BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Persaingan
bisnis pada era globalisasi ini, bukanlah hal baru dalam dunia pemasaran. Terutama dalam memperebutkan
konsumen potensial dan mempertahankan
konsumen lama. Zaman sekarang penuh dengan ketidakpastian yang tinggi yang dibarengi dengan munculnya
fase pertumbuhan yang makin sulit untuk
diprediksi. Setiap perusahaan berusaha unggul dalam bersaing dengan menawarkan kinerja seoptimal mungkin dalam
usaha memuaskan konsumen.
Pembeli adalah
raja. Berpedoman pada filsafat ini, maka memuaskan pembeli/konsumen adalah proritas utama dalam
hampir semua kegiatan bisnis, sehingga
setiap manajer perlu memahami pemasaran dengan baik (familiar).
Perusahaan yang
unggul dalam bersaing memuaskan konsumennya akan dapat bertahan hidup (survive), bahkan dapat
mengembangkan usaha seperti yang telah direncanakan
perusahaan, sebaliknya bagiperusahaan yang tidak mampu bersaing akan sulit untuk bertahan hidup.
Persaingan bisnis
yang semakin sengit juga terjadi pada usaha memasarkan minuman kesehatan (energy
drink).Dalam beberapa tahun terakhir ini
banyak perusahaan memproduksi dan memasarkan minuman kesehatan di pasar, di antaranya Pocari Sweat, Power Rade,
Mizone, dan Vitazone. Masing – masing
perusahaan berlomba–lomba mempengaruhi pasar dengan jalan memasang iklan di televisi (TV) selain media
cetak.
Perkembangan belanja iklan terus meningkat
setiap tahun. Iklan telah menjadi media
bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan produknya dan juga untuk menjaga agar konsumen tidak beralih ke
merek lain. Biaya iklan melalui televisi
yang dikeluarkan berbagai perusahaan
telah tumbuh dan meningkat dengan
drastis, hal ini membuktikan bahwa iklan melalui media televisi masih merupakan media yang paling disukai
olehperusahaan untuk mengkomunikasikan produk
melalui iklan.
Besarnya belanja
iklan dengan menggunakan berbagai tipe media pada tahun 2006 dan tahun 2007 dapat dilihat pada
Tabel berikut: Tabel 1.Belanja Iklan
Tahun 2006 dan 20Media Periklanan Tahun 20(dalam Trilyun) Tahun 20(dalam Trilyun) Kenaikan (dalam %) Televisi 20,51 23,121 12 % Koran 8,1 10,6 31% Majalah 1,39 1,529 10% Total 30 35,1 17% Sumber: Tabloid Bisnis Indonesia (25 Januari
2008) Melalui Tabel 1.1 di atas dapat
dilihat secara umum bahwa perhatian produsen
terhadap pasar dan konsumen tumbuh sangat cepat. Ini menunjukkan bahwa iklan telah berfungsi sebagai ujung
tombak perusahaan dalam menembus pasar
yang semakin ketat, meskipun iklan menjadi pilihan yang menarik bagi perusahaan, iklan bukanlah satu–satunya aspek
penentu yang mampu meningkatkan
penjualan karena masih ada elemen bauran pemasaran lainnya yaitu: Produk, harga, dan distribusi yang ikut
berpengaruh dalam menentukan berhasil
tidaknya penjualan.
Iklan membutuhkan biaya yang tidak sedikit,
oleh karena itu iklan harus dirancang
dan dibuat dengan pertimbangan yang matang agar tujuan yang hendak dicapai melalui iklan dapat efektif. Agar
suatu iklan dapat menjadi efektif proses pengiriman harus berhubungan dengan proses
penerimaan si penerima, untuk itu iklan
harus dibuat semenarik mungkin.
Televisi bukan saja
merupakan suatu media visual, namun juga melibatkan suara dan kata–kata. Iklan di media televisi
menyajikan suara, musik, kata–kata, gambar,
warna, dan gerak. Hal inilah yang membuat iklan di televisi relatif mudah dicerna oleh masyarakat terutama melalui mata
dan pendengaran. Dapat dikatakan bahwa
pendengaran akan sesuatu bunyi, kata–kata, lagu atau musik akan cepat ditangkap maknanya oleh pemirsa, apalagi
diikuti denganpemandangan atau gambar
yang dapat menangkap setiap warna dan gerak.
Iklan melalui media
elektronik (televisi) lebih menjanjikan bagi sebagian besar perusahaan, karena disamping
jangkauannya luas, juga adanya unsur hiburan
sangat mendukung pembentukan persepsi konsumen terhadap suatu produk, yang pada gilirannya dapat mengarah
pada kegiatan pertukaran guna memuaskan
berbagai pihak yang terlibatdalam aktivitas pemasaran. (Usahawan, April 2007).
Iklan yang
ditayangkan harus dapat mempengaruhi citra merek (brand image) dalam masyarakat atau pemirsa TV.
Apabila citra merek (brand image) terbentuk, maka akan menimbulkan perilaku
konsumen dan memudahkan proses pengambilan
keputusan pembelian konsumen atas suatu produk (Durianto, 2001:2). ”stimuli iklan yang dapat
mempengaruhi citra merek adalah voice, music, words, pictures, colour, movement” (Rositer
dan Percy, 1997:209). Iklan di televisi
yang efektif adalah iklan yang dapat mengintegrasikan pandangan, pesan, suara, dan gerak dengan memperhatikan aspek
visual, aspek dialog, aspek dampak suara,
dan aspek musik atau lagu secara keselurahan.
Persaingan iklan
minuman kesehatan yang ketat di televisi, menuntut para produsen minuman kesehatan untuk merancang
program periklanan yang menarik minat
dan menimbulkan citra yang positif atas minuman kesehatan yang dipromosikan. “Setiap program iklan harus
dimulai dengan perbedaan yang ingin dikomunikasikan.
Program iklan harus memuat perbedaan dan manfaat produk yang diberikan kepada konsumen. Dengan
demikian konsumen tidak ragu membeli
produk minuman kesehatan, dan tidak merugikan apabila konsumen mengkonsumsinya.
Pocari Sweat
diproduksi oleh PT. Amerta Indah Otsuka (AIO), yang diawali dari keinginan untuk menjual minuman
berenergi siap minum dalam kemasan
botol. Pocari Sweat adalah minuman isotonik, yakni minuman pengganti ion tubuh untuk kesehatan dan kebugaran, dan
merupakan pionir minuman isotonik
pertama di Indonesia. (www.swa.co.id) Pocari
Sweat sudah ada sejak 18 tahun yang lalu dan tetap eksis sampai sekarang, ini merupakan prestasi yang luar
biasa untuk produk yang dihasilkan oleh
perusahaan asing. Dalam usianya yang hampir mencapai dua dekade, Pocari Sweat masih tetap menjadi pilihan masyarakat
di tengah persaingan industri minuman
isotonik dalam kemasan yang semakin ketat. Hal ini tentu tidak terlepas dari strategi manajemen yang baik dari PT. AIO.
PT. AIO harus
melalui jalan terjal dan berliku. Bahkan, perusahaan asal Negeri Sakura ini sempat frustrasi karena
pasar produknya tak kunjung berkembang.
Sejak diluncurkan pada tahun 1990, penjualan Pocari Sweat tak kunjung take off, padahal potensi pasarnya
amatlah besar. Saat awal penetrasi, persepsi
masyarakat di Indonesia terhadap Pocari Sweat masih kabur. Pocari Sweat disejajarkan dengan minuman ringan lain
atau bahkan dengan air mineral, seperti
Coca- cola, Sprite, Fanta, Aqua atau Vit. Padahal, Pocari Sweat merupakan minuman isotonik, yakni minuman pengganti ion
tubuh untuk kesehatan dan kebugaran.
PT. AIO pun tak
henti-hentinya melakukan edukasi pasar. Berbagai kegiatan komunikasi pemasaran digelar, mulai
dari iklan di TV, media cetak, hingga
berbagai kegiatan below the linedengan menghabiskan biaya miliaran rupiah.
PT. AIO terus
berusaha menarik perhatian masyarakat Indonesia. Usaha yang tak kenal lelah itu akhirnya berbuah
manis. PT. AIO sepertinya memperoleh second
wind. Bererapa tahun terakhir, penjualan Pocari Sweat mendadak meningkat tajam. Setiap tahunnya terjadi
pertumbuhan penjualan di atas 50%.
Bahkan, peningkatan
penjualan yang amatbesar itu memaksa PT. AIO untuk membangun pabrik baru dalam upayameningkatkan
kapasitas produksinya.
Kemampuan
menanamkan pentingnyaminuman ber- ion dalam benak masyarakat telah menjadikan Pocari Sweat
begitu mudah diingat karena pengaruhnya
bagi kesehatan, dengan slogan ”Go Ion”, Pocari sweat terus meningkatkan image-nya sebagai minuman
kesehatan yang dapat menggantikan ion-ion
penting tubuh yang hilang sewaktu beraktifitas setiap hari.
Tinggi pengaruh iklan televisiterhadap citra
merek (brand image) Pocari Sweat
khususnya pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU merupakan suatu hal yang menarik untuk diketahui. Melalui
pengamatan penulis, tingkat konsumsi Pocari
Sweat pada Fakultas ini tergolong cukup tinggi bila dibandingkan dengan minuman isotonik lainnya.
Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan di atas iklan TV telah menjadi suatu media untuk mengkomunikasikan
produk kepada konsumen, tetapi apakah
setiap iklan yang telah dilakukan akan dapat mempengaruhi citra merek (brand image)? Efektifitas sebuah iklan
tentunya dapat dilihat dari citra merek (brand
image) yang tercipta. Berangkat dari fenomena tersebut diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang
berjudul: ”Analisis Pengaruh Iklan TV Pocari
Sweat Terhadap Citra Merek (Brand Image)”. Penelitian diadakan dengan melakukan survei terhadap mahasiswa Ilmu
Politik FISIP USU.
B. Perumusan
Masalah Persaingan yang semakin ketat
dan diferensiasi produk yang semakin sulit dilakukan, strategi periklanan yang efektif
tentunya menjadi suatu strategi tersendiri
bagi perusahaan untuk tetap menjaga pelanggannya. Akan tetapi perusahaan tentunya perlu mengetahuiapakah
periklanan yang dilakukan membawa dampak
yang signifikan, khususnya terhadap citra merek (brand image)? Agar masalah dapat terjawab secara
akurat maka masalah yang akan diteliti
perlu dirumuskan secara spesifik. Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah maka perumusan masalah yang akan
dikaji dalam penelitian ini adalah: ”Apakah
iklan TV berpengaruh terhadap citra merek (brand image)Pocari Sweat pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU?” C.
Kerangka Konseptual Iklan adalah
pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Iklan
bersifatpersuasif, di mana pada tiap bagian iklan, pesan yang disampaikan berusaha untuk
mempengaruhi pemirsa. Dikatakan oleh
Sutherland dan Sylvester (2004:81), “Iklan mampu mempengaruhi image, perilaku, sikap, dan persepsi pemirsa terhadap
merek”. Iklan yang ditayangkan di media
TV diharapkan mendapat tempat di hati
atau disukai oleh pemirsa.
Sikap pemirsa
terhadap iklan dapat diteliti melalui perasaan
suka atau tidak suka terhadap stimuli-stimuli yang ditampilkan pada iklan. Sikap terhadap iklan bekerja melalui
sebuah proses tanggapan atau reaksi pemirsa
terhadap elemen-elemen (stimuli-stimuli) dari periklanan. Tanggapan dan reaksi ini dapat diartikan pada saat pemirsa
sedang melihat, mendengar, atau berpikir
tentang suatu iklan. Rossiter dan Percy (1997:197) menyatakan, “Processing responses are made to stimulus
details (elements) contained in the advertisement.
These elements or stimuli, depending on the advertising medium, can be pictures (still or video), words (seen or heard), music or other special effects, that comprise the various details of
the ad.” Pemirsa akan merespon stimuli yang terkandung dalam suatu iklan melalui elemen iklan, yang terdiri dari:
suara, musik, kata-kata, gambar, warna, dan
gerakan.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat
digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 1.1 Kerangka konseptual Sumber: Rossiter dan Percy (1997:197),
Sutherland dan Sylvester (2004:81) diolah
penulis.
D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara atas
permasalahan yang ada dan akan diuji
kebenarannya secara ilmiah. Dari permasalahan yang dikemukakan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah: “Terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara iklan TV Pocari Sweat terhadap citra merek (Brand Image) pada
mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU.
E. Tujuan dan
Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan permasalahan, maka penulis
menetapkan tujuan penelitian ini: untuk
mengetahui dan menganalisis pengaruh iklan TV Pocari Sweat terhadap citra merek (brand image) pada
mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU.
Iklan TV Suara
(Voice) Musik (Music) Kata-Kata
(Words) Gambar (Pictures) Warna
(Colours) Gerakan (Movement) Citra
Merek (Brand Image) Pocari Sweat
2. Manfaat Penelitian a. Bagi
Peneliti 1. Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan
dan pengetahuan serta sebagai sarana
untuk latihan berpikir secara logis dan
sistematis.
2. Penelitian ini merupakan sarana untuk belajar
menerapkan ilmu yang didapat di bangku
kuliah.
b. Bagi Perusahaan 1.
Penelitian ini sebagai bahan referensi jika perusahaan ingin mengetahui sejauh apa iklan yang telah
dilakukan bisa mempengaruhi perilaku
konsumen.
2. Penelitian ini sebagai bahan pertimbangan
bagi perusahaan agar lebih kreatif dalam
membuat iklan TV.
c. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
perbandingan dan referensi dalam
melakukan penelitian di masa yang akan datang.
F. Metode
Penelitian 1. Batasan Operasional a.
Penelitian ini dibatasi hanya pada mahasiswa FISIP (S1) Departemen Ilmu Politik (USU).
b. Responden penelitian adalah mahasiswa Ilmu
Politik yang aktif mengikuti perkuliahan
selama penelitian ini berlangsung stambuk 2005-2007.
c. Objek penelitian adalah Pocari Sweat.
2.
Definisi Operasional Variabel a. Iklan TV (X) sebagai Variabel Bebas Iklan TV yaitu suatu proses komunikasi mengenai produk Pocari Sweat di televisi yang bertujuan untuk
membujuk mahasiswa supaya mengambil
tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan.
1. Suara (Voice) yaitu suara atau kata-kata yang
terdengar pada saat iklan ditayangkan.
2. Musik (Music) yaitu irama atau lagu yang diperdengarkan
pada saat iklan ditayangkan.
3. Kata-Kata (Words) yaitu rangkaian huruf atau
tulisan yang ditampilkan pada saat iklan
ditayangkan.
4. Gambar (Pictures) yaitu gambar atau objek
yang ditampilkan pada saat iklan
ditayangkan.
5. Warna (Colours)yaitu warna-warna dari gambar
atau objek yang ditampilkan pada saat
iklan ditayangkan.
6. Gerakan (Movement) yaitu gerakan dari setiap adegan yang ditampilkan pada saat iklan ditayangkan.
b. Citra merek (brand image)(Y) sebagai Variabel
Terikat Citra merek (brand image) yaitu
jenis asosiasi yang muncul dalam benak
mahasiswa ketika mengingat merek Pocari Sweat. Asosiasi tersebut meliputi, atribut produk, manfaat
produk, konsumen, harga produk, aplikasi
dan gaya hidup.
3. Skala Pengukuran Variabel Pengukuran indikator variabel dalam penelitian
ini menggunakan skala Likert, yaitu
dengan menyusun pertanyaanatau pernyataan yang masing-masing itemdiberi range skor dalam skala Likert.
Menurut Sugiyono (2001:33) skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsiseseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial.
Dalam penelitian ini, kuesioner disusun
dengan menggunakan skala Likert dengan skor sebagai berikut: a.
Sangat setuju diberi skor b. Setuju diberi skor c.
Kurang setuju diberi skor d. Tidak setuju diberi skor e.
Sangat tidak setuju diberi skor 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di FISIP USU Jl. Prof. A.
Sofian. Penelitian dimulai dari bulan
Januari sampai dengan bulan Juli 2008.
5. Populasi dan Sampel a.
Populasi Populasi dalam
penelitian adalahseluruh mahasiswa FISIP USU Departemen Ilmu Politik program S-1 reguler
angkatan 2005-2007 .
Tabel 1.
Daftar Populasi No. Stambuk
Jumlah 1. 2005 2. 2006
3. 2007 Total 2Sumber: FISIP USU, 2008 (data diolah) b.
Sampel Metode penarikan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodePurposive Sampling, yaitu mahasiswa Ilmu
Politik FISIP USU yang pernah
menyaksikan iklan Pocari Sweat di televisi dan pernah mengkonsumsi Pocari Sweat minimal 2 kali dalam 5 bulan
terakhir. Adapun jumlah sampel yang diambil
adalah 25% dari populasi, yaitu57 orang. Menurut Arikunto (2002: 112), jumlah tersebut sudah mewakili.
6. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini
bersumber dari: a. Data primer Data primer merupakan data yangdiperoleh
secara langsung dari responden melalui
wawancara dan pengamatan langsung terhadap sumber yang diteliti. Dalam penelitian ini dataprimer
diperoleh dari penyebaran kuesioner
kepada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU.
b. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan
dari pihak-pihak lain.
Data sekunder dalam
penelitian diperoleh dari literatur dan sumber-sumber lain yang mendukung antara lain majalah dan
internet.
7. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: a. Angket (kuesioner) Teknik yang menggunakan angket atau kuesioner
adalah suatu cara pengumpulan data
dengan memberikan dan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan merekadapat
memberi respon atas daftar pertanyaan
tersebut. Dalam penelitian ini, responden diminta untuk menjawab beberapa hal yang berkaitan dengan identitas
diri, dan memberikan tanggapan terhadap
indikator-indikator variabel iklan TV yang terdiri dari voices, music, seen words, pictures, colors, movement..
b. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari dan
mengambil data literatur terkait dan
sumber-sumber lain yang dianggap dapat memberikan informasi mengenai penelitian ini seperti
majalah dan internet.
8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Penelitian Pengujian validitas dan
reliabilitas adalah proses menguji butir-butir pertanyaan yang ada dalam kuesioner, apakah
butir pertanyaan tersebut valid dan
reliabel. Apabila terdapat butir-butir yang tidak valid dan reliabel, maka butir-butir tersebut harus diganti dengan
pertanyaan lain. Untuk menguji kuesioner
dalam penelitian ini digunakan SPSS for Windows versi 13.0.
a. Uji Validitas Validitas didefenisikan sebagai sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
dalam melaksanakanfungsi ukurnya. (Suliyanto, 2005:40).
Menurut Sugiyono
(2001:123), hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan
data yang sesungguhnya terjadi pada
objek yang diteliti.
Valid tidaknya suatuiteminstrumen dapat
diketahui dengan membandingkan indeks
korelasi product momentPearson dengan level signifikansi 5% dengan nilai kritisnya.
Menurut Suliyanto
(2005:42), keputusan pada sebuah butir pertanyaan dapat dianggap valid, dapat dilakukan dengan
beberapa cara berikut: 1. Jika koefisien korelasi product
momentmelebihi 0.
2. Jika koefisien korelasi product moment> r
tabel ( n ; -2), n = jumlah sampel 3.
Nilai Sig. ≤ α.
b. Uji Reliabilitas Menurut Sugiyono (2001:131) reliabilitas
adalah tingkat kemantapan atau
konsistensi suatu alat ukur. Pengertian alat ukur yang reliabel berarti bahwa alat ukur tersebut mampu mengungkap data
yang cukup dapat dipercaya (Suliyanto,
2005:42). Alatukur yang mantap dengan sendirinya: 1.
Dapat diandalkan (dependability) 2. Hasil pengukurannya bisa diramalkan
(predictability) 3. Dapat menunjukkan tingkat ketepatan.
Untuk menguji
reliabilitas digunakan Cronbach
Alphadengan menggunakan bantuan aplikasi
software SPSS 13.0.
Menurut (Suliyanto,
2005:43) reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya
atau dapat diandalkan. Instrumen dapat
dikatakan reliabel (andal) bila memiliki koefisien keandalan reliabilitas sebesar 0.6 atau lebih.
9.
Metode Analisis Data Metode
analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menganalisis data dan menginterpretasikan data.
a. Metode
Deskriptif Metode analisis deskriptif
adalah metode penganalisaan yang dilakukan
dengan cara menentukan data,
mengumpulkan data dan menginterpretasikan
data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi.
b. Metode Analisis Statistik 1.
Analisis Regresi Sederhana Analisis
regresi digunakan sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel
yang berpengaruh dari variabel bebas
terhadap variabel terikat.
Perumusan model
regresi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: Y = a + bX+e Dimana: Y =
Brand Image a = Konstanta b =
Koefisien regresi X = Iklan tv e =
Error Term (variabel lain yang tidak diteliti) 2. Uji
t Uji t dilakukan untuk mengetahui
tingkat signifikansi pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat. Nilai t
hitung dapat diperoleh dengan menggunakan
bantuan SPSS 13.0 for windows.Nilai t hitung selanjutnya akan dibandingkan dengan t tabeldengan tingkat
kesalahan (alpha) 5 % dan derajat kebebasan
(df)= (n-k).
Kriteria
penilaiannya sebagai berikut: Ho : bi = Tidak terdapat pengaruh iklan TV terhadap Brand Image.
Ha : bi ≠ Terdapat
pengaruh iklan TV terhadap Brand Image.
Kaidah pengambilan
keputusan: Ho diterima jika t hitung<
t tabelpada α= 5% Ha diterima jika t
hitung> t tabelpada α= 5 % 3. Uji Koefisien Determinan (R ) Identifikasi determinan (R ) digunakan untuk
melihat seberapa besar pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama, dimana 0<R <1. Hal ini berarti bila R =0
menunjukkan tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan bila R mendekati
1 menunjukkan semakin kuat pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi