Jumat, 21 Maret 2014

Skripsi Manajemen: ANALISIS PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN



BAB I PENDAHULUAN
 A.  Latar Belakang 
Penelitian Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan elemen yang penting  dalam perusahaan. Meskipun telah ditemukan teknologi baru, sumber daya alam  yang baik dan modal yang memadai perusahaan tidak akan dapat memanfaatkan  dan mengoptimalkan faktor tersebut jika tidak didukung oleh sumber daya  manusia yang berkualitas. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai  tujuannya tergantung pada bagaimana sumber daya manusia itu bekerja,  berprilaku dan menjalankan tugasnya dengan baik.

Pencapaian hasil yang  memuaskan akan dapat diperoleh  dengan  menerapkan disiplin dalam bekerja, karena disiplin yang baik  mencerminkan  besarnya tanggung  jawab  karyawan  terhadap tugas-tugas yang diberikan  kepadanya. Upaya menerapkan disiplin dapat dilakukan dengan mendorong  karyawan untuk mengikuti aturan-aturan yang berlaku di  dalam organisasi  sehingga dapat mencegah penyimpangan-penyimpangan atau kesalahan yang  dapat menghambat jalannya pekerjaan.  Pimpinan harus memiliki disiplin kerja  yang baik dan menerapkannya kepada karyawan agar struktur organisasi berfungsi  sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Kedisiplinan (Fathoni, 2006) adalah kesadaran dan kesediaan seseorang  menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Kesadaraan adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan  dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Kesediaan adalah suatu sikap,   tingkah laku dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan  baik yang tertulis maupun tidak. Kedisiplinan dapat diartikan bilamana karyawan  datang dan pulang tepat waktunya, mengajarkan semua pekerjaannya dengan baik,  mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi perusahaan karena tanpa  dukungan disiplin karyawan yang baik, maka sulit perusahaan untuk mewujudkan  tujuannya. Kedisiplinan adalah kunci keberhasilan perusahaan mencapai tujuan.
Stuktur organisasi adalah serangkaian elemen yang dapat digunakan untuk  membentuk suatu organisasi (Griffin, 2004:322). Menurut Wursanto(2005:108)  struktur organisasi adalah sebagai suatu pola jaringan hubungan antara berbagai  macam jabatan dan para pemegang jabatan. Setiap orang yang bekerja dalam  organisasi secara jelas akan mengetahui kedudukan dan wewenangnya, tugas dan  fungsi serta tanggung jawabnya, sistem komunikasi dan bagaimana sistem kontrol  dilaksanakan. Dengan adanya struktur organisasi sebagai wadah kerjasama dari  beberapa orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan,  karyawan akan mengetahui apa yang harus dilakukannya dan kepada siapa dia  bertanggung jawab atas pelaksanaan kerja dari struktur organisasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
 Suatu organisasi perlu mengetahui  batas tugas, tanggung jawab dan  wewenang dan selanjutnya dapat bekerja sama dengan baik.  Penyusunan  organisasi yang baik, dapat ditetapkan kegiatan apa yang diperlukan dan  dilakukan oleh setiap orang.  Struktur organisasi  diatur dan dikoordinasikan  dengan menugaskan orang-orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat dengan  memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada setiap orang sesuai dengan   jabatannya masing-masing.Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab oleh  setiap orang yang bekerja dalam suatu perusahaan sesuai jabatannya masingmasing akan meningkatkan disiplin kerja.
Disiplin kerja dapat dilihat sebagai sesuatu yang besar manfaatnya, baik  bagi kepentingan organisasi maupun bagi para karyawan.  Disiplin kerja bagi  organisasi akan menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan  tugas, sehingga diperoleh hasil yang optimal.  Disiplin kerja bagi  karyawan akan  diperoleh suasana kerja yang menyenangkan sehingga akan menambah semangat  kerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Karyawan yang memiliki disiplin kerja  tinggi  melaksanakan tugasnya dengan penuh kesadaran serta dapat  mengembangkan tenaga dan pikirannya semaksimal mungkin demi terwujudnya  tujuan organisasi.
PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara adalah badan usaha milik  negara (BUMN) yang bergerak dibidang penyediaan, pengadaan dan penyaluran  tenaga listrik kepada masyarakat atau pelanggan. PT. PLN (PERSERO) Wilayah  Sumatera Utara struktur organisasi merupakan kesatuan kerangka organisasi yang  telah ditetapkan untuk proses manajerial, sistem dan pola tingkah  laku yang  muncul dan terjadi di dalam praktek penyelenggaraan organisasi dan manajemen.
Struktur organisasi PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara menjelaskan  mengenai pembagian dan pembatasan antara tugas, wewenang dan tanggung  jawab setiap orang dalam suatu organisasi serta penetapan hubungan antara unsur  organisasi dalam mencapai tujuan dengan cara yang paling efektif dan efisien.
 Penelitian ini akan meneliti disiplin kerja yang diterapkan oleh PT. PLN  (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara apakah dapat menghasilkan harmonisasi  kerja sehingga tercapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
Suatu organisasi harus memperhatikan banyak hal untuk mencapai tujuan  yang telah ditetapkan. Berbagai macam kegiatan dilakukan untuk mencapai  tujuan tersebut.  Salah satu dari sekian banyaknya kegiatan itu adalah mengenai  penggunaan tenaga manusia dalam organisasi yang perlu diatur sedemikian rupa  agar dapat dipergunakan secara efisien dan efektif.Tabel 1.1 menunjukkan  laporan laba-rugi PT PLN (PERSERO)  wilayah sumatera utara dari lima tahun  terakhir sebagai berikut: Tabel 1.1 Laporan Laba Rugi PT PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara No  Tahun  Laba 1.  2004  104.874.148.746 2.  2005  298.377.703.985 3.  2006  1.297.001.264.564 4.  2007  1.282.550.374.259 5.  2008  7.102.524.572.591 Sumber: keu. PT PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara.
 Tabel 1.1 menunjukkan bahwa pada tahun 2004 PT PLN  (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara memperoleh laba sebesar 104.874.148.746. Pada tahun  2005 terjadi peningkatan laba sebesar 298.377.703.985. Tahun 2006 laba  meningkat menjadi 1.297.001.264.564.  Pada tahun 2007 laba terjadi peningkatan  menjadi 1.282.550.374.259. Pada tahun 2008 laba meningkat menjadi  7.102.524.572.591. Dari Tabel 1.1 diatas dapat disimpulkan bahwa PT PLN  (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara memiliki kinerja yang baik dalam struktur  organisasi pada setiap departemen. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 1.1 laporan   laba rugi  PT PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara setiap tahunnya  mengalami peningkatan.
Tabel 1.2 menunjukkan Disiplin kerja karyawan di PT. PLN (PERSERO)  Wilayah Sumatera Utara terhadap struktur organisasi dapat dilihat pada  rekapitulasi absensi karyawan berikut ini: Tabel 1.2 Rekapitulasi Absensi Karyawan Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara  Rekapitulasi Absensi Karyawan Januari 2008 – Desember 2008 Bulan  Jumlah  Tenaga  Kerja Jumlah  Hari  Kerja Jumlah hari  kerja  seharusnya Jumlah hari  kerja yang  hilang Jumlah hari  kerja  senyatanya % Jan  192  23  4416  184  4232  4.2 Feb  192  21  4032  60  3972  1.5 Mar  192  23  4416  132  4284  3.0 Apr  192  22  4224  87  4137  2.1 Mei  192  23  4416  114  4302  3.0 Juni  192  22  4224  99  4125  2.3 Juli  192  23  4416  148  4268  3.4 Agt  192  23  4416  138  4278  3.1 Sep  192  22  4224  117  4107  3.0 Okt  192  23  4416  123  4293  3.0 Nov  192  22  4224  138  4086  3.2 Des  192  23  4416  185  4231  4.2 Jlh  2304  270  51840  1525  50315  36 Rata2   192    4320  127.08  4192.91  3 Sumber: SDM Data PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara (data  diolah, 2010).
 Tabel 1.2   menjelaskan  rekapitulasi absensi karyawan yang  persentase ketidakhadirannya tidak stabil.  Tingkat persentase ketidakhadiran karyawan  paling tinggi adalah pada bulan Desember yaitu sebesar 4.2% dan yang paling  rendah pada bulan Februari 1.5%. Hal ini menunjukkan karyawan kurang  disiplin, karena walaupun sudah ada sanksi tetapi persentase ketidakhadiran masih  tinggi dimana perusahaan mengharuskan kehadiran 100%.  Menurut Flippo  (1999:258) bahwa tingkat ketidakhadiran maksimum 3%, sedangkan tingkat ratarata ketidakhadiran karyawan secara menyeluruh sebesar 3%, yang menunjukkan  bahwa ada indikasi penurunan kepuasan kerja karyawan di perusahaan tersebut.
Karyawan seharusnya mampu menyesuaikan diri terhadap disiplin kerja  karyawan  dalam perusahaan agar dapat mencapai tujuan perusahaan dan  menghadapi perusahaan serta tantangan kerja di masa mendatang. Kurangnya  disiplin kerja karyawan dapat  mengakibatkan terhambatnya  koordinasi setiap  departemen, sehingga tujuan perusahaan tidak dapat tercapai  secara efektif dan  efisien.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi  dengan judul “Analisis Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Disiplin  Kerja Karyawan Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara”.
B.  Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka penulis merumuskan  masalah sebagai berikut: “Apakah struktur organisasi berpengaruh signifikan  dan positif terhadap disiplin kerja karyawan  pada PT. PLN (PERSERO)  Wilayah Sumatera Utara?  C.  Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.   Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh struktur  organisasi terhadap disiplin kerja karyawan pada PT. PLN (PERSERO)  Wilayah Sumatera Utara.
2.  Manfaat Penelitian a.   Bagi Perusahaan Memberikan masukan dan informasi tambahan bagi perusahaan  dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan serta  menjadi bahan pertimbangan untuk menetapkan kebijakan baru  perusahaan tentang struktur organisasi yang berpengaruh terhadap  disiplin kerja karyawan dalam upaya mencapai efektifitas, tujuan  dan kelangsungan perusahaan.
b.  Bagi Pihak Lain Memberikan sumbangan pemikiran atau refrensi bagi peneliti yang  nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan  penelitian lebih lanjut dimasa yang akan datang.
c.  Bagi Penulis Memperluas wawasan penulis tentang strukutr organisasi kerja dan  kaitannya dengan disiplin kerja karyawan.
 D.  Kerangka Konseptual Menurut Wursanto (2005:108) struktur organisasi adalah sebagai suatu pola  jaringan hubungan antara berbagai macam jabatan dan para pemegang jabatan.
Satuan-satuan organisasi dan jabatan-jabatan itu  saling berhubungan sehingga  merupakan susunan hubungan-hubungan antar satuan-satuan organisasi, jabatanjabatan, wewenang, pertanggung  jawaban-pertanggung  jawaban. Susunan  hubungan-hubungan antar satuan-satuan organisasi, jabatan-jabatan, tugas-tugas,  wewenang dan pertanggung  jawaban-pertanggung  jawaban dalam organisasi  disebut struktur organisasi. Susuanan satuan-satuan organisasi dan jabatanjabatan itu terikat oleh peraturan. Peraturan yang mengatur hal itu dapat terbentuk  peraturan atau norma-norma tekins. Susunan jabatan berdasarkan pada prinsip  hirarki. Hal ini berarti setiap pejabat yang tingkatannya lebih rendah harus  memberikan pertangggung jawaban kepada pejabat yang lebih tinggi baik secara  langsung maupun secara tidak langsung. Dilihat dari segi pengendalian, jabatan  yang lebih rendah selalu berada di bawah rentang kendali dari jabatan yang lebih  tinggi.  Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa struktur  organisasi memperlihatkan satuan-satuan organisasi, hubungan-hubungan dan  saluran-saluran wewenang dan tanggung jawab yang ada dalam organisasi.
Disiplin kerja adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk menaati  dan mematuhi segala norma-norma, peraturan yang berlaku disekitarnya secara  bertanggung jawaban (Saydam, 2005: 284).Berdasarkan teori pendukung yang  dikemukan, Gambar 1.1 berikut ini merupakan suatu kerangka konseptual yang  berfungsi sebagai penutun, sekaligus mencerminkan alur berfikir yang merupakan  dasar bagi perumusan hipotesis  Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber: Robbins (2006:585), (Saydam, 2005: 284) data diolah 2010.
E.   Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah  penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam  bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2005:51). Berdasarkan perumusan masalah  maka hipotesis penelitian ini adalah “Struktur organisasi PT. PLN (PERSERO)  Wilayah Sumatera Utara berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin  kerja karyawan.” F.  Metode penelitian 1.  Batasan Operasional   Penelitian ini dibatasi hanya mengenai ruang lingkup struktur  organisasi  terhadap disiplin kerja karyawan dan dikelompokkan dua bagian yaitu variabel  bebas (independence) dan variabel terikat (dependence). Variabel bebas adalah  struktur organisasi yang dinotasikan dengan X dan variabel terikatnya adalah  disiplin kerja karyawan yang dinotasikan dengan Y.
2.  Defenisi Operasional Defenisi operasional variabel penelitian ini adalah: 1.  Variabel Bebas (X) Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada  variabel lain.  Variabel bebas dari penelitian ini yaitu struktur organisasi. Struktur  Struktur Organisasi (X) Indikator: 1.  Spesialisasi pekerjaan.
2.  Departementalisasi.
3.  Rantai komando.
4.  Rentang kendali.
5.  Sentralisasi.
6.  Formalisasi Disiplin Kerja (Y) Indikator: 1. Sikap.
2. Norma.
3. Tanggung jawab.
 organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi-bagi dikelompokkan dan  dikoordinasikan secara formal (Robbins, 2008: 586)yang terdiri dari: a.  Spesialisasi pekerjaan.
Sampai tingkat mana tugas dalam organisasi dipecah-pecah menjadi  pekerjaan terpisah-pisah.
b.  Departementalisasi.
Dasar yang dipakai untuk pengelompokkan pekerjaan.
c.  Rantai Komando.
Garis wewenang yang tidak terputus-putus yang terentang dari puncak  organisasi ke  eleson  terbawah dan memperjelas siapa melapor ke  siapa.
d.  Rentang Kendali.
Jumlah bawahan yang dapat diatur manajer secara efektif dan efisien.
e.  Sentralisasi.
Tingkat dimana pengambilan keputusan dipusatkan pada titik tunggal  dalam organisasi.
f.    Formalisasi.
Tingkat dimana pekerjaan dalam organisasi itu dibakukan.  Jika  pekerjaan sangat diformalkan, pelaksanaan pekerjaan itu mempunyai  kuantitas keleluasaan yang minimum mengenai apa yang harus  dikerjakan, kapan harus dikerjakan, dan bagaimana seharusnya ia  mengerjakannya.
 2.  Variabel tidak bebas (Y) Variabel tidak bebas adalah variabel yang nilainya tergantung oleh variabel  lain.  Variabel tidak bebas dari penelitian ini adalah disiplin  kerja.  Dalam  penelitian ini yang digunakan sebagai variabel terikat (Y) adalah disiplin kerja  karyawan. Disiplin kerja adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk  menaati dan mematuhi segala norma-norma, peraturan yang berlaku disekitarnya  secara bertanggung jawab (Saydam, 2005: 284).Adapun indikator disiplin kerja  adalah sebagai berikut: a.  Sikap adalah mental dan perilaku karyawan yang berasal dari kesadaran atau  kerelaan dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas dan peraturan  perusahaan.
b.  Norma adalah kemampuan karyawan untuk memahami sepenuhnya  peraturan yang berlaku sebagai suatu alasan dalam bersikap dan mengetahui  tujuan dan manfaat dari peraturan tersebut.
c.  Tanggung jawab adalah kemampuan karyawan dalam menjalankan tugas  dan peraturan perusahaan.
 Mekanisme operasional variabel-variabel dapat dijelaskan melalui Tabel 1.3  berikut ini: Tabel 1.3 Identifikasi Variabel Penelitian Sumber: Robbins(2008), Saydam (2005) data diolah 2010.
3.  Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah kantor PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera  Utara yang beralamatkan di JL. K.L Yos Sudarso No. 284, Medan. Waktu  penelitian adalah bulan November 2009 sampai Februari 2010.
4.  Populasi dan Sampel a.  Populasi  Menurut Sugiyono (2005:89) Populasi adalah wilayah generalisasi  yang terdiri dari atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik  tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari kemudian ditarik  No.  Variabel  Definisi  Indikator  Skala  Pengukuran 1.  Struktur  Organisasi  (X) Bagaimana pekerjaan  dibagi-bagi dikelompokkan  dan dikoordinasikan secara  formal.
1. Spesialisasi pekerjaan.
2. Departementalisasi.
3. Rantai komando.
4. Rentang kendali.
5. Sentralisasi.
6. Formalisasi Skala Likert 2.  Disiplin  Kerja(Y) Sikap kesediaan dan  kerelaan seseorang untuk  menaati dan mematuhi  segala norma-norma,  peraturan yang berlaku  disekitarnya secara  bertanggung jawab.
1. Sikap.
2. Norma.
3. Tanggung jawab.
Skala Likert  kesimpulan. Penelitian ini populasinya adalah seluruh  karyawan PT. PLN  (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara yang berjumlah 192 orang.
b.  Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh  populasi.  Penelitian ini peneliti tidak mengambil seluruh populasi sebagai  sampel, karena jumlahnya yang besar yaitu sebesar 192 orang. Untuk  menentukan jumlah sampel yang akan diambil digunakan rumus Slovin dengan  tingkat kesalah 10% (Umar, 2004:78).
Rumus Slovin: N  n =    1 + N (e)²  Keterangan: n = Jumlah sampel N = Ukuran populasi E = Tingkat kesalahan Berdasarkan rumus di atas dapat diketahui jumlah sampel dengan cara:  192  n =  1 + 192 (0,1)²  192  n = 1 + 192 (0,01) = 66 Maka jumlah sampel yang akan diambil berjumlah 66 orang.
 Pengambilan sampel setiap bagian-bagian yang ada  di perusahaan  menggunakan proporsional sampling (Sugiyono, 2004:81). Sehingga dapat  diketahui berapa orang yang akan diambil sebagai responden di masing-masing  bagian yang ada di PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara. Pemilihan  responden menggunakan metode acidental karena seluruh karyawan mempunyai  kriteria yang sama untuk di jadikan responden, karena tidak ada perbedaan kriteria  antara karyawan yang sudah lama bekerja dengan karyawan yang baru bekerja Tabel 1.4 Jumlah Sampel  Bagian  Populasi  Sampel  Jumlah Bidang Perencanaan  19  19/192 x 66 = 6,53  6 Bidang Teknik  41  41/192 x 66 = 14,09  14 Bidang Niaga dan  Pelayanan Pelanggan 22  22/192 x 66 = 7,56  8 Bidang Keuangan  27  27192 x 66 = 9,28  9 Bidang SDM dan  Organisasi  58  58/192 x 66 = 19,94  20 Bidang Komunikasi,  Hukum, dan  Administrasi 25  25/192 x 66 = 8,56  9 Jumlah  192    66 Sumber : PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, diolah oleh peneliti, 2010.
Penelitian mengambil 66 orang sebagai responden dari bagian-bagian  yang ada di PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, Pemilihan responden  menggunakan metode acidental karena seluruh karyawan mempunyai kriteria  yang sama untuk dijadikan responden.
 5.  Jenis Data Jenis data yang digunakan terdiri dari 2 yaitu: a.  Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian  melalui kuisioner dan wawancara kepada responden.
b. Data Sekunder Data Sekunder adalah data di peroleh dari sumber-sumber lain yang  telah diolah terlebih dahulu yaitu data  dari  PT. PLN (PERSERO)  Wilayah Sumatera Utara, buku-buku pendukung, internet, dll.
6.  Skala Pengukuran Variabel Skala penelitian ini menggunakan skala likert yaitu digunakan untuk  mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang  tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008:93). Skala likert diukur dengan  menjabar variabel menjadi indikator variabel. Adapun indikator tersebut  dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang  dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.  Jawaban dari setiap pertanyaan  akan diberikan skor sebagai berikut: 5 =  Sangat setuju 4 =  Setuju 3 =  Ragu-ragu 2 =  Tidak setuju 1 =  Sangat tidak setuju  7.  Teknik Pengumpulan Data Teknik yang dilakukan penelitian untuk mengumpulkan data yang  dibutuhkan untuk membantu penelitian ini adalah: a.   Kuesioner adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan  pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada responden yang terpilih,  yakni kepada kepada karyawan PT. PLN (PERSERO) Wilayah  sumatera Utara (sampel).
b.  Wawancara yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data atau bahanbahan keterangan dengan mengadakan tanya jawab dan tatap muka  langsung dengan pihak perusahaan yang berwenang mengenai masalah  yang diteliti.
c.   Studi dokumentasi adalah pengumpulan data dan informasi dari bukubuku, jurnal dan sumber data lain yang berhubungan dengan masalah  penelitian.
8.  Uji Validitas dan Uji Reabilitas a. Uji Validitas dan Reliabilitas kuesioner dilakukan untuk menguji apakah  suatu kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas  menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang  seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur  melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika  mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Uji Validitas dilakukan  terlebih dahulu dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang responden  yaitu pada PLN Cabang Medan, beralamat di Jalan Sei Batu Gingging No. 9  Medan.
b.  Reliabilitas  menunjukkan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi  responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan daftar pertanyaan  yang merupakan dimensi suatu variabel yang disusun dalam bentuk  kuesioner. Untuk menguji apakah instrument tersebut reliabel (andal) maka  dapat dilakukan dilakukan pengujian beberapa kali menghitung hasilnya  secara statistik barulah dapat disimpulkan instrumen telah cukup andal. Uji  validitas dan Reabilitas terhadap kuesioner dalam penelitian ini  menggunakan software SPSS 15.0 for windows.
9.  Metode Analisis Data Metode analisis data yang dipergunakan dalam skripsi ini adalah: a. Metode Deskriptif Suatu metode dimana data yang telah diperoleh, disusun,  dikelompokkan, dianalisis, kemudian diinterprestasikan sehingga diperoleh  gambaran tentang masalah yang di hadapi  dan unutk menjelaskan hasil  perhitungan. Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah  diisi oleh sejumlah responden penelitian.
b. Metode Regresi Linier Sederhana Metode yang digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh struktur  organisasi terhadap disiplin  kerja karyawan pada PT. PLN (PERSERO)  Wilayah Sumatera Utara  adalah metode regresi linier sederhana, yang dapat  dirumuskan sebagai berikut:  Y= a + bX Dimana: Y = Disiplin kerja karyawan X = Struktur Organisasi a = Konstanta b = Koefisien arah regresi Keperluan analisis dan pengujian hipotesis data diolah secara statistik  dengan menggunakan alat bantu SPSS (Statistical Product and Services Solution)  versi 15.00.
c. Uji Hipotesis 1.  Uji – t  Uji – t menunjukkan seberapa besar pengaruh varibel bebas  secara individual terhadap variabel terikat. Adapun Uji-t  menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang  positif dan signifikan dari variabel independen yaitu struktur  organisasi (X), terhadap variabel dependen yaitu disiplin kerja  karyawan (Y).
Ho : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif  dan signifikan dari variabel independen yaitu struktur organisasi  (X) terhadap variabel dependen yaitu disiplin kerja karyawan (Y).
Kriteria Pengambilan Keputusan: Ho diterima jika t hitung  < t tabel  pada α = 5% Ha diterima jika t hitung  > t tabelpada α = 5%  2.   Koefisien Determinan (R²) Koefisien Determinan (R²)  pada intinya mengukur seberapa  kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika  (R²) semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan  bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) adalah besar  terhadap variabel terikat (Y). Hal  ini berarti model yang  digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel  bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaiknya, jika (R²)  semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa  pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Y) semakin  kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk  menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap  variabel terikat.
 

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi