Senin, 24 Maret 2014

Skripsi Manajemen: FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA



BAB 1  PENDAHULUAN   
A. Latar Belakang  
 Pasar modal memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan  ekonomi. Kehadiran pasar modal akan memperbanyak pilihan investasi, sehingga  kesempatan untuk memilih investasi yang sesuai dengan preferensi investor akan  semakin besar. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk  memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang  melaksanakan investasi. Syarat utama bagi para investor untuk menyalurkan  dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasinya. Perasaan  aman ini diperoleh diantaranya karena para investor memperoleh informasi yang  jelas, wajar dan tepat waktu, sebagai dasar pengambilan keputusan investasinya.

Instrumen investasi yang diperdagangkan di pasar modal adalah suratsurat berharga yang berjangka panjang seperti saham, obligasi, waran, right  (Darmadji, 2001; 5). Salah satu instrumen pasar modal yang paling banyak  dikenal masyarakat luas adalah saham.Saham merupakan surat bukti kepemilikan  atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Perusahaan yang  mengeluarkan saham di pasar modal untuk mendapatkan dana disebut dengan  emiten  Investor melakukan investasi dalam saham, memiliki tujuan untuk  mendapatkan return(tingkat pengembalian) yang sebesar-besarnya sebagai  imbalan atas dana yang telah diinvestasikannya. Returnsaham terdiri dari capital  gaindan dividen untuk investasi pada saham. Semakin tinggi returnsaham yang   diperolehnya, maka akan semakin banyak jumlah investor yang tertarik  melakukan investasi pada saham tersebut.
Perusahaan yang mengeluarkan saham terdiri dari berbagai macam jenis  perusahaan yang dibagi berdasarkan bidang usahanya kedalam sektor tertentu.
Salah satu sektor adalah sektor otomotif dan komponennya. Industri di bidang  otomotif dan komponennya ini pada umumnya bersifat jangka panjang dan akan  bertumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi.
Sektor otomotif dan komponennya merupakan salah satu sektor yang  terpuruk sejak terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1998 di Indonesia. Sejak saat  itu, banyak perusahaan perakitan dan pembuatan komponen otomotif mengalami  kesulitan karena memiliki hutang di bank dalam jumlah yang besar. Suku bunga  kredit melonjak akibat terjadinya inflasi sehingga membuat industri otomotif dan  komponennya kesulitan membayar cicilan kredit. Akhirnya, jumlah pelaku sektor  otomotif dan komponennya pun semakin sedikit (Kompas, 2003). Menurunnya  kinerja perusahaan sektor otomotif dan komponennya akan direspon oleh investor  di pasar modal sehingga akan sangat mempengaruhi harga pasar saham di bursa  efek.
Pada tahun 1999, situasi pasar otomotif dan komponennya mulai  membaik. Hingga pada tahun 2005, sektor otomotif dan komponennya terus saja  mengalami pertumbuhan sebagai akibat semakin meningkatnya permintaan  masyarakat terhadap kendaraan bermotor dan komponennya. Namun pada tahun  2006, sektor ini mengalami penurunan permintaan yang dikarenakan kebijakan  pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak dan pada tahun 2007 sektor ini  kembali bangkit akibat pengaruh stabilnya harga pasar. Kondisisektor otomotif   dan komponennya terlihat dari data angka penjualan mobil dan sepeda motor  sebagai berikut  Table 1.1  Angka Penjualan Produk SektorOtomotif dan Komponennya  Tahun 2005 – 2007  Produk  Tahun  2005 2006  2007  Mobil  533.000 unit  318.883 unit  434.449 unit  Sepeda motor  5100.000 unit  3.450.399 unit 5.300.000 unit  Sumber : www.gaikindo.orgdan www.aisi.or.id(Data diolah, 2008)  Pengaruh kenaikan dan penurunan penjualan mobil dan sepeda motor  memberikan dampak pada penjualan komponennya. Semakin tinggi angka  penjualan mobil dan sepeda motor maka akan semakin tinggi pula angka  penjualan produk komponen otomotif.
Iklim investasi pada sektor otomotif dan komponennya ini diperkirakan  akan terus naik dari tahun ketahun dikarenakan semakin membaiknya kondisi  makro perekonomian seperti angka inflasi yang rendah serta turunnya tingkat  suku bunga perbankan. Oleh karena itu, sektor otomotif dan komponennya  memiliki peluang bisnis yang sangat besar.
Sebagai salah satu industri yang memiliki prospek yang baik,  sepantasnyalah saham industri otomotif dan komponennya ini cukup aktif  diperdagangkan di lantai bursa. Namun kenyataannya berbeda, setelah penulis  melihat dari indeks LQ45 yaitu 45 saham perusahaan yang terpilih berdasarkan  likuiditas perdagangan saham di Bursa  Efek Indonesia (BEI) selama periode  penelitian (Januari 2005 – Desember 2007), ternyata dari 15 industri otomotif dan  komponennya yang listing atau yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hanya   ada 2 industri yang pernah berada di indeks LQ45. Kedua industri itu adalah PT.
Astra Internasional Tbk (ASII) dan PT. Gajah Tunggal Tbk (GJTL).
Berdasarkan penyataan tersebut perlu diteliti tetang ketertarikan investor  berinvestasi pada sektor otomotif dan komponennya ini. Investor tentu sangat  tertarik untuk menanamkan dananya pada industri yang dapat memberikan  pendapatan (return)yang tinggi. Untuk memperolehpendapatan yang tinggi  tentunya ada faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh  investor.
Investor menganalisis saham, harus mempertimbangkan dua faktor yaitu  faktor sistematis atau faktor makro adalah faktor-faktor yang mempengaruhi  semua perusahaan atau industri yang meliputi pertumbuhan ekonomi, tingkat  bunga, tingkat inflasi, nilai tukar valuta asing, dan kebijaksanaan pemerintah.
Sedangkan faktor yang tidak sistematis atau faktor mikro adalah faktor-faktor  yang ada pada perusahaan atau industritertentu sehingga pengaruhnya terbatas  pada perusahaan atau industri tertentu yang meliputi struktur modal, struktur  aktiva, dan tingkat likuiditas perusahaan.
Menurut faktor tidak sistematis CAPM (Capital Asset Pricing Models), resiko sistematik  (beta)merupakan resiko yang patut diperhitungkan dalam  mempengaruhi pendapatan saham. Resiko diukur dengan beta (β)yakni koefisien  saham terhadap pasar. Berdasarkan kenyataan diatas bahwa telah terjadi  penyimpangan yang terhadap model CAPMdalam kaitannya terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi pendapatan saham oleh peneliti-peneliti terdahulu,  maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor   Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Perusahaan Otomotif dan  Komponennya Di Bursa Efek Indonesia”.
B.  Perumusan Masalah  Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan sebelumnya  maka dirumuskan masalah sebagai berikut :  1.  Apakah faktor beta, debt to equity ratio, price to earning ratio, price to book  valuesecara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap pendapatan saham  pada sektor otomotif dan komponennyadi Bursa Efek Indonesia (BEI)?  2.  Apakah faktor beta, debt to equity ratio, price to earning ratio, price to book  valuesecara parsial mempunyai pengaruh terhadap pendapatan saham pada  sektor otomotif dan komponennya diBursa Efek Indonesia (BEI)?  C. Tujuan dan Manfaat Penelitian  1.  Tujuan Penelitian  a.  Mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor beta, debt to equity ratio, price  to earning ratio, price to book valuesecara bersama-sama terhadap pendapatan  saham pada sektor otomotif dan komponennya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
b.  Mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor beta, debt to equity ratio, price  to earning ratio, price to book valuesecara parsial terhadap pendapatan saham  pada sektor otomotif dan komponennyadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
2.  Manfaat Penelitian  a.  Bagi praktisi/investor, sebagai bahan pertimbangan atau data tambahan dalam  proses pengambilan keputusan untuk berinvestasi pada saham yang bertujuan  meraih pendapatan yang tinggi.
 b.  Bagi kalangan akedemis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi  kontribusi bagi pengembangan ilmu pengtahuan tentang faktor-faktor yang  semakin berkembang dalam kaitannya mempengaruhi pendapatan saham.
c.  Bagi penulis, menambah wawasan pengetahuan tentang analisis faktor yang  mempengaruhi saham.
d.  Bagi peneliti selanjutnya, sebagai referensi khususnya dalam ruang lingkup  yang lebih luas atau bidang/sektoryang lain sehingga diharapkan  menghasilkan penelitian yang sempurna dan teruji.
D. Kerangka Konseptual  Saham sangat identik dengan resiko. Hal ini sangat sesuai dengan  karateristik saham “High Risk High Return”. Karateristik ini menggambarkan  bahwa semakin tinggi keuntungan yang diharapkan oleh investor maka semakin  tinggi juga resiko yang harus dihadapi untuk merealisasikan keuntungan tersebut.
Dari sini dapat dilihat bahwa pendapatan saham sangat erat kaitannya dengan  resiko.
CAPM (Capital Asset Princing Models) menyatakan bahwa satu-satunya  resiko yang patut dipertimbangkan dalam menjelaskan  returnadalah resiko  sistematik/beta (Yuliati, 1996). Namun, studi  empiris yang dilakukan oleh  Liestyowati (2002), (Prayitno, 2007) dalam meneliti pengaruh variabel betadan  variabel lain terhadap returnsaham dengan menggunakan metode regresi,  menunjukan bahwa selain betamasih ada faktor lain yang mempengaruhi  pendapatan saham, yaitu debt to equity ratio, price to earning ratio, price to book  value.
 Adapun kerangka konseptual yang menjadi dasar penelitian ini adalah  sebagai berikut :  Gambar 1.1. Kerangka Konseptual  Sumber : Liestyowati (2002), Prayitno (2007)  E.  Hipotesis  Sesuai dengan kerangka pemikiran terdahulu, maka penulis  mengemikakan hipotesis sebagai berikitt :  1.  Faktor beta, debt to equity ratio, price to earning ratio, price to book value secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap pendapatan saham pada  sektor otomotif dan komponennya diBursa Efek Indonesia (BEI).
2.  Faktor beta, debt to equity ratio, price to earning ratio, price to book value secara parsial mempunyai pengaruh terhadap pendapatan saham pada sektor  otomotif dan komponennya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
F.  Metode Penelitian  1.  Batasan Operasional  Adapun yang menjadi batasan operasional penulis adalah sebagai berikut :  Debt to  Equity Ratio  (X2)  Price to  Earning Ratio  (X3)  Pendapatan  Saham(Return)  (Y)  Price to Book  Value  (X4)  Beta  (X1)   a.  Data laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan tahun 2005 –  2007.
b.  Harga saham dan IHSG yang digunakan adalah harga pembukaan dan  penutupan per akhir kwartal.
c.  Faktor-faktor yang diteliti dalam mempengaruhi pendapatan saham adalah  faktor beta, debt to equity ratio, price to earning ratio, price to book value.
2.  Indentifikasi dan Definisi Operasional Variabel  Dalam penelitian ini terdapat 5 variabel yang terdiri dari satu variabel  terikat atau variabel dependen (Y) yaitupendapatan saham dan empat variabel  bebas atau variabel independen, yaitu beta (X1), debt to equity ratio (X2), price to  earning ratio(X3), price to book value(X4).
a.  Variabel Independen  1. Beta Beta (X1) merupakan resiko suatu saham terhadap pasar, taksiran beta (β) diperoleh dari sampel market model dari regresi linear (Jogiyanto, 2000 ; 204)  faktor beta dihitung dengan rumus sebagai berikut :  2 n PS)(PPSn PSPPS.PS.PPSn      Beta Dimana ;  Beta = Resiko Sistematik   PS  = Pendapatan Saham Individu   PPS  = Pendapatan Pasar Saham   N  = Jumlah Data   Pendapatan Saham Individu (PS) dihitung dengan rumus sebagai berikut ;  1t 1tt   H HSH PS Dimana ;  PS  = Pendapatan Saham Individu  Ht = Harga saham penutupan kwartal ke t Ht-1 = Harga saham penutupan kwartal sebelumnya  Sedangkan Pendapatan Pasar Saham (PPS) dihitung sebagai berikut:  1 1t t a Komponenny dan Otomotif Indeks a Komponenny dan Otomotif Indeksa Komponenny dan Otomotif Indeks PPS    Dimana :  IHSGt = Indeks otomotif dan komponennya kwartal ke t IHSGt-1= Indeks otomotif dan komponennya kwartal sebelumnya  2. Debt to Equity Ratio (DER)  Debt to Equity Ratio(X2) merupakan rasio hutang terhadap modal saham.
Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang dimana  semakin tinggi nilai rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi  perusahaan. Rasio ini dihitung dengan rumus (Warsono, 2003; 36) :  ModalTotal UtangTotal DER Nilai DERyang digunakan adalah menurut ukuran individual perusahaan  secara rata-rata per kwartal.
 3.  Price to Earning Ratio(PER)  Price to Earning Ratio(X3) Adalah rasio harga pasar saham dibagi  pendapatan setelah pajak (net income). Rumus yang digunakan antara lain,  (Anoraga, 2001; 64) :  SahamPer  Pendapatan Saham Lembar Per Pasar Harga PER Nilai PERyang digunakan adalah menurut ukuran individual perusahaan  secara rata-rata per kwartal dan harga pasar saham yang digunakan adalah harga  pasar saham penutupan per kwartal.
4.  Price to Book Value(PBV)  Price to Book Value(X4) merupakan rasio yang menunjukkan apakah  harga saham (harga pasarnya) diperdagangkan diatas atau dibawah nilai buku  saham tersebut, rumus yang digunakan adalah (Darmadji, 2001; 141) :  sahamPerBuku Nilai Biasa Saham Pasar Harga PBV Harga saham yang digunakan adalah harga saham penutupan (closing  price)per kwartal dan ukuran nilai buku saham (book value)adalah menurut  ukuran rata-rata book valueperusahaan individu per kwartal.
b.  Variabel Dependen  Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Pendapatan  saham yang diteliti adalah pendapatan realisasi yaitu pendapatan aktual yang  sudah terjadi, yang disebut dengan  capital gain.  Capital gainmerupakan  keuntungan yang diperoleh investor dari hasil jual belisaham, berupa selisih  antara nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan nilai beli yang lebih rendah.
 Pendapatan saham (Y) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Jogiyanto,  2000 ; 108) :  1st 1st st Y   H HSH  Dimana :  Hst  = Harga saham penutupan pada kwartal ke t  Hst-1  = Harga saham penutupan pada kwartal sebelumnya  3.  Populasi dan Objek Penelitian  Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan otomotif  dan komponennya yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia periode Januari  2005 sampai Desember 2007 sejumlah 15 perusahaan. Pemilihan objek penelitian  menggunakan metode purposive samplingyaitu penentuan objek penelitian  dengan menggunakan kriteria (pertimbangan) tertentu. Adapun kriteria  (pertimbangan) penentuan objek penelitian yang digunakan olehpenulis adalah  sebagai berikut :  a.  Emiten yang memiliki data laporan keuangan per kwartalan mulai Januari  2005 sampai Desember 2007  b.  Emiten yang memiliki data harga saham yang lengkap mulai Januari 2005  sampai Desember 2007  c.  Emiten yang terus listingdi BEI mulai Januari 2005 sampai Desember 2007  (tidak pernah di-suspend).
Berdasarkan kriteria tersebut terdapat perusahaan yang tidak memenuhi  syarat penelitian. Perusahaan tersebut yaitu : PT. Andhi Chandra Automotive Tbk  (ACAP), karena tidak terdaftar (di-delisting)pada tanggal 29 Desember 2006 dari  BEI. Sedangkan PT. Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) dan PT. Sanex Qianjiang   Motor Internasional Tbk (SQMI), perdagangan sahamnya diberhentikan  sementara (di-suspend)masing-masing pada tanggal 5 Juni 2006 dan 2 Juli 2007.
Disamping itu, PT. Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) juga tidak memenuhi  kriteria penelitian karena perusahaan tersebut terdaftar (listing)di Bursa Efek  Indonesia pada tanggal 9 Juni 2005  Dengan demikian dari 15 perusahaanotomotif dan komponennya yang  terdaftar di bursa efek Indonesia terdapat 11 perusahaan yang memenuhi kriteria  penelitian. Perusahaan tersebut adalah sebagai berikut ;  No.  Kode  Emiten  1  ASII  Astra Internasional Tbk  2  AUTO  Astra Otoparts Tbk  3  BRAM  Branta Mulia Tbk  4  GJTL  Gajah Tunggal Tbk  5  IMAS  Indomobil Sukses Tbk  6 INDS  Indospring Tbk  7  LPIN  Multi Prima Sejatera Tbk  8 NIPS  Nipress Tbk  9  PRAS  Prima Alloy Steel Tbk  10  SMSM  Selamat Sempurna Tbk  11  SUGI  Sugi Samapersada Tbk  4.  Jenis Data  Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunDER. Data  skunDERmerupakan data yang diperoleh secara tidak langsung. Data skunDER dari penelitian ini diperoleh dari internet. (www.jsx.co.id) dan (www.ebursa.com) jurnal, buku-buku referensi, majalah dan surat kabar lainnya  .
 5.  Teknik Pengumpulan Data   Pengumpulan data yang dilakukanpeneliti adalah melalui studi  dokumentasi. Peneliti mengumpulkan berbagai data-data yang relevan dengan  penelitian melalui buku-buku referensi, jurnal, majalah, surat kabar dan data-data  dari internet.
6.  Metode Analisis  Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis  regresi berganda. Dengan metode analisis tersebut akan dijelaskan hubungan  antara variabel terikat dan variabel bebas untuk mengetahui pengaruh variabelvariabel independen, baik secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap  variabel dependen dengan persamaan :  Y = β0+ βi(X1) + β2 (X2) + β3(X3) + β4 (X4) + e   Dimana :  Y  = Pendapatan Saham (Return)  X1 = Resiko sistematik  X2= Debt to Equity Ratio X3= Price to earning ratio X4  = Price Book Value e = Error Sebelum data tersebut dianalisis model regresi berganda diatas harus  memenuhi syarat asumsi klasik yang meliputi ;  a.  Uji Normalitas  Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model  regresi variabel independen, variabel dependen atau keduanya mempunyai  distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah distribusi data normal   atau mendekati normal (Hakim, 2001; 254). Uji ini dilakukan melalui analisis  kalmogorov smirnov.
b.  Uji Heteroskedastisitas  Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalah sebuah model regresi,  terjadi ketidaksamaan variandari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan  yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan lain tetap,  maka disebut homokedastisitas. Jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas  (Gudjarati, 1995; 177). Model regresi  yang baik adalah tidak terjadi  heteroskedastisitas. Uji ini menggunakan glejser test.
c.  Uji Multikolinearitas  Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model sebuah regresi  ditemukan adanya korelasi antara variabel independen (Hakim, 2001; 302). Jika  terjadi korelasi, maka dikatakan terdapatmasalah multikolinearitas. Model regrasi  yang baik, seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Uji  multikolinearitas menggunakan kriteria Variance Inflation Factor(VIF) dengan  ketentuan bila VIF> 5 terdapat masalah multikolinearitas yang serius, sebaliknya  bila VIFkecil < 5 tidak terdapat masalah multikolinearitas yang serius.
d.  Uji Autokorelasi  Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi  linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode I dan kesalahan  pengganggu pada periode t – 1 (periode sebelumnya). Model regresi yang baik  adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Gudjarati, 1995; 217). Uji  autokorelasi menggunakan Durbin Watson (DW) testdengan ketentuan :   Tabel 1.2  Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi  Hipotesis Nol  Keputusan  Jika  Tidak ada autokorelasi positif  Tolak  0 < DW < DL  Tidak ada autokorelasi positif  No decision  DL < DW ≤DU  Tidak ada autokorelasi negatif  Tolak  4 – DL < DW < 4  Tidak ada autokorelasi negatif  No decision  4 – DU ≤DW ≤4 - DL  Tidak ada autokorelasi positif  atau negatif  Tidak ditolak  DU < DW < 4 - DU  Sumber : Gudjarati (1995)  Model regresi yang sudah memenuhi asumsi–asumsi klasik kemudian  akan digunakan untuk menganalisis melalui pengujian hipotesis sebagai berikut :  a.  Uji Serempak  Pengujian ini dilakukan untuk mengetahuiapakah semua variabel bebas  secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
β1 = β2 = β3 = β4 = 0  H0: Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara serempak dari  beta, DER, PER, PBVterhadap pendapatan saham.
H1 : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠0  Artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara serempak dari beta,  DER, PER, PBVterhadap pendapatan saham.
Kriteria penilaian hipotesis pada uji – f ini adalah :  Jika probabilitas > 0,05 maka Hoditerima  Jika probabilitas < 0,05 maka H1diterima  b.  Uji Secara Parsial  Pengujian ini dilakukan untuk menguji setiap variabel bebas (X) apakah  mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Bentuk pengujian:   H0 :  βi  = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari beta, DER, PER,  PBVterhadap pendapatan saham.
H1 : βi  ≠0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari beta, DER, PER, PBV terhadap pendapatan saham.
Pengujian menggunakan uji t dengan tingkat pengujian (level of test) pada  λ= 5% dan derajat kebebasan (n – k). Kriteria pengambilan keputusan pada uji t  dua sisi adalah :  H0diterima jika :  -ttabel ≤thitung ≤ttabel H1 : diterima jika :  thitung > ttabel  thitung < -ttabel    

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi