Senin, 24 Maret 2014

Skripsi Manajemen: ANALISIS PEMBENTUKAN DISONANSI KOGNITIF KONSUMEN PEMILIK SEPEDA MOTOR HONDA PADA MAHASISWA



BAB I PENDAHULUAN
 1.1 Latar Belakang Masalah  
 Pada zaman modern seperti sekarang ini, sarana transportasi telah menjadi  bagian yang penting dari kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan transportasi  merupakan sarana utama bagi manusia dalam kehidupan sehari–hari untuk  bergerak dan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan cepat. Seiring  dengan perkembangan teknologi dan pembangunan yang ada di segala bidang saat  ini, perkembangan sarana transportasi pun telah berlangsung dengan cepat. Mulai  dari sarana transportasi yang sangat sederhana sebelum tahun 1990 sampai sarana  transportasai yang mewah yang banyak kita jumpai di abad ini. Banyaknya jenis  dan jumlah sarana transportasi telah banyak mengalami perkembangan yang  pesat. Dapat kita lihat sekarang ini, salah satunya melalui jenis kendaraan  automatic yang mempermudah seseorang dalam menggunakan sepeda motor.

Sepeda motor merupakan salah satu bentuk dari sarana transportasi darat  yang sudah banyak dimiliki oleh masyarakat. Pada umumnya masyarakat  membeli sepeda motor untuk menikmati fungsinya sebagai sarana  untuk  mengantarkan penumpang dari satu tempat ke tempat yang lainnya, dan  mengangkut barang–barang dalam aktivitas kerja sehari–hari.
Di Indonesia semakin banyak pilihan produk yang ditawarkan oleh  perusahaan–perusahaan otomotif, baik yang telah lama dikenal masyarakat  maupun yang baru. Masing–masing perusahaan berusaha untuk  mendifferensiasikan produknya supaya mempunyai keunikan dan karakteristik   yang unik, sehingga dapat menimbulkan daya tarik dan minat konsumen untuk  melakukan pembelian. Hal itu telah menimbulkan persaingan antara perusahaan  otomotif, karena masing–masing perusahaan otomotif berusaha untuk  mempertahankan pangsa pasarnya atau bahkan memperluas pangsa pasarnya dan  memperoleh keuntungan maksimal.
Dengan semakin banyaknya produk–produk otomotif yang ditawarkan  oleh perusahaan–perusahaan otomotif kepada para konsumen, maka konsumen  akan lebih selektif dalam menyeleksi produk–produk otomotif yang ditawarkan  oleh perusahaan–perusahaan tersebut, supaya produk yang dibelinya sesuai  dengan kebutuhannya.
Salah satu cara untuk memperluas pangsa pasar sepeda motor merek  Honda adalah dengan terus mengembangkan produk baru, salah satunya adalah  sepeda motor Honda Vario. Honda Vario merupakan pengembangan produk yang  dilakukan oleh PT Astra Honda Motor dalam usahanya untuk mendifferensiasikan  produknya. Sepeda motor Honda didesain sebagai sepeda motor untuk konsumen  yang ingin memiliki sepeda motor dengan kualitas tinggi, model yang trendy dan  sporty namun hemat bahan bakar.
Dengan adanya berbagai informasi baik informasi yang positif maupun  negatif mengenai sepeda motor merek Honda, hal ini akan membuat konsumen  merasa dihadapkan pada suatu kondisi yang membingungkan, dimana  kepercayaan mereka tidak “sejalan bersama”. Hal inilah yang akan  mengakibatkan timbulnya disonansi.
Menurut prasurvei yang dilakukan penulis, dimana survey  tersebut  dilakukan pada beberapa Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi   USU pemilik sepeda motor Honda, didapat kesan bahwa sepeda motor Honda  merupakan sepeda motor yang dapat memuaskan keinginan pemiliknya. Karena  sepeda motor Honda selain irit bahan bakar, suku cadang yang asli juga mudah  didapatkan di bengkel-bengkel resmi Honda, selain itu pelayanan setelah  pembelian yang diberikan PT Astra Honda Motor juga sangat memuaskan. Para  pengguna sepeda motor Honda mengaku sangat puas setelah menggunakan sepeda  motor Honda.
Dari fenomena di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian  Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Sepeda Motor  Honda Pada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU.
1.2 Perumusan Masalah  Berdasarkan latar belakang di atas, maka hal yang menarik untuk diteliti  adalah : Faktor apa saja yang membentuk disonansi kognitif konsumen pemilik  sepeda motor Honda? 1.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1.3.1  Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek  penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variable  yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari perumusan  masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi dan survey  literature (Kuncoro, 2003:4).
Penelitian 22 item yang didesain oleh Sweeney, Hausknecht dan Soutar  (2000:369-385) menyatakan bahwa Cognitive Dissonance dapat diukur dengan  tiga dimensi yaitu:  Emotional, Wisdhom of Purchase, Concern Over the Deal.
 Maka dalam kerangka penelitian ini dikemukakan variable yang akan diteliti  yaitu:  Emotional (Emosional) sebagai X 1 , Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan  Pembelian) sebagai  X 2 ,  Concern Over the Deal (Perhatian setelah Pembelian)  sebagaiX3 , dan Cognitive Dissonance (Disonansi Kognitif) sebagai Y.
Emotional (Emosional) adalah ketidaknyamanan psikologis yang dialami  seseorang terhadap keputusan pembelian. Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan  Pembelian) adalah ketidaknyamanan yang dialami seseorang  setelah transaksi  pembelian, dimana mereka bertanya-tanya apakah mereka sangat membutuhkan  produk tersebut atau apakah mereka telah memilih produk yang sesuai. Concern  Over the Deal (Perhatian setelah Pembelian)  adalah  ketidaknyamanan yang  dialami sesesorang setelah transaksi pembelian dimana mereka bertanya-tanya  apakah mereka telah dipengaruhi oleh tenaga penjual yang bertentangan dengan  kemauan atau kepercayaan mereka. Dimensi ini menghasilkan 22 item yang dapat  digunakan untuk mengukur Cognitive  Dissonance (Disonansi Kognitif). Tiga  dimensi dari 22 item tersebut bukan hal yang baru untuk mengukur Cognitive  Dissonance karena sudah digunakan Sweeney, at all  (2003:227-247) untuk  mengukur Cognitive Dissonance pada penelitian sebelumnya.
 Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber: Soutar dan Sweeney, 2003 (data diolah oleh penulis) Kerangka konseptual diatas menjelaskan bahwa keputusan pembelian  berhubungan dengan  Emotional  (Emosional),  Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan Pembelian)  dan  Concern Over the Deal  (Perhatian setelah  Pembelian) akan berpengaruh terhadap  Cognitive Dissonance  (Disonansi  Kognitif).
1.3.2  Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara berdasarkan  rumusan masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis  (Sugiono, 2003:306).
Berdasarkan perumusan masalah diatas, penulis merumuskan hipotesis  sebagai berikut: Faktor  Emotional (Emosional),  Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan Pembelian)  dan  Concern Over the Deal  (Perhatian setelah  Pembelian)  mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan  disonansi kognitif konsumen pemilik sepeda motor Honda pada mahasiswa S1  Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU.
Emotional (Emosional) Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan Pembelian) Concern Over the Deal (Perhatian setelah Pembelian) Cognitive Dissonance (Disonansi Kognitif)  1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian  1.4.1  Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya,  maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor  Emotional (Emosional), Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan Pembelian) dan Concern Over the Deal  (Perhatian setelah Pembelian)  mempunyai pengaruh  terhadap pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik sepeda motor Honda  pada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU.
1.4.2  Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.  Guna memperluas wahana berfikir dan memperdalam pengetahuan peneliti  tentang pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik sepeda  motor  Honda pada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU.
2.  Sebagai referensi bagi peneliti lain dan dapat memberikan tambahan ilmu  pengetahuan serta dapat dijadikan perbandingan dalam melakukan  penelitian dimasa yang akan datang.
3.  Memberikan masukan pada Dealer sepeda motor Honda mengenai  pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik sepeda motor Honda.
1.5 Metode Penelitian 1.5.1  Batasan Operasional Batasan operasional dalam penelitian ini adalah: 1.  Variabel independen (X) yaitu seberapa besar pengaruh disonansi kognitif  pemilik sepeda motor Honda yang terdiri dari variabel Emotional (Emotional)  sebagai X 1 Wisdom of Purchase (Kebijaksanaan Pembelian) sebagai X2 , dan Concern Over the Deal (Perhatian Setelah Pembelian) sebagai X 3 .
2.  Variabel dependen (Y) yaitu pembentukan Cognitive Dissonance (disonansi  kognitif) pemilik sepeda motor Honda  pada mahasiswa S1 Ekstensi  Manajemen Fakultas Ekonomi USU.
1.5.2  Defenisi Operasional Variabel  Penguraian definisi operasional yang variable-variable yang akan diteliti  merupakan suatu cara untuk mempermudah pengukuran variabel penelitian.
Selain itu juga memberi batasan-batasan pada obyek yang akan diteliti.
1. Emotional (Emosional) sebagai X 1 Berkaitan dengan situasi psikologi konsumen setelah melakukan pembelian,  dalam hal ini kondisi psikologi konsumen secara alami mempertanyakan  apakah tindakan yang dilakukannya telah tepat.
2. Wisdom of Purchase (Kebijaksanaan Pembelian) sebagai X2 Berkaitan dengan keputusan yang telah dilakukan disini konsumen  mempertanyakan apakah dia telah membeli suatu barang yang benar-benar  sesuai dengan apa yang dibutuhkannya.
3. Concern Over the Deal (Perhatian Setelah Pembelian) sebagai X3 Berkaitan dengan kekecewaan konsumen dimana pada kondisi ini konsumen  cenderung kurang yakin dengan keputusan yang telah dibuatnya (Sweeney, at  all).
4. Cognitive Dissonance (Disonansi Kognitif) sebagai Y  Berkaitan dengan, yang mempunyai pengaruh  Emotional (Emosional),  Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan Pembelian) dan Concern Over the Deal (Perhatian setelah Pembelian)  terhadap pembentukan disonansi kognitif  pemilik sepeda motor Honda pada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen  Fakultas Ekonomi USU.
1.5.3  Pengukuran Variabel Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah faktor Emotional  (Emosional),  Wisdhom of Purchase  (Kebijaksanaan Pembelian) dan Concern  Over the Deal (Perhatian setelah Pembelian). Ketiga variable tersebut diukur  dengan Skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan  persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono,  2006:104).
Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian ini maka peneliti  memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan  skala 1 sampai 5 yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini:  Tabel 1.1 Instrumen Skala Likert No. Pertanyaan  Skor 1  Sangat Setuju (SS) 5  2  Setuju (S) 4  3  Kurang Setuju (KS) 3  4  Tidak Setuju (TS) 2  5  Sangat Tidak Setuju (STS) 1  Sumber: Sugiono (2006:105) Pada penelitian ini responden diharuskan memilih salah satu dari sejumlah  kategori jawaban yang tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor  tertentu (5, 4, 3, 2, 1). Skor jawaban dari responden dijumlahkan, dan jumlah ini  merupakan total skor. Total skor inilah yang di tafsir sebagai posisi responden  dalam Skala Likert.
1.5.4  Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kampus Ekonomi   Jl. Prof. T. M. Hanafiah, SH Medan dan pelaksanaan penelitian dilaksanankan  peneliti dengan pengumpulan data melali penyebaran kuesioner kepada  Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Ekstensi  yang  dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2007.
1.5.5  Populasi dan Sampel 1.5.5.1 Populasi  Populasi penelitian ini adalah mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas  Ekonomi USU yaitu angkatan 2005 dan angkatan 2006 yang terdaftar pada tahun  2007 dan telah menggunakan sepeda motor Honda minimal 6 bulan.
1.5.5.2  Sampel Mengenai penarikan sample, penulis menggunakan metode Aksidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang  kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila  dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data 20% dari  populasi (Sugiono, 2003:77).
Artinya jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 67,6 dibulatkan  menjadi 68 orang. Jumlah ini dianggap sudah representatif, menurut populasi  Gay jumlah sampel 20% sudah dapat diterima.(Umar, 2005:147).
Tabel 1.2 Populasi dan Sampel 2005 2006 Manajemen Extension 149 189 338 20% 29,8 37,8 68 Mahasiswa Jumlah Fakultas Sumber: Bagian Kemahasiswaan FE USU 1.5.6 Jenis Data  Penelitian ini menggunakan 2 (dua) jenis data yaitu: 1.  Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang  terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan  kuesioner dan wawancara kepada responden terpilih.
 2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka dengan  mempelajari berbagai tulisan dari buku, jurnal, majalah dan internet untuk  mendukung penelitian ini.
1.5.7 Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ialah: 1. Kuesioner Menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden terpilih tentang bagaimana  pengaruh faktor Emotional(Emosional), Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan  Pembelian) dan  Concern Over the Deal  (Perhatian Setelah Pembelian)  berpengaruh terhadap pembentukan Cognitive Dissonance  (Disonansi  Kognitif) konsumen pemilik sepeda motor Honda pada mahasiswa S1 Ekstensi  Manajemen Fakultas Ekonomi USU.
2. Wawancara Wawancara secara langsung dengan responden dan pihak-pihak terkait.
3. Studi Pustaka Yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari informasi dan data-data yang  diperoleh jurnal, buku-buku literature, majalah dan internet yang terkait  dengan penelitian ini.
1.5.8 Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah salah satu dari metode analisis, dengan cara data  disusun dan dikelompokkan, kemudian dianalisis sehingga diperoleh gambaran  tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan.
2. Uji Validitas dan Realibilitas  Dilakukan untuk menguji apakah layak untuk digunakan sebagai instrument  penelitian. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur  apa yang seharusnya diukur, dan reliable berarti instrument yang digunakan  beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang  sama (Sugiyono, 2005:109). Penulis menggunakan bantuan software SPSS  versi 13.00 untuk memperoleh hasil yang lebih terarah pada uji validitas dan  realibilitas kuesioner dalam penelitian ini.
3. Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression)  Yaitu regresi yang memiliki satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel  independen (Nugroho, 2005:43). Analisis regresi linear berganda digunakan  untuk mengetahui pengaruh antara variable bebas  Emotional (Emosional),  Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan Pembelian) dan Concern Over the Deal (Perhatian Setelah Pembelian) terhadap variable terikat Cognitive Dissonance (Disonansi Kognitif).
Persamaan regresi linear berganda dengan tiga variable yaitu: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dimana: Y   = skor dimensi Cognitive Dissonance (Disonansi Kognitif)    a  = konstanta   b1, b2, b3 = koefisien regresi   X1  = skor dimensi Emotional (Emosional)  X2  =  skor dimensi Wisdhom of Purchase (Kebijaksanaan  Pembelian) X3  = skor dimensi Concern Over the Deal (Perhatian Setelah  Pembelian)    e  = standar error 4. UjiThitung (Uji Parsial) Uji Thitung bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang  signifikan dari variable bebas (Xi) terhadap variable terikat (Y).
Bentuk pengujiannya adalah: Ho : bi = 0 (Variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh positif dan  signifikan terhadap variable terikat).
Ha  :  bi ≠0 (Variabel bebas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan  terhadap variable terikat).
Nilai Thitung akan dibandingkan dengan nilai T tabel . Kriteria pengambilan  keputusan , yaitu:   H0 diterima bila t hitung < t tabel pada α = 5 %  H1 diterima bila t hitung > t tabel pada α = 5 % 5. Uji Fhitung (Uji Serentak) Uji Fhitung dilakukan untuk mengetahui apakah secara serentak variable bebas  mempunyai pengaruh positif signifikan atau tidak terhadap variable terikat.
Model hipotesis yang digunakan dalam uji Fhitung ini adalah: Ho : b1  = b2  = b3  = 0 (Variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh positif signifikan  terhadap variable terikat).
Ho : b1    b2    b3    0  (Variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan  terhadap variable terikat).
 Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan  nilai F tabel . Kriteria pengambilan  keputusan yaitu: Ho diterima bila Fhitung < Ftabel pada α = 5 %  H1 diterima bila F hitung > Ftabel pada α = 5 % 6. Pengujian Koefisien Determinan (R 2 )  Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variable bebas  terhadap variable terikat. Koefisien determinan (R 2 ) berkisar antara 0 (nol)  sampai dengan 1 (satu) (0 ≤R 2 ≤ 1). Hal ini berarti bila R 2 = 0 menunjukkan  tidak adanya pengaruh variable bebas terhadap variable terikat, dan bila R 2 mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variable bebas terhadap  variable terikat.
  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi