Rabu, 26 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH EFIKASI DIRI, KESIAPAN INSTRUMENTASI DAN KEBUTUHAN AKAN PRESTASI TERHADAP MINAT MAHASISWA BERWIRAUSAHA



BAB I PENDAHULUAN
 A. Latar belakang 
Pengangguran di Indonesia semakin hari semakin meningkat jumlahnya  seiring dengan berjalannya waktu. Para pencari kerja baik yang mempunyai gelar  sarjana ataupun tidak harus bersaing untuk mendapatkan pekerjaan pada lapangan  kerja yang terbatas. Adapun penyebab masalah pengangguran terdidik adalah banyaknya sarjana bertujuan hanya mencari pekerjaan, bukan menciptakan lapangan  pekerjaan. Menjadi seorang wirausaha (entrepreneur)  adalah alternatif yang  bijaksana, selain dapat menciptakan lapangan kerja sendiri, juga dapat membantu  orang lain. Dan bila usahanya maju dapat menyerap semakin banyak tenaga kerja  sehingga dapat membantu lebih banyak orang.

Pengaruh pendidikan kewirausahaan dalam perguruan tinggi adalah salah  satu faktor penting untuk menumbuhkan dan mengembangkan jiwa dan perilaku  wirausaha. Mahasiswa sekarang dituntut supaya dapat memanfaatkan ilmu yang  diperolehnya untuk mendukung maupun menciptakan kegiatan berwirausaha.
Sekarang mahasiswa diharapkan sebagai agent of change yang dapat berguna di  dalam pemberdayaan masyarakat. Hal tersebut bukan merupakan hal yang mudah  untuk dicapai.
Mahasiswa harus memiliki minat yang tinggi terhadap pembukaan unit  usaha yang baru. Minat merupakan faktor pendorong yang menjadikan seseorang  lebih giat bekerja dan memanfaatkan setiap peluang yang ada dengan  mengoptimalkan potensi yang tersedia. Minat tidak muncul begitu saja tetapi  tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya  (Walgito, 2003:148).
Minat berwirausaha dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya  karakteristik kepribadian, faktor demografi dan karakteristik lingkungan.
Karakteristik kepribadian seperti efikasi diri dan kebutuhan akan prestasi  merupakan prediktor yang signifikan minat berwirausaha, faktor demografi seperti  umur, jenis kelamin, latar belakang pendidikan dan pengalaman bekerja seseorang  diperhitungkan sebagai penentu bagi minat berwirausaha, faktor lingkungan  seperti hubungan sosial, infrastruktur fisik dan institusional serta faktor budaya  dapat mempengaruhi minat berwirausaha (Indarti, 2008).
Efikasi diri adalah kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya untuk  menyelesaikan suatu pekerjaan. Atau dengan kata lain, kondisi motivasi seseorang  yang lebih didasarkan pada apa yang mereka percaya daripada apa yang secara  objektif benar. Persepsi pribadi seperti ini memegang peranan penting dalam  pengembangan minat seseorang (dalam Indarti, 2008).
Efikasi diri dapat mempengaruhi minat seseorang terhadap sesuatu hal  yang dipercaya. Membuka sebuah usaha memerlukan kepercayaan terhadap  kemampuan diri sendiri bahwa usahanya akan berhasil, hal inilah yang akan  memotivasi seseorang untuk berani memulai suatu usaha. Apabila seseorang tidak  percaya akan kemampuan yang dimiliki, kecil kemungkinan orang tersebut akan  berminat dalam berwirausaha.
Wirausahawan harus dapat menentukan jumlah modal yang diperlukan guna  memulai sebuah usaha, seorang wirausahawan pertama-tama harus menentukan  jumlah minimum dari masing-masing sumber daya yang diperlukan. Sebagian  sumber daya dibutuhkan dalam tingkat kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi dari dibandingkan dengan sebagian lainnya (Susanto, 2009:11).
Ketersediaan informasi usaha merupakan faktor penting yang mendorong  keinginan seseorang untuk membuka usaha baru dan faktor kritikal bagi  pertumbuhan dan keberlangsungan usaha (Indarti, 2008).
Campur tangan orang lain dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan  seseorang dalam dunia bisnis. Relasi bisnis memiliki prinsip berbanding lurus,  artinya semakin banyak jumlah relasi bisnis, semakin cepat seseorang mencapai  sukses dalam berusaha, begitu juga sebaliknya (Sudjatmoko, 2009:25).
Faktor lingkungan di atas seperti ketersediaan modal, ketersediaan  informasi, dan ketersediaan relasi bisnis disebut kesiapan instrumentasi seorang  wirausahawan (Indarti, 2008). Kesiapan instrumentasi tersebut mempengaruhi  minat berwirausaha seseorang, karena bila kesiapan instrumentasi tersebut sudah  terpenuhi maka akan meningkatkan kepercayaan diri seseorang dalam mulai  menjadi wirausahawan.
Kebutuhan akan prestasi dapat diartikan sebagai suatu kesatuan watak yang  memotivasi seseorang untuk menghadapi tantangan untuk mencapai kesuksesan  dan keunggulan. Kebutuhan akan prestasi juga dapat mendorong kemampuan  pengambilan keputusan dan kecenderungan untuk mengambil resiko seorang  wirausaha (dalam Indarti, 2008). Kebutuhan prestasi mempengaruhi minat  berwirausaha seseorang yang ingin mencapai jenjang karir yang diinginkan sesuai  dengan kerja keras yang dilakukan.
Fakultas Ekonomi UMSU merupakan salah satu fakultas yang menarik  untuk diteliti, karena ada beberapa mahasiswa FE UMSU yang memiliki  keinginan untuk berwirausaha, bahkan ada sebagian mahasiswa FE UMSU yang  secara langsung melakukan aktivitas bisnis dengan membuka usaha seperti  terdapat 1 buah kantin dalam kampus yang dikelola oleh 6 orang mahasiswa. Di  luar kampus terdapat 2 buah Foto copy yang dikelola oleh 4 orang mahasiswa, 12  kedai pulsa yang dikelola oleh 24 orang mahasiswa, 3 warung kopi yang dikelola  oleh 9 orang mahasiswa, 6 warnet yang dikelola oleh 12 orang mahasiswa, 3  rumah makan yang dikelola oleh 6 orang mahasiswa, 8 usaha makanan ringan  yang dikelola oleh 8 orang mahasiswa.
B. Perumusan Masalah Perumusan masalah berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas  adalah sebagai berikut: “Apakah efikasi diri, kesiapan instrumentasi dan kebutuhan akan prestasi  berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa berwirausaha di  Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen UMSU ?” C.  Kerangka Konseptual Bandura (dalam Indarti, 2008) mendefinisikan efikasi diri sebagai  kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu  pekerjaan. Atau dengan kata lain, kondisi motivasi seseorang yang lebih  didasarkan pada apa yang mereka percaya daripada apa yang secara objektif  benar. Efikasi diri tidak berkaitan langsung dengan kecakapan yang dimiliki  individu, melainkan pada penilaian diri tentang apa yang dapat dilakukan, tanpa  terkait dengan kecakapan yang dimiliki.
Ketersediaan modal adalah hal yang sangat penting. Demikian pula  ketersediaan sumber daya lainnya, termasuk sumber daya manusia (SDM) dengan  pengalaman serta keterampilan yang sesuai, sumber daya informasi seperti bank  data, serta sumber daya infrastruktur seperti lokasi yang tepat. Perhatian media  juga penting, khususnya sebagai sarana untuk menerbitkan cerita seputar model  peran yang sesuai serta cerita tentang kesuksesan yang diraih (Susanto, 2009:11).
Kesiapan instrumentasi adalah tiga faktor lingkungan yang dipercaya  mempengaruhi wirausaha yaitu akses mereka kepada modal, informasi dan  kualitas jaringan sosial yang dimiliki (Indarti, 2008).
Kebutuhan akan penghargaan muncul sebagai reaksi atas perasaan bahwa  dirinya tidak berguna dan bukan siapa-siapa. Mereka ingin menunjukkan kepada  dunia di sekelilingnya bahwa mereka pantas diperhitungkan serta mampu  melakukan sesuatu yang menarik perhatian (Susanto, 2009:12). McClelland  (dalam Indarti, 2008) menegaskan bahwa kebutuhan akan prestasi sebagai salah  satu karakteristik kepribadian seseorang yang akan mendorong seseorang untuk  memiliki intensi kewirausahaan.
Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk  merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu atau merasa senang berkecimpung  dalam bidang itu (Winkel, 2001:30). Wirausaha sebagai suatu kemampuan untuk  melihat dan menilai peluang bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan  guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat  guna menghasilkan keuntungan dari peluang tersebut (Meredith dalam Suryana,  2003:12). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan minat berwirausaha adalah  kecendrungan hati dalam diri subyek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang  kemudian mengorganisasi, mengatur, menangung resiko dan mengembangkan  usaha yang diciptakan tersebut (Indarti, 2008).
Pada uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efikasi diri, kesiapan  instrumentasi, dan kebutuhan akan prestasi dapat mempengaruhi minat mahasiswa  dalam berwirausaha.
Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian adalah seperti yang  digambarkan dalam skema berikut:  Gambar 1.1 Kerangka Konseptual  Sumber : indarti (2008),  diolah Penulis.
D. Hipotesis “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah  penelitian” (Sugiyono,2008:51). Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka  peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut: Efikasi Diri (X1) Kesiapan Instrumentasi (X2) Kebutuhan akan Prestasi (X3) Minat Berwirausaha (Y)  “Efikasi Diri, kesiapan Instrumentasi,  dan Kebutuhan akan Prestasi  berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa berwirausaha  mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa FE Departemen Manajemen UMSU).” E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.  Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Efikasi Diri,  Kesiapan instrumentasi, dan Kebutuhan akan Prestasi terhadap Minat  Mahasiswa Berwirausaha.
2.  Manfaat Penelitian a.  Bagi Pelaku Usaha  Memberikan tambahan informasi dan wawasan serta memberikan  masukan bagi para mahasiswa calon wirausahawan mengenai  pengaruh efikasi diri, kesiapan instrumentasi dan kebutuhan akan  prestasi terhadap minat berwirausaha.
b.  Bagi Penulis Memberikan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori yang  telah diperoleh di bangku kuliah dan menambah wawasan peneliti serta  mengetahui Pengaruh Efikasi Diri, Kesiapan instrumentasi, dan  Kebutuhan akan Prestasi terhadap Minat Mahasiswa Berwirausaha.
c.  Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi bagi  penelitian-penelitian mendatang yang berkaitan dengan minat  berwirausaha.
F. Metode Penelitian  1.  Batasan Operasional Variabel Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.  Variabel Independent  (X), yaitu variabel yang nilainya tidak  tergantung pada variabel lain, yaitu: X1 = Efikasi Diri X2 = Kesiapan Instrumentasi X3 = Kebutuhan akan Prestasi b.  Variabel Dependent (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel  lain,yaitu: Y = Minat Berwirausaha 2.  Definisi Operasional Variabel Pada penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah  semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan.
Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan  penelitian, maka perlu definisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai  berikut: a. Efikasi Diri  Efikasi Diri adalah kepercayaan seorang mahasiswa atas kemampuan  dirinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
b.  Kesiapan Instrumentasi Tiga faktor lingkungan yang dipercaya mempengaruhi minat  mahasiswa berwirausaha yaitu akses mereka kepada modal, informasi  dan kualitas jaringan sosial yang dimiliki c.  Kebutuhan akan Prestasi  Kebutuhan akan prestasi dapat diartikan sebagai suatu kesatuan watak  yang memotivasi mahasiswa untuk menghadapi tantangan untuk  mencapai kesuksesan dan keunggulan.
d.  Minat Berwirausaha  Minat Berwirausaha adalah kecendrungan hati dalam diri mahasiswa  untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian  mengorganisasi, mengatur, menangung resiko dan mengembangkan  usaha yang diciptakan tersebut.
Tabel 1.1 Definisi Operasionalisasi Variabel VARIABEL  DEFENISI  INDIKATOR SKALA  UKUR Efikasi Diri  (X1) Efikasi Diri adalah kepercayaan seorang  mahasiswa atas kemampuan dirinya  untuk menyelesaikan  suatu pekerjaan 1. Memiliki keterampilan  kepemimpinan.
2. Memiliki kematangan  mental.
3. Kepercayaan diri Skala  Likert Kesiapan  Instrumentasi (X2) Tiga faktor lingkungan  yang dipercaya  mempengaruhi minat  mahasiswa berwirausaha  yaitu akses mereka  kepada modal, informasi  dan kualitas jaringan  sosial yang dimiliki,  yang kemudian disebut  kesiapan instrumentasi 1. Memiliki Akses  Kepada Modal 2. Memiliki Jaringan  Sosial 3. Memiliki Akses  Terhadap Informasi Skala  Likert Kebutuhan  akan Prestasi  (X3) suatu kesatuan watak  yang memotivasi  mahasiswa untuk  menghadapi tantangan  untuk mencapai  kesuksesan dan  keunggulan 1. Melakukan Yang  Paling Baik Pada  Tugas Yang Sulit Yang  Berhubungan Dengan  Studi Dan Pekerjaan 2. Berusaha Keras Untuk  Memperbaiki Performa  Kerja Sebelumnya Skala  Likert Minat  Berwirausaha  (Y) minat berwirausaha  adalah kecendrungan  hati dalam diri  mahasiswa untuk tertarik  menciptakan suatu usaha  yang kemudian  mengorganisasi,  mengatur, menangung  resiko dan  mengembangkan usaha  yang diciptakan tersebut  1. Memilih Karir Sebagai  Seorang Wirausahawan 2. Lebih Suka Menjadi  Wirausahawan  Daripada Menjadi  Karyawan Di Suatu Perusahaan/Organisasi Skala  Likert Sumber indarti (2010), diolah penulis (2010) 3.  Skala Pengukuran Variabel Penelitian ini menggunakan skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur  sifat, pendapat dan persepsi seseorang ataupun kelompok orang tentang  fenomena sosial (Sugiyono, 2008:104). Untuk keperluan analisis kuantitatif  penelitian memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan  menggunakan skala 1 sampai 5 dilihat pada tabel 1.2 berikut ini.
Tabel 1.2 Instrument Skala Likert Sumber: Sugiyono (2008) 4. Tempat Dan Waktu Penelitian  Penelitian direncanakan dilakukan di UMSU. Penelitian dilakukan dari Desember 2010 sampai dengan Januari 2011 5.  Populasi dan Sampel 5.1 Popolasi Menurut Sugiyono (2008:72), Populasi adalah wilayah yang terdiri  atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu  yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik  kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa  reguler tahun 2006 sampai 2009 UMSU yang berjumlah 732 orang.
No  Pertanyaan  Skor 1  Sangat Setuju (SS)  5 2  Setuju (S)  4 3  Kurang Setuju (KS)  3 4  Tidak Setuju (TS)  2 5  Sangat Tidak Setuju (STS)  1  Tabel 1.3 Jumlah Mahasiswa Departemen Manajemen FE UMSU Program S-1 Angkatan 2006 - 2009 Angkatan  Jumlah 2006  150 2007  163 2008  174 2009  245 Total  732 Sumber: www.umsu.ac.id, (dimodifikasi penulis) 5.2 Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh  populasi tersebut (Sugiyono,2008:73). Untuk menentukn jumlah sampel,  penulis menggunakan rumus slovin (Umar,2008:78) sebagai berikut:  N n  =  1 + N.e  2 Dimana :   n = jumlah sampel N = ukuran populasi  e = taraf kesalahan yaitu 10% atau 0,1 Populasi (N) berjumlah 732 orang, sehingga jumlah sampel adalah : 732 n  =  1 + 732 (0,1) 2 n = 87,98, atau 88 orang Maka jumlah sampel yang diperoleh adalah 88 responden.
Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Purposive  random sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan  karakter dan ciri-ciri yang ditentukan terlebih dahulu (Sugiyono,  2008:122). Karakter yang ditentukan adalah  mahasiswa yang telah  mengikuti mata kuliah kewirausahaan dan berminat untuk berwirausaha.
6. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu: a. Data primer Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden pada lokasi  penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner dan  wawancara kepada responden.
b. Data sekunder Yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka, dengan mempelajari  berbagai tulisan melalui buku, jurnal, untuk mendukung penelitian ini.
7.  Teknik Pengumpulan Data  Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan 3 (tiga) cara,  yaitu: a. Kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan  pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada setiap responden untuk  memperoleh informasi yang dibutuhkan sehingga penelitian penulis  dapat lebih terstruktur.
b. Wawancara Peneliti melakukan wawancara tatap muka (face to face)  dengan  responden terpilih. Wawancara dilakukan dengan menggunakan alat  bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan  terlebih dahulu atau sering disebut interview guide.
c. Observasi  Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan  langsung pada lokasi penelitian, dalam hal ini di Lokasi kampus FE UMSU, untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan.
8.  Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan realibilitas dilakukan pada 30 orang responden  penelitian lalu data diproses dengan menggunakan program software SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 16.0. Instrumen yang valid  dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian  yang valid dan reliabel. Valid artinya data-data yang diperoleh melalui  kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian ini, sedangkan reliabel artinya  konsisten atau stabil bila digunakan untuk penelitian lain. Pengujian  instrumen dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 16.0  for windows.
a. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak  dilakukan sebagai instrumen penelitian. Instrumen yang valid alat ukur  yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid  (Sugiyono, 2008:109). Untuk menguji validitas digunakan pendekatan  koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir  pertanyaan dengan skor totalnya. Bila nilai korelasinya positif dan r >  0,361 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dalam uji validitas kriteria pengambilan keputusan adalah:  1.  Jika r hitung > r tabel,  maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.
2.  Jika r hitung <rtabel,  maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.
Jika telah memenuhi syarat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa  instrumen tersebut telah memiliki validitas konstruk yang baik.
Sementara butir-butir pertanyaan yang tidak valid akan gugur dan  dikeluarkan. Setelah semua butir pernyataan dinyatakan valid maka  instrumen tersebut layak untuk kuesioner penelitian.
b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan tingkat kehandalan suatu instrumen  penelitian. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang digunakan  beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data  yang sama (Sugiyono, 2008:110). Bila koefisien korelasi (r) positif dan  signifikan, maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel. Butir  pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan  ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: a.  Jika r alpha positif atau > r tabel  maka pernyataan reliabel.
b.  Jika r alpha negatif atau < r tabel  maka pernyataan tidak reliabel.
9.  Metode Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif Metode ini merupakan metode analisis data dimana peneliti  mengumpulkan,  mengklasifikasikan, menganalisis, dan  menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran yang  jelas mengenai masalah yang diteliti.
b. Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan analisis regresi, agar diperoleh perkiraan yang  tidak bias dan demi efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik  yang harus dipenuhi yaitu: 1) Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi  data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas  dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov.
Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual  berdistribusi normal (Situmorang et al, 2008:62).
2) Uji Heteroskedastisitas Artinya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap  nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi  yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas  diuji dengan menggunakan uji Park dengan pengambilan keputusan jika  variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel  dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika  probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat  disimpulkan model regresi tidak mengarah pada adanya  heteroskedastisitas (Situmorang et al, 2008:76).
3) Uji Multikolinearitas Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam  model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau  mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala  multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF  (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Nilai umum yang  biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak  terjadi multikolinearitas (Situmorang et al, 2008:104).
c. Metode Regresi Linier Berganda Metode regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui berapa  besar pengaruh variabel bebas (Efikasi Diri, Kesiapan Instrumen, dan  Kebutuhan akan Prestasi) terhadap variabel terikat (Minat  Berwirausaha).
Menurut Sugiyono (2008:204) model regresi berganda yang digunakan,  yaitu: Keterangan : Y   : Perilaku Kewirausahaan a  : Konstanta b1, 2, 3 : Koefisien regresi berganda X1  : Efikasi Diri X2  : Kesiapan Instrumentasi X3  : Kebutuhan akan Prestasi e  : Standar error d. Pengujian Hipotesis 1.  Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Uji-t bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh  yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujiannya adalah :  H0 : β1 = 0  Artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan  dan positif terhadap variabel terikat.
Ha : β1 ≠ 0 Artinya varibael bebas secara parsial berpengaruh signifikan dan  positif terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusan: H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5% Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +e   Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 5% 2.  Uji Secara Simultan/Serempak (Uji F)  Uji-t bertujuan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang  dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan  terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujiannya adalah :  H0 : β1 = 0  Artinya variabel bebas secara serempak tidak berpengaruh  signifikan dan positif terhadap variabel terikat.
Ha : β1 ≠ 0 Artinya varibael bebas secara serempak berpengaruh signifikan dan  positif terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusan: H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5% Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% 3.  Pengujian Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) digunakan untuk mengukur seberapa  besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat, dimana  0<R 2 <1. Hal ini menunjukkan jika R 2  semakin dekat dengan 1 maka  kemampuan variabel bebas (X) untuk menjelaskan variabel terikat  (Y) semakin baik. Sebaliknya jika R 2 semakin dekat pada 0 maka  kemampuan variabel bebas (X) untuk menjelaskan variabel terikat  semakin lemah. Hal ini berarti bila R 2  =0 menunjukkan tidak adanya  pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan bila R 2  mendekati satu menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel  bebas terhadap variabel terikat.


Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi