Selasa, 25 Maret 2014

Skripsi Manajemen: ANALISIS NILAI PELANGGAN (CUSTOMER VALUE) TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA METRO SWALAYAN



BAB I PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang Masalah
 Loyalitas pelanggan merupakan hal yang sangat penting untuk  diperhatikan. Seorang pemasar sangat mengharapkan akan dapat mempertahankan  pelanggannya dalam waktu yang lama, atau bahkan selamanya jika hal itu  memungkinkan. Sebab apabila perusahaan memiliki seorang pelanggan yang  loyal, maka hal itu dapat menjadi aset yang sangat bernilai bagi perusahaan.

Pelanggan tersebut tidak hanya secara terus-menerus menggunakan produk/jasa  perusahaan, tetapi dengan sendirinya pelanggan tersebut juga akan  merekomendasikannya kepada orang lain sesuai dengan pengalaman yang ia  rasakan. Tidak bisa dipungkiri, pelanggan yang loyal secara tidak langsung dapat  membantu perusahaan dalam mempromosikan produk/jasa kepada orang-orang  terdekatnya. Tentu saja hal ini akan sangat membantu perusahaan untuk  mendapatkan pelanggan baru.
Pelanggan yang loyal mempunyai kecenderungan lebih rendah untuk  berpindah merek kepada produk/jasa pesaing. Pelanggan tersebut akan kurang  sensitif terhadap harga. Dengan kata lain, orang yang loyal terhadap suatu produk  maka ia akan sangat setia terhadap produk tersebut. Meskipun ada kenaikan harga  akan produk tersebut, ia tidak terpengaruh dan akan tetap membelinya serta tidak  berniat untuk pindah ke produk yang lain.
Tjiptono (2005:385) menyatakan bahwa ”loyalitas konsumen adalah  situasi ideal yang paling diharapkan para pemasar, dimana konsumen bersifat  positif terhadap produk atau produsen (penyedia jasa) dan disertai pola pembelian  ulang yang konsisten”.  Situasi ideal tersebut akan terwujud apabila pemasar  mengetahui kebutuhan dan hal apa yang diinginkan oleh pelanggan sehingga ia  dapat mengambil langkah yang tepat.
Seorang pelanggan itu dapat dikatakan sebagai pelanggan yang loyal  apabila seorang pelanggan tersebut mempunyai komitmen yang kuat untuk  membeli dan mengkonsumsi barang tersebut secara rutin. Dalam mendapatkan  pelanggan yang demikian sudah pasti tidak mudah. Pemasar harus mengetahui bagaimana cara yang harus ditempuh untuk membentuk loyalitas pelanggan. Cara yang paling klasik digunakan untuk membentuk loyalitas pelanggan dapat dimulai  dengan memberikan kualitas produk yang lebih unggul jika dibandingkan dengan  produk lain yang sejenis, memberikan pelayanan yang terbaik, dan harga yang  relatif lebih murah atau setidaknya pada taraf yang sama.
Menurut Kotler (2005 : 204) , value pada dasarnya adalah menggabungkan  kombinasi-kombinasi yang tepat dari kualitas, pelayanan, dan harga bagi sasaran  pasar. Pelanggan akan melihat bagaimana keseimbangan antara manfaat yang  mereka terima dengan pengorbanan yang diberikan untuk mendapatkan manfaat  tersebut.
Menurut Woodruff dalam Tjiptono (2005 : 297), nilai pelanggan (customer  value) adalah preferensi perseptual dan evaluasi pelanggan terhadap atribut produk,  kinerja atribut, dan konsekuensi yang didapat dari pemakaian produk yang  memfasilitasi pencapaian tujuan dan sasaran pelanggan dalam situasi pemakaian.
Seorang pelanggan terlebih dahulu akan mengamati dan mengevaluasi produk yang  akan digunakannya. Ia akan melihat dan menilai apakah produk tersebut memenuhi  potensi untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhannya.
Salah satu bisnis ritel dari sekian banyak ritel di kota Medan adalah Metro  Swalayan Medan Plaza. Metro Swalayan Medan Plaza memulai sejarahnya di  kota Medan pada 10 September 1982 bertempat di Jl. Iskandar Muda No. 321  Lantai III Medan Plaza. Sampai dengan hari ini, Metro Swalayan telah  berkembang dan membuka cabang di daerah lain yaitu cabang Lhoksomawe  (Aceh) dan Pematangsiantar.
Di tengah maraknya bisnis retail pada masa kini, Metro Swalayan Medan  Plaza dapat bertahan dan tetap eksis menghadirkan produk-produk terbaru dan  inovatif. Metro Swalayan Medan Plaza dapat membuktikan bahwa ia dapat tetap  bertahan walaupun kini telah hadir perusahaan retail yang lebih besar seperti  Careffour yang hadir dengan tempat yang lebih besar, nyaman, dan berada pada  pusat perbelanjaan terbaru dan terbesar di kota Medan yakni pada Plaza Medan  Fair. Jika dilihat Metro Swalayan berada pada pusat perbelanjaan yang telah lama  di kota Medan, juga tidak memiliki tempat sebesar perusahaan retail yang lain.
Hal tidak membuat Metro Swalayan Medan Plaza ragu dan tetap selalu berusaha  untuk memberikan yang terbaik kepada pelanggannya. Terbukti, Metro Swalayan  Medan Plaza hingga saat ini masih menjadi tujuan belanja bagi masyarakat kota  Medan dan sekitarnya.
Metro Swalayan Medan Plaza menyajikan produk-produk yang lengkap.
Mulai dari kebutuhan rumah tangga, pakaian, mainan anak-anak, kosmetik, dan  lain sebagainya. Tidak hanya lengkap dari segi variasi produk, ukuran dan size  juga sangat di perhatikan karena setiap orang meski memiliki kebutuhan yang  sama akan suatu produk, tetapi jumlah konsumsi setiap orang pasti tidak sama.
Metro Swalayan Medan Plaza juga selalu berusaha untuk menghadirkan produk-produk yang baru sehingga pelanggan dapat langsung mencobanya.
Pelayanan yang baik juga menjadi kewajiban utama Metro Swalayan  Medan Plaza. Mereka menyadari bahwa pelanggan itu adalah raja sehingga selalu  berusaha memberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada pelanggan. Dengan  selalu ramah, sigap, dan selalu memberikan informasi yang dibutuhkan  pelanggan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa harga merupakan faktor dominan yang  menentukan keputusan pelanggan melakukan pembelian. Metro Swalayan Medan  Plaza sangat menyadari hal tersebut sehingga mereka memakai strategi memasang  harga yang lebih murah dibandingkan perusahaan ritel lainnya. Harga yang  ditawarkan hanya sedikit dibawah harga pesaingnya. Namun, itu sangat  mempengaruhi psikologis pelanggan yang kebanyakan adalah kaum ibu-ibu yang  sangat sensitif terhadap harga.
Metro Swalayan dengan produk dan layanannya selalu  berusaha untuk mencapai nilai pelanggan (Customer Value) yang terdiri dari nilai kinerja produk,  nilai pelayanan, dan nilai harga untuk mencapai pelanggan yang loyal. Metro  Swalayan selalu berupaya untuk dapat menghadirkan produk-produk yang  lengkap dan berkualitas, juga selalu mengedepankan pelayanan prima kepada  pelanggan, serta harga produk yang kompetitif. Metro Swalayan sangat menyadari  bahwa ketiga nilai ini harus dipenuhi guna mencapai loyalitas pelanggan. Yang  mana loyalitas yang diharapkan bukan hanya sekedar pelanggan merasa puas dan  melakukan pembelian ulang, tetapi juga merekomendasikannya kepada  kerabat/orang yang mereka kenal.
Adapun  hubungan antara nilai  pelanggan dengan  loyalitas  pellanggan dipengaruhi pula dengan karakteristik produk dan juga pola pembeliannya. Jika  pembelian merupakan satu kegiatan yang rutin (habit)  dan berulang  maka  kemungkinan pelanggan akan loyal terhadap produk/jasa yang ditawarkan oleh  perusahaan.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan  penelitian dalam bentuk skirpsi dengan judul : “Analisis Nilai Pelanggan  (Customer Value) terhadap Loyalitas Pelanggan  pada  Metro Swalayan  Medan Plaza” B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka  dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimana nilai pelanggan (Customer Value) yang terdiri dari faktor nilai kerja  produk, nilai pelayanan, dan nilai harga  berpengaruh positif dan signifikan  terhadap loyalitas pelanggan Metro Swalayan Medan Plaza?” C. Kerangka Konseptual Yang dimaksud dengan kerangka konseptual adalah fondasi utama dimana  sepenuhnya proyek ditujukan, hal ini merupakan jaringan antar variabel yang  secara logis diterangkan, dikembangkan, dari perumusan yang telah diidentifikasi  melalui proses wawancara, observasi dan survey literature (Kuncoro,2003:44) Nilai pelanggan (Customer Value) adalah persepsi pelanggan tentang  keseimbangan antara manfaat yang diterima dengan pengorbanan yang diterima  dengan pengorbanan yang diberikan untuk mendapatkan manfaat tertentu (Francis  Buttle, 2004:282) Menurut Sweeney dan Soutar dalam Tjiptono (2005:298), dimensi nilai  terdiri dari 4, yaitu : 1.  Emotional value, utilitas yang berasal dari perasaan atau afektif/emosi  positif yang ditimbulkan dari mengkonsumsi produk.
2.  Social value, utilitas yang didapat dari kemampuan produk untuk  meningkatkan konsep diri-sosial konsumen.
3.  Quality/performance value, utilitas yang didapat dari produk karena  reduksi biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang.
4.  Price/value of money, utilitas yang diperoleh dari persepsi terhadap kinerja  yang diharapkan dari suatu produk atau jasa.
Pelanggan membentuk suatu harapan akan nilai dan bertindak berdasarkan  hal itu. Jika manfaat yang yang diterima berada di atas harapan pelanggan, maka  akan tercipta nilai pelanggan yang positif yang tentunya akan menciptakan  kepuasan terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Dengan demikian,  maka akan tercipta hubungan yang selaras antara pelanggan dan perusahaan yang  nantinya akan menjadi fondasi yang baik untuk terciptanya loyalitas konsumen.
Menurut Griffin dalam Hurriyati (2005:129) Loyalitas itu mengacu pada  wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian  secara terus menerus terhadap barang/jasa suatu perusahaan yang dipilih.
Pelanggan itu dianggap loyal apabila ia secara terus menerus dan  mempunyai komitmen yang tinggi untuk menggunakan dan membeli lagi secara  rutin produk yang ditawarkan oleh perusahan. Dari sisi perusahaan juga dalam  membentuk loyalitas konsumen harus memberikan yang terbaik yakni kualitas  produk/jasa yang unggul supaya pelanggan merasa puas dalam menggunakan  produk/jasa tersebut dan diharapkan dari pengalamannya itu akan  merekomendasikan produk/jasa itu kepada orang lain.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka kerangka konseptual dapat dibuat  secara skematis sebagai berikut : Gambar 1.1 Kerangka Konseptual   Sumber : Palilati (2006) (diolah) D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu permasalahan yang  masih harus dibuktikan kebenarannya secara empiris. Berdasarkan perumusan  masalah yang telah ditetapkan maka hipotesis yang dapat dirumuskan sebagai  berikut: “Nilai pelanggan (Customer Value) yang terdiri dari faktor kerja produk, nilai  pelayanan, dan nilai harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas  pelanggan Me.tro Swalayan Medan Plaza.” Nilai Kinerja Produk  ( ) Nilai Pelayanan Loyalitas  Pelanggan (Y) Nilai Harga (   E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini  adalah: Mengetahui dan menganalisis pengaruh nilai pelanggan (Customer Value)  yang terdiri dari kinerja produk, nilai pelayanan, dan nilai harga terhadap loyalitas  pelanggan Metro Swalayan Medan Plaza.
2. Manfaat Penelitian Manfaat-manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai  berikut: a.  Bagi perusahaan  Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi ataupun masukan dalam  menentukan arah kebijaksanaan perusahaan kedepannya.
b.  Bagi Peneliti Penelitian ini akan memperluas ruang lingkup dan menambah wawasan  dan pengetahuan peneliti dalam bidang manajemen pemasaran khususnya  dalam bidang perilaku konsumen dan bisnis retail.
c.  Bagi Pihak Lainnya Penelitian ini kiranya dapat memberikan masukan atau sebagai bahan  referensi bagi peneliti lainnya dalam melakukan penelitian di masa yang  akan datang.
F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Sebagai upaya untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan  menganalisis pembahasan, maka penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang  dianggap mempengaruhi nilai pelanggan (Customer Value)  terhadap loyalitas yang khusus pada pelanggan Metro Swalayan Medan Plaza yang telah membeli  minimal sekali dalam sebulan Adapun variable daripada penelitian ini adalah: : Nilai Kerja Produk : Nilai Pelayanan : Nilai Harga Y  : Loyalitas Pelanggan 2. Definisi Operasionalisasi Variabel Definisi-definisi variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.  Nilai Kinerja Produk (X1) adalah berbagai macam bentuk daripada produk  yang ditawarkan oleh perusahaan. Atribut produk biasanya diukur secara  subjektif oleh masing-masing individu (dalam hal ini pelanggan Metro  Swalayan Medan Plaza).
b.  Nilai Pelayanan (X2) adalah kecepatan, kompetensi, kegunaan, dan  kemudahan produk yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggannya.
c.  Nilai Harga (X3) adalah utilitas yang diperoleh dari persepsi terhadap  kinerja yang diharapkan dari suatu produk/jasa.
d.  Loyalitas Pelanggan (Y) adalah dorongan perilaku untuk melakukan  pembelian ulang secara terus-menerus serta memberikan rekomendasi  kepada orang lain.
Tabel 1.1 Definisi Operasionalisasi Variabel Variabel  Definisi    Indikator  Skala Nilai  Kinerja  Produk ( ) Berbagai macam bentuk  daripada produk yang  ditawarkan oleh perusahaan.
Atribut produk biasanya diukur  secara subjektif oleh masingmasing individu.
Penilaian tersebut tergantung  pada  hasil performa produk  yang disediakan perusahaan  guna memuaskan pelanggannya.
1.  Kelengkapan jenis  produk 2.  Ketersediaan ukuran  produk 3.  Ketersediaan Produk  baru 4.  Kualitas produk yang  baik Likert Nilai  Pelayanan  Kecepatan, kompetensi,  kegunaan, dan  kemudahan  produk yang diberikan oleh  perusahaan kepada  pelanggannya.
Penilaian tersebut tergantung  bagaimana pelayanan yang  diberikan oleh perusahaan  kepada pelanggan.
1.  Kemudahan lokasi  Metro Swalayan Medan  Plazza 2.  Kenyamanan suasana  Metro Swalayan Medan  Plaza 3.  Informasi produk yang  lengkap 4.  Profesionalisme  karyawan Metro  Likert  Swalayan melayani  pelanggan.
Nilai  Harga ( Utilitas yang diperoleh dari  persepsi terhadap kinerja yang  diharapkan dari suatu  produk/jasa.
Penilaian tersebut tergantug  bagaimana  harga yang  ditawarkan perusahaan mampu  mempengaruhi pelanggan untuk  berbelanja.
1.  Tingkat harga pada  Metro Swalayan Medan  Plaza 2.  Diskon yang ada pada  Metro Swalayan Medan  Plaza 3.  Promo belanja pada  Metro Swalayan Medan  Plaza Likert Loyalitas  Pelanggan  (Y) Dorongan perilaku untuk  melakukan pembelian ulang  secara terus-menerus serta  memberikan rekomendasi  kepada orang lain.
Setelah kebutuhan, keinginan,  dan harapan telah terpenuhi  maka akan terjalin emosional  yang kuat antara perusahaan dan  pelanggan. Pelanggan akan terus  melakukan pembelian ulang dan  akhirnya akan  merekomendasikan kepada  saudara/kerabatny.a 1.  Puas terhadap produk  Metro Swalayan Medan  Plaza 2.  Melakukan pembelian  kembali 3.  Pelanggan  merekomendasikan  kepada orang lain  Likert  Sumber : Palilati (2006) 3. Skala Pengukuran Variabel Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah variabel nilai-nilai  kinerja produk, nilai pelayanan, nilai harga dan loyalitas pelanggan Metro  Swalayan Medan PLaza Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala  Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi  seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Ginting dan  Situmorang, 2008:121) Tabel 1.2 Instrumen Skala Likert No  Pertanyaan  Skor 1  Sangat Setuju  5 2  Setuju  4 3  Kurang Setuju  3 4  Tidak Setuju  2 5  Sangat Tidak Setuju  1 Sumber : Sugiyono, 2007 (Diolah) 4. Tempat dan Waktu Penelitian Peneliti melakukan penelitian pada Metro Swalayan Medan Plaza.
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Januari 2011 sampai dengan Maret 2011.
5. Populasi dan Sampel  a.  Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang  mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu ysng ditetapkan oleh peneliti untuk  dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005:73).  Populasi  yang saya ambil dalam penelitian ini adalah pengunjung yang melakukan  transaksi pada Metro Swalayan. Berikut ini merupakan data jumlah pengunjung  dari Metro Swalayan.
Tabel 1.3 Jumlah Konsumen Metro Swalayan Medan Plaza  Januari-September 2010 (per transaksi) Bulan  Konsumen Januari  110220 Februari  109808 Maret  123776 April  124768 Mei  152248 Juni  156456 Juli  159586 Agustus  130715 September  136656 Sumber : Metro Supermarket (2010)  Dari data di atas, maka yang digunakan sebagai populasi yaitu pada bulan  September yang mana jumlah transaksi yang terjadi sebanyak 136656 per  bulannya.
b.  Sampel Sampel adalah suatu himpunan bagian (Subset) dari unit populasi  (Kuncoro 2003:103). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah  purposive sampling  yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbanganpetimbangan tertentu dengan tujuan untuk membatasi sampel. Yang mana dalam  penelitian ini karakter yang menjadi pertimbangan adalah pengunjung yang  minimal berbelanja pada Metro Swalayan Medan Plaza 2 kali setahun.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Slovin (dalam Umar,  2003:146) dimana : n = jumlah sampel minimal N = jumlah populasi e = persentase kelonggaran ketelitian yang ditentukan atau diinginkan karena  kesalahan pengambilan sampel, yaitu sebesar 10 % Maka penentuan jumlah sampel adalah sebagai berikut: Berdasarkan rumus Slovin tersebut, maka sampel yang digunakan setelah  mengalami pembuatan adalah sebesar 100 orang.
6. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu data primer dan data  sekunder.
a.  Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang  terpilih di lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan cara memberikan  daftar pertanyaan (questionnaire) dan melakukan wawancara (interview).
b.  Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi, baik dari  buku, jurnal, majalah, dan situs internet untuk mendukung penelitian ini.
7. Teknik Pengumpulan Data a.  Wawancara (interview), yaitu wawancara langsung dengan pelanggan/responden yang terpilih dan staff umum Metro Swalayan Medan  Plaza untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian  ini.
b.  Daftar Pertanyaan (questionnaire), yaitu daftar pertanyaan yang berisi  pertanyaan-pertanyaan untuk diisi oleh para responden/pelanggan.
c.  Studi Dokumentasi, yaitu dilakukan dengan mengumpulkan data dan  mempelajari data-data yang diperoleh dari buku literatur, jurnal, majalah, situs  internet yang berhubungan dengan penelitian ini.
8. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu  kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas menunjukkan  seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur.
Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Adapun  tempat untuk menguji validitas dan reliabilitas tersebut adalah pelanggan Metro  Swalayan Medan Plaza di luar sampel yaitu sebesar 30 responden.
a. Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 15.0,  dengan kriteria sebagai berikut:  1) Jika rhitung > rtabel , maka pertanyaan dinyatakan valid.
2) Jika rhitung < rtabel , maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 15.0. Butir  pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan  reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: 1)  Jika ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka pertanyaan reliabel.
2)  Jika ralpha negatif atau lebih kecil dari rtabel maka pertanyaan tidak reliabel.
9. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar  didapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi  klasik yang harus dipenuhi, yaitu: a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi data mengikuti  atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan  pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5%  maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel  residual berdistribusi normal (Situmorang, dkk, 2008: 62).
b. Uji Heteroskedastisitas  Uji heteroskedastisitas varians variabel independen adalah konstan untuk  setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang  baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan  menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen  signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi  terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat  kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya  heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinearitas Variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi  berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna.
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari  besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program  SPSS. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolrance > 1, atau nilai VIF <  5, maka tidak terjadi mutikolinearitas (Situmorang, dkk, 2008:104).
10. Metode Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini adalah: a. Metode Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan dengan cara  merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran  yang jelas melalui pengumpulan, menyusun dan menganalisis data, sehingga  dapat diketahui gambaran umum perusahaan yang sedang diteliti.
b. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan  dan pengaruh variabel independen  yang jumlahnya lebih dari dua ( , , ) terhadap variabel dependen (Y). Untuk hasil yang lebih terarah, maka peneliti  memerlukan bantuan dari program software SPSS (statistic product and service  solution) dengan rumus: Y1 = a +b1 X1 +b2 X2 +b3 X3 +e Keterangan: Y1  = Loyalitas Pelanggan a = Konstanta  b1-3 = Koefisien regresi berganda X1  = Nilai Kinerja Produk X2  = Nilai Pelayanan X3  = Nilai Harga e = Standar error c. Pengujian Hipotesis Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai  uji statistiknya berada dalam daerah kritis (yakni pada keadaan Ha diterima dan Ho ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada  dalam daerah dimana Ho diterima. Dalam analisis regresi ada tiga jenis kriteria  ketepatan, yaitu: 1. Uji Signifikan Simultan (Uji-F) Uji-F pada dasarnya menunjukkan semua variabel bebas yang dimasukan  dalam model mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel terikat  atau tidak.
Ho : b1 = b2 = b3 = 0  Artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan  terhadap variabel bebas Nilai Kinerja Produk (X1), Nilai Pelayanan (X2), dan Nilai  Harga (X3) terhadap variabel terikat Loyalitas Pelanggan (Y).
Ha : b1≠ b2 ≠ b3 ≠0   Artinya secara serentak terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap  variabel bebas Nilai Kinerja Produk (X1), Nilai Pelayanan (X2), dan Nilai Harga  (X3) terhadap variabel terikat Loyalitas Pelanggan (Y).
Kriteria pengambilan keputusan:  Ho diterima jika F-hitung < F-tabel pada α = 5% Ha diterima jika F-hitung > F –tabel  pada α = 5% 2. Uji Signifikan Parsial (Uji- t) Nilai- nilai koefisien regresi dalam persamaan regresi merupakan hasil  perhitungan berdasarkan sampel yang terpilih. Oleh karena itu, disamping uji-F,  dilakukan uji-t untuk masing- masing nilai koefisien regresi dalam persamaan  regresi. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas  terhadap variabel terikat secara parsial.
Variabel bebas dikatakan berpengaruh terhadap variabel terikat bisa dilihat  dari  probabilitas  variabel  bebas  dibandingkan  dengan  tingkat  kesalahannya  (α).
Jika probabilitas  variabel  bebas  lebih  besar  dari  tingkat  kesalahannya  (α)  maka  variabel bebas tidak berpengaruh, tetapi jika probabilitas variabel bebas lebih  kecil  dari  tingkat  kesalahannya  (α)  maka  variabel  bebas  tersebut  berpengaruh  terhadap variabel terikat.
Model pengujiannya adalah: Ho : b1 = b2 = b3 = 0  Artinya variabel bebas yaitu Nilai Kinerja Produk (X1), Nilai Pelayanan (X2), dan  Nilai Harga (X3) secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap variabel terikat  (Y).
Ha : b1≠ b2 ≠ b3 ≠0   Artinya variabel bebas Nilai Kinerja Produk (X1), Nilai Pelayanan (X2), dan Nilai  Harga (X3) secara parsial berpengaruh positif terhadap variabel terikat (Y).
Kriteria pengambilan keputusan: Ho diterima jika t-hitung < t-tabel pada α = 5% Ha diterima jika t-hitung > t-tabel pada α = 5% 3. Pengujian Koefisien Determinan (R 2 ) Koefisien determinan (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa kemampuan  model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R 2 semakin besar (mendekati  satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, dan X3)  adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan  semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap  variabel terikat. Sebaliknya, jika R 2 semakin mengecil (mendekati nol) maka  dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, dan X3,) terhadap  variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak  kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel  terikat.   

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi