Senin, 24 Maret 2014

Skripsi Manajemen: ANALISIS PENGARUH PRICE EARNING RATIO (PER), RETURN ON EQUITY (ROE) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI KIMIA DAN DASAR



BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang Masalah 
Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat  ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang. Menurut  Halim (2005:4) umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu: investasi pada  aset-aset financial (financial asset) dan investasi pada aset-aset riil (riel assets).

Investor bisa melakukan investasi pada berbagai jenis aset baik aset riil  maupun finansial. Salah satu jenis asset financial yang bisa dipilih investor adalah  saham. Dengan membeli Saham suatu perusahaan  tertentu berarti investor  membeli prospek perusahaan yang bersangkutan. Apabila prospek perusahaan  membaik, harga saham perusahaan tersebut biasanya meningkat pula, dan  perusahaan akan dapat memenuhi kewajibannya dalam memberikan deviden  kepada investor sebagai imbalan atas waktu dan resiko didalam investasi  tersebut.
Harga Saham juga mencerminkan nilai perusahaan. Jika perusahaan  mencapai prestasi yang baik, maka harga saham perusahaan tersebut akan banyak  diminati investor. Prestasi yang baik dapat dicapai perusahaan dapat dilihat dalam  laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan (emiten). Emiten berkewajiban  mempublikasikan laporan keuangan pada periode tertentu. Laporan keuangan ini  sangat berguna bagi investor untuk membantu dalam pengambilan keputusan  investasi, seperti menjual, membeli, dan menanam saham.
 Investasi yang aman memerlukan analisis yang cermat, teliti dan didukung  oleh data yang akurat sehingga dapat mengurangi resiko bagi investor dalam  berinvestasi. Analisis fundamental sebagai  salah satu teknik analisis yang  digunakan oleh investor dalam mencari informasi dari laporan keuangan  perusahaan. Beberapa komponen yang penting dalam melakukan analisis terhadap  fundamental perusahaan dipakai adalah pendekatan Price Earning Ratio (PER)  (Tandelilin, 2001: 193) dan rasio profitabilitas dengan pendekatan Return on  equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM) (Brigham dan Houston, 2006:110).
Price Earning Ratio  yang sering digunakan oleh analis saham untuk  menilai harga saham. Pada dasarnya PER memberikan indikasi tentang jangka  waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan  keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. Oleh karena itu, rasio ini  menggambarkan kesediaan investor membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap  rupiah perolehan laba perusahaan.
Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuaan perusahaan memperoleh  laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.
Rasio ini sangat diperhatikan oleh calon maupun pemegang saham karena akan  berkaitan dengan harga saham serta deviden yang akan diterima. Salah satu dari  rasio profitabilitas adalah Net Profit Margin, dan Return on Equity.
Return on Equity (ROE) merupakan salah satu dari rasio profitabilitas  yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengembalian atas investasi yang  ditanamkan oleh pemegang saham atau investor yang dapat dihitung dengan  membagi laba setalah pajak atau Net Income After Tax (NIAT) terhadap modal   sendiri yang berasal dari setoran modal pemilik. ROE digunakan untuk mengukur  tingkat pengembalian perusahaan atau efektivitas perusahaan dalam  menghasilkan keuntungan. Artinya semakin besar ROE semakin baik manajemen  karena modal yang dikelola dihasilkan pendapatan yang optimal.
Net Profit Margin (NPM) merupakan salah salah satu rasio profitabilitas  yang digunakan untuk mengukur laba bersih dibandingkan dengan penjualan. Net  Profit Margin (NPM) atau sering juga disebut dengan sales margin digunakan  untuk melihat berapa perbandingan laba yang bisa dihasilkan dengan penjualan  yang dimiliki perusahaan. Apabila rasio NPM perusahaan besar maka  menunjukkan bahwa perusahaan berkinerja dengan baik, karena dapat  menghasilkan laba bersih yang besar melalui aktifitas penjualannya, sehingga  digunakan investor dalam mengambil keputusan apakah membeli saham emiten  tersebut (Darsono dan Ashari 2005:56).
Indonesia sebagai negara berkembang telah mengalami perkembangan  sangat cukup pesat pada beberapa sektor Industri, khususnya sektor plastik dan  kemasan, logam dan komponennya, keramik, kaca, dan porselan kayu, kimia,  makanan hewan, kertas dan semen. Perusahaan sektor industri dasar dan kimia  dipilih menjadi objek penelitian dengan dasar pertimbangan bahwa keberadaan  sektor industri ini secara langsung dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat,misalnya dalam sektor semen, porselen kayu, keramik, dimana tanpa  ini maka proses pembangunan yang ada di indonesia tidak bisa berjalan dengan  baik, karena hal ini sangat berhubungan erat dengan yang lainnya. Sehingga   dengan hal ini Investor tertarik untuk menanamkan modalnya dengan perusahaan  ini.
Adapun data laporan keuangan perusahaan industri kimia dan dasar pada  tahun 2007 sampai dengan 2009 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat  dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini.
Tabel 1.1 Perkembangan PER, ROE, NPM terhadap Harga Saham di Perusahaan  Industri Kimia dan Dasar di BEI tahun 2007-2009  No.  Nama Perusahaan  Emiten  Tahun PER  (x) ROE  (%) NPM  (%) Harga  Saham  (Rp) 1.  PT.Arwana Citra ,Tbk ARNA 2007  8.39  27.02  8.57  315 2008  6.59  27.92  8.39  361 2009  4.09  26.53  8.95  234 2.  PT.Beton Jaya Manunggal ,Tbk BTON 2007  5.22  36.09  7.62  194 2008  2.9  54.08  12.08  307 2009  4.89  19.95  7.05  346 3.  PT.Indokiat Lestari,Tbk INKP 2007  43.05  7.68  25.81  265.41 2008  108.46  5.37  21.88  584.16  2009  195.78  -2.91  33.67  559.16 4.  PT.Holcim Indonesia,Tbk SMCB 2007  65.69  8.26  4.51  1.031.7 2008  17.11  11.96  5.88  1.670.8  2009  15.72  39.13  5.07  1.099.2 5.
PT. Trias Sentosa Tbk  TRST 2007  20.75  2.36  1.19  195.58 2008  7.98  2.41  3.20  195.5 2009  3.92  15.38  9.16  190.41 Sumber : www.idx.co.id, 2010, (Data Diolah) Tabel 1.1 menunjukkan bahwa Price Earning Ratio pada PT. Arwana  Citra M, Tbk, PT. Holcim Indonesia Tbk, PT Indokiat Pulp dan Lestari, Tbk dan  PT Trias Sentosa Tbk pada tahun 2008 sampai dengan 2009 mengalami  penurunan dan harga saham juga ikut turun. Tetapi seharusnya PER yang   mengalami penurunan sebaiknya menjadikan harga saham akan naik. Hal ini bisa  dilihat apa yang dikatakan oleh  Purnomo (1998 : 38) perusahaan dengan PER yang  rendah mungkin dapat menurunkan minat investor terhadap harga saham, namun  perlu diingat pula bahwa PER yang rendah mempunyai potensi untuk meningkat,  sehingga investor tidak hanya terpaku pada PER yang tinggi saja. PER yang tinggi  belum tentu mencerminkan kinerja yang baik, karena PER yang tinggi bisa saja  disebabkan oleh turunnya rata-rata pertumbuhan laba perusahaan.
Demikian halnya dengan ROE dan NPM, kedua rasio ini merupakan rasio  keuangan untuk menghasilkan laba yang diperoleh. Dimana ROE didapat dengan  membandingkan laba bersih dengan total ekuitas. Sedangkan NPM didapat dari  membandingkan laba bersih dengan penjualan. Schall dan Haley (1992:8)  menyatakan bahwa kinerja badan suatu usaha erat hubungannya dengan kemampuaan  untuk menghasilkan laba. Jika suatu badan mampu mengelola kegiatan usahanya  dengan baik, maka laba yang dihasilkan akan meningkat. Semakin besar laba yang  diperoleh badan usaha, maka akan semakin besar pula hasil yang dinikmati oleh  pemegang saham, yang kemudiaan akan meningkatkan harga saham yang ditawarkan  di pasar modal. Oleh karena itu, rasio – rasio keuangan merupakan petunjuk yang  berguna untuk mengukur dan menganalisis efektivitas kinerja suatu badan usaha. Jadi  semakin baik kinerja keuangan yang diukur menggunakan rasio keuangan, maka  harga saham akan semakin tinggi, sebaliknya semakin buruk kinerja keuangan, maka  harga saham akan semakin rendah.
Dari Tabel 1.1 menunjukkan seperti pada perusahaan PT Holcim Indonesia  Tbk dan Trias Sentosa Tbk pada tahun 2008 sampai dengan 2009, pada saat ROE  mengalami peningkatan justru harga saham mengalami penurunan. Seharusnya   dimana pada saat ROE naik maka harga saham akan naik. Demikiaan juga dengan  NPM yang terjadi pada perusahaan PT Beton Jaya Manunggal Tbk. Dan perusahaan  PT Arwana Citra M Tbk, Pada tahun 2007 sampai dengan 2008 disaat NPM turun  justru harga saham mengalami kenaikan. Seharusnya dengan naiknya NPM harus  diikuti dengan naiknya harga saham.
Berdasarkan uraian di atas, penelitiaan ini berjudul: “Analisis pengaruh  Price Earning Ratio (PER),  Return on equity(ROE),dan Net Profit Margin  (NPM)    terhadap Harga Saham pada Industri Kimia dan Dasar yang  terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI)”.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, maka  dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah Price Earning Ratio (PER),  Return on equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM) memiliki pengaruh  terhadap Harga Saham pada Perusahaan Kimia dan Dasar yang terdaftar di BEI  selama periode 2007-2009”?  1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: ”Untuk menganalisis pengaruh  variabel Price Earning Ratio (PER), Return on equity (ROE)  dan Net Profit  Margin (NPM) terhadap harga saham perusahaan industri dasar dan kimia di  Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2007-2009”.
 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi investor diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi bahan  pertimbangan dalam menanamkan modalnya di industri kimia dan dasar  yang terdaftar di BEI b. Bagi Fakultas Ekonomi USU diharapkan dapat menambah dan memperluas  khazanah penelitian yang ada.
c. Bagi penulis, dapat menambah wawasan tentang analisis investasi saham  khususnya tentang PER, ROE dan NPM pada Industri kimia dan dasar yang  terdaftar di BEI.
d. Bagi pihak lain, sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan  perbandingan dalam melakukan penelitian-penelitian selanjutnya yang  sejenis.
  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi