Selasa, 25 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP SIKAP KONSUMEN PADA GREEN PRODUCT COSMETICS (STUDI KASUS PADA PURI AYU MARTHA TILAAR SUN PLAZA)



 BAB I  PENDAHULUAN   
A. Latar Belakang  
 Perkembangan produk kosmetik memberi peluang bisnis bagi para  produsen kosmetik. Peluang bisnis tersebut menciptakan keanekaragaman produk  kosmetik atau produk perawatan kulit yang kini beredar di pasar, yaitu dari  produk lokal sampai produk impor, dan produk yang masuk secara legal maupun  illegal, sehingga konsumen dapat memilih produk kosmetik yang terbaik bagi  dirinya, dan produk kosmetik tersebut dapat diperoleh dengan mudah di pusatpusat perbelanjaan dan khususnya di klinik kecantikan.

Saat ini banyak produk kosmetik yang beredar menggunakan bahan-bahan  kimia berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan para pengguna kosmetik. Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), bahan-bahan kimia  yang berbahaya tersebut antara lain Merkuri, Hidroquinonlebih dari 2%, Asam  retrinoat,  Diethylene Glicol, zat warna Rhodamin B dan Merah K3 serta Chlorofluorocarbon (www.kapanlagi.com, 2008).
Penggunaan bahan-bahan kosmetik yang dilarang oleh BPOM tersebut  dapat juga menimbulkan masalah lingkungan. Masalah lingkungan tersebut adalah  masalah Pemanasan Global atau Gobal Warming. Adanya isu lingkungan tersebut  membentuk sikap dan perilaku konsumen untuk memilih produk yang alami,  aman, dan ramah lingkungan. Oleh karena itu perusahaan kosmetik perlu  memperluas pasarnya dengan menciptakan produk hijau kosmetik (Green Product  Cosmetics) (Johri dan Sahasakmontri, 1998: 265).
  Martha Tilaar merupakan salah satu perusahaan kosmetik yang  menghasilkan produk kosmetik bernuansa ketimuran dan mengandung bahan  alami (www.indonesia.go.id, 2008). Produk kosmetik perusahaan Martha Tilaar  sudah dikenal sebagai salah satu produk hijau kosmetik (Green Product  Cosmetics) di dunia. Hal ini terbukti dari hasil uji laboratorium di Paris yang  menyatakan bahwa bahan-bahan yang digunakan pada produk Martha Tilaar  bebas dari bahan-bahan kimia berbahaya (www.sinarharapan.com, 2008).
Produk Martha Tilaar cenderung  mengalami peningkatan dalam  penjualannya. Tercatat omzet penjualannya pada tahun 2003 sebesar 600 milyar  rupiah khusus pada merek Sariayu Martha Tilaar (www.gatra.com, 2008).
Kemudian berhasil mengalami peningkatan sebesar 700 milyar rupiah pada tahun  2007 yang diperoleh dari penjualan produk kosmetik dan galeri kecantikan yang  tersebar di Indonesia (www.rmexpose.com, 2008). Selain itu, Produk Martha  Tilaar juga masuk dalam kategori Top Brand2008 khusus pada perawatan pribadi  yaitu bedak wajah.
Tabel 1.1  Top Brand 2008  Kategori Perawatan Pribadi (Bedak Wajah)  Merek  Top Brand Index  Viva 15.1%  Pixy 11.8%  Sariayu 9.2%  Caring 5.2%  La Tulipe  5.0%  Marcks 4.7%  Revlon 3.7%  Pigeon 3.0%  Mustika Ratu  2.4%   Sumber: Majalah Marketing(2008)   Tabel 1.1 menyajikan 10 merek bedak wajah di Indonesia yang masuk  kedalam kategori merek-merek teratas pada tahun 2008. Sariayu dan Caring yang  merupakan produk Martha Tilaar masing-masing berada pada peringkat ketiga  dan keempat. Hal ini jelas bahwa produk kosmetik Martha Tilaar mampu menarik  perhatian konsumen dan membentuk sikap dan perilaku konsumen untuk  menggunakan produk hijau kosmetik tersebut.
Perusahaan Martha Tilaar mendirikan Puri Ayu Martha Tilaar sebagai  tempat penjualan dan pusat pelayanan bagi produk-produk Martha Tilaar Group  pada tahun 1995. Produk-produk Martha Tilaar tersebut antara lain produk Belia,  Berto Tea, Biokos, Caring, Cempaka Cosmetics, Dewi Sri Spa Martha Tilaar,  Jamu Garden, Mirabella Cosmetics, PAC (Professional Artist Cosmetics), Sariayu  Martha Tilaar, dan Rudi Hadisuwarno Cosmetics. Kemudian, Puri Ayu Martha  Tilaar hadir di kota Medan yaitu di Sun Plaza pada tahun 2004.
Konsumen dalam memilih produk terutama produk kosmetik Martha  Tilaar, mereka dapat melihat atribut dari produk tersebut. Atribut produk yang  digunakan antara lain merek, kualitas, desain, label, dan kemasan. Konsumen  cenderung tertarik pada produk yang memiliki merek yang terpercaya, kualitas  yang bagus, desain yang menarik, label yang dapat menerangkan komposisi  secara lengkap dari produk, dan kemasan yang unik. Atribut produk tersebut dapat  mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen sebelum membeli.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan  penelitian dengan judul “Pengaruh Atribut Produk Terhadap Sikap  Konsumen Pada Green Product Cosmetics  (Studi kasus Pada Puri Ayu  Martha Tilaar Sun Plaza Medan).
  B.  Perumusan Masalah  Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka peneliti  dalam hal ini merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut: Apakah  ada pengaruh atribut produk terhadap sikap konsumen pada Green Product  Cosmetics?  C. Kerangka Konseptual  Kerangka konseptual atau kerangka pemikiran merupakan sintesa tentang  hubungan beberapa variabel yang diteliti, yang disusun dari berbagai teori yang  dideskripsikan. Kerangka konseptual merupakan dasar dalam pembuatan hipotesis  (Sugiyono, 2003: 49).
Perusahaan dalam memahami keinginan dari konsumen terhadap produk  yang dikonsumsinya perlu mempertimbangkan atribut produk. Atribut produk  terdiri dari merek produk, kualitas produk, desain produk, label produk, dan  kemasan produk yang merupakan faktor yang mempengaruhi konsumen dalam  menentukan sikapnya terhadap suatu produk.
Menurut Sastradipoera dalam Rahardja (2007: 33) suatu produk dapat  dikatakan baik apabila produk tersebut telah mendapatkan kepercayaan di hati  masyarakat dalam jangka waktu yang lama. Dalam hal ini kepercayaan adalah  salah satu komponen dari sikap yang  didasari oleh pengetahuan, persepsi  seseorang mengenai suatu objek. Melalui kepercayaan konsumen terhadap suatu  produk membentuk sikap konsumen terhadapobjek atau gagasan tertentu.
Sikap merupakan komponen positif dan negatif terhadap objek yang  terbentuk dari produk yang ditawarkan kepada konsumen. Sikap menempatkan    kerangka pemikiran yang menyukai atautidak menyukai objek tertentu, yang  bergerak mendekati atau menjauhi objek tersebut. Sikap menyebabkan orang  berperilaku secara cukup konsisten terhadap objek yang serupa. Oleh karena itu,  sikap sangat sulit berubah (Kotler, 2005: 219).
Berdasarkan pemikiran di atas, makakerangka konseptual dapat dibuat  secara skematis sebagai berikut:  Atribut Produk (X)  Sumber: Simamora (2000)  Gambar 1.1: Kerangka Konseptual  D. Hipotesis  Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang  harus dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan perumusan masalah yang telah  ditetapkan, maka hipotesis yang dikemukakan adalah: “Terdapat pengaruh yang  positif dan signifikan dari atribut produk terhadap sikap konsumen pada Green  Product Cosmetics.”  Merek produk (X1)  Kualitas produk (X2)  Desain produk (X3)  Label produk (X4)  Kemasan produk (X5)  Sikap Konsumen (Y)    E.  Tujuan dan Manfaat Penelitian  1.  Tujuan Penelitian  Tujuan peneliti mengadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan  menganalisis pengaruh atribut produk terhadap sikap konsumen pada  Green Product Cosmetics.
2.  Manfaat Penelitian  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:  a.  Bagi Perusahaan Sariayu Martha Tilaar, penelitian ini dapat menjadi  sumber informasi dan pengetahuan mengenai  Green Product  Cosmeticsuntuk meningkatkan kualitas produknya.
b.  Bagi Peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk memperdalam  pengetahuan dan cakrawala berpikir ilmiah di bidang pemasaran  khususnya perilaku konsumen dan Green Product Cosmetics.
c.  Bagi Peneliti Lain, penelitian ini sebagai bahan referensi dan informasi  yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan  penelitian pada bidang yang sama di masa yang akan datang.
F.  Metode Penelitian  1.  Batasan Operasional  Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah  dikemukakan, maka penelitian ini  dibatasi pada variabel bebas  (independent variable) yaitu atribut produk terhadap variabel terikat  (dependent variable) yaitu sikap konsumen, pada konsumen Puri Ayu    Martha Tilaar Sun Plaza Medan yang telah melakukan pembelian minimal  2 kali. Variabel yang dianalisis adalah:  a.  Variabel Bebas (X), yaitu Atribut Produk , yang terdiri dari:  X1  =  Merek Produk  X2 = Kualitas  X3  =  Desain  X4  =  Label  X5  =  Kemasan  b.  Variabel Terikat (Y), yaitu sikap konsumen Puri Ayu Martha Tilaar  Sun Plaza Medan.
2.  Defenisi Operasional Variabel  Peneliti menjelaskan variabel-variabel yang sudah diidentifikasi, maka  perlu ada defenisi operasional dari masing-masing variabel sebagai upaya  pemahaman dalam penelitian. Defenisivariabel-variabel yang diteliti  adalah sebagai berikut:  a.  Variabel Bebas  Variabel Bebas yaitu atribut produk (X). Atribut produk ini memiliki  beberapa sub variabel, yaitu:  Merek Produk (X1), yaitu nama, istilah, tanda, simbol atau desain, atau  kombinasi di antaranya agar mudah dikenali oleh konsumen.
Kualitas (X2), yaitu kualitas kinerja-kemampuan produk untuk  melaksanakan fungsi yang diharapkan konsumen.
  Desain (X3), yaitu desain ataubentuk, ukuran berat, warna, dan gaya  yang menarik perhatian konsumen sehingga produk selalu diingat.
Label (X4), yaitu mengidentifikasi produk atau merek melalui  keterangan-keterangan yang tertera di produk tersebut.
Kemasan (X5), yaitu pembungkus fisik untuk melindungi produk dan  sekaligus menciptakan identitas unik kepada konsumen.
b.  Variabel Terikat  Variabel Terikat yaitu Sikap Konsumen (Y).
Sikap konsumen yaitu menjelaskan motivasi, perasaan emosional,  proses kognitif terhadap suatu objek oleh konsumen.
  Tabel 1.2  Operasional Variabel  VARIABEL SUB  VARIABEL  INDIKATOR SKALA  PENGUKURAN  Atribut  Produk  (X)  Merek Produk  (X1)  a.  Kemudahan mengenal  merek produk  b.  Tingkat pengucapan  merek  c.  Kemudahan mengingat  merek produk  Likert  Kualitas  Produk (X2)  a.  Kinerja-kemampuan  produk  b.  Keistimewaan produk  c.  Daya tahan produk  Likert  Desain Produk  (X3)  a.  Bentuk produk  b.  Berat produk  c.  Kekhasan produk  Likert  Label Produk  (X4)  a.  Kejelasan nama  perusahaan  b.  Menggambarkan  keterangan produk  c.  Menunjukkan kualitas  produk  Likert  Kemasan  Produk (X5)  a.  Keindahan Produk  b.  Praktis untuk dibawa  c.  Dapat melindungi  kualitas produk  Likert  Sikap  Konsumen  (Y)  -  a.  Kepercayaan dan  keyakinan terhadap  produk b.  Kesukaan terhadap  produk c.  Keinginan untuk  mengkonsumsi Likert  Sumber: Simamora (2000)  3.  Skala Pengukuran Variabel  Proses pengolahan data untuk menghitung masing-masing indikator  dengan mengggunakan skala likert. Dimanaditentukan item-item yang relevan  dengan apa yang ingin diketahui, kemudian responden diminta untuk  memberikan jawaban yang paling sesuai dengan pendapatnya.
 1 Pengukuran atribut produk terhadap sikap konsumen pada Green Product  Cosmetics, melalui skala likert digunakan dengan lima tingkatan yang diberi  skor sebagai berikut (Sekaran, 2006: 31):  a.  Sangat setuju diberi skor lima  b.  Setuju diberi skor empat c.  Ragu-ragu diberi skor tiga  d.  Tidak setuju diberi skor dua  e.  Sangat tidak setuju diberi skor satu  4.  Populasi dan Sampel  a.  Populasi  Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari subjek-subjek yang  karakteristiknya akan diduga. Berdasarkan pra-survei yang dilakukan  peneliti, diketahui bahwa jumlah parapengunjung Puri Ayu Martha Tilaar  sebagai berikut:  Tabel 1.3  Jumlah Pengunjung Puri Ayu Martha Tilaar Sun Plaza Medan  Bulan  Jumlah Pengunjung (Orang)  Januari 800  Pebruari 832  Maret 1180  Jumlah 2812  Sumber: PT Martha Tilaar Sun Plaza Medan (2008)  Rata-rata populasi berdasarkan Tabel 1.3 dalam sebulan adalah 937,33,  dan dibulatkan menjadi 937 orang.
 1 b.  Sampel  Sampel merupakan sebagian dari populasi (Sekaran, 2006: 123).
Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Penetapan  jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar,  2005: 146), sebagai berikut:   n=  1 Ne N Keterangan :  n = ukuran sampel  N =  ukuran populasi  e  =  Tingkat kesalahan (standard error10%)  Dengan menggunakan rumus tersebut, maka sampel dapat dihitung  sebagai berikut:   n  =    1 Ne N =   )1.0(937 93 n = 90,35  Berdasarkan perhitungan diatas diambil sampel sebanyak 90,35  responden dan dibulatkan menjadi 90 responden.
Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive  random sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan  karakter dan ciri-ciri yang ditentukan terlebih dahulu untuk membatasi  sampel (Sugiyono, 2004: 78). Adapun karakter yang ditentukan adalah  pengunjung yang pernah dan sedang melakukan pembelian, minimal telah   1 2 kali melakukan pembelian kosmetik mulai dari januari 2008 sampai  penelitian dilakukan, dan telah berusia 17 tahun, sebagai pelanggan  dewasa yang dapat mengambil keputusan pembelian atau paling tidak  mempengaruhi keputusan pembelian.
5.  Tempat dan Waktu Penelitian  Penelitian ini dilakukan di PuriAyu Martha Tilaar, Sun Plaza Ground  FloorA 37, Jl. KH Zainul Arifin No.7, Medan. Waktu penelitian dimulai dari  bulan Maret sampai bulan Mei 2008.
6.  Jenis dan Sumber Data  Peneliti menggunakan dua jenis data untuk membantu memecahkan  masalah, yaitu (Sugiyono, 2003: 129):  a.  Data Primer, merupakan sumber datapenelitian yang diperoleh secara  langsung dari sumber asli. Dalam  penelitian ini data diperoleh  langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner yang  disebarkan pada pengunjung Puri Ayu Martha Tilaar Sun Plaza Medan  yang menjadi sampel.
b.  Data Sekunder, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh oleh  peneliti dari data yang sudah diolah, seperti dari buku, jurnal, majalah  dan situs internet yang dapat mendukung penelitian ini.
 1 7.  Teknik Pengumpulan Data  Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu:  a.  Observasi  Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung di  lokasi penelitian guna memperoleh data dan informasi mengenai obyek  penelitian.
b.  Wawancara  Wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang terlibat  langsung di dalam penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang  berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian.
c.  Kuesioner  Kuesioner adalah daftar pertanyaaantertulis yang telah dirumuskan  sebelumnya yang akan responden jawab. Teknik ini dilakukan dengan  cara memberikan daftar pertanyaankepada responden untuk dijawab.
Jawaban tersebut selanjutnya diberiskor sesuai dengan skala Likert.
d.  Studi Dokumentasi  Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara meninjau, membaca,  dan mempelajari berbagai macam buku, artikel yang berhubungan  dengan masalah yang diteliti.
8.  Uji Validitas dan Reliabilitas  Menurut Arikunto (2002: 144), validitas adalah suatu ukuran yang  menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen  dikatakan valid apabila mampu mengukurapa yang diinginkan serta mampu   1 mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Penelitian ini  menggunakan alat kuesioner, karena ituuji validitas dilakukan untuk menguji  data yang telah di dapat setelah penelitian merupakan data yang valid atau  tidak dengan menggunakan alatukur kuesioner tersebut.
Kriteria yang digunakan dalam pengujian validitas sebagai berikut:  Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel, maka butir pertanyaan tersebut valid.
Jika rhitungnegatif atau rhitung< rtabel, maka butir pertanyaantersebut tidak valid.
rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total Correlation.
Uji reliabilitas menurut Arikunto (2002: 154) menunjukkan pada suatu  pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai  alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik. Reliabilitas  menunjukkan tingkat kestabilan, konsistensi, dan atau kehandalan instrumen  untuk menggambarkan gejala seperti apa adanya. Suatu instrumen tersebut  digunakan untuk subjek yang sama, dalam waktu dan kondisi yang berbeda,  tetap menunjukkan hasil yang sama. Uji validitas dan reliabilitas ini diukur  dengan menggunakan Software SPSS 14,00 for Windows.
Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan  ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:  a.  Jika nilai Cronbach Alpha> 0,80 (Kuncoro dalam Situmorang et al, 2008:  40), maka pertanyaan tersebut dinyatakan reliabel.
b.  Jika nilai Cronbach Alpha< 0,80 (Kuncoro dalam Situmorang et al, 2008:  40), maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak reliabel.
 1 9.  Metode Analisis Data  a.  Analisis Deskriptif  Metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan dengan  mengadakan pengumpulan data dan penganalisaaan data yang diperoleh  sehingga dapat memberikan gambaranyang jelas mengenai fakta-fakta  dan sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.
b.  Analisis Statistik  1.  Analisis Regresi Linier Berganda  Analisis Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengetahui  pengaruh dari variabel bebas (Merek produk, kualitasproduk, desain  produk, label produk, dan kemasan produk) terhadap variabel terikat  (Sikap konsumen). Dengan persamaan yang digunakan adalah :  Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+e  Keterangan:  Y = Sikap Konsumen  a = Konstanta  b1,b2,b3,b4,b5  =  Koefisien Regresi Berganda  X1  =  Variabel Merek Produk  X2  =  Variabel Kualitas Produk  X3  =  Variabel Desain Produk  X4  =  Variabel Label Produk  X5  =  Variabel Kemasan Produk  e =  Standard Error   1 Sebelum data tersebut dianalisis, model regresi berganda diatas harus  memenuhi syarat asumsi klasik sebagai berikut:  1.  Uji Normalitas  Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model  regresi, variabel independen, variabel dependen mempunyai distribusi  normal atau tidak. Jika terdapat normalitas, maka residual akan  terdistribusi secara normal dan independen. Model yang paling baik  adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Metode yang  digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan  Kolmogorov Smirnovlebih besar dari 0,05 (5%), maka data  terdistribusi normal dan sebaliknya. Selain itu deteksi normalitas dapat  dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal  dari grafik normalitas.Tetapi jika data menyebar di setiap garis  diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Namun  jika data menyebar jauh dari datagaris diagonal atau titik tidak  mengikuti arah garis diagonal, makaregresi tidak memenuhi asumsi  normalitas.
2.  Uji Multikolonieritas  Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model sebuah regresi  ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent variable)  (Ghozali, 2005: 91). Hubungan linier antar variabel independen inilah  yang disebut dengan multikolonieritas. Model regresi yang baik  seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Uji   1 multikolinearitas menggunakan kriteria Variance Inflation Factor  (VIF) melalui program SPSS. Tolerancemengukur variabilitas variabel  terpilih yang tidak dijelaskan olehvariabel independen lainnya. Nilai  umum yang biasa dipakai nilai Tolerance> 0,1 atau nilai VIF < 0,5,  maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang et al, 2008: 104).
3.  Uji Autokorelasi  Uji ini bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi linier  ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dan kesalahan  pengganggu pada periode t-1 (periodesebelumnya) (Ghozali, 2005:  95). Autokorelasi terjadi jika observasi yang berturut-turut sepanjang  waktu mempunyai korelasi antara satu dengan yang lainnya. Jika  terjadi autokorelasi maka dikatakan ada problem autokorelasi. Model  regresi yang baik adalahmodel regresi yang bebas dari autokorelasi.
Uji autokorelasi menggunakan Durbin Watson (DW) Test dengan  ketentuan sebagai berikut:  Tabel 1.4  Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi  Hipotesis nol  Keterangan  Jika  Tidak ada autokorelasi positif  Tolak  0<DW<dl  Tidak ada autokorelasi yang negatif  No decision  dl<DW≤du  Tidak ada korelasi negatif  Tolak  4-dl<DW<4  Tidak ada korelasi negatif  No decision  4-du≤DW≤4-dl  Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak Du<DW<4-du  Sumber : Gujarati (dalam Situmorang et al, 2008: 86)   1 4.  Uji Heteroskedastisitas  Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi  terjadi ketidaksamaan varians dariresidual satu pengamatan ke  pegamatan lain. Jika varians dariresidual satu pengamatan ke  pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda  disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang  homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2005:  105). Analisis ini dilakukan dengan menggunakan Uji Gletser.
Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan  digunakan untuk menganalisis, melalui pengujian hipotesis sebagai  berikut:  1)  Pengujian Koefisien Determinan (R  ) atau Goodness of Fit Test Digunakan untuk melihat besar pengaruh variabel bebas terhadap  variabel terikat. Dari persamaandengan model persamaan tersebut  akan dapat R  atauCoefficient of Determination yang menunjukkan  persentase dari variasi variabel keputusan  pembelian yang mampu  dijelaskan oleh model. Selanjutnya dengan membandingkan besarnya  nilai R  untuk masing-masing variabel atribut produk, dapat diketahui  faktor terpenting atau dominan yang menentukan pengaruhnya  terhadap sikap konsumen.
Jika determinan (R  ) semakin besar atau mendekati sama, maka  variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) terhadap variabel terikat (Y)  semakin kuat.
 1 Jika determinan (R  ) semakin kecil atau mendekati satu, maka variabel  terikat (Y) semakin kecil.
2)  Uji Serempak (Uji F)  Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat secara  bersama-sama variabel bebas terhadapvariabel terikat. Uji F dilakukan  secara serentak untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh  atribut produk melalui variabel merek produk (X1), kualitas produk  (X2), desain produk (X3), label produk (X4), kemasan produk (X5)  sebagai variabel bebas, terhadap sikap konsumen (Y) sebagai variabel  terikat.
Pengambilan keputusannya dengan membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Bila Fhitunglebih besar dari nilai Ftabelmaka dapat  disimpulkan bahwa variabel bebas dalam model mempengaruhi  variabel terikat.
Model hipotesis yang digunakan adalah:  H0 : b1= b2= b3= b4 = b5=0 artinya variabel bebas (X1, X2, X3, X4,  X5) secara bersama-sama tidak berpengaruh positif dan signifikan  terhadap variabel terikat (Y).
H0 : b1 ≠b2 ≠b3 ≠b4 ≠b5 artinya variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5)  secara bersama-sama berpengaruh  positif dan signifikan terhadap  variabel terikat (Y).
 2 Nilai Fhitungakan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria  pengambilan keputusan, yaitu:  H0diterima bila Fhitung< Ftabelpada α= 5 %  H0ditolak bila Fhitung> Ftabelpada α= 5 %  3)  Uji secara Parsial (Uji-t)  Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap  variabel terikat secara parsial. Variabel bebas dikatakan berpengaruh  terhadap variabel terikat bisa dilihat dari probabilitas variabel bebas  dibandingkan dengan tingkat kesalahannya (α). Jika probabilitas  variabel bebas lebih besar dari tingkat kesalahannya (α) maka variabel  bebas tidak berpengaruh, tetapi jika probabilitas variabel bebas lebih  kecil dari tingkat kesalahannya (α) maka variabel bebas tersebut  berpengaruh terhadap variabel terikat.
Model pengujiannya adalah:  H0= bi = 0, artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh  positif dan signifikan terhadap variabel terikat.
Ha: bi ≠0, artinya variabel bebas secara parsial berpengaruh positif  dan signifikan terhadapvariabel terikat.
Nilai Thitungakan dibandingkan dengan nilai Ttabel. Kriteria  pengambilan keputusan, yaitu:  H0diterima bila Thitung< Ttabelpada α= 5%  H0 ditolak bila Thitung> Ttabelpada α= 5%    

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi