BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pengangguran di Indonesia semakin hari semakin meningkat
jumlahnya seiring dengan berjalannya
waktu. Para pencari kerja baik yang mempunyai gelar sarjana ataupun tidak harus bersaing untuk
mendapatkan pekerjaan pada lapangan kerja
yang terbatas. Adapun penyebab
masalah pengangguran terdidik adalah banyaknya sarjana bertujuan hanya mencari
pekerjaan, bukan menciptakan lapangan pekerjaan.
Menjadi seorang wirausaha (entrepreneur)
adalah alternatif yang bijaksana,
selain dapat menciptakan lapangan kerja sendiri, juga dapat membantu orang lain. Dan bila usahanya maju dapat
menyerap semakin banyak tenaga kerja sehingga
dapat membantu lebih banyak orang.
Pengaruh pendidikan
kewirausahaan dalam perguruan tinggi adalah salah satu faktor penting untuk menumbuhkan dan
mengembangkan jiwa dan perilaku wirausaha.
Mahasiswa sekarang dituntut supaya dapat memanfaatkan ilmu yang diperolehnya untuk mendukung maupun
menciptakan kegiatan berwirausaha.
Sekarang mahasiswa
diharapkan sebagai agent of change yang dapat berguna di dalam pemberdayaan masyarakat. Hal tersebut
bukan merupakan hal yang mudah untuk
dicapai.
Mahasiswa harus
memiliki minat yang tinggi terhadap pembukaan unit usaha yang baru. Minat merupakan faktor
pendorong yang menjadikan seseorang lebih
giat bekerja dan memanfaatkan setiap peluang yang ada dengan mengoptimalkan potensi yang tersedia. Minat
tidak muncul begitu saja tetapi tumbuh
dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Walgito, 2003:148).
Minat berwirausaha
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya karakteristik kepribadian, faktor demografi
dan karakteristik lingkungan.
Karakteristik
kepribadian seperti efikasi diri dan kebutuhan akan prestasi merupakan prediktor yang signifikan minat
berwirausaha, faktor demografi seperti umur,
jenis kelamin, latar belakang pendidikan dan pengalaman bekerja seseorang diperhitungkan sebagai penentu bagi minat
berwirausaha, faktor lingkungan seperti
hubungan sosial, infrastruktur fisik dan institusional serta faktor budaya dapat mempengaruhi minat berwirausaha
(Indarti, 2008).
Efikasi diri adalah
kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Atau dengan
kata lain, kondisi motivasi seseorang yang
lebih didasarkan pada apa yang mereka percaya daripada apa yang secara objektif benar. Persepsi pribadi seperti ini
memegang peranan penting dalam pengembangan
minat seseorang (dalam Indarti, 2008).
Efikasi diri dapat
mempengaruhi minat seseorang terhadap sesuatu hal yang dipercaya. Membuka sebuah usaha
memerlukan kepercayaan terhadap kemampuan
diri sendiri bahwa usahanya akan berhasil, hal inilah yang akan memotivasi seseorang untuk berani memulai
suatu usaha. Apabila seseorang tidak percaya
akan kemampuan yang dimiliki, kecil kemungkinan orang tersebut akan berminat dalam berwirausaha.
Wirausahawan harus
dapat menentukan jumlah modal yang diperlukan guna memulai sebuah usaha, seorang wirausahawan
pertama-tama harus menentukan jumlah
minimum dari masing-masing sumber daya yang diperlukan. Sebagian sumber daya dibutuhkan dalam tingkat kuantitas
dan kualitas yang lebih tinggi dari dibandingkan dengan sebagian lainnya
(Susanto, 2009:11).
Ketersediaan
informasi usaha merupakan faktor penting yang mendorong keinginan seseorang untuk membuka usaha baru
dan faktor kritikal bagi pertumbuhan dan
keberlangsungan usaha (Indarti, 2008).
Campur tangan orang
lain dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam dunia bisnis. Relasi bisnis
memiliki prinsip berbanding lurus, artinya
semakin banyak jumlah relasi bisnis, semakin cepat seseorang mencapai sukses dalam berusaha, begitu juga sebaliknya
(Sudjatmoko, 2009:25).
Faktor lingkungan
di atas seperti ketersediaan modal, ketersediaan informasi, dan ketersediaan relasi bisnis
disebut kesiapan instrumentasi seorang wirausahawan
(Indarti, 2008). Kesiapan instrumentasi tersebut mempengaruhi minat berwirausaha seseorang, karena bila
kesiapan instrumentasi tersebut sudah terpenuhi
maka akan meningkatkan kepercayaan diri seseorang dalam mulai menjadi wirausahawan.
Kebutuhan akan
prestasi dapat diartikan sebagai suatu kesatuan watak yang memotivasi seseorang untuk menghadapi
tantangan untuk mencapai kesuksesan dan
keunggulan. Kebutuhan akan prestasi juga dapat mendorong kemampuan pengambilan keputusan dan kecenderungan untuk
mengambil resiko seorang wirausaha
(dalam Indarti, 2008). Kebutuhan prestasi mempengaruhi minat berwirausaha seseorang yang ingin mencapai
jenjang karir yang diinginkan sesuai dengan
kerja keras yang dilakukan.
Fakultas Ekonomi
UMSU merupakan salah satu fakultas yang menarik untuk diteliti, karena ada beberapa mahasiswa
FE UMSU yang memiliki keinginan untuk
berwirausaha, bahkan ada sebagian mahasiswa FE UMSU yang secara langsung melakukan aktivitas bisnis
dengan membuka usaha seperti terdapat 1
buah kantin dalam kampus yang dikelola oleh 6 orang mahasiswa. Di luar kampus terdapat 2 buah Foto copy yang
dikelola oleh 4 orang mahasiswa, 12 kedai
pulsa yang dikelola oleh 24 orang mahasiswa, 3 warung kopi yang dikelola oleh 9 orang mahasiswa, 6 warnet yang dikelola
oleh 12 orang mahasiswa, 3 rumah makan
yang dikelola oleh 6 orang mahasiswa, 8 usaha makanan ringan yang dikelola oleh 8 orang mahasiswa.
B. Perumusan
Masalah Perumusan masalah berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas adalah sebagai berikut: “Apakah efikasi diri,
kesiapan instrumentasi dan kebutuhan akan prestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
minat mahasiswa berwirausaha di Fakultas
Ekonomi Departemen Manajemen UMSU ?” C.
Kerangka Konseptual Bandura (dalam Indarti, 2008) mendefinisikan efikasi
diri sebagai kepercayaan seseorang atas
kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Atau dengan kata lain, kondisi
motivasi seseorang yang lebih didasarkan
pada apa yang mereka percaya daripada apa yang secara objektif benar. Efikasi diri tidak berkaitan langsung
dengan kecakapan yang dimiliki individu,
melainkan pada penilaian diri tentang apa yang dapat dilakukan, tanpa terkait dengan kecakapan yang dimiliki.
Ketersediaan modal
adalah hal yang sangat penting. Demikian pula ketersediaan sumber daya lainnya, termasuk
sumber daya manusia (SDM) dengan pengalaman
serta keterampilan yang sesuai, sumber daya informasi seperti bank data, serta sumber daya infrastruktur seperti
lokasi yang tepat. Perhatian media juga
penting, khususnya sebagai sarana untuk menerbitkan cerita seputar model peran yang sesuai serta cerita tentang kesuksesan
yang diraih (Susanto, 2009:11).
Kesiapan
instrumentasi adalah tiga faktor lingkungan yang dipercaya mempengaruhi wirausaha yaitu akses mereka
kepada modal, informasi dan kualitas
jaringan sosial yang dimiliki (Indarti, 2008).
Kebutuhan akan penghargaan
muncul sebagai reaksi atas perasaan bahwa dirinya tidak berguna dan bukan siapa-siapa.
Mereka ingin menunjukkan kepada dunia di
sekelilingnya bahwa mereka pantas diperhitungkan serta mampu melakukan sesuatu yang menarik perhatian
(Susanto, 2009:12). McClelland (dalam
Indarti, 2008) menegaskan bahwa kebutuhan akan prestasi sebagai salah satu karakteristik kepribadian seseorang yang
akan mendorong seseorang untuk memiliki
intensi kewirausahaan.
Minat adalah
kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu
atau merasa senang berkecimpung dalam
bidang itu (Winkel, 2001:30). Wirausaha sebagai suatu kemampuan untuk melihat dan menilai peluang bisnis,
mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan
mengambil tindakan yang tepat guna
menghasilkan keuntungan dari peluang tersebut (Meredith dalam Suryana, 2003:12). Dalam penelitian ini yang dimaksud
dengan minat berwirausaha adalah kecendrungan
hati dalam diri subyek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian mengorganisasi, mengatur, menangung
resiko dan mengembangkan usaha yang
diciptakan tersebut (Indarti, 2008).
Pada uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa efikasi diri, kesiapan instrumentasi, dan kebutuhan akan prestasi
dapat mempengaruhi minat mahasiswa dalam
berwirausaha.
Kerangka konseptual
yang digunakan dalam penelitian adalah seperti yang digambarkan dalam skema berikut: Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber : indarti (2008), diolah Penulis.
D. Hipotesis “Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian” (Sugiyono,2008:51). Berdasarkan
perumusan masalah di atas, maka peneliti
merumuskan hipotesis sebagai berikut: Efikasi Diri (X1) Kesiapan Instrumentasi
(X2) Kebutuhan akan Prestasi (X3) Minat Berwirausaha (Y) “Efikasi Diri, kesiapan Instrumentasi, dan Kebutuhan akan Prestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
minat mahasiswa berwirausaha mahasiswa
(Studi Kasus Mahasiswa FE Departemen Manajemen UMSU).” E. Tujuan dan Manfaat
Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Efikasi Diri, Kesiapan instrumentasi, dan Kebutuhan akan
Prestasi terhadap Minat Mahasiswa
Berwirausaha.
2. Manfaat Penelitian a. Bagi Pelaku Usaha Memberikan tambahan informasi dan wawasan
serta memberikan masukan bagi para
mahasiswa calon wirausahawan mengenai pengaruh
efikasi diri, kesiapan instrumentasi dan kebutuhan akan prestasi terhadap minat berwirausaha.
b. Bagi Penulis Memberikan kesempatan bagi
penulis untuk menerapkan teori yang telah
diperoleh di bangku kuliah dan menambah wawasan peneliti serta mengetahui Pengaruh Efikasi Diri, Kesiapan
instrumentasi, dan Kebutuhan akan
Prestasi terhadap Minat Mahasiswa Berwirausaha.
c. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi bagi penelitian-penelitian mendatang yang berkaitan
dengan minat berwirausaha.
F. Metode
Penelitian 1. Batasan Operasional Variabel Variabel yang
akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel Independent (X), yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain, yaitu: X1 =
Efikasi Diri X2 = Kesiapan Instrumentasi X3 = Kebutuhan akan Prestasi b. Variabel Dependent (Y), yaitu variabel yang
dipengaruhi oleh variabel lain,yaitu: Y
= Minat Berwirausaha 2. Definisi
Operasional Variabel Pada penelitian ini variabel-variabel yang
dioperasionalkan adalah semua variabel
yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan.
Untuk memberikan
gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu definisi
variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut: a. Efikasi Diri Efikasi Diri adalah kepercayaan seorang
mahasiswa atas kemampuan dirinya untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan.
b. Kesiapan Instrumentasi Tiga faktor lingkungan
yang dipercaya mempengaruhi minat mahasiswa
berwirausaha yaitu akses mereka kepada modal, informasi dan kualitas jaringan sosial yang dimiliki c. Kebutuhan akan Prestasi Kebutuhan akan prestasi dapat diartikan
sebagai suatu kesatuan watak yang
memotivasi mahasiswa untuk menghadapi tantangan untuk mencapai kesuksesan dan keunggulan.
d. Minat Berwirausaha Minat Berwirausaha adalah kecendrungan hati
dalam diri mahasiswa untuk tertarik
menciptakan suatu usaha yang kemudian mengorganisasi,
mengatur, menangung resiko dan mengembangkan usaha yang diciptakan tersebut.
Tabel 1.1 Definisi
Operasionalisasi Variabel VARIABEL
DEFENISI INDIKATOR SKALA UKUR Efikasi Diri (X1) Efikasi Diri adalah kepercayaan seorang mahasiswa atas kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan 1. Memiliki keterampilan kepemimpinan.
2. Memiliki
kematangan mental.
3. Kepercayaan diri
Skala Likert Kesiapan Instrumentasi (X2) Tiga faktor lingkungan yang dipercaya mempengaruhi minat mahasiswa berwirausaha yaitu akses mereka kepada modal, informasi dan kualitas jaringan sosial yang dimiliki, yang kemudian disebut kesiapan instrumentasi 1. Memiliki Akses Kepada Modal 2. Memiliki Jaringan Sosial 3. Memiliki Akses Terhadap Informasi Skala Likert Kebutuhan akan Prestasi (X3) suatu kesatuan watak yang memotivasi mahasiswa untuk menghadapi tantangan untuk mencapai kesuksesan dan keunggulan 1. Melakukan Yang Paling Baik Pada Tugas Yang Sulit Yang Berhubungan Dengan Studi Dan Pekerjaan 2. Berusaha Keras Untuk Memperbaiki Performa Kerja Sebelumnya Skala Likert Minat Berwirausaha (Y) minat berwirausaha adalah kecendrungan hati dalam diri mahasiswa untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian mengorganisasi, mengatur, menangung resiko dan mengembangkan usaha yang diciptakan tersebut 1. Memilih Karir Sebagai Seorang Wirausahawan 2. Lebih Suka Menjadi Wirausahawan Daripada Menjadi Karyawan Di Suatu Perusahaan/Organisasi Skala Likert Sumber indarti (2010), diolah penulis
(2010) 3. Skala Pengukuran Variabel Penelitian
ini menggunakan skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sifat, pendapat dan persepsi seseorang ataupun
kelompok orang tentang fenomena sosial
(Sugiyono, 2008:104). Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian memberikan lima alternatif jawaban
kepada responden dengan menggunakan
skala 1 sampai 5 dilihat pada tabel 1.2 berikut ini.
Tabel 1.2 Instrument
Skala Likert Sumber: Sugiyono (2008) 4. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian direncanakan dilakukan di UMSU.
Penelitian dilakukan dari Desember 2010 sampai dengan Januari 2011 5. Populasi dan Sampel 5.1 Popolasi Menurut
Sugiyono (2008:72), Populasi adalah wilayah yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh mahasiswa reguler tahun
2006 sampai 2009 UMSU yang berjumlah 732 orang.
No Pertanyaan
Skor 1 Sangat Setuju (SS) 5 2
Setuju (S) 4 3 Kurang Setuju (KS) 3 4
Tidak Setuju (TS) 2 5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Tabel
1.3 Jumlah Mahasiswa Departemen Manajemen FE UMSU Program S-1 Angkatan 2006 -
2009 Angkatan Jumlah 2006 150 2007
163 2008 174 2009 245 Total
732 Sumber: www.umsu.ac.id, (dimodifikasi penulis) 5.2 Sampel Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,2008:73). Untuk
menentukn jumlah sampel, penulis
menggunakan rumus slovin (Umar,2008:78) sebagai berikut: N n = 1 + N.e 2 Dimana :
n = jumlah sampel N = ukuran populasi e = taraf kesalahan yaitu 10% atau 0,1 Populasi
(N) berjumlah 732 orang, sehingga jumlah sampel adalah : 732 n = 1 +
732 (0,1) 2 n = 87,98, atau 88 orang Maka jumlah sampel yang diperoleh adalah
88 responden.
Pemilihan sampel
dilakukan dengan menggunakan metode Purposive random sampling, yaitu teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan karakter dan
ciri-ciri yang ditentukan terlebih dahulu (Sugiyono, 2008:122). Karakter yang ditentukan
adalah mahasiswa yang telah mengikuti mata kuliah kewirausahaan dan
berminat untuk berwirausaha.
6. Jenis dan Sumber
Data Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu: a. Data primer Yaitu
data yang diperoleh secara langsung dari responden pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan
memberikan kuesioner dan wawancara
kepada responden.
b. Data sekunder Yaitu
data yang diperoleh melalui studi pustaka, dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, untuk
mendukung penelitian ini.
7. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu: a.
Kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada
setiap responden untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan sehingga penelitian penulis dapat lebih terstruktur.
b. Wawancara Peneliti
melakukan wawancara tatap muka (face to face)
dengan responden terpilih. Wawancara
dilakukan dengan menggunakan alat bantu
berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu atau sering disebut interview
guide.
c. Observasi Observasi adalah pengumpulan data dengan cara
melakukan pengamatan langsung pada
lokasi penelitian, dalam hal ini di Lokasi kampus FE UMSU, untuk melengkapi
catatan penelitian yang diperlukan.
8. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas
dan realibilitas dilakukan pada 30 orang responden penelitian lalu data diproses dengan menggunakan
program software SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 16.0.
Instrumen yang valid dan reliabel
merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Valid artinya
data-data yang diperoleh melalui kuesioner
dapat menjawab tujuan penelitian ini, sedangkan reliabel artinya konsisten atau stabil bila digunakan untuk
penelitian lain. Pengujian instrumen
dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for windows.
a. Uji Validitas Uji
validitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak dilakukan sebagai instrumen penelitian.
Instrumen yang valid alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid (Sugiyono, 2008:109). Untuk menguji validitas
digunakan pendekatan koefisien korelasi
yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Bila nilai
korelasinya positif dan r > 0,361
maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dalam uji validitas kriteria
pengambilan keputusan adalah: 1. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.
2. Jika r hitung <rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak
valid.
Jika telah memenuhi
syarat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut telah memiliki validitas
konstruk yang baik.
Sementara
butir-butir pertanyaan yang tidak valid akan gugur dan dikeluarkan. Setelah semua butir pernyataan
dinyatakan valid maka instrumen tersebut
layak untuk kuesioner penelitian.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan tingkat kehandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel berarti
instrumen yang digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2008:110). Bila koefisien
korelasi (r) positif dan signifikan,
maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam
uji validitas akan ditentukan
reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: a. Jika r alpha positif atau > r tabel maka pernyataan reliabel.
b. Jika r alpha negatif atau < r tabel maka pernyataan tidak reliabel.
9. Metode Analisis Data a. Metode Analisis
Deskriptif Metode ini merupakan metode analisis data dimana peneliti mengumpulkan,
mengklasifikasikan, menganalisis, dan menginterpretasikan data sehingga dapat
memberikan gambaran yang jelas mengenai
masalah yang diteliti.
b. Uji Asumsi
Klasik Sebelum melakukan analisis regresi, agar diperoleh perkiraan yang tidak bias dan demi efisiensi maka dilakukan
pengujian asumsi klasik yang harus
dipenuhi yaitu: 1) Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui
apakah distribusi data mengikuti atau
mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan
Kolmogorov-Smirnov.
Dengan menggunakan
tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) di
atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang et al,
2008:62).
2) Uji
Heteroskedastisitas Artinya varians variabel independen adalah konstan untuk
setiap nilai tertentu variabel
independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Park dengan pengambilan
keputusan jika variabel independen
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi
heteroskedastisitas. Jika probabilitas
signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah pada
adanya heteroskedastisitas (Situmorang
et al, 2008:76).
3) Uji
Multikolinearitas Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling
berhubungan secara sempurna atau mendekati
sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya
nilai Tolerance dan VIF (Variance
Inflation Factor) melalui program SPSS. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1
atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi
multikolinearitas (Situmorang et al, 2008:104).
c. Metode Regresi
Linier Berganda Metode regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui
berapa besar pengaruh variabel bebas
(Efikasi Diri, Kesiapan Instrumen, dan Kebutuhan
akan Prestasi) terhadap variabel terikat (Minat Berwirausaha).
Menurut Sugiyono
(2008:204) model regresi berganda yang digunakan, yaitu: Keterangan : Y : Perilaku Kewirausahaan a : Konstanta b1, 2, 3 : Koefisien regresi
berganda X1 : Efikasi Diri X2 : Kesiapan Instrumentasi X3 : Kebutuhan akan Prestasi e : Standar error d. Pengujian Hipotesis 1. Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Uji-t
bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel
terikat.
Bentuk pengujiannya
adalah : H0 : β1 = 0 Artinya variabel bebas secara parsial tidak
berpengaruh signifikan dan positif
terhadap variabel terikat.
Ha : β1 ≠ 0 Artinya
varibael bebas secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel terikat.
Kriteria
pengambilan keputusan: H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5% Y = a +
b1X1 + b2X2 + b3X3 +e Ha diterima jika thitung > ttabel pada α =
5% 2. Uji Secara Simultan/Serempak (Uji
F) Uji-t bertujuan untuk melihat apakah
semua variabel bebas yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujiannya
adalah : H0 : β1 = 0 Artinya variabel bebas secara serempak tidak
berpengaruh signifikan dan positif
terhadap variabel terikat.
Ha : β1 ≠ 0 Artinya
varibael bebas secara serempak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel terikat.
Kriteria
pengambilan keputusan: H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5% Ha
diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% 3. Pengujian Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien
determinasi (R 2 ) digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap
variabel terikat, dimana 0<R 2 <1.
Hal ini menunjukkan jika R 2 semakin
dekat dengan 1 maka kemampuan variabel
bebas (X) untuk menjelaskan variabel terikat (Y) semakin baik. Sebaliknya jika R 2 semakin
dekat pada 0 maka kemampuan variabel
bebas (X) untuk menjelaskan variabel terikat semakin lemah. Hal ini berarti bila R 2 =0 menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat dan bila R 2 mendekati satu
menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi