BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan produk kosmetik memberi peluang
bisnis bagi para produsen kosmetik.
Peluang bisnis tersebut menciptakan keanekaragaman produk kosmetik atau produk perawatan kulit yang kini
beredar di pasar, yaitu dari produk
lokal sampai produk impor, dan produk yang masuk secara legal maupun illegal, sehingga konsumen dapat memilih
produk kosmetik yang terbaik bagi dirinya,
dan produk kosmetik tersebut dapat diperoleh dengan mudah di pusatpusat
perbelanjaan dan khususnya di klinik kecantikan.
Saat ini banyak
produk kosmetik yang beredar menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat mengganggu
kesehatan para pengguna kosmetik. Menurut Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), bahan-bahan kimia yang berbahaya tersebut antara lain Merkuri,
Hidroquinonlebih dari 2%, Asam retrinoat, Diethylene Glicol, zat warna Rhodamin B dan
Merah K3 serta Chlorofluorocarbon (www.kapanlagi.com, 2008).
Penggunaan
bahan-bahan kosmetik yang dilarang oleh BPOM tersebut dapat juga menimbulkan masalah lingkungan.
Masalah lingkungan tersebut adalah masalah
Pemanasan Global atau Gobal Warming. Adanya isu lingkungan tersebut membentuk sikap dan perilaku konsumen untuk
memilih produk yang alami, aman, dan
ramah lingkungan. Oleh karena itu perusahaan kosmetik perlu memperluas pasarnya dengan menciptakan produk
hijau kosmetik (Green Product Cosmetics)
(Johri dan Sahasakmontri, 1998: 265).
Martha Tilaar merupakan salah satu perusahaan
kosmetik yang menghasilkan produk
kosmetik bernuansa ketimuran dan mengandung bahan alami (www.indonesia.go.id, 2008). Produk
kosmetik perusahaan Martha Tilaar sudah
dikenal sebagai salah satu produk hijau kosmetik (Green Product Cosmetics) di dunia. Hal ini terbukti dari
hasil uji laboratorium di Paris yang menyatakan
bahwa bahan-bahan yang digunakan pada produk Martha Tilaar bebas dari bahan-bahan kimia berbahaya (www.sinarharapan.com,
2008).
Produk Martha
Tilaar cenderung mengalami peningkatan
dalam penjualannya. Tercatat omzet
penjualannya pada tahun 2003 sebesar 600 milyar rupiah khusus pada merek Sariayu Martha Tilaar
(www.gatra.com, 2008).
Kemudian berhasil
mengalami peningkatan sebesar 700 milyar rupiah pada tahun 2007 yang diperoleh dari penjualan produk
kosmetik dan galeri kecantikan yang tersebar
di Indonesia (www.rmexpose.com, 2008). Selain itu, Produk Martha Tilaar juga masuk dalam kategori Top Brand2008
khusus pada perawatan pribadi yaitu
bedak wajah.
Tabel 1.1 Top Brand 2008 Kategori Perawatan Pribadi (Bedak Wajah) Merek
Top Brand Index Viva 15.1% Pixy 11.8% Sariayu 9.2% Caring 5.2% La Tulipe
5.0% Marcks 4.7% Revlon 3.7% Pigeon 3.0% Mustika Ratu
2.4% Sumber: Majalah
Marketing(2008) Tabel 1.1 menyajikan 10
merek bedak wajah di Indonesia yang masuk kedalam kategori merek-merek teratas pada
tahun 2008. Sariayu dan Caring yang merupakan
produk Martha Tilaar masing-masing berada pada peringkat ketiga dan keempat. Hal ini jelas bahwa produk
kosmetik Martha Tilaar mampu menarik perhatian
konsumen dan membentuk sikap dan perilaku konsumen untuk menggunakan produk hijau kosmetik tersebut.
Perusahaan Martha
Tilaar mendirikan Puri Ayu Martha Tilaar sebagai tempat penjualan dan pusat pelayanan bagi
produk-produk Martha Tilaar Group pada
tahun 1995. Produk-produk Martha Tilaar tersebut antara lain produk Belia, Berto Tea, Biokos, Caring, Cempaka Cosmetics,
Dewi Sri Spa Martha Tilaar, Jamu Garden,
Mirabella Cosmetics, PAC (Professional Artist Cosmetics), Sariayu Martha Tilaar, dan Rudi Hadisuwarno Cosmetics.
Kemudian, Puri Ayu Martha Tilaar hadir
di kota Medan yaitu di Sun Plaza pada tahun 2004.
Konsumen dalam
memilih produk terutama produk kosmetik Martha Tilaar, mereka dapat melihat atribut dari
produk tersebut. Atribut produk yang digunakan
antara lain merek, kualitas, desain, label, dan kemasan. Konsumen cenderung tertarik pada produk yang memiliki
merek yang terpercaya, kualitas yang
bagus, desain yang menarik, label yang dapat menerangkan komposisi secara lengkap dari produk, dan kemasan yang
unik. Atribut produk tersebut dapat mempengaruhi
sikap dan perilaku konsumen sebelum membeli.
Berdasarkan uraian
tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Atribut
Produk Terhadap Sikap Konsumen Pada
Green Product Cosmetics (Studi kasus
Pada Puri Ayu Martha Tilaar Sun Plaza
Medan).
B.
Perumusan Masalah Berdasarkan
latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka peneliti dalam hal ini merumuskan masalah yang akan
dibahas sebagai berikut: Apakah ada
pengaruh atribut produk terhadap sikap konsumen pada Green Product Cosmetics? C. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual atau kerangka pemikiran
merupakan sintesa tentang hubungan
beberapa variabel yang diteliti, yang disusun dari berbagai teori yang dideskripsikan. Kerangka konseptual merupakan
dasar dalam pembuatan hipotesis (Sugiyono,
2003: 49).
Perusahaan dalam
memahami keinginan dari konsumen terhadap produk yang dikonsumsinya perlu mempertimbangkan
atribut produk. Atribut produk terdiri
dari merek produk, kualitas produk, desain produk, label produk, dan kemasan produk yang merupakan faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam menentukan
sikapnya terhadap suatu produk.
Menurut
Sastradipoera dalam Rahardja (2007: 33) suatu produk dapat dikatakan baik apabila produk tersebut telah
mendapatkan kepercayaan di hati masyarakat
dalam jangka waktu yang lama. Dalam hal ini kepercayaan adalah salah satu komponen dari sikap yang didasari oleh pengetahuan, persepsi seseorang mengenai suatu objek. Melalui
kepercayaan konsumen terhadap suatu produk
membentuk sikap konsumen terhadapobjek atau gagasan tertentu.
Sikap merupakan
komponen positif dan negatif terhadap objek yang terbentuk dari produk yang ditawarkan kepada
konsumen. Sikap menempatkan kerangka
pemikiran yang menyukai atautidak menyukai objek tertentu, yang bergerak mendekati atau menjauhi objek
tersebut. Sikap menyebabkan orang berperilaku
secara cukup konsisten terhadap objek yang serupa. Oleh karena itu, sikap sangat sulit berubah (Kotler, 2005: 219).
Berdasarkan
pemikiran di atas, makakerangka konseptual dapat dibuat secara skematis sebagai berikut: Atribut Produk (X) Sumber: Simamora (2000) Gambar 1.1: Kerangka Konseptual D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara dari
suatu permasalahan yang harus dibuktikan
kebenarannya. Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka hipotesis yang dikemukakan
adalah: “Terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari atribut produk terhadap sikap konsumen pada Green Product Cosmetics.” Merek produk (X1) Kualitas produk (X2) Desain produk (X3) Label produk (X4) Kemasan produk (X5) Sikap Konsumen (Y) E.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan peneliti mengadakan penelitian ini
adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh atribut produk terhadap sikap konsumen pada Green Product Cosmetics.
2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat
sebagai berikut: a. Bagi Perusahaan Sariayu Martha Tilaar,
penelitian ini dapat menjadi sumber
informasi dan pengetahuan mengenai Green
Product Cosmeticsuntuk meningkatkan
kualitas produknya.
b. Bagi Peneliti, penelitian ini bermanfaat
untuk memperdalam pengetahuan dan
cakrawala berpikir ilmiah di bidang pemasaran khususnya perilaku konsumen dan Green Product
Cosmetics.
c. Bagi Peneliti Lain, penelitian ini sebagai
bahan referensi dan informasi yang
nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian pada bidang yang sama di masa yang
akan datang.
F. Metode Penelitian 1.
Batasan Operasional Sesuai dengan
latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini dibatasi pada variabel bebas (independent variable) yaitu atribut produk
terhadap variabel terikat (dependent
variable) yaitu sikap konsumen, pada konsumen Puri Ayu Martha Tilaar Sun Plaza Medan yang telah
melakukan pembelian minimal 2 kali.
Variabel yang dianalisis adalah: a. Variabel Bebas (X), yaitu Atribut Produk ,
yang terdiri dari: X1 =
Merek Produk X2 = Kualitas X3
= Desain X4
= Label X5
= Kemasan b.
Variabel Terikat (Y), yaitu sikap konsumen Puri Ayu Martha Tilaar Sun Plaza Medan.
2. Defenisi Operasional Variabel Peneliti menjelaskan variabel-variabel yang
sudah diidentifikasi, maka perlu ada
defenisi operasional dari masing-masing variabel sebagai upaya pemahaman dalam penelitian.
Defenisivariabel-variabel yang diteliti adalah
sebagai berikut: a. Variabel Bebas Variabel Bebas yaitu atribut produk (X).
Atribut produk ini memiliki beberapa sub
variabel, yaitu: Merek Produk (X1),
yaitu nama, istilah, tanda, simbol atau desain, atau kombinasi di antaranya agar mudah dikenali
oleh konsumen.
Kualitas (X2),
yaitu kualitas kinerja-kemampuan produk untuk melaksanakan fungsi yang diharapkan konsumen.
Desain (X3), yaitu desain ataubentuk, ukuran
berat, warna, dan gaya yang menarik
perhatian konsumen sehingga produk selalu diingat.
Label (X4), yaitu
mengidentifikasi produk atau merek melalui keterangan-keterangan yang tertera di produk
tersebut.
Kemasan (X5), yaitu
pembungkus fisik untuk melindungi produk dan sekaligus menciptakan identitas unik kepada
konsumen.
b. Variabel Terikat Variabel Terikat yaitu Sikap Konsumen (Y).
Sikap konsumen
yaitu menjelaskan motivasi, perasaan emosional, proses kognitif terhadap suatu objek oleh
konsumen.
Tabel 1.2 Operasional Variabel VARIABEL SUB VARIABEL INDIKATOR SKALA PENGUKURAN Atribut Produk (X)
Merek Produk (X1) a. Kemudahan mengenal merek produk b.
Tingkat pengucapan merek c.
Kemudahan mengingat merek produk Likert Kualitas
Produk (X2) a.
Kinerja-kemampuan produk b.
Keistimewaan produk c. Daya tahan produk Likert Desain
Produk (X3) a.
Bentuk produk b. Berat produk c.
Kekhasan produk Likert Label Produk (X4) a. Kejelasan nama perusahaan b.
Menggambarkan keterangan produk c.
Menunjukkan kualitas produk Likert Kemasan
Produk (X5) a.
Keindahan Produk b. Praktis untuk dibawa c.
Dapat melindungi kualitas produk Likert Sikap
Konsumen (Y) - a.
Kepercayaan dan keyakinan
terhadap produk b. Kesukaan terhadap produk c.
Keinginan untuk mengkonsumsi Likert
Sumber: Simamora (2000) 3.
Skala Pengukuran Variabel Proses
pengolahan data untuk menghitung masing-masing indikator dengan mengggunakan skala likert. Dimanaditentukan
item-item yang relevan dengan apa yang
ingin diketahui, kemudian responden diminta untuk memberikan jawaban yang paling sesuai dengan
pendapatnya.
1 Pengukuran atribut produk terhadap sikap
konsumen pada Green Product Cosmetics,
melalui skala likert digunakan dengan lima tingkatan yang diberi skor sebagai berikut (Sekaran, 2006: 31): a.
Sangat setuju diberi skor lima b. Setuju diberi skor empat c. Ragu-ragu diberi skor tiga d.
Tidak setuju diberi skor dua e. Sangat tidak setuju diberi skor satu 4.
Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari
subjek-subjek yang karakteristiknya akan
diduga. Berdasarkan pra-survei yang dilakukan peneliti, diketahui bahwa jumlah parapengunjung
Puri Ayu Martha Tilaar sebagai berikut: Tabel 1.3 Jumlah Pengunjung Puri Ayu Martha Tilaar Sun
Plaza Medan Bulan Jumlah Pengunjung (Orang) Januari 800 Pebruari 832 Maret 1180 Jumlah 2812 Sumber: PT Martha Tilaar Sun Plaza Medan
(2008) Rata-rata populasi berdasarkan
Tabel 1.3 dalam sebulan adalah 937,33, dan
dibulatkan menjadi 937 orang.
1 b.
Sampel Sampel merupakan sebagian
dari populasi (Sekaran, 2006: 123).
Sampel terdiri atas
sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Penetapan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan
rumus Slovin (Umar, 2005: 146), sebagai
berikut: n= 1 Ne
N Keterangan : n = ukuran sampel N =
ukuran populasi e =
Tingkat kesalahan (standard error10%) Dengan menggunakan rumus tersebut, maka sampel
dapat dihitung sebagai berikut: n = 1 Ne N = )1.0(937 93 n = 90,35 Berdasarkan perhitungan diatas diambil sampel
sebanyak 90,35 responden dan dibulatkan
menjadi 90 responden.
Pemilihan sampel
dilakukan dengan menggunakan metode purposive random sampling, yaitu teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan karakter dan
ciri-ciri yang ditentukan terlebih dahulu untuk membatasi sampel (Sugiyono, 2004: 78). Adapun karakter
yang ditentukan adalah pengunjung yang
pernah dan sedang melakukan pembelian, minimal telah 1 2 kali melakukan pembelian kosmetik mulai
dari januari 2008 sampai penelitian
dilakukan, dan telah berusia 17 tahun, sebagai pelanggan dewasa yang dapat mengambil keputusan
pembelian atau paling tidak mempengaruhi
keputusan pembelian.
5. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PuriAyu Martha
Tilaar, Sun Plaza Ground FloorA 37, Jl.
KH Zainul Arifin No.7, Medan. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret sampai bulan Mei 2008.
6. Jenis dan Sumber Data Peneliti menggunakan dua jenis data untuk
membantu memecahkan masalah, yaitu
(Sugiyono, 2003: 129): a. Data Primer, merupakan sumber datapenelitian
yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli. Dalam penelitian ini data
diperoleh langsung dari responden dengan
menggunakan kuesioner yang disebarkan
pada pengunjung Puri Ayu Martha Tilaar Sun Plaza Medan yang menjadi sampel.
b. Data Sekunder, merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh oleh peneliti
dari data yang sudah diolah, seperti dari buku, jurnal, majalah dan situs internet yang dapat mendukung
penelitian ini.
1 7.
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan
data dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu: a.
Observasi Dalam hal ini peneliti
melakukan pengamatan secara langsung di lokasi
penelitian guna memperoleh data dan informasi mengenai obyek penelitian.
b. Wawancara Wawancara secara langsung dengan pihak-pihak
yang terlibat langsung di dalam
penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian.
c. Kuesioner Kuesioner adalah daftar pertanyaaantertulis
yang telah dirumuskan sebelumnya yang
akan responden jawab. Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaankepada
responden untuk dijawab.
Jawaban tersebut
selanjutnya diberiskor sesuai dengan skala Likert.
d. Studi Dokumentasi Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
meninjau, membaca, dan mempelajari
berbagai macam buku, artikel yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
8. Uji Validitas dan Reliabilitas Menurut Arikunto (2002: 144), validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukurapa yang
diinginkan serta mampu 1 mengungkap
data dari variabel yang diteliti secara tepat. Penelitian ini menggunakan alat kuesioner, karena ituuji
validitas dilakukan untuk menguji data
yang telah di dapat setelah penelitian merupakan data yang valid atau tidak dengan menggunakan alatukur kuesioner
tersebut.
Kriteria yang
digunakan dalam pengujian validitas sebagai berikut: Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel,
maka butir pertanyaan tersebut valid.
Jika rhitungnegatif
atau rhitung< rtabel, maka butir pertanyaantersebut tidak valid.
rhitung dapat
dilihat pada kolom Corrected Item Total Correlation.
Uji reliabilitas
menurut Arikunto (2002: 154) menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen itu sudah baik. Reliabilitas menunjukkan tingkat kestabilan, konsistensi,
dan atau kehandalan instrumen untuk
menggambarkan gejala seperti apa adanya. Suatu instrumen tersebut digunakan untuk subjek yang sama, dalam waktu
dan kondisi yang berbeda, tetap
menunjukkan hasil yang sama. Uji validitas dan reliabilitas ini diukur dengan menggunakan Software SPSS 14,00 for
Windows.
Butir pertanyaan
yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria
sebagai berikut: a. Jika nilai Cronbach Alpha> 0,80 (Kuncoro
dalam Situmorang et al, 2008: 40), maka
pertanyaan tersebut dinyatakan reliabel.
b. Jika nilai Cronbach Alpha< 0,80 (Kuncoro
dalam Situmorang et al, 2008: 40), maka
pertanyaan tersebut dinyatakan tidak reliabel.
1 9.
Metode Analisis Data a. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif merupakan metode
yang digunakan dengan mengadakan
pengumpulan data dan penganalisaaan data yang diperoleh sehingga dapat memberikan gambaranyang jelas
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat
serta hubungan antar fenomena yang diteliti.
b. Analisis Statistik 1.
Analisis Regresi Linier Berganda Analisis
Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas (Merek produk,
kualitasproduk, desain produk, label
produk, dan kemasan produk) terhadap variabel terikat (Sikap konsumen). Dengan persamaan yang
digunakan adalah : Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+e
Keterangan: Y = Sikap Konsumen a = Konstanta b1,b2,b3,b4,b5
= Koefisien Regresi Berganda X1
= Variabel Merek Produk X2
= Variabel Kualitas Produk X3
= Variabel Desain Produk X4
= Variabel Label Produk X5
= Variabel Kemasan Produk e =
Standard Error 1 Sebelum data
tersebut dianalisis, model regresi berganda diatas harus memenuhi syarat asumsi klasik sebagai berikut:
1.
Uji Normalitas Uji normalitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, variabel
dependen mempunyai distribusi normal
atau tidak. Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal dan independen.
Model yang paling baik adalah distribusi
data normal atau mendekati normal. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah
dengan menggunakan Kolmogorov
Smirnovlebih besar dari 0,05 (5%), maka data terdistribusi normal dan sebaliknya. Selain
itu deteksi normalitas dapat dilakukan
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normalitas.Tetapi jika data
menyebar di setiap garis diagonal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas. Namun jika data menyebar jauh dari datagaris
diagonal atau titik tidak mengikuti arah
garis diagonal, makaregresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Multikolonieritas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
model sebuah regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independent variable) (Ghozali, 2005: 91). Hubungan linier antar
variabel independen inilah yang disebut
dengan multikolonieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar
variabel independen. Uji 1 multikolinearitas
menggunakan kriteria Variance Inflation Factor (VIF) melalui program SPSS. Tolerancemengukur
variabilitas variabel terpilih yang
tidak dijelaskan olehvariabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai nilai Tolerance>
0,1 atau nilai VIF < 0,5, maka tidak
terjadi multikolinearitas (Situmorang et al, 2008: 104).
3. Uji Autokorelasi Uji ini bertujuan menguji apakah dalam sebuah
model regresi linier ada korelasi antara
kesalahan penggangu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(periodesebelumnya) (Ghozali, 2005: 95).
Autokorelasi terjadi jika observasi yang berturut-turut sepanjang waktu mempunyai korelasi antara satu dengan
yang lainnya. Jika terjadi autokorelasi
maka dikatakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalahmodel regresi yang
bebas dari autokorelasi.
Uji autokorelasi
menggunakan Durbin Watson (DW) Test dengan ketentuan sebagai berikut: Tabel 1.4 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji
Autokorelasi Hipotesis nol Keterangan
Jika Tidak ada autokorelasi
positif Tolak 0<DW<dl Tidak ada autokorelasi yang negatif No decision
dl<DW≤du Tidak ada korelasi
negatif Tolak 4-dl<DW<4 Tidak ada korelasi negatif No decision
4-du≤DW≤4-dl Tidak ada
autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak Du<DW<4-du Sumber : Gujarati (dalam Situmorang et al,
2008: 86) 1 4. Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dariresidual satu pengamatan ke pegamatan lain. Jika varians dariresidual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang
baik adalah yang homokedastisitas atau
tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2005: 105). Analisis ini dilakukan dengan
menggunakan Uji Gletser.
Model regresi yang
sudah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis, melalui
pengujian hipotesis sebagai berikut: 1)
Pengujian Koefisien Determinan (R
) atau Goodness of Fit Test Digunakan untuk melihat besar pengaruh
variabel bebas terhadap variabel
terikat. Dari persamaandengan model persamaan tersebut akan dapat R
atauCoefficient of Determination yang menunjukkan persentase dari variasi variabel
keputusan pembelian yang mampu dijelaskan oleh model. Selanjutnya dengan
membandingkan besarnya nilai R untuk masing-masing variabel atribut produk,
dapat diketahui faktor terpenting atau
dominan yang menentukan pengaruhnya terhadap
sikap konsumen.
Jika determinan (R ) semakin besar atau mendekati sama, maka variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) terhadap
variabel terikat (Y) semakin kuat.
1 Jika determinan (R ) semakin kecil atau mendekati satu, maka
variabel terikat (Y) semakin kecil.
2) Uji Serempak (Uji F) Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah terdapat secara bersama-sama
variabel bebas terhadapvariabel terikat. Uji F dilakukan secara serentak untuk membuktikan hipotesis
awal tentang pengaruh atribut produk
melalui variabel merek produk (X1), kualitas produk (X2), desain produk (X3), label produk (X4),
kemasan produk (X5) sebagai variabel
bebas, terhadap sikap konsumen (Y) sebagai variabel terikat.
Pengambilan
keputusannya dengan membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Bila
Fhitunglebih besar dari nilai Ftabelmaka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas dalam model
mempengaruhi variabel terikat.
Model hipotesis
yang digunakan adalah: H0 : b1= b2= b3=
b4 = b5=0 artinya variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) secara bersama-sama tidak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel
terikat (Y).
H0 : b1 ≠b2 ≠b3 ≠b4
≠b5 artinya variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y).
2 Nilai Fhitungakan dibandingkan dengan nilai
Ftabel. Kriteria pengambilan keputusan,
yaitu: H0diterima bila Fhitung<
Ftabelpada α= 5 % H0ditolak bila
Fhitung> Ftabelpada α= 5 % 3) Uji secara Parsial (Uji-t) Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat
secara parsial. Variabel bebas dikatakan berpengaruh terhadap variabel terikat bisa dilihat dari
probabilitas variabel bebas dibandingkan
dengan tingkat kesalahannya (α). Jika probabilitas variabel bebas lebih besar dari tingkat
kesalahannya (α) maka variabel bebas
tidak berpengaruh, tetapi jika probabilitas variabel bebas lebih kecil dari tingkat kesalahannya (α) maka
variabel bebas tersebut berpengaruh
terhadap variabel terikat.
Model pengujiannya
adalah: H0= bi = 0, artinya variabel
bebas secara parsial tidak berpengaruh positif
dan signifikan terhadap variabel terikat.
Ha: bi ≠0, artinya
variabel bebas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadapvariabel terikat.
Nilai Thitungakan
dibandingkan dengan nilai Ttabel. Kriteria pengambilan keputusan, yaitu: H0diterima bila Thitung< Ttabelpada α= 5% H0 ditolak bila Thitung> Ttabelpada α= 5%
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi