Senin, 24 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH EFEKTIVITAS MODAL KERJA DAN TOTAL ASSETS TURNOVER TERHADAP TINGKAT RENTABILITAS PADA INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN



BAB I  PENDAHULUAN
  A. Latar Belakang Masalah   
Perkembangan dunia usaha saat ini sangat cepat, sehingga persaingan yang  ketat tidak dapat dihindarkan lagi terutama diantara perusahaan sejenis. Untuk  menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan yang  begitu pesat tersebut, maka diperlukan suatu penanganan dan pengelolaan sumber  daya yang dilakukan manajemen dengan baik. Bagi pihak manajemen, selain  dituntut untuk mengkoordinasikan penggunaan seluruh sumber daya yang dimiliki  perusahaan secara efisien dan efektif, juga dituntut untuk dapat menghasilkan  keputusan-keputusan yang menunjang terhadappencapaian tujuan perusahaan di  masa yang akan datang.

 Kinerja perusahaan secara historis seringkali diukur dari besar kecilnya  laba yang dihasilkan. Laba juga  menunjukkan efisiensi dan efektivitas  penggunaan sumber daya perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan  dalam menghasilkan laba.
 Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sebagian besar tertanam  dalam modal kerja. Modal kerja digunakan untuk membiayai pengeluaranpengeluaran operasional rutin seperti pembayaran upah dan gaji pegawai,  pembelian bahan baku dan lain-lain. Adanya modal kerja yang cukup  memungkinkan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya tidak  mengalami kesulitan dan hambatan yang mungkin akan timbul. Adanya modal  kerja yang berlebihan menunjukkan adanyadana yang tidak produktif dalam hal  ini memberikan kerugian karena dana yang tersedia tidak dipergunakan secara   efektif dalam kegiatan perusahaan. Sebaliknya, kekurangan modal kerja  merupakan sebab utama kegagalan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya.
 Efektivitas modal kerja ditunjukkan dengan perputaran modal kerja  (Working Capital Turnover). Sejumlah dana yang telah dikeluarkan untuk  membelanjai operasi perusahaan tersebut diharapkan dapat masuk kembali  keperusahaan dalam jangka waktu pendek melalui hasil penjualan barang atau  hasil produksinya guna membiayai operasi perusahaan selanjutnya. Dengan  demikian dana tersebut akan berputar terus menerus setiap periodenya sepanjang  hidup perusahaan (Djarwanto, 2004:87).
Perusahaan memerlukan sejumlahaktiva usaha untuk menghasilkan  volume penjualan yang dikehendaki, yang harus dioperasikan secara efisien.
Untuk mengukur pendayagunaan aktiva usaha dalam menghasilkan penjualan  sering dilihat dari rasio Total Asset Turnover. Dengan jumlah total aktiva  tertentu, diharapakan dapat meningkatkan penjualan yang akhirnya dapat  mempercepat Total Asset Turnover. Semakin cepat perputaran total aktiva berarti  semakin efektif penggunaan total aktiva  perusahaan tersebut (Djarwanto,  2004:91).
 Industri makanan dan minuman belakangan ini memang menjadi daya  tarik yang dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Apalagi di beberapa  pasar utama seperti makanan ringan, minuman energi, minuman isotonik hingga  air minum dalam kemasan. Dalam catatan Gabungan pengusaha makanan dan  minuman, total pasar bisnis makanan dan minuman di atas Rp.120 triliun, di luar  bisnis rokok. Akan tetapi, persaingan diindustri ini juga semakin ketat dengan   semakin banyaknya pemain asing yang masuk dalam industri ini (Swa Majalah,  2006).
Kondisi iklim investasi di sektormakanan dan minuman tahun 2007 ini  jauh lebih baik meskipun belum 100 % dapat mendorong minat investasi jika  dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya. Dengan insentif perpajakan  yang dituangkan melalui PP No.1/2007 mengenai fasilitas PPh untuk penanaman  modal bidang usaha tertentu dan atau di daerah tertentu, PP No.7/2007 mengenai  penghapusan PPn untuk komoditi primer yang bersifat strategis serta suku bunga  BI/ BI rateyang sudah turun, semua kondisi tersebut sebenarnya sudah membantu  walaupun masih banyak hambatan. Salah satu hambatan yang sering dikeluhkan  yaitu mengenai regulasi yang tumpang tindih sehingga perlu dilakukan deregulasi  dan debirokratisasi akibat regulasi yang terlalu banyak (GAPMMI Newslatter, Edisi 44, Januari-Maret 2007).
 Kontribusi sektor makanan dan minuman terhadap Produk Domestik Bruto  (PDB) dari tahun 2004-2006 cenderung menguat.Hal ini dapat dilihat dari Tabel  1.1 berikut ini:  Tabel 1.1  Kontribusi Sektor Makanan dan Minuman Terhadap  Produk Domestik Bruto (PDB)  (Dalam Miliar Dolar AS)  Tahun  2004 2005 2006  Kontribusi  3,94 4,01 5,60  Sumber: rmexpose.com, 2007 (diolah) Tabel 1.1 menunjukkan bahwa kontribusi sektor makanan dan minumnan  pada tahun 2004 sebesar 3,94 miliar dollar AS. Kemudian mengalami peningkatan  sebesar 0,07 miliar dollar AS pada tahun 2005. Tahun 2006 kembali meningkat  menjadi sebesar 1,59 miliar dollar AS. Dengan demikian penulis dapat   menyimpulkan bahwa kinerja industri makanan dan minuman domestik telah  membaik.
Ketua GAPMMI (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman  Indonesia) memperkirakan bahwa tahun 2007 industri makanan dan minuman  akan tumbuh 5,5 %. Disamping itu, masalah yang sangat rentan yang dihadapi  oleh industri ini adalah masalah isu zat kimia. Misalnya isu penggunaan bahan  pengawet dalam minuman yang langsung menurunkan permintaan minuman  kemasan dalam bebarapa minggu. Hal tersebut semakin diperparah dengan  menurunnya daya beli masyarakat sekitar -3%. Selain kendala isu zat kimia dan  penggunaan bahan pengawet pada makanan dan minuman, industri makanan dan  minuman juga mengalami kendala-kendalalainnya seperti ongkos energi yang  masih mahal, bea masuk gula terlalu tinggi(20%), dan terlalu rendahnya bea  masuk (impor) produk makanan jadi yang hanya sebesar 5%, menyebabkan  industri makanan dan minuman dalam negeri sulit berkompetisi (www.kontanonline.com, 2007 (diolah).
Kegiatan operasional industri makanan dan minuman akan terganggu  akibat kendala-kendala diatas. Volume penjualan akan menurun sehingga akan  mempengaruhi perputaran modal kerja dan perputaran dari aktiva perusahaan.
Perputaran modal kerja dan Total Assets Turnoverperusahaan pada akhirnya akan  mempengaruhi kemampuan perusahaan menghasilkan laba.
 Alasan mengapa topik ini menarik untuk diteliti yakni karena selama ini  para peneliti lebih tertarik untuk meneliti tingkat laba perusahaan, bukan  kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba tersebut dengan sumber daya  yang dimilikinya. Padahal efektivitas dan efisiensi dapat dilihat dari bagaimana   perusahaan mengelola sumber dayayang dimilikinya untuk meningkatkan  kemampuan memperoleh laba. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba dapat  dilihat dari tingkat rentabilitasnya yakni membandingkan laba dengan aktiva dan  modal yang digunakan untuk menghasilkan labatersebut. Rentabilitas Ekonomis  atau disebut juga  Basic Earning Power  dimaksudkan untuk mengukur  kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba usaha dengan aktiva yang  digunakan untuk memperoleh laba tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan  penelitian lebih lanjut dengan judul “ Pengaruh Efektifitas Modal Kerja dan  Total Assets TurnoverTerhadap Tingkat Rentabilitas Ekonomis Pada  Industri Makanan dan Minuman Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia”.
B. Perumusan Masalah   Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan sebelumnya,  maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :  1.  Apakah Efektivitas modal kerja (WCT)dan Total Assets Turnover (TATO) berpengaruh secara simultan terhadaptingkat Rentabilitas Ekonomis pada  perusahaan industri makanan dan minuman terbuka di Bursa Efek  Indonesia?  2.  Apakah Efektivitas modal kerja (WCT)dan Total Assets Turnover (TATO) berpengaruh secara parsial terhadap tingkat Rentabilitas Ekonomis pada  perusahaan industri makanan dan minuman terbuka di Bursa Efek  Indonesia?   C. Kerangka Konseptual   Modal kerja merupakan titik sentral dari kelangsungan hidup perusahaan,  baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Pada hakekatnya modal kerja  sama dengan aktiva lancar, yaitu aktiva-aktiva yang jangka paling lama satu tahun  dapat dicairkan menjadi uang kas. Modal kerja bersih merupakan aktiva lancar  yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasinya tanpa  mengganggu likuiditasnya yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar dengan  hutang lancarnya (Net Working Capital).
Penjualan dengan modal kerja memiliki hubungan yang erat. Bila volume  penjualan naik investasi dalam persediaandan piutang juga meningkat, ini berarti  juga meningkatkan modal kerja. Untuk menguji efesiensi penggunaan modal  kerja, dapat digunakan rasio perputaran modal kerja (Working Capital Turnover),  yaitu rasio antara penjualan dengan modal kerja. Dari hubungan antara penjualan  netto dengan modal kerja tersebut dapat diketahui juga apakah perusahaan bekerja  dengan modal kerja yang tinggi atau bekerja dengan modal kerja yang rendah  (Djarwanto, 2004: 159)  Perputaran total aktiva menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh harta  perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa  rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang  diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Semakin cepat perputaran aktiva,  semakin efisien penggunaan aktiva tersebut. Total Assets Turnover (TATO)diukur  dengan rasio yang menghubungkan penjualan dengan aktiva yang digunakan.
Kemungkinan turunnya volume penjualan akan mempengaruhi rasio ini.
 Volume penjualan yang dicapai suatu perusahaan akan mempengaruhi  perputaran modal kerja dan juga akan mempengaruhi perputaran dari aktiva  perusahaan tersebut. Perputaran modal kerja dan perputaran aktiva pada akhirnya  akan mempengaruhi tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan laba (Keown,  2004:194).
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah  dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan model atau bagan kerangka  konseptual dalam Gambar 1.1 berikut ini.
Gambar 1.1: Kerangka Konseptual  Sumber : Riyanto (2001) dan Sawir (2005) (diolah)  D. Hipotesis  Hipotesis atau jawaban sementara atas permasalahan yang dikemukakan  adalah sebagai berikut :  1.  Efektivitas modal kerja (WCT)dan Total Assets Turnover  (TATO)  berpengaruh secara simultan terhadap tingkat rentabilitas pada perusahaan  industri makanan dan minuman terbuka di Bursa Efek Indonesia.
2.  Efektivitas modal kerja (WCT)dan Total Assets Turnover  (TATO) berpengaruh secara parsial terhadap tingkat rentabilitas pada perusahaan  industri makanan dan minuman terbuka di Bursa Efek Indonesia.
Efektivitas Modal Kerja (WCT)  (X1)  Total Assets Turnover (TATO)  (X2)  Rentabilits Ekonomis  (Basic Earning Power)  (Y)   E. Tujuan dan Manfaat Penelitian  1. Tujuan Penelitian   Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis  pengaruh efektifitas modal kerja, dalam hal ini Working Capital Turnover (WCT) dan Total Assets Turnover(TATO) terhadap Tingkat Rentabilitas Ekonomis pada  perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek  Indonesia.
2. Manfaat Penelitian   Adapun manfaat penelitian ini adalah :  a.  Bagi Peneliti  Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan  menambah wawasan penulis melalui analisis dan pengujian pengaruh  efektifitas modal kerja, dalam hal ini Working Capital Turnover (WCT)  dan Total Assets Turnover (TATO)terhadap tingkat Rentabilitas Ekonomis  perusahaan terbuka.
b.  Bagi perusahaan  Penelitian ini bermanfaat sebagai dasar pertimbangan dan masukan bagi  pihak perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya.
c.  Bagi kalangan akademis lainnya  Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan penelitian  selanjutnya khususnya mengenai pengaruh efektifitas modal kerja, dalam  hal ini  Working Capital Turnover (WCT) dan Total Assets Turnover (TATO)terhadap Rentabilitas Ekonomis dengan ruang lingkup yang lebih  luas, sehingga hasilnya lebih sempurna untuk kedepannya.
 F. Metode Penelitian  1. Batasan Operasional   Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis  permasalahan, maka penulis menetapkan batasan operasional penelitian dalam dua  bagian yaitu :  a.  Data laporan keuangan perusahaan industri makanan dan minuman terbuka di  Bursa Efek Indonesia periode 2002-2006.
b.  Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terbagi ke dalam dua bagian  yaitu :  1) Variabel independennya (bebas) adalah Working Capital Turnover (WCT)  dan Total Assets Turnover (TATO).
2.) Variabel dependennya (terikat) adalah Rentabilitas Ekonomis  (Basic  Earning Power).
2. Definisi Operasional Variabel  Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :  a.  Efektivitas Modal Kerja (X1)  Efektivitas modal kerja ditunjukkan dengan Working Capital Turnover  (WCT) yaitu rasio yang memperlihatkan adanya keefektifan modal kerja  dalam pencapaian penjualan. Riyanto (2001;335) merumuskan formula  untuk menghitung Working Capital Turnover (WCT) sebagai berikut :  kalix sLiabilitie Current Assets Current Sales WCT   1b.  Total Assets Turnover (X2)  Total Assets Turnover(TATO)mengukur perputaran dari semua aset yang  dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan efisiensi dimana perusahaan  menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Menurut  Martono (2001:58), Total Assets Turnover (TATO)dapat dihitung dengan  menggunakan formula sebagai berikut :  Total Assets Turnover=  kalix AssetsTotal Sales 1  c.  Rentabilitas Ekonomis (Y)  Rentabilitas Ekonomis atau disebut juga  Basic Earning Power  dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh  laba usaha dengan aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut.
Menurut Sawir (2005:19), RentabilitasEkonomis dapat ditentukan dengan  mengalikan Operating Profit MargindenganTotal Assets Turnover.
Rentabilitas Ekonomis = Operating profit margin x Total assets turnover Rentabilitas Ekonomis =  AssetsTotal Sales x Sales EBIT Operasi Laba )( Rentabilitas Ekonomis =  %100 )( x Assets Total EBIT Operasi Laba 3. Populasi dan Sampel  Populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan industri makanan dan  minuman yang terdaftar (Listing)selama periode 2002 sampai 2006 yang  berjumlah 17 emiten. Penarikan sampelyang dilakukan oleh penulis adalah  dengan menggunakan desain Nonprobability Sampling dengan metode Purposive   1Sampling. Purposive Samplingadalah teknik penentuan sampel dengan  pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2005 : 78).
Adapun kriteria penarikan sampel yang digunakan oleh penulis adalah :  a.  Perusahaan tersebut merupakan  perusahaan industri makanan dan  minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2002-2006.
b.  Periode laporan keuangan berakhir pada tanggal 31 Desember.
c.  Laporan Keuangan di audit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dan telah  di publikasikan di situs Bursa Efek Indonesia.
d.  Laporan keuangan dinyatakan dalam rupiah.
Setelah dilakukan kriteria penarikan sampel, maka semua emiten industri  makanan dan minuman yang berjumlah 17 emiten dapat dijadikan sampel.
Adapun sampel-sampel tersebut antara lain :   1Tabel 1.2  Nama-Nama Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman  No Kode  Nama Emiten  1 ADES Ades Waters Indonesia Tbk  2  AISA  Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk  3  AQUA  Aqua Golden Mississi Tbk  4  CEKA  Cahaya Kalbar Tbk  5  DAVO  Davomas Abadi Tbk  6  DLTA  Delta Djakarta Tbk  7  INDF  Indofood Sukses Makmur Tbk  8  MLBI  Multi Bintang Indonesia Tbk  9  MYOR  Mayora Indah Tbk  10  PSDN  Prasidha Aneka Niaga Tbk  11 SHDA Sari Husada Tbk  12 SKLT Sekar Laut Tbk  13 SMAR Smart Tbk  14  STTP  Siantar Top Tbk  15 SUBA Suba Indah Tbk  16  TBLA  Tunas Baru Lampung Tbk  17  ULTJ  Ultra Jaya Milk Tbk  Sumber : www.idx.co.id (diolah)  4. Tempat dan Waktu Penelitian  a. Tempat Penelitian  Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan  menggunakan situs www.idx.co.id dan situs-situs lain bila diperlukan dalam  pengumpulan data.
b. Waktu Penelitian  Penelitian ini dilaksanakan mulai September 2007 sampai dengan selesai.
 15. Jenis Data  Data yang digunakan penulis dalam menyusun penelitaian ini adalah data  sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung yang dipublikasikan  oleh Bursa Efek Indonesia melalui situs www.bei.co.id, laporan keuangan, jurnal,  surat kabar, serta buku-buku referensi yang berkaitan dengan topik penelitian.
6. Teknik Pengumpulan Data  Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui studi  dokumentasi. Peneliti mengumpulkan berbagai data yang relevan dengan  penelitian melalui buku-buku, jurnal, surat kabar, dan data-data internet.
7. Metode Analisis Data   Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode  analisis regrsi berganda dengan terlebihdahulu menguji berbagai macam asumsi  klasik. Dengan metode analisis tersebut akan dijelaskan pengaruh antara variabel  bebas dengan variabel terikat. Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, maka  peneliti menggunakan bantuan program Software 12.0 for windows (Statistical  Program for Social Science). Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah  sebagai berikut :   Y = a + b1X1+ b2X2+ e  Dimana :  Y  = Rentabilitas Ekonomi (Basic Earning Power)  a = konstanta  X1  = Working Capital Turnover (WCT)  1X2  = Total Assets Turnover (TATO) b1,2  = Koefisien regresi variabel X1,2.
e  = Kesalahan Pengganggu (standard error)   Adapun syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda  sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut :  a.  Uji Normalitas  Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,  variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak  (Ghozali, 2005:110). Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi  secara normal dan independen. Model yang paling baik adalah distribusi data  normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui analisis grafik dan  Kolmogorov Smirnov.
b. Uji Multikolinearitas  Uji multikolinearitas bertujuan menguji apakah model regresi ditemukan  adanya korelasi antara variabel bebas (independen) (Ghozali, 2005: 91).
Hubungan linier antara variabel independen inilah yangdisebut dengan  multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi  antara variabel independen. Uji  multikolinieritas menggunakan kriteria  variance inflation factor (VIF)dengan ketentuan bila VIF> 5 terjadi masalah  multikolinearitas yang serius.
c. Uji Autokorelasi  Uji ini bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada  korelasi antara kesalahan penggangu  pada periode t dan kesalahan  pengganggu pada periode t-1 (periodesebelumnya) (Ghozali, 2005:95).
 1Autokorelasi terjadi jika observasi yang berturut-turut sepanjang waktu  mempunyai korelasi antara satu dengan yang lainnya (Nachrowi, 2006: 185).
Jika terjadi autokorelasi maka dikatakan ada problem autokorelasi. Model  regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji  autokorelasi menggunakan uji Run Testdan The Breusch-Godfrey (BG) Test.
d. Uji Heteroskedastisitas  Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi  ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang  lain (Ghozali, 2005:105). Jika varians dari residual suatu pengamatan ke  pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Jika varians  berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah  yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Analisis ini  dilakukan dengan menggunakan grafik Scatterplotdan uji Glejser Test.
 Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan  digunakan untuk menganalisis, melalui pengujian hipotesis sebagai berikut :  a. Koefisien Determinasi (R )  Koefisien determinan ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan  variabel-variabel bebas dalam menerangkan variasi variabel terikat. Koefisien  determinan (R ) ini berkisar antara nolsampai dengan satu (0 ≤R ≤1), dimana  semakin tinggi R (mendekati 1), berarti variabel-variabel bebas memberikan  hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel  terikat dan apabila R = 0 menunjukkan variabel bebas secara keseluruhan tidak  dapat menjelaskan variabel terikat.
 1b. Uji Signifikan Simultan ( Uji-F)  Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi dariseluruh variabel bebas  secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujiannya adalah :  H0 : b1 = b2= 0, artinya secara bersamaan, tidakterdapat pengaruh yang signifikan  dari Working Capital Turnover (WCT) dan  Total Assets Turnover(TATO)  terhadap Rentabilitas Ekonomis.
Ha : b1 ≠b2 ≠0, artinya secara bersamaan terdapat pengaruh yang signifikan dari  Working Capital Turnover (WCT) dan Total Assets Turnover(TATO) terhadap  Rentabilitas Ekonomis.
Kriteria pengambilan keputusan :  Ho diterima jika F hitung ≤F tabel pada α= 5 %  Ha diterima jika F hitung > F tabel pada α= 5 %  c. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)  Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara  parsial (individual) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel  terikat.
Bentuk pengujiannya adalah :  Ho : b1 = 0, artinya secara parsial (individual) tidak terdapat pengaruh yang  signifikan dari Working Capital Turnover (WCT) dan Total Assets Turnover (TATO) terhadap Rentabilitas Ekonomis.
Ha : b1 ≠0, artinya secara parsial (individual) terdapat pengaruh yang signifikan  dari Working Capital Turnover (WCT) dan  Total Assets Turnover(TATO)   1terhadap Rentabilitas Ekonomis. Pengujian menggunakan Uji-t dengan tingkat  pengujian (Level of Test)pada α= 5 % dan derajad kebebasan (n-k).
Kriteria pengambilan keputusan :  Ho diterima jika : –t tabel  ≤t hitung  ≤t tabel  Ha diterima jika : t hitung> t tabel t hitung -t tabel   

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi