BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia usaha saat ini sangat
cepat, sehingga persaingan yang ketat
tidak dapat dihindarkan lagi terutama diantara perusahaan sejenis. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam
menghadapi persaingan yang begitu pesat
tersebut, maka diperlukan suatu penanganan dan pengelolaan sumber daya yang dilakukan manajemen dengan baik. Bagi
pihak manajemen, selain dituntut untuk
mengkoordinasikan penggunaan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efisien dan efektif, juga
dituntut untuk dapat menghasilkan keputusan-keputusan
yang menunjang terhadappencapaian tujuan perusahaan di masa yang akan datang.
Kinerja perusahaan secara historis seringkali
diukur dari besar kecilnya laba yang
dihasilkan. Laba juga menunjukkan
efisiensi dan efektivitas penggunaan
sumber daya perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan
sebagian besar tertanam dalam modal
kerja. Modal kerja digunakan untuk membiayai pengeluaranpengeluaran operasional
rutin seperti pembayaran upah dan gaji pegawai, pembelian bahan baku dan lain-lain. Adanya
modal kerja yang cukup memungkinkan
suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya tidak mengalami kesulitan dan hambatan yang mungkin
akan timbul. Adanya modal kerja yang
berlebihan menunjukkan adanyadana yang tidak produktif dalam hal ini memberikan kerugian karena dana yang
tersedia tidak dipergunakan secara efektif
dalam kegiatan perusahaan. Sebaliknya, kekurangan modal kerja merupakan sebab utama kegagalan perusahaan
dalam menjalankan aktivitasnya.
Efektivitas modal kerja ditunjukkan dengan
perputaran modal kerja (Working Capital
Turnover). Sejumlah dana yang telah dikeluarkan untuk membelanjai operasi perusahaan tersebut
diharapkan dapat masuk kembali keperusahaan
dalam jangka waktu pendek melalui hasil penjualan barang atau hasil produksinya guna membiayai operasi
perusahaan selanjutnya. Dengan demikian
dana tersebut akan berputar terus menerus setiap periodenya sepanjang hidup perusahaan (Djarwanto, 2004:87).
Perusahaan
memerlukan sejumlahaktiva usaha untuk menghasilkan volume penjualan yang dikehendaki, yang harus
dioperasikan secara efisien.
Untuk mengukur
pendayagunaan aktiva usaha dalam menghasilkan penjualan sering dilihat dari rasio Total Asset
Turnover. Dengan jumlah total aktiva tertentu,
diharapakan dapat meningkatkan penjualan yang akhirnya dapat mempercepat Total Asset Turnover. Semakin
cepat perputaran total aktiva berarti semakin
efektif penggunaan total aktiva
perusahaan tersebut (Djarwanto, 2004:91).
Industri makanan dan minuman belakangan ini
memang menjadi daya tarik yang dilirik
pengusaha karena potensinya cukup besar. Apalagi di beberapa pasar utama seperti makanan ringan, minuman
energi, minuman isotonik hingga air
minum dalam kemasan. Dalam catatan Gabungan pengusaha makanan dan minuman, total pasar bisnis makanan dan
minuman di atas Rp.120 triliun, di luar bisnis
rokok. Akan tetapi, persaingan diindustri ini juga semakin ketat dengan semakin banyaknya pemain asing yang masuk
dalam industri ini (Swa Majalah, 2006).
Kondisi iklim
investasi di sektormakanan dan minuman tahun 2007 ini jauh lebih baik meskipun belum 100 % dapat
mendorong minat investasi jika dibandingkan
dengan beberapa tahun sebelumnya. Dengan insentif perpajakan yang dituangkan melalui PP No.1/2007 mengenai
fasilitas PPh untuk penanaman modal
bidang usaha tertentu dan atau di daerah tertentu, PP No.7/2007 mengenai penghapusan PPn untuk komoditi primer yang
bersifat strategis serta suku bunga BI/
BI rateyang sudah turun, semua kondisi tersebut sebenarnya sudah membantu walaupun masih banyak hambatan. Salah satu
hambatan yang sering dikeluhkan yaitu
mengenai regulasi yang tumpang tindih sehingga perlu dilakukan deregulasi dan debirokratisasi akibat regulasi yang
terlalu banyak (GAPMMI Newslatter, Edisi 44, Januari-Maret 2007).
Kontribusi sektor makanan dan minuman terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB) dari tahun
2004-2006 cenderung menguat.Hal ini dapat dilihat dari Tabel 1.1 berikut ini: Tabel 1.1 Kontribusi Sektor Makanan dan Minuman Terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB) (Dalam Miliar Dolar AS) Tahun
2004 2005 2006 Kontribusi 3,94 4,01 5,60 Sumber: rmexpose.com, 2007 (diolah) Tabel 1.1
menunjukkan bahwa kontribusi sektor makanan dan minumnan pada tahun 2004 sebesar 3,94 miliar dollar AS.
Kemudian mengalami peningkatan sebesar
0,07 miliar dollar AS pada tahun 2005. Tahun 2006 kembali meningkat menjadi sebesar 1,59 miliar dollar AS. Dengan
demikian penulis dapat menyimpulkan
bahwa kinerja industri makanan dan minuman domestik telah membaik.
Ketua GAPMMI
(Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia)
memperkirakan bahwa tahun 2007 industri makanan dan minuman akan tumbuh 5,5 %. Disamping itu, masalah yang
sangat rentan yang dihadapi oleh
industri ini adalah masalah isu zat kimia. Misalnya isu penggunaan bahan pengawet dalam minuman yang langsung
menurunkan permintaan minuman kemasan
dalam bebarapa minggu. Hal tersebut semakin diperparah dengan menurunnya daya beli masyarakat sekitar -3%.
Selain kendala isu zat kimia dan penggunaan
bahan pengawet pada makanan dan minuman, industri makanan dan minuman juga mengalami kendala-kendalalainnya seperti
ongkos energi yang masih mahal, bea
masuk gula terlalu tinggi(20%), dan terlalu rendahnya bea masuk (impor) produk makanan jadi yang hanya
sebesar 5%, menyebabkan industri makanan
dan minuman dalam negeri sulit berkompetisi (www.kontanonline.com, 2007
(diolah).
Kegiatan
operasional industri makanan dan minuman akan terganggu akibat kendala-kendala diatas. Volume
penjualan akan menurun sehingga akan mempengaruhi
perputaran modal kerja dan perputaran dari aktiva perusahaan.
Perputaran modal
kerja dan Total Assets Turnoverperusahaan pada akhirnya akan mempengaruhi kemampuan perusahaan menghasilkan
laba.
Alasan mengapa topik ini menarik untuk
diteliti yakni karena selama ini para
peneliti lebih tertarik untuk meneliti tingkat laba perusahaan, bukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
tersebut dengan sumber daya yang
dimilikinya. Padahal efektivitas dan efisiensi dapat dilihat dari bagaimana perusahaan mengelola sumber dayayang
dimilikinya untuk meningkatkan kemampuan
memperoleh laba. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba dapat dilihat dari tingkat rentabilitasnya yakni
membandingkan laba dengan aktiva dan modal
yang digunakan untuk menghasilkan labatersebut. Rentabilitas Ekonomis atau disebut juga Basic Earning Power dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba
usaha dengan aktiva yang digunakan untuk
memperoleh laba tersebut.
Berdasarkan latar
belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “
Pengaruh Efektifitas Modal Kerja dan Total
Assets TurnoverTerhadap Tingkat Rentabilitas Ekonomis Pada Industri Makanan dan Minuman Yang Tercatat Di
Bursa Efek Indonesia”.
B. Perumusan
Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang
dikemukakan sebelumnya, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Apakah Efektivitas modal kerja (WCT)dan Total Assets Turnover (TATO) berpengaruh
secara simultan terhadaptingkat Rentabilitas Ekonomis pada perusahaan industri makanan dan minuman
terbuka di Bursa Efek Indonesia? 2.
Apakah Efektivitas modal kerja (WCT)dan Total Assets Turnover (TATO) berpengaruh
secara parsial terhadap tingkat Rentabilitas Ekonomis pada perusahaan industri makanan dan minuman
terbuka di Bursa Efek Indonesia? C. Kerangka Konseptual Modal
kerja merupakan titik sentral dari kelangsungan hidup perusahaan, baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil.
Pada hakekatnya modal kerja sama dengan
aktiva lancar, yaitu aktiva-aktiva yang jangka paling lama satu tahun dapat dicairkan menjadi uang kas. Modal kerja
bersih merupakan aktiva lancar yang
benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasinya tanpa mengganggu likuiditasnya yaitu yang merupakan
kelebihan aktiva lancar dengan hutang
lancarnya (Net Working Capital).
Penjualan dengan
modal kerja memiliki hubungan yang erat. Bila volume penjualan naik investasi dalam persediaandan
piutang juga meningkat, ini berarti juga
meningkatkan modal kerja. Untuk menguji efesiensi penggunaan modal kerja, dapat digunakan rasio perputaran modal
kerja (Working Capital Turnover), yaitu
rasio antara penjualan dengan modal kerja. Dari hubungan antara penjualan netto dengan modal kerja tersebut dapat
diketahui juga apakah perusahaan bekerja dengan modal kerja yang tinggi atau bekerja
dengan modal kerja yang rendah (Djarwanto,
2004: 159) Perputaran total aktiva
menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan
atau menggambarkan berapa rupiah
penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan.
Semakin cepat perputaran aktiva, semakin
efisien penggunaan aktiva tersebut. Total Assets Turnover (TATO)diukur dengan rasio yang menghubungkan penjualan
dengan aktiva yang digunakan.
Kemungkinan
turunnya volume penjualan akan mempengaruhi rasio ini.
Volume penjualan yang dicapai suatu perusahaan
akan mempengaruhi perputaran modal kerja
dan juga akan mempengaruhi perputaran dari aktiva perusahaan tersebut. Perputaran modal kerja
dan perputaran aktiva pada akhirnya akan
mempengaruhi tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan laba (Keown, 2004:194).
Berdasarkan latar
belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan
model atau bagan kerangka konseptual
dalam Gambar 1.1 berikut ini.
Gambar 1.1:
Kerangka Konseptual Sumber : Riyanto
(2001) dan Sawir (2005) (diolah) D.
Hipotesis Hipotesis atau jawaban
sementara atas permasalahan yang dikemukakan adalah sebagai berikut : 1.
Efektivitas modal kerja (WCT)dan Total Assets Turnover (TATO) berpengaruh secara simultan terhadap tingkat
rentabilitas pada perusahaan industri
makanan dan minuman terbuka di Bursa Efek Indonesia.
2. Efektivitas modal kerja (WCT)dan Total Assets
Turnover (TATO) berpengaruh secara
parsial terhadap tingkat rentabilitas pada perusahaan industri makanan dan minuman terbuka di Bursa
Efek Indonesia.
Efektivitas Modal
Kerja (WCT) (X1) Total Assets Turnover (TATO) (X2) Rentabilits
Ekonomis (Basic Earning Power) (Y) E.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan
Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
menguji dan menganalisis pengaruh
efektifitas modal kerja, dalam hal ini Working Capital Turnover (WCT) dan Total
Assets Turnover(TATO) terhadap Tingkat Rentabilitas Ekonomis pada perusahaan industri makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Manfaat
Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : a. Bagi
Peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah
wawasan penulis melalui analisis dan pengujian pengaruh efektifitas modal kerja, dalam hal ini Working
Capital Turnover (WCT) dan Total Assets
Turnover (TATO)terhadap tingkat Rentabilitas Ekonomis perusahaan terbuka.
b. Bagi perusahaan Penelitian ini bermanfaat sebagai dasar
pertimbangan dan masukan bagi pihak
perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya.
c. Bagi kalangan akademis lainnya Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi
dalam melakukan penelitian selanjutnya
khususnya mengenai pengaruh efektifitas modal kerja, dalam hal ini
Working Capital Turnover (WCT) dan Total Assets Turnover (TATO)terhadap
Rentabilitas Ekonomis dengan ruang lingkup yang lebih luas, sehingga hasilnya lebih sempurna untuk
kedepannya.
F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Untuk
menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka penulis menetapkan batasan
operasional penelitian dalam dua bagian
yaitu : a. Data laporan keuangan perusahaan industri
makanan dan minuman terbuka di Bursa
Efek Indonesia periode 2002-2006.
b. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
terbagi ke dalam dua bagian yaitu : 1) Variabel independennya (bebas) adalah
Working Capital Turnover (WCT) dan Total
Assets Turnover (TATO).
2.) Variabel
dependennya (terikat) adalah Rentabilitas Ekonomis (Basic Earning Power).
2. Definisi
Operasional Variabel Parameter yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Efektivitas Modal Kerja (X1) Efektivitas
modal kerja ditunjukkan dengan Working Capital Turnover (WCT) yaitu rasio yang memperlihatkan adanya
keefektifan modal kerja dalam pencapaian
penjualan. Riyanto (2001;335) merumuskan formula untuk menghitung Working Capital Turnover
(WCT) sebagai berikut : kalix sLiabilitie
Current Assets Current Sales WCT 1b.
Total Assets Turnover (X2) Total
Assets Turnover(TATO)mengukur perputaran dari semua aset yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan
efisiensi dimana perusahaan menggunakan
seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Menurut Martono (2001:58), Total Assets Turnover
(TATO)dapat dihitung dengan menggunakan
formula sebagai berikut : Total Assets
Turnover= kalix AssetsTotal Sales 1 c.
Rentabilitas Ekonomis (Y) Rentabilitas
Ekonomis atau disebut juga Basic Earning
Power dimaksudkan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba
usaha dengan aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut.
Menurut Sawir
(2005:19), RentabilitasEkonomis dapat ditentukan dengan mengalikan Operating Profit MargindenganTotal
Assets Turnover.
Rentabilitas
Ekonomis = Operating profit margin x Total assets turnover Rentabilitas
Ekonomis = AssetsTotal Sales x Sales EBIT
Operasi Laba )( Rentabilitas Ekonomis =
%100 )( x Assets Total EBIT Operasi Laba 3. Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah
perusahaan-perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar (Listing)selama periode
2002 sampai 2006 yang berjumlah 17
emiten. Penarikan sampelyang dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan desain Nonprobability
Sampling dengan metode Purposive 1Sampling.
Purposive Samplingadalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2005 : 78).
Adapun kriteria
penarikan sampel yang digunakan oleh penulis adalah : a.
Perusahaan tersebut merupakan
perusahaan industri makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2002-2006.
b. Periode laporan keuangan berakhir pada
tanggal 31 Desember.
c. Laporan Keuangan di audit oleh Kantor Akuntan
Publik (KAP) dan telah di publikasikan
di situs Bursa Efek Indonesia.
d. Laporan keuangan dinyatakan dalam rupiah.
Setelah dilakukan
kriteria penarikan sampel, maka semua emiten industri makanan dan minuman yang berjumlah 17 emiten
dapat dijadikan sampel.
Adapun
sampel-sampel tersebut antara lain : 1Tabel
1.2 Nama-Nama Sampel Perusahaan Makanan
dan Minuman No Kode Nama Emiten 1 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 2
AISA Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk 3
AQUA Aqua Golden Mississi Tbk 4
CEKA Cahaya Kalbar Tbk 5
DAVO Davomas Abadi Tbk 6 DLTA
Delta Djakarta Tbk 7 INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk 8 MLBI
Multi Bintang Indonesia Tbk 9 MYOR
Mayora Indah Tbk 10 PSDN
Prasidha Aneka Niaga Tbk 11 SHDA
Sari Husada Tbk 12 SKLT Sekar Laut Tbk 13 SMAR Smart Tbk 14
STTP Siantar Top Tbk 15 SUBA Suba Indah Tbk 16
TBLA Tunas Baru Lampung Tbk 17
ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk Sumber : www.idx.co.id (diolah) 4. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia
melalui media internet dengan menggunakan
situs www.idx.co.id dan situs-situs lain bila diperlukan dalam pengumpulan data.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai
September 2007 sampai dengan selesai.
15. Jenis Data Data yang digunakan penulis dalam menyusun
penelitaian ini adalah data sekunder
yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia melalui situs
www.bei.co.id, laporan keuangan, jurnal, surat kabar, serta buku-buku referensi yang berkaitan
dengan topik penelitian.
6. Teknik
Pengumpulan Data Dalam penelitian ini,
pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi. Peneliti mengumpulkan berbagai
data yang relevan dengan penelitian
melalui buku-buku, jurnal, surat kabar, dan data-data internet.
7. Metode Analisis
Data Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode analisis
regrsi berganda dengan terlebihdahulu menguji berbagai macam asumsi klasik. Dengan metode analisis tersebut akan
dijelaskan pengaruh antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan program Software
12.0 for windows (Statistical Program
for Social Science). Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut : Y = a +
b1X1+ b2X2+ e Dimana : Y =
Rentabilitas Ekonomi (Basic Earning Power) a = konstanta X1 =
Working Capital Turnover (WCT) 1X2 = Total Assets Turnover (TATO) b1,2 = Koefisien regresi variabel X1,2.
e = Kesalahan Pengganggu (standard error) Adapun
syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah
sebagai berikut : a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi, variabel
pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005:110). Jika terdapat normalitas,
maka residual akan terdistribusi secara
normal dan independen. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji ini
dilakukan melalui analisis grafik dan Kolmogorov
Smirnov.
b. Uji
Multikolinearitas Uji multikolinearitas
bertujuan menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas
(independen) (Ghozali, 2005: 91).
Hubungan linier
antara variabel independen inilah yangdisebut dengan multikolinearitas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antara
variabel independen. Uji
multikolinieritas menggunakan kriteria variance inflation factor (VIF)dengan
ketentuan bila VIF> 5 terjadi masalah multikolinearitas yang serius.
c. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan menguji apakah dalam
sebuah model regresi linear ada korelasi
antara kesalahan penggangu pada periode
t dan kesalahan pengganggu pada periode
t-1 (periodesebelumnya) (Ghozali, 2005:95).
1Autokorelasi terjadi jika observasi yang
berturut-turut sepanjang waktu mempunyai
korelasi antara satu dengan yang lainnya (Nachrowi, 2006: 185).
Jika terjadi
autokorelasi maka dikatakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang
bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi
menggunakan uji Run Testdan The Breusch-Godfrey (BG) Test.
d. Uji
Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan
untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain
(Ghozali, 2005:105). Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas. Jika varians berbeda
maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Analisis ini dilakukan
dengan menggunakan grafik Scatterplotdan uji Glejser Test.
Model regresi yang sudah memenuhi syarat
asumsi klasik tersebut akan digunakan
untuk menganalisis, melalui pengujian hipotesis sebagai berikut : a. Koefisien Determinasi (R ) Koefisien determinan ini digunakan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel
bebas dalam menerangkan variasi variabel terikat. Koefisien determinan (R ) ini berkisar antara nolsampai
dengan satu (0 ≤R ≤1), dimana semakin
tinggi R (mendekati 1), berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel terikat dan
apabila R = 0 menunjukkan variabel bebas secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel terikat.
1b. Uji Signifikan Simultan ( Uji-F) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
signifikansi dariseluruh variabel bebas secara
bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujiannya
adalah : H0 : b1 = b2= 0, artinya secara
bersamaan, tidakterdapat pengaruh yang signifikan dari Working Capital Turnover (WCT) dan Total Assets Turnover(TATO) terhadap Rentabilitas Ekonomis.
Ha : b1 ≠b2 ≠0,
artinya secara bersamaan terdapat pengaruh yang signifikan dari Working Capital Turnover (WCT) dan Total
Assets Turnover(TATO) terhadap Rentabilitas
Ekonomis.
Kriteria
pengambilan keputusan : Ho diterima jika
F hitung ≤F tabel pada α= 5 % Ha
diterima jika F hitung > F tabel pada α= 5 % c. Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
apakah semua variabel bebas secara parsial
(individual) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujiannya
adalah : Ho : b1 = 0, artinya secara
parsial (individual) tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Working Capital Turnover (WCT)
dan Total Assets Turnover (TATO) terhadap Rentabilitas Ekonomis.
Ha : b1 ≠0, artinya
secara parsial (individual) terdapat pengaruh yang signifikan dari Working Capital Turnover (WCT) dan Total Assets Turnover(TATO) 1terhadap Rentabilitas Ekonomis. Pengujian
menggunakan Uji-t dengan tingkat pengujian
(Level of Test)pada α= 5 % dan derajad kebebasan (n-k).
Kriteria
pengambilan keputusan : Ho diterima jika
: –t tabel ≤t hitung ≤t tabel Ha diterima jika : t hitung> t tabel t
hitung -t tabel
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi