BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pada zaman modern
seperti sekarang ini, sarana transportasi telah menjadi bagian yang penting dari kehidupan manusia.
Hal ini dikarenakan transportasi merupakan
sarana utama bagi manusia dalam kehidupan sehari–hari untuk bergerak dan berpindah dari satu tempat ke
tempat lainnya dengan cepat. Seiring dengan
perkembangan teknologi dan pembangunan yang ada di segala bidang saat ini, perkembangan sarana transportasi pun
telah berlangsung dengan cepat. Mulai dari
sarana transportasi yang sangat sederhana sebelum tahun 1990 sampai sarana transportasai yang mewah yang banyak kita
jumpai di abad ini. Banyaknya jenis dan
jumlah sarana transportasi telah banyak mengalami perkembangan yang pesat. Dapat kita lihat sekarang ini, salah
satunya melalui jenis kendaraan automatic
yang mempermudah seseorang dalam menggunakan sepeda motor.
Sepeda motor
merupakan salah satu bentuk dari sarana transportasi darat yang sudah banyak dimiliki oleh masyarakat.
Pada umumnya masyarakat membeli sepeda
motor untuk menikmati fungsinya sebagai sarana
untuk mengantarkan penumpang dari
satu tempat ke tempat yang lainnya, dan mengangkut
barang–barang dalam aktivitas kerja sehari–hari.
Di Indonesia
semakin banyak pilihan produk yang ditawarkan oleh perusahaan–perusahaan otomotif, baik yang
telah lama dikenal masyarakat maupun
yang baru. Masing–masing perusahaan berusaha untuk mendifferensiasikan produknya supaya mempunyai
keunikan dan karakteristik yang unik,
sehingga dapat menimbulkan daya tarik dan minat konsumen untuk melakukan pembelian. Hal itu telah menimbulkan
persaingan antara perusahaan otomotif,
karena masing–masing perusahaan otomotif berusaha untuk mempertahankan pangsa pasarnya atau bahkan
memperluas pangsa pasarnya dan memperoleh
keuntungan maksimal.
Dengan semakin
banyaknya produk–produk otomotif yang ditawarkan oleh perusahaan–perusahaan otomotif kepada
para konsumen, maka konsumen akan lebih
selektif dalam menyeleksi produk–produk otomotif yang ditawarkan oleh perusahaan–perusahaan tersebut, supaya
produk yang dibelinya sesuai dengan
kebutuhannya.
Salah satu cara
untuk memperluas pangsa pasar sepeda motor merek Honda adalah dengan terus mengembangkan produk
baru, salah satunya adalah sepeda motor
Honda Vario. Honda Vario merupakan pengembangan produk yang dilakukan oleh PT Astra Honda Motor dalam
usahanya untuk mendifferensiasikan produknya.
Sepeda motor Honda didesain sebagai sepeda motor untuk konsumen yang ingin memiliki sepeda motor dengan
kualitas tinggi, model yang trendy dan sporty
namun hemat bahan bakar.
Dengan adanya
berbagai informasi baik informasi yang positif maupun negatif mengenai sepeda motor merek Honda, hal
ini akan membuat konsumen merasa
dihadapkan pada suatu kondisi yang membingungkan, dimana kepercayaan mereka tidak “sejalan bersama”.
Hal inilah yang akan mengakibatkan
timbulnya disonansi.
Menurut prasurvei
yang dilakukan penulis, dimana survey
tersebut dilakukan pada beberapa
Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU pemilik sepeda motor Honda, didapat kesan
bahwa sepeda motor Honda merupakan
sepeda motor yang dapat memuaskan keinginan pemiliknya. Karena sepeda motor Honda selain irit bahan bakar,
suku cadang yang asli juga mudah didapatkan
di bengkel-bengkel resmi Honda, selain itu pelayanan setelah pembelian yang diberikan PT Astra Honda Motor
juga sangat memuaskan. Para pengguna
sepeda motor Honda mengaku sangat puas setelah menggunakan sepeda motor Honda.
Dari fenomena di
atas, penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif
Konsumen Pemilik Sepeda Motor Honda Pada
Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU.
1.2 Perumusan
Masalah Berdasarkan latar belakang di
atas, maka hal yang menarik untuk diteliti adalah : Faktor apa saja yang membentuk
disonansi kognitif konsumen pemilik sepeda
motor Honda? 1.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1.3.1 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual
adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan
jaringan hubungan antar variable yang
secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui
proses wawancara, observasi dan survey literature
(Kuncoro, 2003:4).
Penelitian 22 item
yang didesain oleh Sweeney, Hausknecht dan Soutar (2000:369-385) menyatakan bahwa Cognitive
Dissonance dapat diukur dengan tiga
dimensi yaitu: Emotional, Wisdhom of
Purchase, Concern Over the Deal.
Maka dalam kerangka penelitian ini dikemukakan
variable yang akan diteliti yaitu: Emotional (Emosional) sebagai X 1 , Wisdhom
of Purchase (Kebijaksanaan Pembelian)
sebagai X 2 , Concern Over the Deal (Perhatian setelah
Pembelian) sebagaiX3 , dan Cognitive
Dissonance (Disonansi Kognitif) sebagai Y.
Emotional
(Emosional) adalah ketidaknyamanan psikologis yang dialami seseorang terhadap keputusan pembelian.
Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan Pembelian)
adalah ketidaknyamanan yang dialami seseorang
setelah transaksi pembelian,
dimana mereka bertanya-tanya apakah mereka sangat membutuhkan produk tersebut atau apakah mereka telah
memilih produk yang sesuai. Concern Over
the Deal (Perhatian setelah Pembelian)
adalah ketidaknyamanan yang dialami sesesorang setelah transaksi pembelian
dimana mereka bertanya-tanya apakah
mereka telah dipengaruhi oleh tenaga penjual yang bertentangan dengan kemauan atau kepercayaan mereka. Dimensi ini
menghasilkan 22 item yang dapat digunakan
untuk mengukur Cognitive Dissonance
(Disonansi Kognitif). Tiga dimensi dari
22 item tersebut bukan hal yang baru untuk mengukur Cognitive Dissonance karena sudah digunakan Sweeney, at
all (2003:227-247) untuk mengukur Cognitive Dissonance pada penelitian
sebelumnya.
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber: Soutar
dan Sweeney, 2003 (data diolah oleh penulis) Kerangka konseptual diatas
menjelaskan bahwa keputusan pembelian berhubungan
dengan Emotional (Emosional),
Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan Pembelian) dan
Concern Over the Deal (Perhatian
setelah Pembelian) akan berpengaruh
terhadap Cognitive Dissonance (Disonansi Kognitif).
1.3.2 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban yang
sifatnya sementara berdasarkan rumusan
masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis (Sugiono, 2003:306).
Berdasarkan
perumusan masalah diatas, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: Faktor Emotional (Emosional), Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan
Pembelian) dan Concern Over the Deal (Perhatian setelah Pembelian)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik sepeda
motor Honda pada mahasiswa S1 Ekstensi
Manajemen Fakultas Ekonomi USU.
Emotional (Emosional)
Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan Pembelian) Concern Over the Deal (Perhatian
setelah Pembelian) Cognitive Dissonance (Disonansi Kognitif) 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1
Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor Emotional (Emosional), Wisdhom of Purchase
(Kebijaksanaan Pembelian) dan Concern Over the Deal (Perhatian setelah Pembelian) mempunyai pengaruh terhadap pembentukan disonansi kognitif
konsumen pemilik sepeda motor Honda pada
Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU.
1.4.2 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Guna memperluas wahana berfikir dan
memperdalam pengetahuan peneliti tentang
pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik sepeda motor Honda
pada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU.
2. Sebagai referensi bagi peneliti lain dan
dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan
serta dapat dijadikan perbandingan dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang.
3. Memberikan masukan pada Dealer sepeda motor
Honda mengenai pembentukan disonansi
kognitif konsumen pemilik sepeda motor Honda.
1.5 Metode
Penelitian 1.5.1 Batasan Operasional Batasan
operasional dalam penelitian ini adalah: 1.
Variabel independen (X) yaitu seberapa besar pengaruh disonansi kognitif
pemilik sepeda motor Honda yang terdiri
dari variabel Emotional (Emotional) sebagai
X 1 Wisdom of Purchase (Kebijaksanaan Pembelian) sebagai X2 , dan Concern Over
the Deal (Perhatian Setelah Pembelian) sebagai X 3 .
2. Variabel dependen (Y) yaitu pembentukan
Cognitive Dissonance (disonansi kognitif)
pemilik sepeda motor Honda pada
mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas
Ekonomi USU.
1.5.2 Defenisi Operasional Variabel Penguraian definisi operasional yang
variable-variable yang akan diteliti merupakan
suatu cara untuk mempermudah pengukuran variabel penelitian.
Selain itu juga
memberi batasan-batasan pada obyek yang akan diteliti.
1. Emotional (Emosional)
sebagai X 1 Berkaitan dengan situasi psikologi konsumen setelah melakukan
pembelian, dalam hal ini kondisi
psikologi konsumen secara alami mempertanyakan apakah tindakan yang dilakukannya telah tepat.
2. Wisdom of
Purchase (Kebijaksanaan Pembelian) sebagai X2 Berkaitan dengan keputusan yang
telah dilakukan disini konsumen mempertanyakan
apakah dia telah membeli suatu barang yang benar-benar sesuai dengan apa yang dibutuhkannya.
3. Concern Over the
Deal (Perhatian Setelah Pembelian) sebagai X3 Berkaitan dengan kekecewaan
konsumen dimana pada kondisi ini konsumen cenderung kurang yakin dengan keputusan yang
telah dibuatnya (Sweeney, at all).
4. Cognitive
Dissonance (Disonansi Kognitif) sebagai Y Berkaitan dengan, yang mempunyai pengaruh Emotional (Emosional), Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan Pembelian)
dan Concern Over the Deal (Perhatian setelah Pembelian) terhadap pembentukan disonansi kognitif pemilik sepeda motor Honda pada Mahasiswa S1
Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU.
1.5.3 Pengukuran Variabel Variabel yang diukur
dalam penelitian ini adalah faktor Emotional (Emosional),
Wisdhom of Purchase
(Kebijaksanaan Pembelian) dan Concern Over the Deal (Perhatian setelah Pembelian).
Ketiga variable tersebut diukur dengan
Skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial (Sugiono, 2006:104).
Untuk keperluan
analisis kuantitatif penelitian ini maka peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada
responden dengan menggunakan skala 1
sampai 5 yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini: Tabel 1.1 Instrumen Skala Likert No.
Pertanyaan Skor 1 Sangat Setuju (SS) 5 2
Setuju (S) 4 3 Kurang Setuju (KS) 3 4 Tidak
Setuju (TS) 2 5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiono (2006:105) Pada penelitian ini
responden diharuskan memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban yang tersedia, kemudian
masing-masing jawaban diberi skor tertentu
(5, 4, 3, 2, 1). Skor jawaban dari responden dijumlahkan, dan jumlah ini merupakan total skor. Total skor inilah yang
di tafsir sebagai posisi responden dalam
Skala Likert.
1.5.4 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian
dilaksanakan di Kampus Ekonomi Jl. Prof. T. M. Hanafiah, SH Medan dan
pelaksanaan penelitian dilaksanankan peneliti
dengan pengumpulan data melali penyebaran kuesioner kepada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Ekstensi yang dilakukan
pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2007.
1.5.5 Populasi dan Sampel 1.5.5.1 Populasi Populasi penelitian ini adalah mahasiswa S1
Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU
yaitu angkatan 2005 dan angkatan 2006 yang terdaftar pada tahun 2007 dan telah menggunakan sepeda motor Honda
minimal 6 bulan.
1.5.5.2 Sampel Mengenai penarikan sample, penulis
menggunakan metode Aksidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data 20% dari populasi
(Sugiono, 2003:77).
Artinya jumlah
sampel dalam penelitian ini berjumlah 67,6 dibulatkan menjadi 68 orang. Jumlah ini dianggap sudah
representatif, menurut populasi Gay
jumlah sampel 20% sudah dapat diterima.(Umar, 2005:147).
Tabel 1.2 Populasi
dan Sampel 2005 2006 Manajemen Extension 149 189 338 20% 29,8 37,8 68 Mahasiswa
Jumlah Fakultas Sumber: Bagian Kemahasiswaan FE USU 1.5.6 Jenis Data Penelitian ini menggunakan 2 (dua) jenis data
yaitu: 1. Data Primer, yaitu data yang
diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih pada lokasi penelitian. Data primer
diperoleh dengan memberikan kuesioner
dan wawancara kepada responden terpilih.
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh
melalui studi pustaka dengan mempelajari
berbagai tulisan dari buku, jurnal, majalah dan internet untuk mendukung penelitian ini.
1.5.7 Teknik
Pengumpulan Data Pada penelitian ini, teknik yang digunakan dalam pengumpulan
data ialah: 1. Kuesioner Menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden
terpilih tentang bagaimana pengaruh
faktor Emotional(Emosional), Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan Pembelian) dan
Concern Over the Deal (Perhatian
Setelah Pembelian) berpengaruh terhadap
pembentukan Cognitive Dissonance
(Disonansi Kognitif) konsumen
pemilik sepeda motor Honda pada mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU.
2. Wawancara Wawancara
secara langsung dengan responden dan pihak-pihak terkait.
3. Studi Pustaka Yaitu
dengan mengumpulkan dan mempelajari informasi dan data-data yang diperoleh jurnal, buku-buku literature,
majalah dan internet yang terkait dengan
penelitian ini.
1.5.8 Teknik
Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah salah satu dari
metode analisis, dengan cara data disusun
dan dikelompokkan, kemudian dianalisis sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk
menjelaskan hasil perhitungan.
2. Uji Validitas
dan Realibilitas Dilakukan untuk menguji
apakah layak untuk digunakan sebagai instrument penelitian. Valid berarti instrument tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur, dan reliable berarti instrument yang digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama,
akan menghasilkan data yang sama
(Sugiyono, 2005:109). Penulis menggunakan bantuan software SPSS versi 13.00 untuk memperoleh hasil yang lebih
terarah pada uji validitas dan realibilitas
kuesioner dalam penelitian ini.
3. Analisis Regresi
Linier Berganda (Multiple Linear Regression) Yaitu regresi yang memiliki satu variabel
dependen dan lebih dari satu variabel independen
(Nugroho, 2005:43). Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variable
bebas Emotional (Emosional), Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan Pembelian)
dan Concern Over the Deal (Perhatian Setelah Pembelian) terhadap variable
terikat Cognitive Dissonance (Disonansi Kognitif).
Persamaan regresi
linear berganda dengan tiga variable yaitu: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dimana:
Y = skor dimensi Cognitive Dissonance
(Disonansi Kognitif) a =
konstanta b1, b2, b3 = koefisien
regresi X1 = skor dimensi Emotional (Emosional) X2
= skor dimensi Wisdhom of
Purchase (Kebijaksanaan Pembelian) X3 = skor dimensi Concern Over the Deal
(Perhatian Setelah Pembelian) e =
standar error 4. UjiThitung (Uji Parsial) Uji Thitung bertujuan untuk melihat
secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan
dari variable bebas (Xi) terhadap variable terikat (Y).
Bentuk pengujiannya
adalah: Ho : bi = 0 (Variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh positif
dan signifikan terhadap variable
terikat).
Ha : bi
≠0 (Variabel bebas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variable terikat).
Nilai Thitung akan
dibandingkan dengan nilai T tabel . Kriteria pengambilan keputusan , yaitu: H0 diterima
bila t hitung < t tabel pada α = 5 % H1 diterima bila t hitung > t tabel pada α
= 5 % 5. Uji Fhitung (Uji Serentak) Uji Fhitung dilakukan untuk mengetahui
apakah secara serentak variable bebas mempunyai
pengaruh positif signifikan atau tidak terhadap variable terikat.
Model hipotesis
yang digunakan dalam uji Fhitung ini adalah: Ho : b1 = b2 =
b3 = 0 (Variabel bebas secara
bersama-sama tidak berpengaruh positif signifikan terhadap variable terikat).
Ho : b1 ≠
b2 ≠ b3
≠ 0 (Variabel bebas secara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variable terikat).
Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai F tabel . Kriteria pengambilan keputusan yaitu: Ho diterima bila Fhitung <
Ftabel pada α = 5 % H1 diterima bila F hitung
> Ftabel pada α = 5 % 6. Pengujian Koefisien Determinan (R 2 ) Determinan digunakan untuk melihat seberapa
besar pengaruh variable bebas terhadap
variable terikat. Koefisien determinan (R 2 ) berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu) (0 ≤R 2 ≤ 1). Hal ini
berarti bila R 2 = 0 menunjukkan tidak
adanya pengaruh variable bebas terhadap variable terikat, dan bila R 2 mendekati
1 menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variable bebas terhadap variable terikat.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi