BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin
berkembang di Indonesia. Keberadaan
waralaba yang semakin marak beberapa tahun terakhir ini tidak mungkin dihindari lagi. Waralaba
merupakan strategi yang efektif untuk mengembangkan
jaringan bisnis dengan tidak menghilangkan karakter perusahaan yang sudah menjadi ciri khas waralaba yang
bersangkutan. Pelaku usaha harus memiliki
strategi untuk tetap berdaya saing dalam lingkungan persaingan bisnis yang semakin ketat dan kondisi siklus produk
yang pendek.
Perkembangan kota
Medan sebagai salah satu pusat perdagangan dan bisnis menimbulkan banyak perubahan. Perubahan
yang paling jelas terlihat adalah
timbulnya persaingan bisnis yang semakin tajam. Hal ini ditandai dengan berdirinya usaha-usaha baru yang bergerak
dibidang penyediaan pangan. Selain timbulnya
persaingan bisnis yang tinggi, pola pikir dan perilaku masyarakat juga mengalami kemajuan. Perkembangan pola pikir
tersebut, misalnya masyarakat lebih
tertarik untuk memilih tempat makan yang menyediakan layanan cepat saji (fast food) karena masyarakat cenderung
disibukkan dengan berbagai aktivitas.
Sehingga mereka
memilih tempat makan yang menyediakan layanan cepat saji seperti Mc Donald, Kentucky Fried Chicken
(KFC), Texas, A&W Restaurant dan sebagainya.
Perusahaan cepat saji ini selalu berkembang pesat setiap tahunnya dengan jumlah
pelanggan yang semakin banyak. Perkembangan usaha tersebut mendorong perusahaan untuk melakukan kerjasama
dengan perusahaan lain yang saling
mendukung. Kerjasama yang dilakukan bisa berupa modal, merek, produk dan sebagainya. Kentucky Fried Chicken (KFC)
telah menjadi brand hidangan cepat saji
yang paling dominan, dan dikenal luas sebagai jaringan restoran cepat saji di negeri ini. Produk unggulan KFC
seperti Colonel’s Original Recipe dan Hot
& Crispy Chicken, tetap merupakan ayam goreng paling lezat menurut berbagai survey konsumen di Indonesia. Dapat
dipahami jika produk unggulan KFC
berkualitas tinggi ini dapat diterima baik di Indonesia, sebuah negara dengan konsumsi daging ayam jauh lebih tinggi
daripada daging jenis lain. Selain menyajikan
produk unggulannya, KFC juga memenuhi selera konsumen lokal dengan menawarkan menu pilihan seperti
Perkedel, Nasi, Salad dan Jagung Manis,
serta produk lain-lain seperti Crispy Strips, Twister, dan Spaghetti, yang diterima dengan sangat baik oleh pasar
(www.kfcindonesia.com).
Persepsi merupakan
proses yang kompleks. Persepsi adalah suatu proses dengan mana berbagai stimuli dipilih,
diorganisir dan diinterpretasi menjadi informasi
yang bermakna. Stimuli adalah input dari obyek tertentu yang dilihat oleh konsumen melalui satu atau beberapa panca
inderanya (Ferrinadewi, 2008:42).
Persepsi konsumen merupakan hal yang membedakan baik tidaknya suatu merek dengan merek yang lain. Suatu
produk apabila mempunyai persepsi yang
baik di mata pelanggan, akan mendorong keputusan pembelian dan menciptakan loyalitas terhadap produk
tersebut. Persepsi konsumen terhadap kualitas adalah penilaian konsumen secara
menyeluruh terhadap kinerja produk atau
jasa (Ferrinadewi, 2008:61).
Arti sebuah brand
menjadi sangat penting pada era persaingan sekarang ini. Selain sebagai pembeda dan identitas
sebuah produk di tengah-tengah bermacam-macam
produk, sebuah brand mempunyai
makna psikologis dan makna simbolis yang
istimewa di mata konsumen. Produk sudah mengalami paritas dalam hak kualitas sehingga hanya ada
satu cara untuk bisa bertahan hidup,
yaitu dengan meyakinkan konsumen bahwa produk kita berbeda dan lebih unggul dari produk pesaing karena lebih bisa
menjawab dan memuaskan kebutuhan
konsumen.
Co-branding salah satu cara yang bisa membantu perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
Co-branding (penggabungan merek)
merupakan tindakan menggunakan nama merek terkenal dari dua perusahaan yang berbeda atas produk yang sama
(Kotler dan Amstrong, 2001:363). Menurut
Rhenald Kasali doktor bidang consumer sciences-business administration, co-branding
adalah “segala aktivitas yang
harus dapat meningkatkan nilai tambah,
entah berupa asosiasi baru yang positif, diferensiasi produk yang lebih cespleng, kepercayaan
konsumen yang lebih bagus karena kepastian
terhadap kualitas yang lebih besar, atau bahkan strategi-strategi pemasaran baru seperti jalur distribusi baru
dan produk baru” (Adiwijaya, 2003:4).
Strategi
co-branding menghadirkan banyak keuntungan bagi perusahaanperusahaan restoran
berantai. Meskipun strategi ini sedikit digunakan di industri restoran, co-branding sudah banyak digunakan diindustri lainnya.
Strategi ini sangat menguntungkan bagi
konsumen restoran karena dapat memberikan kemudahan waktu, memilih dan hemat biaya
karena dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginannya didalam satu lokasi.
KFC telah melakukan
kerjasama merek (co-branding) dengan beberapa perusahaan seperti Campina, Pepsi-Cola, Fresh
Tea, Aqua, dan Milo. Tujuan dilakukan
co-branding ini adalah untuk mengangkat
dua merek sehingga mendapatkan
value yang lebih tinggi dimata konsumen.
Misalnya, KFC melakukan co-branding dengan perusahaan minuman Pepsi dinilai dapat
meningkatkan persepsi konsumen tentang
kualitas dan harga produk seperti iklan yang
disampaikan mendapatkan perhatian dan kepercayaan dari konsumen sehingga masyarakat yakin dan tertarik untuk
membeli produk KFC.
KFC yang telah
melakukan co-branding dengan beberapa perusahaan ini memberikan beberapa
keuntungan dan meningkatkan persepsi konsumen tentang kualitas dan harga produk. Keuntungan ini
dapat dirasakan dari asosiasi merek yang
kuat dalam jangka panjang, meningkatkan kampanye iklan baik iklan radio seperti KFC Attack Jingle, Chaki Birthday, dan
KFC Fish Fillet maupun iklan televisi
seperti Kombo Pepsi, KFC Goceng, KFC Super Panas Hot Crispy Chicken dan KFC
Kombo Hit List. Keuntungan lainnya adalah konsumen merasa puas dengan pelayanan dan kualitas produk sehingga
pengalaman konsumen tentang produk KFC
tidak diragukan lagi, hal ini dibuktikan dengan KFC secara konsisten berada pada posisi tertinggi dan paling
menonjol dalam benak konsumen untuk ‘Top
of Mind Awareness’ dibandingkan dengan merek utama lainnya.
Penelitian ini
dilakukan pada salah satu perusahaan
restoran KFC di Medan yaitu KFC Cabang
Gajah Mada Medan. Lokasi KFC Cabang Gajah Mada Medan ini merupakan tempat yang sangat
strategis karena letaknya yang mudah dijangkau
dan banyaknya transportasi yang akan membawa pelanggan ke KFC Cabang Gajah Mada Medan ini. Selain itu
letaknya yang dekat dengan sekolah, daerah
perkantoran dan daerah bisnis lainnya. Dengan demikian tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat luas baik
karyawan perusahaan maupun pengunjung
dari Toko Buku Gramedia.
Berikut ini
merupakan jumlah pelanggan KFC Cabang Gajah Mada Medan selama satu tahun terakhir yang dapat dilihat
sebagai berikut: Tabel 1.1 Jumlah Pelanggan KFC Cabang Gajah Mada Medan Januari
sampai dengan Desember Tahun 2010 Sumber : KFC Cabang Gajah Mada Medan (2010) Pada
Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa selama satu tahun terakhir, jumlah pelanggan KFC Cabang Gajah Mada Medan
mengalami kenaikan setiap bulannya karena
KFC Cabang Gajah Mada Medan selalu memperhatikan strategi yang dipakai dalam memasarkan produknya agar
penjualannya selalu meningkat setiap Bulan Jumlah Pelanggan Januari 2.567 Februari 3.654 Maret
3.943 April 4.765 Mei 4.990 Juni
5.521 Juli 5.842 Agustus 6.363 September 6.879 Oktober
6.910 Nopember 7.021 Desember 7.233 Total
65.688 bulannya. Hal ini
membuktikan bahwa KFC Cabang Gajah Mada Medan
selalu berupaya untuk
meningkatkan penjualan agar dapat bersaing dengan perusahaan fast food lainnya dan mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan. Salah satu
strategi yang digunakan oleh KFC Cabang Gajah Mada Medan untuk menawarkan produknya agar menarik minat konsumen terhadap produk tersebut adalah
dengan co-branding karena
co-branding salah satu cara yang bisa membantu perusahaan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan.
KFC dapat diterima
baik di Indonesia karena konsumsi daging ayam jauh lebih tinggi dari pada daging jenis lain.
Berdasarkan latar
belakang masalah ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Co-Branding Terhadap Persepsi Konsumen Tentang Kualitas Produk KFC Cabang
Gajah Mada Medan”.
1.2. Perumusan
Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka rumusan masalah sebagai berikut: Apakah co-branding
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
persepsi konsumen tentang kualitas produk KFC Cabang Gajah Mada Medan? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh co-branding
terhadap persepsi konsumen tentang kualitas produk KFC Cabang Gajah Mada Medan.
1.4. Manfaat
Penelitian 1.4.1. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat dijadikan sebagai
informasi dan masukan bagi KFC Cabang
Gajah Mada Medan dalam upaya mempertahankan pelanggan dan mengembangkan usahanya.
1.4.2 Bagi Penulis Penelitian
ini dapat menambah wawasan penulis baik dari segi teoritis maupun konseptual khususnya tentang pengaruh
co-branding terhadap persepsi konsumen
suatu produk.
1.4.3 Bagi Peneliti
Selanjutnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi yang dapat menjadi
bahan perbandingan penelitian
selanjutnya di masa yang akan datang.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi