Sabtu, 22 Maret 2014

Skripsi Manajemen: ANALISIS PENGARUH IKLAN TV POCARI SWEAT TERHADAP CITRA MEREK (BRAND IMAGE) PADA MAHASISWA ILMU POLITIK



 BAB I  PENDAHULUAN  
 A.  Latar Belakang Masalah  
 Persaingan bisnis pada era globalisasi ini, bukanlah hal baru dalam dunia  pemasaran. Terutama dalam memperebutkan konsumen potensial dan  mempertahankan konsumen lama. Zaman sekarang penuh dengan ketidakpastian  yang tinggi yang dibarengi dengan munculnya fase pertumbuhan yang makin sulit  untuk diprediksi. Setiap perusahaan berusaha unggul dalam bersaing dengan  menawarkan kinerja seoptimal mungkin dalam usaha memuaskan konsumen.

Pembeli adalah raja. Berpedoman pada filsafat ini, maka memuaskan  pembeli/konsumen adalah proritas utama dalam hampir semua kegiatan bisnis,  sehingga setiap manajer perlu memahami pemasaran dengan baik (familiar).
Perusahaan yang unggul dalam bersaing memuaskan konsumennya akan dapat  bertahan hidup (survive), bahkan dapat mengembangkan usaha seperti yang telah  direncanakan perusahaan, sebaliknya bagiperusahaan yang tidak mampu bersaing  akan sulit untuk bertahan hidup.
Persaingan bisnis yang semakin sengit juga terjadi pada usaha  memasarkan minuman kesehatan (energy drink).Dalam beberapa tahun terakhir  ini banyak perusahaan memproduksi dan memasarkan minuman kesehatan di  pasar, di antaranya Pocari Sweat, Power Rade, Mizone, dan Vitazone. Masing –  masing perusahaan berlomba–lomba mempengaruhi pasar dengan jalan  memasang iklan di televisi (TV) selain media cetak.
  Perkembangan belanja iklan terus meningkat setiap tahun. Iklan telah  menjadi media bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan produknya dan juga  untuk menjaga agar konsumen tidak beralih ke merek lain. Biaya iklan melalui  televisi yang dikeluarkan berbagai  perusahaan telah tumbuh dan meningkat  dengan drastis, hal ini membuktikan bahwa iklan melalui media televisi masih  merupakan media yang paling disukai olehperusahaan untuk mengkomunikasikan  produk melalui iklan.
Besarnya belanja iklan dengan menggunakan berbagai tipe media pada  tahun 2006 dan tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel berikut:  Tabel 1.Belanja Iklan Tahun 2006 dan 20Media  Periklanan  Tahun 20(dalam Trilyun)  Tahun 20(dalam Trilyun)  Kenaikan  (dalam %)  Televisi 20,51 23,121 12 %  Koran 8,1 10,6 31%  Majalah 1,39 1,529 10%  Total 30 35,1 17%  Sumber: Tabloid Bisnis Indonesia (25 Januari 2008)  Melalui Tabel 1.1 di atas dapat dilihat secara umum bahwa perhatian  produsen terhadap pasar dan konsumen tumbuh sangat cepat. Ini menunjukkan  bahwa iklan telah berfungsi sebagai ujung tombak perusahaan dalam menembus  pasar yang semakin ketat, meskipun iklan menjadi pilihan yang menarik bagi  perusahaan, iklan bukanlah satu–satunya aspek penentu yang mampu  meningkatkan penjualan karena masih ada elemen bauran pemasaran lainnya  yaitu: Produk, harga, dan distribusi yang ikut berpengaruh dalam menentukan  berhasil tidaknya penjualan.
  Iklan membutuhkan biaya yang tidak sedikit, oleh karena itu iklan harus  dirancang dan dibuat dengan pertimbangan yang matang agar tujuan yang hendak  dicapai melalui iklan dapat efektif. Agar suatu iklan dapat menjadi efektif proses  pengiriman harus berhubungan dengan proses penerimaan si penerima, untuk itu  iklan harus dibuat semenarik mungkin.
Televisi bukan saja merupakan suatu media visual, namun juga melibatkan  suara dan kata–kata. Iklan di media televisi menyajikan suara, musik, kata–kata,  gambar, warna, dan gerak. Hal inilah yang membuat iklan di televisi relatif mudah  dicerna oleh masyarakat terutama melalui mata dan pendengaran. Dapat dikatakan  bahwa pendengaran akan sesuatu bunyi, kata–kata, lagu atau musik akan cepat  ditangkap maknanya oleh pemirsa, apalagi diikuti denganpemandangan atau  gambar yang dapat menangkap setiap warna dan gerak.
Iklan melalui media elektronik (televisi) lebih menjanjikan bagi sebagian  besar perusahaan, karena disamping jangkauannya luas, juga adanya unsur  hiburan sangat mendukung pembentukan persepsi konsumen terhadap suatu  produk, yang pada gilirannya dapat mengarah pada kegiatan pertukaran guna  memuaskan berbagai pihak yang terlibatdalam aktivitas pemasaran. (Usahawan,  April 2007).
Iklan yang ditayangkan harus dapat mempengaruhi citra merek (brand  image) dalam masyarakat atau pemirsa TV. Apabila citra merek (brand image) terbentuk, maka akan menimbulkan perilaku konsumen dan memudahkan proses  pengambilan keputusan pembelian konsumen atas suatu produk (Durianto,  2001:2). ”stimuli iklan yang dapat mempengaruhi citra merek adalah voice, music,  words, pictures, colour, movement” (Rositer dan Percy, 1997:209). Iklan di    televisi yang efektif adalah iklan yang dapat mengintegrasikan pandangan, pesan,  suara, dan gerak dengan memperhatikan aspek visual, aspek dialog, aspek dampak  suara, dan aspek musik atau lagu secara keselurahan.
Persaingan iklan minuman kesehatan yang ketat di televisi, menuntut para  produsen minuman kesehatan untuk merancang program periklanan yang menarik  minat dan menimbulkan citra yang positif atas minuman kesehatan yang  dipromosikan. “Setiap program iklan harus dimulai dengan perbedaan yang ingin  dikomunikasikan. Program iklan harus memuat perbedaan dan manfaat produk  yang diberikan kepada konsumen. Dengan demikian konsumen tidak ragu  membeli produk minuman kesehatan, dan tidak merugikan apabila konsumen  mengkonsumsinya.
Pocari Sweat diproduksi oleh PT. Amerta Indah Otsuka (AIO), yang  diawali dari keinginan untuk menjual minuman berenergi siap minum dalam  kemasan botol. Pocari Sweat adalah minuman isotonik, yakni minuman pengganti  ion tubuh untuk kesehatan dan kebugaran, dan merupakan pionir minuman  isotonik pertama di Indonesia. (www.swa.co.id)  Pocari Sweat sudah ada sejak 18 tahun yang lalu dan tetap eksis sampai  sekarang, ini merupakan prestasi yang luar biasa untuk produk yang dihasilkan  oleh perusahaan asing. Dalam usianya yang hampir mencapai dua dekade, Pocari  Sweat masih tetap menjadi pilihan masyarakat di tengah persaingan industri  minuman isotonik dalam kemasan yang semakin ketat. Hal ini tentu tidak terlepas  dari strategi manajemen yang baik dari PT. AIO.
PT. AIO harus melalui jalan terjal dan berliku. Bahkan, perusahaan asal    Negeri Sakura ini sempat frustrasi karena pasar produknya tak kunjung  berkembang. Sejak diluncurkan pada tahun 1990, penjualan Pocari Sweat tak  kunjung take off, padahal potensi pasarnya amatlah besar. Saat awal penetrasi,  persepsi masyarakat di Indonesia terhadap Pocari Sweat masih kabur. Pocari  Sweat disejajarkan dengan minuman ringan lain atau bahkan dengan air mineral,  seperti Coca- cola, Sprite, Fanta, Aqua atau Vit. Padahal, Pocari Sweat merupakan  minuman isotonik, yakni minuman pengganti ion tubuh untuk kesehatan dan  kebugaran.
PT. AIO pun tak henti-hentinya melakukan edukasi pasar. Berbagai  kegiatan komunikasi pemasaran digelar, mulai dari iklan di TV, media cetak,  hingga berbagai kegiatan below the linedengan menghabiskan biaya miliaran  rupiah.
PT. AIO terus berusaha menarik perhatian masyarakat Indonesia. Usaha  yang tak kenal lelah itu akhirnya berbuah manis. PT. AIO sepertinya memperoleh  second wind. Bererapa tahun terakhir, penjualan Pocari Sweat mendadak  meningkat tajam. Setiap tahunnya terjadi pertumbuhan penjualan di atas 50%.
Bahkan, peningkatan penjualan yang amatbesar itu memaksa PT. AIO untuk  membangun pabrik baru dalam upayameningkatkan kapasitas produksinya.
Kemampuan menanamkan pentingnyaminuman ber- ion dalam benak  masyarakat telah menjadikan Pocari Sweat begitu mudah diingat karena  pengaruhnya bagi kesehatan, dengan slogan ”Go Ion”, Pocari sweat terus  meningkatkan image-nya sebagai minuman kesehatan yang dapat menggantikan  ion-ion penting tubuh yang hilang sewaktu beraktifitas setiap hari.
  Tinggi pengaruh iklan televisiterhadap citra merek (brand image) Pocari  Sweat khususnya pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU merupakan suatu hal  yang menarik untuk diketahui. Melalui pengamatan penulis, tingkat konsumsi  Pocari Sweat pada Fakultas ini tergolong cukup tinggi bila dibandingkan dengan  minuman isotonik lainnya.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas iklan TV telah  menjadi suatu media untuk mengkomunikasikan produk kepada konsumen, tetapi  apakah setiap iklan yang telah dilakukan akan dapat mempengaruhi citra merek  (brand image)? Efektifitas sebuah iklan tentunya dapat dilihat dari citra merek  (brand image) yang tercipta. Berangkat dari fenomena tersebut diatas, peneliti  tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul: ”Analisis Pengaruh Iklan TV  Pocari Sweat Terhadap Citra Merek (Brand Image)”. Penelitian diadakan dengan  melakukan survei terhadap mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU.
B. Perumusan Masalah  Persaingan yang semakin ketat dan diferensiasi produk yang semakin sulit  dilakukan, strategi periklanan yang efektif tentunya menjadi suatu strategi  tersendiri bagi perusahaan untuk tetap menjaga pelanggannya. Akan tetapi  perusahaan tentunya perlu mengetahuiapakah periklanan yang dilakukan  membawa dampak yang signifikan, khususnya terhadap citra merek (brand  image)? Agar masalah dapat terjawab secara akurat maka masalah yang akan  diteliti perlu dirumuskan secara spesifik. Berdasarkan uraian dalam latar belakang  masalah maka perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:    ”Apakah iklan TV berpengaruh terhadap citra merek (brand image)Pocari Sweat  pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU?”  C.  Kerangka Konseptual  Iklan adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada  masyarakat lewat suatu media. Iklan bersifatpersuasif, di mana pada tiap bagian  iklan, pesan yang disampaikan berusaha untuk mempengaruhi pemirsa. Dikatakan  oleh Sutherland dan Sylvester (2004:81), “Iklan mampu mempengaruhi image,  perilaku, sikap, dan persepsi pemirsa terhadap merek”. Iklan yang ditayangkan di  media TV  diharapkan  mendapat tempat  di hati  atau  disukai oleh  pemirsa.
Sikap pemirsa terhadap iklan dapat diteliti melalui  perasaan suka atau tidak suka terhadap stimuli-stimuli yang ditampilkan pada  iklan. Sikap terhadap iklan bekerja melalui sebuah proses tanggapan atau reaksi  pemirsa terhadap elemen-elemen (stimuli-stimuli) dari periklanan. Tanggapan dan  reaksi ini dapat diartikan pada saat pemirsa sedang melihat, mendengar, atau  berpikir tentang suatu iklan. Rossiter dan Percy (1997:197) menyatakan,  “Processing responses are made to stimulus details (elements) contained in the  advertisement. These elements or stimuli, depending on the advertising medium,  can be pictures (still or video), words  (seen or heard), music or other special  effects, that comprise the various details of the ad.” Pemirsa akan merespon stimuli yang terkandung dalam suatu iklan  melalui elemen iklan, yang terdiri dari: suara, musik, kata-kata, gambar, warna,  dan gerakan.
  Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat digambarkan kerangka  konseptual sebagai berikut:  Gambar 1.1 Kerangka konseptual  Sumber: Rossiter dan Percy (1997:197), Sutherland dan Sylvester (2004:81)  diolah penulis.
D. Hipotesis  Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang ada dan  akan diuji kebenarannya secara ilmiah. Dari permasalahan yang dikemukakan di  atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:  “Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara iklan TV Pocari Sweat  terhadap citra merek (Brand Image) pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian  1.  Tujuan Penelitian  Berdasarkan rumusan permasalahan, maka penulis menetapkan tujuan  penelitian ini: untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh iklan TV Pocari  Sweat terhadap citra merek (brand image) pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP  USU.
Iklan TV   Suara (Voice)   Musik (Music)   Kata-Kata (Words)   Gambar (Pictures)   Warna (Colours)   Gerakan (Movement) Citra Merek  (Brand Image)  Pocari Sweat   2.  Manfaat Penelitian  a.  Bagi Peneliti  1.  Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan  pengetahuan serta sebagai sarana untuk latihan berpikir secara  logis dan sistematis.
2.  Penelitian ini merupakan sarana untuk belajar menerapkan ilmu  yang didapat di bangku kuliah.
b.  Bagi Perusahaan  1.  Penelitian ini sebagai bahan referensi jika perusahaan ingin  mengetahui sejauh apa iklan yang telah dilakukan bisa  mempengaruhi perilaku konsumen.
2.  Penelitian ini sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan  agar lebih kreatif dalam membuat iklan TV.
c.   Bagi Peneliti Lain  Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan  referensi dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.
F. Metode Penelitian  1.  Batasan Operasional  a.  Penelitian ini dibatasi hanya pada mahasiswa FISIP (S1) Departemen  Ilmu Politik  (USU).
b.  Responden penelitian adalah mahasiswa Ilmu Politik yang aktif  mengikuti perkuliahan selama penelitian ini berlangsung stambuk  2005-2007.
c.  Objek penelitian adalah Pocari Sweat.
 2.  Definisi Operasional Variabel  a.  Iklan TV (X) sebagai Variabel Bebas  Iklan TV yaitu suatu proses  komunikasi mengenai produk Pocari  Sweat di televisi yang bertujuan untuk membujuk mahasiswa supaya  mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan.
1.  Suara (Voice) yaitu suara atau kata-kata yang terdengar pada saat  iklan ditayangkan.
2.  Musik (Music) yaitu irama atau lagu yang diperdengarkan pada  saat iklan ditayangkan.
3.  Kata-Kata (Words) yaitu rangkaian huruf atau tulisan yang  ditampilkan pada saat iklan ditayangkan.
4.  Gambar (Pictures) yaitu gambar atau objek yang ditampilkan pada  saat iklan ditayangkan.
5.  Warna (Colours)yaitu warna-warna dari gambar atau objek yang  ditampilkan pada saat iklan ditayangkan.
6.  Gerakan (Movement) yaitu gerakan dari  setiap adegan yang  ditampilkan pada saat iklan ditayangkan.
b.  Citra merek (brand image)(Y) sebagai Variabel Terikat  Citra merek (brand image) yaitu jenis asosiasi yang muncul dalam  benak mahasiswa ketika mengingat merek Pocari Sweat. Asosiasi  tersebut meliputi, atribut produk, manfaat produk, konsumen, harga  produk, aplikasi dan gaya hidup.
 3. Skala Pengukuran Variabel  Pengukuran indikator variabel dalam penelitian ini menggunakan skala  Likert, yaitu dengan menyusun pertanyaanatau pernyataan yang masing-masing  itemdiberi range skor dalam skala Likert. Menurut Sugiyono (2001:33) skala  likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsiseseorang atau  kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian ini, kuesioner  disusun dengan menggunakan skala Likert dengan skor sebagai berikut:  a.  Sangat setuju diberi skor  b.  Setuju diberi skor  c.  Kurang setuju diberi skor  d.  Tidak setuju diberi skor  e.  Sangat tidak setuju diberi skor  4.  Lokasi dan Waktu Penelitian  Penelitian dilakukan di FISIP USU Jl. Prof. A. Sofian. Penelitian dimulai  dari bulan Januari sampai dengan bulan Juli 2008.
5.  Populasi dan Sampel  a.  Populasi  Populasi dalam penelitian adalahseluruh mahasiswa FISIP USU  Departemen Ilmu Politik program S-1 reguler angkatan 2005-2007 .
Tabel 1.
Daftar Populasi  No. Stambuk  Jumlah  1. 2005  2. 2006  3. 2007  Total  2Sumber: FISIP USU, 2008 (data diolah)   b.  Sampel  Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah  metodePurposive Sampling, yaitu mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU yang  pernah menyaksikan iklan Pocari Sweat di televisi dan pernah mengkonsumsi  Pocari Sweat minimal 2 kali dalam 5 bulan terakhir. Adapun jumlah sampel yang  diambil adalah 25% dari populasi, yaitu57 orang. Menurut Arikunto (2002: 112),  jumlah tersebut sudah mewakili.
6.  Jenis dan Sumber Data  Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari:  a.  Data primer  Data primer merupakan data yangdiperoleh secara langsung dari  responden melalui wawancara dan pengamatan langsung terhadap sumber  yang diteliti. Dalam penelitian ini dataprimer diperoleh dari penyebaran  kuesioner kepada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU.
b.  Data sekunder  Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari pihak-pihak lain.
Data sekunder dalam penelitian diperoleh dari literatur dan sumber-sumber  lain yang mendukung antara lain majalah dan internet.
7.  Teknik Pengumpulan Data  Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini  adalah sebagai berikut:  a.  Angket (kuesioner)  Teknik yang menggunakan angket atau kuesioner adalah suatu cara  pengumpulan data dengan memberikan dan menyebarkan daftar pertanyaan   kepada responden, dengan harapan merekadapat memberi respon atas daftar  pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini, responden diminta untuk menjawab  beberapa hal yang berkaitan dengan identitas diri, dan memberikan tanggapan  terhadap indikator-indikator variabel iklan TV yang terdiri dari voices, music,  seen words, pictures, colors, movement..
b.  Studi Pustaka  Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari dan mengambil data  literatur terkait dan sumber-sumber lain yang dianggap dapat memberikan  informasi mengenai penelitian ini seperti majalah dan internet.
8.  Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian  Pengujian validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir-butir  pertanyaan yang ada dalam kuesioner, apakah butir pertanyaan tersebut valid  dan reliabel. Apabila terdapat butir-butir yang tidak valid dan reliabel, maka  butir-butir tersebut harus diganti dengan pertanyaan lain. Untuk menguji  kuesioner dalam penelitian ini digunakan SPSS for Windows versi 13.0.
a.  Uji Validitas  Validitas didefenisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan  suatu alat ukur dalam melaksanakanfungsi ukurnya. (Suliyanto, 2005:40).
Menurut Sugiyono (2001:123), hasil penelitian yang valid bila terdapat  kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi  pada objek yang diteliti.
 Valid tidaknya suatuiteminstrumen dapat diketahui dengan  membandingkan indeks korelasi product momentPearson dengan level  signifikansi 5% dengan nilai kritisnya.
Menurut Suliyanto (2005:42), keputusan pada sebuah butir pertanyaan  dapat dianggap valid, dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:  1.  Jika koefisien korelasi product momentmelebihi 0.
2.  Jika koefisien korelasi product moment> r tabel ( n ;  -2), n = jumlah  sampel  3.  Nilai Sig. ≤ α.
b.  Uji Reliabilitas  Menurut Sugiyono (2001:131) reliabilitas adalah tingkat kemantapan  atau konsistensi suatu alat ukur. Pengertian alat ukur yang reliabel berarti  bahwa alat ukur tersebut mampu mengungkap data yang cukup dapat  dipercaya (Suliyanto, 2005:42). Alatukur yang mantap dengan sendirinya:  1.  Dapat diandalkan (dependability)  2.  Hasil pengukurannya bisa diramalkan (predictability)  3.  Dapat menunjukkan tingkat ketepatan.
Untuk menguji reliabilitas digunakan  Cronbach Alphadengan  menggunakan bantuan aplikasi software SPSS 13.0.
Menurut (Suliyanto, 2005:43) reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan  sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Instrumen  dapat dikatakan reliabel (andal) bila memiliki koefisien keandalan reliabilitas  sebesar 0.6 atau lebih.
 9.  Metode Analisis Data  Metode analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menganalisis  data dan menginterpretasikan data.
a. Metode Deskriptif  Metode analisis deskriptif adalah metode penganalisaan yang  dilakukan dengan cara menentukan  data, mengumpulkan data dan  menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang  dihadapi.
b.  Metode Analisis Statistik  1.  Analisis Regresi Sederhana  Analisis regresi digunakan sebagai alat analisis statistik karena penelitian  ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel  bebas terhadap variabel terikat.
Perumusan model regresi yang akan digunakan dalam penelitian ini  adalah:  Y = a + bX+e Dimana:  Y  = Brand Image  a   = Konstanta  b   = Koefisien regresi  X   = Iklan tv  e  = Error Term (variabel lain yang tidak diteliti)   2.  Uji t  Uji t dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel  bebas terhadap variabel terikat.  Nilai t hitung dapat diperoleh dengan  menggunakan bantuan SPSS 13.0 for windows.Nilai t hitung selanjutnya akan  dibandingkan dengan t tabeldengan tingkat kesalahan (alpha) 5 % dan derajat  kebebasan (df)= (n-k).
Kriteria penilaiannya sebagai berikut:  Ho : bi =  Tidak terdapat pengaruh  iklan TV terhadap Brand Image.
Ha : bi ≠ Terdapat pengaruh iklan TV terhadap Brand Image.
Kaidah pengambilan keputusan:  Ho diterima jika t hitung< t tabelpada α= 5%  Ha diterima jika t hitung> t tabelpada α= 5 %  3.  Uji Koefisien Determinan (R )  Identifikasi determinan (R ) digunakan untuk melihat seberapa besar  pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama, dimana  0<R <1. Hal ini berarti bila R =0 menunjukkan tidak ada pengaruh variabel bebas  terhadap variabel terikat dan bila R mendekati 1 menunjukkan semakin kuat  pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi