahwa suatu perusahaan yang mempunyai kemampuan membayar  sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansiilnya yang segera harus  dipenuhi dikatakan bahwa perusahaan tersebut dalam keadaan likuid. Likuiditas  perusahaan dapat diketahui dari neraca antara lain dengan membandingkan jumlah  aktiva lancar dengan hutang lancar. Hasil perbandingan tersebut dapat dikatakan  dengan rasio modal kerja (Working Capital Ratio). Menganalisis modal kerja  yang tidak efektif yang ada pada PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera  Indonesia Tbk maka penulis melakukannya dengan menganalisis (Harahap,  2007:299):  1. Ratio Likuiditas yang terdiri dari:  a. Rasio Lancar (Current Ratio)  b. Rasio Cepat (Acid Test Ratio)  c. Rasio Kas (Cash Ratio)  2. Rasio Aktivitas yang terdiri dari:  a. Perputaran Piutang (Receivable Turn Over Ratio)  b. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over Ratio)  c. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over Ratio)   dibandingkan  Sumber : Harahap (2007:299) (data diolah, 2008)  Gambar 1.1  : Kerangka Konseptual  D. Hipotesis   Hipotesis merupakan jawaban sementara tentang perilaku atau keadaan  tertentu yang telah terjadi (Sugiyono, 2003:68). Berdasarkan pengertian hipotesis  tersebut, maka penulis mengemukakan hipotesisnya adalah : “Modal kerja yang  terjadi pada PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk dari  tahun 2003 sampai tahun 2007 belum efektif”.
Rasio Modal Kerja:  1. Rasio Likuiditas  - Rasio Lancar  - Rasio Cepat   - Rasio Kas  2. Rasio Aktivitas   - Rasio Perputaran Piutang   - Rasio Perputaran Persediaan   - Rasio Perputaran Modal Kerja  Rata-Rata Industri  Perkebunan  Dasar Penilaian Posisi  Keuangan Perusahaan   E. Tujuan dan Manfaat Penelitian  1. Tujuan Penelitian   Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis  efektifitas modal kerja yang terjadi pada PT. Perusahaan Perkebunan London  Sumatera Indonesia Tbk padatahun 2003 sampai tahun 2007.
2. Manfaat Penelitian   Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:  a.  Bagi Penulis  Sebagai menambah wawasan dan memperluas pola pikir untuk menerapkan  pengetahuan teoritis yang telah diperoleh dibangku perkuliahan dalam  praktek.
b.  Bagi Perusahaan  Sebagai bahan masukan yang bermanfaatbagi PT. Perusahaan Perkebunan  London Sumtera Indonesia Tbk dalam melakukan manajemen modal kerjanya  untuk mengambil langkah yang lebih baik dimasa mendatang dalam  memajukan perusahaan.
c.  Bagi Pihak Lainnya  Sebagai bahan informasi, referensi,perbandingan, dan juga sumbangan  pemikiran dalam melakukan penelitian yang sama di masa mendatang.
F. Tempat dan Waktu Penelitian  Berdasarkan jenis dan sumber data yang digunakan penulis tidak langsung  ke perusahaan, melainkan dengan mengunjungi situs Bursa Efek Jakarta   (www.idx.co.id). Sedangkan waktu penelitian mulain bulan Maret 2008 sampai  dengan Juli 2008.
G. Metode Penelitian  1. Batasan Operasional   Untuk mengantisipasi dan tidak mempersulit penulis dalam membahas dan  menganalisis permasalahan ini yaitu:  a.  Ruang lingkup hanya sebatas analisisterhadap modal kerja yang digunakan  sebagai dasar penilaian posisi keuangan perusahaan.
b. Rasio yang digunakan dalam penelitianini adalah rasio modal kerja yang  terdiri dari:   1. Rasio Likuiditas yaitu:   Rasio Lancar (Current Ratio)   Rasio Cepat (Acid Test Ratio)   Rasio Kas (Cash Ratio)  2. Rasio Aktivitas yaitu:   Rasio Perputaran Piutang (Receivable Turn Over Ratio)   Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over Ratio)   Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over Ratio)  2. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel   Defenisi operasional dan pengukuran variabel yang digunakan dalam  penelitian ini adalah sebagai berikut (Harahap, 2007:301):   1. Rasio Likuiditas.
a.  Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio Lancar adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana aktiva lancar  menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva  lancar dengan hutang lancar maka semakin tinggi kemampuan perusahaan  menutupi kewajiban jangka pendeknya.
100% x  Lancar Hutang Lancar Aktiva Lancar Rasio Rasio lancar yang lebih aman adalah jika berada diatas 1 atau diatas 100%.
Artinya aktiva lancar harus jauh diatas jumlah hutang lancar.
b. Rasio Cepat (Acid Test Ratio) Rasio cepat menunjukkan kemampuan aktiva lancar yangpaling likuid  mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini maka semaikn baik.
100% x  Lancar Hutang Persediaan -Lancar Aktiva Cepat Rasio  Semakin besar rasio ini semakin baik. Angka rasio ini tidak harus 100% atau  1:1.
c. Rasio Kas (Cash Ratio)   Rasio kas menunjukkan porsi kas yang dapat menutupi hutang lancar.
100% x  Lancar Hutang Efek Kas Kas Rasio  Rasio kas yang lebih aman adalah jika berada diatas 100%. Artinya jumlah  kas yan tersedia dan efek harus jauh diatas jumlah hutang lancar.
 12. Rasio Aktivitas  a.  Rasio Perputaran Piutang (Receivable Turn Over Ratio)  Rasio perputaran piutang menunjukkan berapa cepat penagihan piutang  dilakukan oleh perusahaan.
Piutang rata-Rata Bersih Kredit  Penjualan  Piutang Perputaran Rasio  Semakin besar rasio ini semakin baik, karena penagihan piutang dilakukan  dengan cepat.
b.  Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)  Rasio perputaran persediaan menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan  dalam siklus produksi normal.
Persediaan rata-Rata Penjualan Pokok Harga Persediaan Perputaran Rasio  Semakin besar rasio ini semakin baik, karena dianggapbahwa kegiatan  penjualan berjalan cepat.
c.  Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)  Rasio perputaran modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja  dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat  diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja.
Lancar Hutang -Lancar Aktiva Bersih Penjualan  Kerja Modal Perputaran Rasio  Semakin besar tingkat perputaran modal kerja maka semakin baik karena  menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan (jumlah  rupiah) untuk tiap rupiah modal kerja.
 13. Jenis dan Sumber Data   Penulis menggunakan data skunder yaitudata yang diperoleh dari situs  internet (www.idx.co.id). Adapandata yang diperoleh adalah:  a.  Sejarah / gambaran umum PT. Perusahan Perkebunan London Sumatera  Indonesia Tbk  b.  Struktur organisasi perusahaan  c.  Laporan Keuangan PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia  Tbk, yang terdiri dari:  1. Laporan Neraca tahun 2003 sampai tahun 20 2. Laporan laba-Rugi tahun 2003 sampai tahun 20 4. Teknik Pengumpulan Data   Teknik yang dilakukan penulisuntuk mengumpulkan data yang  dibutuhkan dalam penelitianini adalah dengan melakukan studi dokumentasi,  yang dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen yang dikumpulkan dari  laporan keuangan PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk  dari tahun 2003 sampai tahun 2007 yangdiperoleh dari situs internet  (www.idx.co.id ) serta yang berasal dari buku-buku literatur.
5. Metode Analisis Data  Metode analisis data yang digunakan penulis adalah metode deskriptif  kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatifadalah metode yang menganalisis data  yang disajikan dalam bentuk angka, mengelompokkan dan menginterprestasikan  sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang masalah yang diteliti.
  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi