Kamis, 20 Maret 2014

Skripsi Manajemen: ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ANTAR SEKTOR YANG GO PUBLIC



BAB I PENDAHULUAN 
1.1.  Latar Belakang 
Masalah Persaingan global di seluruh dunia menunjukkan adanya kelemahan  dari pendekatan keuangan tradisional yang biasa dipergunakan untuk  mengukur kinerja keuangan perusahaan, kondisi itu mengharuskan  perusahaan memerlukan persiapan untuk membenahi dan meningkatkan  kinerja keuangan setiap perusahaan.

Pengukuran kinerja keuangan manajemen pada perusahaan   perusahaan yang memisahkan kepemilikan dan manajemen secara tegas,  merupakan hal yang sangat penting. Manajemen perusahaan sering  membuat keputusan yang bertentangan dengan tujuan perusahaan yaitu  untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Analisis terhadap kinerja keuangan terdiri dari berbagai macam teknik,  salah satu diantaranya dengan menggunakan rasio keuangan. Dengan  menggunakan rasio keuangan, kita dapat memperoleh informasi dan  memberikan penilaian terhadap kondisi kinerja keuangan suatu perusahaan  dalam suatu periode tertentu. Dengan menggunakan analisis rasio  keuangan ini kita dapat mengetahui keadaan perusahaan jika ditinjau dari  likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas perusahaan.
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban  jangka pendeknya saat jatuh tempo. Solvabilitas adalah kemampuan  perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban    kewajibannya.
 Profitabilitas adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam  menghasilkan laba, sedangkan aktivitas perusahaan digunakan untuk  mengukur efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang  dimilikinya (Harmono).
Rasio keuangan perusahaan tersebut dapat dihitung dari adanya  laporan – laporan keuangan perusahaan dimana perusahaan tersebut terdiri  dari sektor – sektor. Diantaranya adalah Sektor Agriculture, Forestry and  Fishing, Sektor  Animal Feed and Husbandry, Sektor Mining Service,  Sektor  Construction, Sektor  Manufacturing, Sektor  Transportation  Service, Sektor Telecomunication, Sektor Wholesale and Retail Trade,  serta Sektor Real Estate. Perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan –  perusahaan yang sudah go public  yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Tabel 1.1 menunjukkan daftar pembagian perusahaan yang  go public  berdasarkan sektor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia :  Tabel 1.1 Daftar Pembagian Perusahaan Antar Sektor Sumber : ICMD (2010)  Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa yang meliputi Sektor  Agriculture  ada 2 perusahaan, Sektor Animal Feed ada 1 perusahaan,  Sektor Mining Service  ada 2 perusahaan, Sektor Construction  ada 2  perusahaan, Sektor  Manufacturing  ada 1 perusahaan, Sektor  Transportation Service ada 1 perusahaan, Sektor Telecomunication ada 1  perusahaan, Sektor Retail Trade  ada 1 perusahaan, serta Sektor Real  Estate ada 1 perusahaan.
Perusahaan dalam setiap sektor memiliki berbagai alternatif sumber  pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan.
Alernatif pendanaan dari dalam perusahaan, umumnya dengan  menggu nakan laba yang di tahan perusahaan, sedangka n alternatif  pendanaan dari luar perusahaan dapat berasal dari kreditur berupa utang  maupun pendanaan yang bersifat penyertaan dalam bentuk saham  (Equity). Pendanaan melalui mekanisme penyertaan umumnya dilakukan  NO  NAMA PERUSAHAAN  KODE   SEKTOR 1  PT. Bisi Internasional Tbk.  BISI  Agriculture 2  PT Sampoerna Agro Tbk.  SGRO  Agriculture 3  PT Malindo Feedmill Tbk.  MAIN  Animal Feed  4  PT Elnusa Tbk.  ELSA  Mining Service  5  PT Indo Tambang Raya Megah Tbk.  ITMG  Mining Service 6  PT Total Bangun Persada Tbk.  TOTL  Construction 7  PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk.  JKON  Construction 8  PT Yanaprima Hastapersada Tbk.  YPAS  Manufacturing 9  PT Bakri Telecom Tbk.  BTEL  Telecomunication 10  PT Ace Hardware Indonesia Tbk.  ACES  Retail Trade 11  PT Bekasi Asri Pemula Tbk.  BAPA  Real Estate 12  PT Indonesia Air Transport Tbk.  IATA  Transportation  dengan menjual saham perusahaan kepada masyarakat atau sering  dikenal dengan go public. Untuk go public, perusahaan perlu melakukan  persiapan internal dan penyiapan dokumentasi sesuai dengan persyaratan  untuk  go public  atau penawaran umum, serta memenuhi semua  persyaratan yang ditetapkan BAPEPAM.
Penawaran Umum atau sering pula disebut go public adalah kegiatan  penawaran saham atau  efek  lainnya  yang  dilakukan  oleh  emiten  (Perusahaan yang go public) kepada masyarakat berdasarkan tata cara  yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaanya  (Sunariyah, 2000:32).
Pasar modal merupakan alternatif pembiayaan perusahaan yang tepat  dan sangat potensial. Pasar modal adalah salah satu wadah yang dapat  digunakan untuk menghimpun dana jangka panjang. Melalui pasar modal,  suatu perusahaan akan menjual sahamnya kepada masyarakat umum (go  public) dengan diharuskan memenuhi ketentuan yang berlaku dalam  perundang – undangan beserta aturan pelaksanaan yang mengikutinya, di  antaranya yaitu melampirkan laporan keuangan selama tiga tahun terakhir  di dalam prospektus, disertai dengan informasi tentang perusahaan dimana  informasi-informasi tersebut juga mencerminkan apakah perusahaan  tersebut mampu untuk memaksimalkan aktiva yang ada, dan sumber dana  yang tersedia di dalam perusahaan untuk mencapai tingkat efisiensi yang  baik. Karena perusahaan yang mempunyai tingkat efisiensi baik maka  pastinya akan mampu meningkatkan kesejahteraan perusahaan tersebut.
 Perkembangan pasar modal di Indonesia juga telah mengalami  perkembangan ke arah yang lebih baik dengan adanya peningkatan jumlah  perusahaan yang go public. Jumlah tersebut memang tidak bisa lepas dari  adanya krisis moneter yang melanda Indonesia di pertengahan tahun 1997,  akan tetapi secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pasar modal  Indonesia mengalami perkembangan dalam hal peningkatan jumlah  perusahaan go public. Akan tetapi, pada akhir tahun buku 1997 kondisi  tentang perusahaan yang mengalami kesulitan dan bahkan bangkrut  banyak ditemui pada waktu itu. Di Indonesia, jumlah perusahaan yang go  public tetapi tidak berani atau terlambat mengeluarkan laporan keuangan  berjumlah lebih dari 60 % dari seluruh perusahaan yang seharusnya  mempublikasikan laporan keuangan tahunan. Hal ini disebabkan oleh  jeleknya kinerja keuangan perusahan pada tahun tersebut. Kondisi tidak  sehatnya kinerja keuangan perusahaan yang go public di Indonesia sangat  mungkin dialami beberapa waktu sebelum datangnya krisis moneter,  namun hal ini tidak teridentifikasi secara empiris.
Sistem dan struktur bisnis juga sangat berpengaruh pada kinerja  perusahaan. Besarnya biaya yang secara langsung tidak terkait dengan  usaha perusahaan bisa merupakan salah satu faktor penting dari tidak  sehatnya keuangan perusahaan. proteksi yang berlebihan pada sektor  bisnis juga menyumbangkan kondisi yang menyebabkan rentannya  perusahaan dari kebangkrutan. Oleh karena itu, deteksi kinerja keuangan  perusahaan yang memberikan gambaran tentang kekuatan keuangan  perusahaan untuk bertahan ketika dihempas krisis ekonomi.
 Penilaian kinerja perusahan penting dilakukan oleh manajemen,  pemerintah, pemegang saham, maupun stockholder  yang lain, karena  menyangkut distribusi kesejahteraan di antara mereka. Ketika perusahaan  telah menjadi perusahaan publik, tidak ada harga pasar saham sampai  dimulainya penjualan dipasar sekunder. Pada saat itu pemodal umumnya  hanya  mempunyai informasi tentang perusahaan emiten secara terbatas,  yakni hanya sebatas yang dipaparkan melalui prospektus menjelang go  public. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh kekuatan pasar  berdasarkan kinerja.
Perusahaan publik pada dasarnya harus siap dengan berbagai  konsekuensi dan permasalahannya, yaitu memenuhi ketentuan yang  berlaku dalam perundangundangan beserta aturan pelaksanaan yang  mengikutinya. Sebagai perusahaan publik, para pemilik lama ataupun  pendiri harus menerima, keterlibatan pihak – pihak lain dalam perusahaan yang didirikannya tersebut. Kenyataan ini harus diterima sebagai suatu  sinergi untuk melakukan kerjasama dengan pihak-pihak lain, bahkan para  pesaing sekalipun.
Masyarakat, khususnya kalangan pemodal, mengharapkan agar setiap  perusahaan yang menjadi perusahaan publik dapat meningkatkan  kinerjanya. Karena kinerja perusahaan sesudah menjadi perusahaan publik  bisa saja mengalami penurunan. Hal tersebut bisa saja dikarenakan  perusahaan telah menetapkan target kinerja yang cukup tinggi sebelum  menjadi perusahaan publik, akibatnya kinerja perusahaan tersebut  mengalami penurunan setelah menjadi perusahaan publik, harapan   masyarakat dan kalangan pemodal itu wajar mengingat bahwa mereka  bersedia menanamkan modalnya dengan membeli saham karena janji –  janji emiten dalam prospektus yang diyakini baik.
Secara umum tersimpulkan bahwa penetapan harga saham pada saat  penawaran perdana cenderung mengalami fenomena under pricing (harga  kerendahan) sehingga memberikan return awal (initial return) rata – rata  yang positif  bagi pemodal.
Dari uraian yang telah diungkapkan di atas maka penulis tertarik  mengambil judul ”Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan  Antar Sektor Yang Go Public  Yang Terdaftar Pada Bursa Efek  Indonesia (2005 – 2010)”.
1.2  Perumusan Masalah Perusahaan go public berarti perusahaan tersebut telah menghimpun  dana dari masyarakat untuk menunjang kegiatan investasi dan operasional  perusahaan. Investor tentunya mengharapkan adanya pengembalian atas  investasinya tersebut baik dalam bentuk pembayaran  deviden maupun  pengembalian lainnya yang dapat menigkatkan kesejahteraannya. Karena  manajemen dari perusahaan publik memperoleh kepercayaan untuk  mengelola dana yang ditanamkan oleh masyarakat, maka manajemen  harus mempertanggung jawabkan kinerja perusahaannya agar adanya  jaminan bagi  stockholder  dan debtholder bahwa dana yang tertanam  tersebut dikelola secara ekonomis. Adanya arus dana masuk perusahaan  antara sektor yang satu dengan sektor yang lainnya yang berasal dari go  public diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
 Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka  peneliti dalam hal ini merumuskan masalah yang akan dibahas yaitu  ”Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan antara sektor  yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”.
1.3  Tujuan Penelitian Tujuan di dalam penelitian ini adalah : 1.  Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan antar sektor yang go   public  dengan menggunakan rasio keuangan ( likuiditas, aktivitas,  profitabilitas dan solvabilitas) tahun 2005 – 2010.
2.  Untuk menganalisis apakah terdapat peningkatan kinerja keuangan  perusahaan antara sektor yang satu dengan sektor yang lainnya pada  perusahaan yang go public  di BEI.
1.4  Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : a.  Memberikan pengembangan untuk menerapkan teori yang telah  didapatkan di bangku kuliah dan menambah wawasan dalam bidang  keuangan khususnya tentang rasio keuangan (likuiditas,  aktivitas, profitabilitas dan solvabilitas) sebagai alat ukur penilaian  kinerja keuangan perusahaan.
b.  Sebagai bahan referensi yang dapat memberikan perbandingan dalam  melakukan penelitian selanjutnya, khususnya mengenai rasio keuangan  sebagai alat ukur penilaian keuangan perusahaan.
  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi