Jumat, 21 Maret 2014

Skripsi Manajemen: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA DAN RASIO HUTANG TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN



BAB I 
PENDAHULUAN
 A.  Latar Belakang Masalah 
Setiap perusahaan atau organisasi pada dasarnya akan melakukan berbagai  aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya.  Namun, saat ini perkembangan dunia usaha semakin cepat sehingga persaingan  yang ketat tidak dapat dihindarkan lagi, terutama persaingan diantara perusahaan  sejenis, yang pada akhirnya akan menghambat tercapainya tujuan perusahaan.  Perusahaan memerlukan  pengelolaan  manajemen yang baik  untuk membuat  keputusan yang tepat untuk mengatasi hambatan tersebut.  Keputusan manajemen  yang tepat  akan meningkatkan efisiensi operasi  perusahaan. Efisiensi operasi perusahaan berperan penting terhadap keberhasilan  perusahaan karena dengan adanya penjualan yang meningkat maka perolehan laba  juga akan meningkat.  Menilai efisiensi operasi perusahaan tidak cukup hanya  dengan melihat tingkat  perolehan  laba,  tapi juga harus melihat  tingkat  rentabilitasnya.

Rentabilitas ekonomi merupakan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui seluruh  modalnya, baik modal asing maupun modal sendiri.  Masalah  rentabilitas merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan sebagai alat  pengukur efisiensi penggunaan modal dalam perusahaan sehingga usaha  perusahaan harus diarahkan pada pencapaian tingkat rentabilitas yang maksimum.  Manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup seluruh fungsi  manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan. Modal   kerja digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran operasional rutin  perusahaan seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah dan gaji pegawai,  dan lain-lain. Pengelolaan manajemen modal kerja yang efektif sangat diperlukan  untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Apabila  perusahaan kekurangan modal kerja dalam upaya meningkatkan penjualan dan  produksinya, maka ada kemungkinan perusahaan akan kehilangan pendapatan dan  keuntungan.  Efektivitas modal kerja dapat ditunjukkan dengan perputaran modal kerja  (Working Capital Turnover). Sejumlah dana yang telah dikeluarkan untuk  membelanjai operasi perusahaan tersebut diharapkan dapat masuk kembali ke perusahaan dalam jangka waktu pendek melalui hasil penjualan barang atau hasil  produksinya guna membiayai operasi perusahaan selanjutnya. Oleh karena  itu  pihak manajemen harus pandai mengelola modal kerja tersebut sehingga tingkat  perputarannya cepat dan pada akhirnya dapat meningkatkan laba.  Pembiayaan yang berasal dari modal sendiri memiliki keterbatasan pada  jumlahnya, sehingga perusahaan melakukan pinjaman (hutang) dari pihak luar  untuk memenuhi kebutuhan yang besar atas pembiayaan modal kerjanya. Secara  sederhana hutang dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar  oleh perusahaan kepada pihak lain. Dengan demikian, meskipun kebutuhan akan  pembiayaan dapat terpenuhi, namun akan timbul beban dalam penggunaannya,  yaitu dalam bentuk bunga pinjaman.
Penggunaan  pinjaman (hutang)  harus dikelola dengan baik karena  penggunaan hutang mempunyai risiko yang cukup besar, yaitu di masa yang akan   datang. Penggunaan hutang mempunyai konsekuensi yang pasti berupa kewajiban  finansial dalam hal membayar angsuran pokok dan angsuran bunga. Kebutuhan  dana yang besar akan mengakibatkan penggunaan dana pinjaman yang besar  sehingga akan menyebabkan tingginya beban, yang pada akhirnya akan  mempengaruhi tingkat rentabilitas perusahaan.
Hutang dapat diukur dengan menggunakan Debt to Asset Ratio. Debt to  Asset Ratio (DAR) adalah rasio yang mengukur persentase dana yang disediakan  oleh kreditor terhadap aktiva total yang dimiliki oleh perusahaan, besarnya hasil  perhitungan rasio ini menunjukkan besarnya total hutang yang dijamin oleh aktiva  total (Horne dan Wachowicz, 2005:209).  Perusahaan yang menjadi subjek penelitian ini adalah perusahaan industri  makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Industri makanan  dan minuman memiliki prospek yang cukup bagus dan cenderung diminati oleh  investor sebagai salah satu target investasinya.  Penyebabnya adalah hasil dari  industri ini yang cenderung digemari oleh masyarakat, seperti makanan ringan,  minuman energi, minuman isotonik hingga air minum dalam kemasan. Hal ini  dapat dilihat pada Tabel 1.1  berikut ini:  Tabel 1.1 Tingkat Penjualan BeberapaPerusahaan Industri Makanan  dan Minuman di BEI Tahun 2006-2008  (dalam Rupiah) No  Nama Emiten Tahun 2006  2007  2008 1 Ades Waters Indonesia, Tbk  135.043.000.000  131.549.000.000  129.542.000.000 2  Aqua Golden  Mississippi, Tbk  1.665.614.794.189  1.952.156.096.821  2.331.532.417.087 3  Cahaya Kalbar, Tbk  391.061.739.317  812.635.483.490  1.963.637.631.257 4  Delta Djakarta,Tbk  396.732.902.000  836.185.670.000  1.177.061.258.000 5 Fast Food Indonesia,  Tbk  1.276.416.000.000  1.589.642.813.000  2.022.633.479.000 6 Indofood Sukses  Makmur, Tbk  21.941.558.000.000  27.858.304.000.000  38.799.279.000.000 7  Mayora Indah, Tbk  1.971.513.231.132  2.828.440.024.641  3.907.674.046.231 8  Multi Bintang  Indonesia, Tbk  891.001.000.000  978.600.000.000  1.325.661.000.000 9  Pioneerindo  Gourmet  Internasional, Tbk  145.440.247.000  163.776.575.890  207.324.401.120 10  Prasidha Aneka  Niaga, Tbk  519.849.184.828  600.060.298.001  713.113.854.932 11  Sekar Laut, Tbk  193.927.732.153  237.050.125.027  313.125.226.415 12  Sierad Produce, Tbk  1.111.242.030.537  1.632.453.613.659  2.331.686.331.402 13  Siantar Top, Tbk  555.207.734.543  600.330.316.829  624.400.880.523 14  SMART, Tbk  4.708.250.428.465  8.079.714.530.631  16.094.424.718.253 15  Tiga Pilar Sejahtera  Food, Tbk  333.455.479.415  483.734.469.842  489.171.670.400 16  Tunas Baru  Lampung, Tbk  1.193.998.873.000  1.844.206.985.000  3.955.846.298.000 17  Ultra Jaya Milk, Tbk  835.229.966.049  1.126.799.918.436  1.362.606.580.492 Sumber: www.idx.co.id( 20 Desember 2009, diolah)  Dari Tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa hampir semua industri makanan  dan minuman di Bursa Efek Indonesia memiliki tingkat penjualan yang semakin  meningkat setiap tahunnya.   Tabel 1.2 Data Modal Kerja, Working Capital Turnover, Total Hutang, DAR dan Rentabilitas  Beberapa Perusahaan Industri Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008  (dalam Rupiah) No   Nama Emiten  Tahun  Modal Kerja   WCT  Total Hutang DAR (%) Rentabilitas (%) 1 Ades Water  Indonesia,  Tbk 2006  -377.160.000.000  -0,358  449.948.000.000  192,901  -55,216 2007  -63.225.000.000  -2,081  111.655.000.000  62,460  -86,625 2008  -56.009.000.000  -2,313  133.117.000.000  71,949  -8,220 2 Aqua Golden  Mississippi,  Tbk 2006  453.742.080.476  3,671  342.596.583.937  43,081  6,143 2007  485.145.026.288  4,024  377.577.413.619  42,352  7,393 2008  576.049.887.097  4,047  412.466.405.546  41,103  8,205 3 Cahaya  Kalbar, Tbk 2006  132.615.269.455  2,949  84.234.182.357  29,997  5,445 2007  120.547.381.946  6,741  394.642.115.564  64,308  4,021 2008  351.913.811.849  5,580  357.736.898.483  59,165  4,609 4 Delta  Djakarta, Tbk 2006  309.019.627.000  1,284  137.927.750.000  23,887  7,496 2007  328.882.363.000  1,337  131.545.065.000  22,207  7,990 2008  400.615.497.000  1,682  174.315.604.000  24,963  11,994 5 Fast Food  Indonesia,  Tbk 2006  10.508.000.000  121,471  195.366.000.000  40,400  14,254 2007  52.992.432.000  29,998  252.132.646.000  40,053  16,289 2008  86.437.397.000  23,400  302.213.617.000  38,510  15,963 6 Indofood  Sukses  Makmur, Tbk 2006  1.078.478.000.000  20,345  10.662.482.000.000  65,156  4,040 2007  -1.079.548.000.000  -25,806  18.791.384.000.000  63,256  3,300 2008  -1.663.739.000.000  -23,321  26.432.369.000.000  66,758  2,612 7 Mayora  Indah, Tbk 2006  592.550.289.448  3,327  562.444.840.983  36,208  6,024 2007  488.069.738.645  5,795  785.033.927.472  41,467  7,479 2008  915.052.382.005  4,270  1.646.322.490.012  56,323  6,713 8 Multi Bintang  Indonesia,  Tbk 2006  -356.068.400.000  -2,502  411.907.000.000  67,477  12,054 2007  -158.128.000.000  -6,189  424.028.000.000  68,190  13,570 2008  -36.331.000.000  -36,488  597.123.000.000  63,430  23,615 9  Pioneerindo  Gourmet  Internasional,  Tbk 2006  16.277.232.000  8,935  71.202.019.000  93,985  -2,443 2007  9.869.083.563  16,595  69.144.287.660  93,427  0,221 2008 2.630.150.986  78,826 73.508.285.048  89,913  5,244 10 Prashida  Aneka Niaga,  Tbk 2006  78.231.949.397  6,645  171.185.800.983  59,422  4,112 2007  89.625.426.829  6,695  177.075.574.613  60,700  -2,964 2008  100.377.140.118  7,104  150.806.780.472  52,552  3,292 11 Sekar Laut,  Tbk 2006  27.383.629.369  3,460  128.990.150.941  75,156  4,893 2007  28.433.514.226  4,292  288.736.900.771  47,237  3,143 2008  41.625.562.649  5,514  351.417.153.041  49,917  2,125 12 Siantar Top,  Tbk 2006  139.374.535.732  7,082  71.225.291.801  26,624  3,086 2007  88.893.727.598  1,445  86.299.994.149  30,694  3,014 2008  50.142.038.242  7,522  100.334.886.897  42,012  0,768 13 Sierad  Produce, Tbk 2006  321.182.702.971  8,289  2.731.395.559.091  11,581  3,677 2007  380.340.194.728  5,123  4.534.912.836.148  22,300  1,637 2008  422.863.179.805  8,148  5.247.489.163.350  25,378  1,968 14 SMART, Tbk 2006  567.982.766.541  3,984  124.465.504.997  51,420  11,823 2007  1.577.217.550.515  6,753  158.827.703.225  56,242  12,265 2008  1.975.142.446.816  12,453  263.312.907.036  52,339  10,437 15 Tiga Pilar  Sejahtera  Food, Tbk 2006  1.548.604.878.745  0,215  268.636.088.858  73,815  0,036 2007  -28.057.338.261  -17,241  442.097.753.946  55,772  1,988 2008  -41.785.570.852  -11,707  625.913.213.356  61,548  2,821 16 Tunas Baru  Lampung,  Tbk 2006  216.726.648.000  5,509  1.183.409.316.000  57,751  2,581 2007  439.986.021.000  4,192  1.518.219.189.000  61,789  3,957 2008  104.981.083.000  37,682  1.908.927.862.000  68,115  2,260 17 Ultra Jaya  Milk, Tbk 2006  65.667.423.325  12,719  433.176.977.307  34,680  1,179 2007  319.215.920.979  3,530  530.491.711.953  38,926  2,225 2008  380.744.218.444  3,579  603.995.879.421  34,700  17,448 Sumber: www.idx.co.id(20 Desember 2009, diolah)  Dari Tabel  1.2 di atas dapat dilihat bahwa pada beberapa perusahaan  industri  makanan dan minuman tingkat perputaran modal kerjanya (WCT)  mengalami peningkatan, sedangkan tingkat rentabilitasnya mengalami penurunan.  Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Syamsudin (2004:48) yang menyatakan  bahwa semakin tinggi perputaran (turnover) maka semakin efisien perusahaan di  dalam melaksanakan operasinya sehingga semakin besar peluang perusahaan  dalam mendapatkan laba atas dana yang ditanam.  Penambahan pinjaman akan menghasilkan resiko yang lebih besar,  demikian pula potensi pengembaliannya juga akan menjadi lebih besar (Sundjaja  dan Barlian, 2002:116). Namun, selama tahun 2006 hingga tahun 2008 kenaikan  DAR pada beberapa perusahaan industri makanan dan minuman tidak diikuti  dengan kenaikan rentabilitas.  Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan  penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja dan  Rasio Hutang Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Industri Makanan dan  Minuman di Bursa Efek Indonesia ”.
B.  Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,  maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.  Apakah terdapat pengaruh  variabel working capital turnover  terhadap rentabilitas ekonomi pada industri makanan dan minuman di Bursa Efek  Indonesia?   2.  Apakah terdapat pengaruh  variabel  Debt to Asset Ratio  terhadap  rentabilitas ekonomi pada industri makanan dan minuman di Bursa Efek  Indonesia?  C.  Kerangka Konseptual Setiap perusahaan selalu berusaha meningkatkan labanya agar perusahaan  tersebut dapat bertahan dari segala tantangan yang dihadapinya. Untuk itu,  perusahaan perlu mengetahui tingkat rentabilitas perusahaannya sebagai  tolak  ukur keberhasilan perusahaan. Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan  perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba.  Dengan kata lain, rentabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan  laba (Riyanto, 2001:35).
Modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat penting dalam  perusahaan, baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Modal kerja yang  digunakan dalam penelitian ini adalah modal kerja bersih (Net Working Capital).  Modal kerja bersih merupakan aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan  untuk membiayai operasinya tanpa mengganggu  likuiditasnya yaitu yang  merupakan kelebihan aktiva lancar dengan hutang lancarnya (Net Working  Capital).
Untuk menguji efektivitas penggunaan modal kerja, dapat digunakan rasio  perputaran modal kerja (Working Capital Turnover), yaitu rasio antara penjualan  dengan modal kerja. Dari hubungan antara penjualan netto dengan modal kerja  tersebut dapat diketahui juga apakah perusahaan bekerja dengan modal kerja yang   tinggi atau bekerja dengan modal kerja yang rendah (Djarwanto, 2004: 159).  Semakin tinggi Working Capital Turnover maka semakin tinggi kemampuan  perusahaan memperoleh laba. Hal ini sesuai dengan pendapat Syamsuddin  (2004:48) yang menyatakan bahwa semakin tinggi perputaran (turnover) dana  yang diperoleh maka semakin efisien perusahaan di dalam melaksanakan  operasinya sehingga semakin besar peluang perusahaan dalam mendapatkan laba  atas dana yang ditanam.
Hutang bisa diukur dengan menggunakan Debt to Asset Ratio (rasio hutang terhadap total aktiva). Debt to Asset Ratio (DAR) adalah rasio yang mengukur  persentase dana yang disediakan oleh kreditor terhadap aktiva total yang dimiliki  oleh perusahaan. Penambahan pinjaman menghasilkan risiko yang lebih besar  demikian pula potensi pengembalian menjadi lebih besar; karena semakin besar  pengaruh keuangan maka potensi risiko dan hasil juga lebih besar (Sundjaja dan  Barlian, 2002:116).
Adapun kerangka konseptual yang menjadi dasar penelitian ini adalah  sebagai berikut: Gambar 1.1  : Kerangka Konseptual Sumber  : Riyanto (2001), Sundjaja dan Barlian (2002) Syamsuddin (2004)  (dimodifikasi)  Rasio Manajemen Modal Kerja: Working Capital Turnover (X1) Rasio Hutang: Debt to Asset Ratio (X2)  Rentabilitas Ekonomi (Y)  D.  Hipotesis Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,  maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.  Terdapat pengaruh antara variabel Working Capital Turnover terhadap rentabilitas ekonomi pada industri makanan dan minuman di Bursa Efek  Indonesia.  2.  Terdapat pengaruh antara variabel Debt to Asset Ratio terhadap rentabilitas  ekonomi pada industri makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.  E.  Tujuan dan Manfaat 1.  Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a.  Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara variabel  Working Capital Turnover dengan rentabilitas ekonomi pada industri makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.  b.  Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara variabel Debt  to Asset Ratio dengan rentabilitas ekonomi pada industri makanan  dan minuman di Bursa Efek Indonesia.  2.  Manfaat Penelitian a.  Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam  bidang manajemen keuangan dan kesempatan untuk menerapkan  teori yang telah didapatkan di perkuliahan terutama mengenai  manajemen modal kerja, rasio hutang dan rentabilitas ekonomi.
 b.  Bagi  peneliti selanjutnya, sebagai referensi  bagi  peneliti  selanjutnya  dalam melakukan penelitian dan  diharapkan dapat menambah wawasan tentang hal yang berkaitan dengan pengaruh  antara  manajemen  modal kerja dan  rasio  hutang  terhadap  rentabilitas ekonomi.
F.  Metode Penelitian 1.  Batasan Operasional Batasan operasional  diperlukan untuk menghindari  kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan.  Batasan operasional dalam penelitian ini antara lain: a.  Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan makanan dan minuman  yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006-2008.  b. Laporan keuangan  yang digunakan adalah laporan keuangan  perusahaan industri makanan dan minuman di Bursa Efek  Indonesia periode 2006-2008.  c.  Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terbagi ke dalam dua  bagian yaitu : 1)  Variabel independen (bebas) adalah Working Capital Turnover (WCT) dan Debt to Asset Ratio (DAR).  2)  Variabel dependen (terikat) adalah Rentabilitas Ekonomi.   2.  Defenisi Operasional Variabel Defenisi operasional merupakan cara mendefenisikan atau  menghitung variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini. Defenisi  operasional yang dipakai untuk variabel-variabel dalam penelitian ini  adalah sebagai berikut: a.  Working capital turnover (X1) Rasio ini dapat digunakan untuk menguji efektivitas penggunaan  modal kerja.  Working Capital Turnover (WCT) yaitu rasio yang  memperlihatkan adanya keefektivan modal kerja dalam pencapaian  penjualan. Riyanto (2001:335) merumuskan formula untuk  menghitung Working Capital Turnover (WCT) sebagai berikut : kali x s Liabilitie Current Assets Current Sales WCT 1 − = b.  Debt to Asset Ratio (X2) Rasio ini menekankan pada peran penting pendanaan hutang bagi  perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang  didukung oleh pendanaan hutang (Horne dan Wachowicz, 2005:209).
Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut: Debt to Asset Ratio= tsTotal Asse Total Debt X100%  c. Rentabilitas Ekonomi  Rasio rentabilitas dapat dinilai dengan beberapa cara.  Salah satu  rasio yang dapat digunakan untuk mengukur rentabilitas adalah   Return on Investment.   Rasio ini dapat dihitung dengan rumus (Harahap, 2008: 341):  Return on Investment =  %100 x Assets Total AfterTax Earning 3.  Populasi dan Data Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan  industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006 sampai 2008, yaitusebanyak 19 emiten.  Populasi sasaran  yang digunakan dalam penelitian ini adalah  populasi yang memenuhi kriteria berikut ini: a.  Perusahaan tersebut merupakan perusahaan industri makanan dan  minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008.  b.  Periode laporan keuangan berakhir pada tanggal 31 Desember.  c.  Perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan  audited selama tahun 2006-2008.  Tabel 1.3 Kriteria Penentuan Data Penelitian No.  Kriteria data penelitian  Jumlah  Emiten 1.  Perusahaan tersebut merupakan perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek  Indonesia periode 2006-2008.
19 2.  Periode laporan keuangan tidak berakhir pada tanggal 31  Desember -3.  Perusahaan tersebut tidak memiliki laporan keuangan  yang lengkap dan audited selama tahun 2006-2008 (2) Jumlah akhir data penelitian  17 Sumber: www.idx.co.id ( 20 Desember 2009,diolah)   Dari Tabel 1.3 di atas dapat dilihat bahwa data yang memenuhi  kriteria tersebut adalah 17 perusahaan. Nama-nama perusahaan yang  digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.4 berikut ini: Tabel 1.4  Nama-Nama Perusahaan yang Diteliti No  Kode  Nama Emiten 1  ADES  Ades Waters Indonesia Tbk 2  AISA  Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3  AQUA  Aqua Golden Mississi Tbk 4  CEKA  Cahaya Kalbar Tbk 5  DLTA  Delta Djakarta Tbk 6  FAST  Fast Food Indonesia Tbk 7  INDF  Indofood Sukses Makmur Tbk 8  MLBI  Multi Bintang Indonesia Tbk 9  MYOR  Mayora Indah Tbk 10  PTSP  Pioneerindo Gourmet Internasional Tbk 11  PSDN  Prasidha Aneka Niaga Tbk 12  SIPD  Sierad Produce Tbk 13  SKLT  Sekar Laut Tbk 14  SMAR  Smart Tbk 15  STTP  Siantar Top Tbk 16  TBLA  Tunas Baru Lampung Tbk 17  ULTJ  Ultra Jaya Milk Tbk Sumber : www.idx.co.id(20 Desember 2009, diolah)  4.  Tempat dan Waktu Penelitian a.  Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media  internet dengan menggunakan situs www.idx.co.id.  b.  Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai Desember 2009 sampai dengan  Februari2010.   5.   Jenis Data Data yang digunakan dalam menyusun penelitian ini adalah data  sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak  langsung yaitu melalui internet.  6.   Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui  studi dokumentasi. Data dikumpulkan dari berbagai data yang relevan  dengan penelitian melalui buku-buku, jurnal, surat kabar, dan data-data dari internet.  7.  Metode Analisis Data a.  Metode Deskriptif Analisis Deskriptif merupakan suatu metode dimana data-data  dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian dianalisis dan  diinterpretasikan secara objektif.
b.  Metode Analisis Statistik 1)  Analisis Regresi Linier Berganda Penelitian ini menggunakan bantuan program Software  SPSS 15.0 for Windows (Statistical Program for Social Science) untuk  mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel  terikat. Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai  berikut:  Y = a + b1X1 + b2X2 + e  Dimana : Y  = Rentabilitas Ekonomi  a  = konstanta X1  = Working Capital Turnover (WCT) X2  = Debt to Asset Ratio (DAR) b1,2  = Koefisien regresi variabel X1,2.
e  = Kesalahan Pengganggu (Standard Error) Sebelum data tersebut dianalisis, model regresi berganda harus memenuhi syarat normalitas dan asumsi klasik yang meliputi : a)  Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah  model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai  distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005:110). Jika terdapat  normalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal dan  independen. Model yang paling baik adalah distribusi data normal  atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui analisis grafik  dan Kolmogorov-Smirnov.  b)  Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan menguji apakah pada model  regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas  (independen) (Ghozali, 2005: 91). Hubungan linier antara variabel  independen inilah yang disebut dengan multikolinearitas. Model  regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel   independen. Uji multikolinearitas menggunakan kriteria Variance  Inflation Factor  (VIF)  dengan ketentuan bila VIF  > 10 terjadi  masalah multikolinearitas yang serius.
c)  Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam sebuah  model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada  periode t dan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode  sebelumnya) (Situmorang, 2008:78). Gejala autokorelasi biasanya  terjadi pada data  time-series.  Jika terjadi autokorelasi maka  dikatakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik  adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi.  Gejala  autokorelasi  dapat dideteksi dengan menggunakan uji Statistik Q:  Box-Pierce dan Ljung Box.  d)  Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam  sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual  suatu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005:105).  Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang  lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Jika varians berbeda  maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah  yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.  Analisis ini dilakukan dengan menggunakan grafik Scatterplotdan  uji Glejser Test.   2)  Pengujian Hipotesis a) Uji Simultan (Uji-F) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari  seluruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan)  terhadap variabel terikat.  Selain itu, pengujian ini  juga  dilakukan untuk mengetahui apakah model penelitian telah  dapat diterima atau tidak untuk dilakukan analisis selanjutnya.
Bentuk pengujiannya adalah: H0   : b1 = b2 = b3  = 0, artinya secara simultan variabel  independen tidak memenuhi model penelitian.
Ha : tidak semua bi (b1, b2, b3) sama dengan nol,  maka  dianggap variabel independen telah memenuhi model  penelitian terhadap variabel dependen.

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi