Sabtu, 22 Maret 2014

Skripsi Manajemen: ANALISIS PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP RETURN ON EQUITY DAN EARNING PER SHARE PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN



BAB I PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Kondisi persaingan dunia bisnis saat ini begitu ketat. Setiap perusahaan  dituntut untuk membuat kebijakan strategis yang tepat untuk mendukung kinerja  perusahaan, tidak terkecuali dalam kebijakan pembiayaan yang dilakukan oleh  perusahaan. Kebijakan pembiayaan diharapkan dapat membuat para investor  merasa aman berinvestasi dalam perusahaan dan tentunya juga dapat mendorong  calon investor baru tertarik menanamkan modalnya.

Pihak manajemen perusahaan dituntut mengelola perusahaan dengan  efektif dan efisien, agar tujuan perusahaan dalam menyejahterakan pemilik dapat  dicapai dan tentunya  kelangsungan perusahaan dapat dijamin. Setiap  keputusanyang diambil pihak manajemen harus memperhitungkan manfaat dan  resiko secara tepat.
Ketika sebuah perusahan melakukan  ekspansi, perusahaan akan  membutuhkan modal, dan modal tersebut dapat berasal dari hutang maupun  ekuitas. Setiap penggunaan modal, baik dalam bentuk hutang maupun ekuitas,  masing-masing menuntut biaya modal yang harus dipenuhi.Sebagai contoh, jika  sebuah perusahaan  menerbitkan saham baru dalam usaha menggalang modal,  maka dividen menjadi biaya modal yang harus ditanggung. Jika menggunakan  hutang lewat kredit dari lembaga intermediasi dalam menggalang modal, maka  perusahaan akan menanggung pembayaran bunga atas pemberian kredit tersebut.
 Ibarat alat pendongkrak, di satu sisi, hutang bisa membuat pertumbuhan  sebuah perusahaan menjadi lebih cepat jika dibandingkan dengan hanya  mengandalkan modalnya sendiri. Namun, jika terlalu besar nilainya, hutang juga  bisa membuat kondisi keuangan perusahaan menjadi tidak sehat. Hal ini bisa  membahayakan kelangsungan perusahaan.
Menurut Brigham & Houston (2006: 5), pendanaan lewat hutang memiliki  beberapa kelemahan. Pertama, semakin tinggi rasio hutang, maka perusahaan  tersebut akan semakin beresiko, sehingga semakin tinggi pula biaya baik dari  hutang maupun ekuitasnya. Kedua, jika sebuah perusahaan mengalami masa sulit  dan laba operasi tidak cukup untuk menutupi beban bunga, para pemegang  sahamnya harus menutupi kekurangan tersebut, dan jika mereka tidak dapat  melakukannya, maka akan semakin memperbesar resiko terjadinyakebangkrutan.
Setiap perusahaan akan selalu membutuhkan modal  dalam mendanai  operasionalnya. Ada kemungkinan bahwa perusahaan didanai sepenuhnya dari  modal sendiri atau saham biasa (Brigham & Houston, 2006: 468). Tetapi pada  kenyataannya, hampir semua perusahaan menggunakan hutang untuk membiayai  perusahaan. Oleh karena itu, perlu dibuat ukuran yang yang sehat bagi perusahaan  tersebut dalam menentukan besaran hutangnya. Harapannya, tujuan perusahaan  untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik saham (shareholder) dapat terwujud  dan resiko yang dihadapi perusahaan masih dalam batas wajar.
Penggunaan hutang saat ini adalah hal biasa dalam mengelola perusahaan.
Hampir semua perusahaan menggunakan hutang, tak terkecuali perusahaan  perkebunan. Hutang dapat diperoleh melalui pinjaman kepada lembaga   intermediasi terutama  melalui perbankan ataupun melalui penerbitan obligasi.
Penggunaan hutang untuk mendukung pembiayaan perusahaan, kadang kala  menghasilkan pengembalian yang lebih baik bagi pemegang saham, jika dikelola  dengan tepat.
Untuk dapat memaksimalkan kesejahteraan pemilik saham(shareholder),  return atas modal sendiri (equity) yang diinvestasikan menjadi sangat berperan.
Melalui penggunaan hutang, diharapkan pengembalian atas modal mengalami  peningkatan. Dalam mengukur pengembalian, ada dua rasio yang sangat sering  digunakan, yaitu return on equity (ROE) dan earning per share (EPS). Melalui  kedua rasio ini kinerja keuangan, khususnya pengembalian dapat diukur lebih  objektif.
Melalui EPS, yang didapat dengan membagikan pendapatan setelah pajak  dengan jumlah saham yang beredar, dapat dilihat bagaimana kinerja perusahaan  dalam memberikan laba kepada pemilik saham. EPS dapat memperlihatkan  bagaimana kinerja keuangan perusahaan dari tahun ke tahun. Sedangkan melaui  ROE, akan memberikan gambaran bagaimana pengembalian atas  ekuitas yang  dimiliki.
 Tabel 1.1 Earning per SharedanReturn on Equity Perusahaan Perkebunanyang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006 – 2009  Nama Perusahaan  Tahun  Eaning Per Share (EPS) Return on Equity (ROE) PT Astra Agro  Lestari Tbk 2006  500  28,62 % 2007  1253  48,58 % 2008  1671  51,02 % 2009  1055  26,67 % PT Bakrie Sumatera  Plantation Tbk 2006  74  26,94 % 2007  55  8,7 % 2008  46  7,0 % 2009  19  9,47% PT PP London  Sumatera Tbk 2006  277  22,51 % 2007  413  24,36 % 2008  680  29,02 % 2009  518  13,03 % PT Tunas Baru  Lampung Tbk 2006  13  9,16 % 2007  23  19,83 % 2008  15  7,54 % 2009  75  26,13 % PT Gozco  Plantations 2006  -331,6  12,00 % 2007  7  5,10 % 2008  11  6,23 % 2009  41  19,06 % PT Sampoerna Agro  Tbk 2006  79  27,76 % 2007  114  14,61 % 2008  233  28,33 % 2009  149  15,87 % PT BW Plantation  Tbk 2006  10  5,30 % 2007  75  89,70 % 2008  41  43,85 % 2009  51  18,45 % PT SMART Tbk 2006  219  24,36 % 2007  344  28,03 % 2008  364  22,66 % 2009  261  59,88 % Sumber : www.idx.co.id (diolah)  Perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, memiliki  kinerja keuangan yang beragam dalam menghasilkan return bagi pemilik saham.
Tetapi mengacu pada penggunaan rasio earning per share, sejak tahun 2006  return perusahaan seperti PT Astra Agro Lestari, PT PP London Sumatera, PT  Sampoerna Agro, dan PT SMART selalu mengalami peningkatan, sebelum turun  pada tahun 2009. Penurunan ini sangat mungkin terjadikarena jatuhnya harga  CPO (crude palm oil)yang dimulai sejak kuartal keempat 2008 hingga sepanjang  tahun 2009. Hal ini bisa berkaitan karena semua perusahaan perkebunan yang  terdaftar di BEI adalah perkebunan dengan mengutamakan tanaman kelapa sawit.
Untuk melihat manfaat ataupun resiko yang ditimbulkan hutang dalam  penggunaannya dalam pembiyaan perusahaan,  sebaiknya seorang investor  mempelajari rasiofinancialleverage perusahaan. Melalui rasiofinanacialleverage,  dapat dilihat seberapa besar perusahaan menggunakan hutang dalam melakukan  pembiayaan, termasuk ekspansi yang dilakukannya. Ada dua  rasiofinancialleverage  yang umumnya digunakan. Pertama, yaitu rasio hutang  terhadap aktiva (debt to asset ratio). Rumusannya diperoleh dengan membagikan  total hutang dengan dengan total aktiva (assets). Dari rasio ini kita dapat melihat  berapa besar hutang dijamin dengan aset aktiva. Rasio kedua adalah rasio hutang terhadap modal (debt to equity ratio), yaitu dengan membagikan hutangdengan  total modal. Melalui rasio ini, dapat dilihat seberapa besar hutang dalam modal  yang digunakan dalam pembiayaan perusahaan.
 Tabel1.2  Debt to Equity RatiodanDebt to Asset Ratio Perusahaan Perkebunanyang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006 – 2009  Nama Emiten  Tahun  Debt to Equity  Ratio (DER) Debt to  AssetRatio (DAR) PT Astra Agro  Lestari Tbk 2006  23,94 %  18,81 % 2007  28,34 %  21,50 % 2008  22,94 %  18,14 % 2009  18,40 %  15,12 % PT Bakrie  Sumatera  Plantation Tbk 2006  177,72 %  64,00 % 2007  80,67 %  44,63 % 2008  90,24 %  47,42 % 2009  90,00 %  47,33 % PT PP London  Sumatera 2006  121,77 %  54,91 % 2007  70,11 %  41,21 % 2008  53,92 %  35,03 % 2009  27,24 %  21,41 % PT Tunas Baru  Lampung Tbk 2006  137 %  57,80 % 2007  162,35 %  61,78 % 2008  214,73 %  68,13 % 2009  154,41 %  60,56 % PT Gozco  Plantations 2006  -353,11 %  140,23 % 2007  94,88%  46,78 % 2008  58,61 %  36,18 % 2009  80,74 %  43,35 % PT Sampoerna  Agro Tbk 2006  50,11 %  33,23 % 2007  40,45 %  28,50 % 2008  37,21 %  26,80 % 2009  26,90 %  20,10 % PT BW Plantation  Tbk 2006  119,85 %  54,08 % 2007  501,24 %  82,68 % 2008  272,32 %  72,88 % 2009  79,22 %  44,17 % PT SMART Tbk 2006  105,82 %  50,78 % 2007  128,54 %  43,93 % 2008  117,13 %  53,91 % 2009  112,82 %  59,88 % Sumber : www.idx.co.id (diolah)  Dari Tabel 1.2 diatas,dapat dilihat bahwa semua perusahaan perkebunan  yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia telah menggunakan hutang dalam struktur  modalnya. Ditemukan bahwa komposisi hutang dalam struktur modal setiap  perusahaan berbeda-beda. Jika dilihat dengan menggunakan debt to equity ratio  (DER), perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk memiliki struktur modal yang  mengutamakan modal sendiri atau ekuitas. Hal ini tercermin dari DER yang paling rendah, sebesar 18,40 % (2009) hingga  yang paling tinggi, sebesar 28,34  %  (2007). Penggunaan ekuitas masih jauh lebih besar dibandingkan dengan  hutang dalam struktur modalnya. Sebaliknya perusahaan seperti PT SMART Tbk  dan PT Tunas Baru Lampung Tbk memiliki struktur modal yang lebih  mengutamakan hutang. Hal ini tercermin dari DER yang lebih besar dari 100 % sejak tahun 2006 hingga 2009. PT BW Plantation Tbk juga memiliki struktur  modal yang lebih besar pada bentuk hutang dari tahun 2006 hingga 2008. Tetapi  sejak tahun 2009, penggunaan ekuitas meningkat melampaui hutang (dilihat dari  DER sebesar 79,22 %). Besaran hutang dalam perusahaan perkebunan yang  terdaftar BEI secara keseluruhan masih dibawah aset atau aktiva perusahaan. Hal  ini tercermin dari besaran DER yang masih dibawah 100 % (kecuali PT BW  Plantations Tbk pada tahun 2006)   Melihat kondisi atau fenomena seperti yang terjadi, dimana hubungan  Financial Leverage tidak memiliki hubungan yang sesuai dengan teori keuangan,  maka penulis merasa tertarik melakukan penelitian mengenai hal ini dengan judul  “ Analisis Pengaruh Financial Leverage Terhadap Return on Equity Dan  Earning perSharePada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa  Efek Indonesia” 1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan, dirumuskan masalah sebagai  berikut:  a. Bagaimana pengaruh Debt to Assets Ratiodan Debt to Equity Ratioterhadap  Return on Equitypada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek  Indonesia? b.Bagaimana pengaruhDebt to Assets Ratio  danDebt to Equity Ratioterhadap  Earning per Sharepada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek  Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian   Tujuan dari penelitian ini adalah  a.  Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio dan  Debt to Assets Ratio terhadap Return On Equity (ROE)pada perusahaan  perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
 b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio dan  Debt to Assets Ratio terhadap Return  Earning per Share  (EPS)pada  perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian  a. Bagi Perusahaan Perkebunan Sebagai tambahan informasi pengaruh penggunaan  hutang  dalam  pembiayaan perusahaan ,dalam hal ini terhadap pengembalian atas ekuitas  dan laba per saham, untuk pengambilan keputusan tentang struktur modal  yang baik.
b. Bagi Penulis Penelitian ini bermanfaat menambah pengetahuan dan wawasan penulis  dalam bidang keuangan khususnya menyangkut dampak  Financial  Leverage terhadap peningkatan kesejahteraan investor, terutama melaui  Return on Equity (ROE) dan Earning per Share (EPS).
 c. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagi informasi tambahan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan  maupun untuk penelitian selanjutnya dalam melihat dampak penggunaan  hutang bagi pengembalian atas ekuitas dan laba per saham.
  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi