BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah
Keunggulan bersaing suatu organisasi sangat bergantung
pada kemampuan organisasi tersebut dalam
mencapai kinerja yang optimal. Kinerja yang baik akan dapat diraih jika produktivitas dari karyawan
yang bekerja dalam organisasi mengalami
kemajuan atau peningkatan. Untuk mencapai produktivitas kerja karyawan yang diharapkan, maka organisasi
sangat perlu untuk mengkaji faktor -faktor apa saja yang mempengaruhinya.
Dengan demikian organisasi yang akan berusaha
untuk meningkatkan produktivitas karyawannya, dapat dilihat dari variabel kepuasan kerja (Yuli, 2005: 189).
Kepuasan kerja
didefenisikan dengan sejauh mana individu merasakan secara positif atau negatif berbagai macam
faktor atau dimensi dari tugas-tugas dalam
pekerjaannya. Kepuasan kerja dalam pekerjaannya adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan
memperoleh pujian hasil kerja, penempatan,
perlakuan, peralatan dan suasana kerja yang baik. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan
prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati
dalam pekerjaan, luar pekerjaan dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan (Hasibuan, 2007: 203).
Menciptakan
kepuasan kerja karyawan dalam organisasi adalah sangat penting. Apabila karyawan tidak mencapai
kepuasan kerjanya maka akan timbul sikap
negatif dalam pekerjaan seperti kurangnya rasa ketertarikan pada diri karyawan terhadap pekerjaannya yang sekarang;
keinginan mencari pekerjaan yang
menawarkan imbalan lebih atau mencari pekerjaan sambilan ditempat lain sehingga mutu pekerjaannya yang sekarang tidak
diperhatikan; mogok kerja dan keluhan-keluhan
lainnya.
Kepuasan kerja
merupakan sasaran penting dalam manajemen SDM, karena secara langsung maupun tidak langsung
akan mempengaruhi produktivitas kerja
karyawan dalam suatu organisasi atau perusahaan, adapun komponen kepuasan kerja yang dimaksud antara lain: upah
atau gaji, pekerjaan atau aktivitas kerja,
pengawasan, promosi karir, hubungan dan kondisi lingkungan kerja (Yuli, 2005: 197). Kepuasan kerja berkait dengan
pemenuhan kebutuhan, karyawan yang merasa
terpenuhi kebutuhan akan mempersepsikan dirinya sebagai karyawan yang memiliki kepuasan atas pekerjaannya.
Sebaliknya, ketidakpuasan muncul apabila salah satu atau sebagian dari kebutuhannya
tidak dapat dipenuhi.
Kegiatan manusia
secara bersama-sama selalu membutuhkan kepemimpinan.
Jadi harus ada pemimpin demi sukses dan efisiensi kerja. Untuk macam-macam usaha dari kegiatan manusia yang
jutaan banyaknya ini diperlukan upaya
yang terencana dan sistematis untuk melatih dan mempersiapkan pemimpin-pemimpin baru.
Gaya kepemimpinan
diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi
pikiran, perasaan, sikap dan perilaku
para anggota atau bawahannya (Nawawi,
2003: 113). Gaya kepemimpinan
merupakan norma perilaku orang lain, atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah suatu pola
perilaku yang konsisten ditunjukkan sebagainya
yang diketahui oleh pihak lain ketika seorang pemimpin berusaha mempengaruhi kegiatan-kegiatan orang lain.
Seorang pemimpin mempunyai kapasitas
untuk membaca situasi yang dihadapinya dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya sesuai dengan situasi
tersebut, meskipun penyesuaian ini hanya bersifat sementara. Setiap pemimpin mempunyai
sifat, kebiasaan, watak dan kepribadian
sendiri yang unik/khas, sehingga tingkah laku dan gayanya membedakan dari pemimpin yang lain.
Tugas seorang
pemimpin dalam mewujutkan kepuasan kerja pegawai, hal lain yang ikut mempengaruhinya adalah
fasilitas kerja. Tanpa adanya fasilitas yang
memadai, maka peran pegawai akan merasa jenuh dan kurang bergairah dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini
disebabkan oleh adanya rasa ketidakpuasan dari pegawai itu sendiri terhadap pekerjaannya.
Jadi dengan kata lain, untuk dapat memberikan
rasa puas bagi pegawai terhadap pekerjaannya adalah dengan adanya fasilitas yang memadai.
PT.PLN (PERSERO)
Wilayah Sumatera Utara adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang penyediaan,
pengadaan dan penyaluran tenaga listrik
terhadap masyarakat atau pelanggan. PT.PLN (PERSERO) Wliyah Sumatra Utara menerapkan gaya kepemimpinan
demokratis, dimana kegiatankegiatan pengendalian yang dilakukan PT.PLN
(PERSERO) dilaksanakan secara efektif
dan efisien. Salah satu faktor utama yang menjadi kepuasan para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya adalah
kepemimpinan dan fasilitas-fasilitas yang
tersedia. Adapun permasalahan yang sering dikeluhkan oleh para pegawai adalah
kurangnya perhatian yang diberikan oleh pimpinan terhadap mereka, seperti: pemimpin sering kali menunda
pertemuannya dengan karyawan, bahkan pernah
membatalkan perjanjian pertemuan yang sudah disepakati bersama, dan disamping itu, fasilitas-fasilitas kerja yang
tersedia di kantor saat ini juga kurang mendukung,
seperti: unit komputer yang kurang, unit meja kantor yang kurang memadai, tempat parkir yang selalu bermasalah,
bangunan kantor yang kurang nyaman, dan
transportasinya yang sering bermasalah atau kurang terawatt, sehingga memakan waktu yang lama bagi pegawai
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Kelengkapan sarana
dan fasilitas kerja akan mendorong timbulnya hasil kerja yang efektif, efisien serta mendorong
peningkatan kualitas, yang seiring dengan standar kerja yang ada. Fasilitas
kerja yang disediakan perusahaan haruslah
disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, sehingga pekerjaan yang dikerjakan oleh karyawan dapat berjalan dengan
efektif (Hasibuan, 2007: 183).
Gaya kepemimpinan
dan fasilitas kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja bagi setiap
karyawan, semakin baik gaya kepemimpinan
dan fasilitas maka semakin tinggi tingkat kepuasan kerja karyawan, begitu juga sebaliknya semakin buruk
dan tidak efektifnya gaya kepemimpinan
dan fasilitas akan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Hal demikian dapat dilihat dengan tingginya
tingkat absensi karyawan.
Tabel 1.1 Absensi
Karyawan PT.PLN (PERSERO) Tahun
2006-2009 Tahun Jumlah Karyawan Tingkat Absensi Total Sakit
Izin Alfa Jlh % Jlh %
Jlh % Jlh % 2006 160
5 3,13 5
3,13 4 2,50
14 8,75 2007 165
6 3,64 4
2,42 4 2,42
14 8,48 2008 171
5 2,92 5
2,92 5 2,92
15 8,77 2009 181
7 3,87 6
3,31 4 2,20
17 9,39 Sumber : Bagian
Personalia PT.PLN (PERSERO) Wilayah Sumut.
Table 1.1 merupakan
data absensi karyawan PT.PLN (PERSERO) Wilayah Sumut. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa
persentase jumlah absensi karyawan tahun
2006 sebesar 8,75%, tahun 2007 sebesar 8,48%, tahun 2008 sebesar 8,77%, tahun 2009 sebesar 9,39%. Dari
data diatas dapat dilihat bahwa adanya
peningkatan absensi dari tahun 2007 sampai tahun 2009. Berdasarkan peningkatan tersebutdapat disimpulkan bahwa
karyawan kurang puas dengan gaya kepemimpinan
demokratis dan fasilitas yang kurang mendukung.
Dari uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan dan ketersediaan fasilitas sangat mendukung kepuasan pewagai dalam menyelesaikan pekerjaannya, untuk itu penulis tertarik
melakukan suatu penelitian dengan memilih
judul: “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Fasilitas Kerja Terhadap KepuasanKerja Pegawai pada PT.PLN
(PERSERO) Wilayah Sumatera Utara”.
B. Perumusan
Masalah Berdasarkan latar
belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah penelitian ini adalah :
“Apakah gaya kepemimpinan dan fasilitas
berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai pada PT.PLN (PERSERO) Wilayah
Sumatra Utara?” C. Kerangka Konseptual Kepuasan
kerja pada dasarnya merupakan suatu yang bersifat individual.
Setiap individu
memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan system nilai yang berlaku pada dirinya. Makin
tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan
sesuai dengan keinginan individu, maka makin tinggi kepuasannya terhadap kegiatan tersebut. Dengan demikian,
kepuasan kerja merupakan evaluasi yang
menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya, senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam perusahaan.
Faktor-faktor yang
dapat mengukur kepuasan kerja antara lain: kualitas karyawan melakukan pekerjaannya, kuantitas
kemampuan karyawan memenuhi target
ditetapkan perusahaan, efektivitas kemampuan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan dan
dijadikan satu kesatuan untuk menunjukkan
seberapa besar kontribusi yang diberikan karyawan pada perusahaan.
Menurut Hasibuan
(2007: 203) kepuasan kerja karyawan banyak dipengaruhi sikap pimpinan dalam
kepemimpinannya. Kepemimpinan partisipasi memberikan kepuasan kerja bagi karyawan karena
karyawan ikut aktif dalam memberikan
pendapatnya untuk menentukan kebijakan perusahaan.
Kepemimpinan
oteriter mengakibatkan kepuasan kerja karyawan rendah atau mengakibatkan ketidakpuasan kerja karyawan.
Jadi, kepuasan karyawan merupakan kunci
pendorong moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan.
Gaya kepemimpinan
demokratis : Kepemimpinan selalu bertitik tolak
dari pendapat bahwa manusia itu
adalah makhluk yang paling mulia, ia senang menerima saran, pendapat, dan
kritikan-kritikan dari bawahannya, selalu berusaha mengsinkronisasikan kepentingan dan tujuan
organisasi dengan kepentingan pribadi
dan tujuan dari para bawahannya. (Nawawi, 2003: 27).
Fasilitas kerja
adalah salah satu alat yang digunakan karyawan/pegawai untuk memudahkan dalam menyelesaikan pekerjaan
sehari-hari. Failitas kerja pada setiap
perusahaan akan berbeda dalam bentuk dan jenisnya, tergantung pada jenis
usaha dan besar kecilnya perusahaan tersebut. Fasilitas kerja berkaitan dengan kepuasan kerja karyawan karena kepuasan
kerja berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan. Karyawan yang merasa terpenuhi kebutuhannya akan mempersepsikan dirinya sebagai karyawan
yang memiliki kepuasan atas pekerjaannya. Sebaliknya, ketidakpuasan muncul
apabila salah satu atau sebagian dari
kebutuhannya tidak dapat dipenuhi (Hasibuan, 2007: 201). Maka kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai
berikut: Gaya Kepemimpinan demokratis (X1) Gambar
1.1 : Kerangka Konseptual Sumber :
Nawawi (2003), Sofyan (2000), Hasibuan (2007), diolah penulis D. Hipotesis Menurut Kuncoro (2003:47)
menyatakan hipotesis merupakan suatu penjelasan
sementara tentang prilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Berdasarkan
rumusan masalah diatas dapat disimpulkan
bahwa hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Gaya Kepemimpinan dan Fasilitas Kerja Berpengaruh Terhadap
Kepuasan Kerja Pegawai pada PT.PLN (PERSERO)
Wilayah Sumatera Utara.” E. Tujuan dan
Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut : Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan
terhadap kepuasan, pengaruh fasilitas
kerja terhadap kepuasan kerja dan untuk mengetahui
pengaruh kepemimpinan dan fasilitas kerja terhadap kepuasan kerja pegawai.
2. Manfaat
Penelitian Fasilitas Kerja (X2) Kepuasan Pegawai (Y) Adapun manfaat dari
penelitian ini adalah untuk : a. Bagi
Perusahaan Memberikan informasi tambahan dan menjadi bahan dan masukan terhadap
pihak-pihak yang menjadi subjek
penelitian yaitu PT.PLN (PERSERO) Wilayah
Sumatera Utara.
b. Bagi Peneliti Memberikan pengembangan ilmu
pengetahuan dan menambah wawasan serta
pola pikir dalam menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan dan fasilitas kerja terhadap kepuasan kerja
pegawai.
c. Bagi Fakultas dan Peneliti Lain Sebagai bahan
referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut di
masa yang akan datang.
F. Metode
Penelitian 1. Batasan Operasional Variabel Penelitian ini hanya dibatasi pada
pegawai/karyawan PT.PLN (PERSERO) Wilayah
Sumatera Utara yang beralamat di Jln. K.L. Yos Sudarso No.284 Medan.
2. Definisi
Operasional Variabel Untuk menjelaskan variabel yang dimaksudkan dalam
penelitian ini, maka perlu definisi
operasional variabel dari masing-masing variabel sebagai upaya pemahaman dalam penelitian. Definisi
operasional variabel adalah unsur
penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini, variabel
yang diteliti dibagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Definisi
operasional variabel yang diteliti
adalah sebagai berikut: a. Variabel Bebas (independent variable) 1. Gaya kepemimpinan demokratis : Kepemimpinan
selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah
makhluk yang paling mulia, ia senang
menerima saran, pendapat, dan kritikankritikan dari bawahannya, selalu berusaha
mengsinkronisasikan kepentingan dan
tujuan organisasi dengan kepentingan pribadi dan tujuan dari para bawahannya. (Nawawi,
2003: 27).
2. Fasilitas Kerja (X2), adalah sarana pendukung
dalam aktivitas perusahaan berbentuk
fisik, dan digunakan dalam kegiatan normal
perusahaan, memiliki jangka waktu kegunaan yang relatif permanen dan memberikan manfaat untuk
masa yang akan datang. Dapat dilihat melalui : 1. Komputer 2.
Meja kantor 3. Tempat parkir 4. Bangunan 5.
Transportasi.
b. Variabel Terikat
(Dependent variable) Kepuasan Kerja Pegawai (Y) merupakan ukuran perasaan
seorang pegawai atas sesuatu yang
berkenaan dengan pekerjaan, pemberian dan situasi lingkungan sekitarnya. Dapat dilihat
melalui : a. Hubungan antar rekan kerja b. Hubungan atasan dengan bawahan c. Kebijakan atau peraturan perusahaan d. Sikap pimpinan.
Tabel 1. 2 Operasional Variabel Variabel Definisi
Indikator Skala Gaya Kepemimpinan Demokratis(X1) Kepemimpinan selalu bertitik tolak
dari pendapat bahwa manusia itu
adalah makhluk yang paling mulia, ia
senang menerima saran, pendapat, dan kritikan-kritikan dari bawahannya, selalu berusaha mengsinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan pribadi dan tujuan dari para bawahannya.
a. Memberikan perintah kerja yang baik b.
Memberikan pengarahan c. Pengambilan keputusan bersama Likert Fasilitas Kerja (X2) sarana pendukung dalam aktivitas perusahaan berbentuk fisik, dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, memiliki jangka waktu kegunaan yang relatif permanen dan memberikan manfaat untuk masa yang akan datang.
a. Komputer b.
Meja kantor c. Tempat parkir d. Bangunan e.
Transportasi Likert Kepuasan Kerja Pegawai (Y) ukuran perasaan seorang pegawai atas sesuatu yang berkenaan dengan pekerjaan, pemberian dan situasi lingkungan sekitarnya.
a. Hubungan antar rekan kerja b.
Hubungan atasan dan bawahan c.
Kebijakan atau peraturan perusahaan d.
Sikap pimpinan Likert Sumber: Nawawi(2003), Sofyan (2000), Hasibuan
(2007), Diolah, 2011.
3. Pengukuran
Variabel Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert sebagai alat untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial (Sugiyono, 2008:132). Peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan
menggunakan skala 1 sampai dengan 5
untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian, yang dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut ini: Tabel 1.3 Instrumen
Skala Likert No Alternatif Jawaban Skor 1.
Sangat Setuju (SS) 5 2. Setuju (S)
4 3. Ragu-ragu (RR) 3 4.
Tidak Setuju (TS) 2 5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2008:133) 4. Tempat dan
Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera
Utara, Jln.
K.L. Yos Sudarso
No.284 Medan. Waktu penelitian dilakukan mulai Agustus 2010 sampai dengan November 2010.
5. Populasi dan
Sampel a. Populasi Populasi adalah
himpunan/unit (orang, objek, atau kejadian) yang menjadi bahan perhatian penelitian
(Ariestonandri, 2006:93). Pada penelitian ini yang menjadi populasinya adalah
pegawai/karyawan tetap PT.PLN (Persero)
yang berjumlah 181 orang.
b. Sampel Menurut Situmorang dan Ginting (2008:132). Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus dari
Slovin dan Sevila sebagai berikut: n = N 1
+ Ne 2 Dimana: n = Jumlah Sampel N = Ukuran Populasi e = Batas Kesalahan 10% Sehingga jumlah sampel
yang diperoleh adalah: n = 181 1 + 181
(0,1) 2 = 64,41 orang Maka jumlah sampel yang diperoleh adalah 65 responden.
Pemilihan sampel
dilakukan dengan menggunakan metode Purposive random sampling, yaitu teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan karakter dan
ciri-ciri yang ditentukan terlebih dahulu (Sugiyono, 2008:122). Hal tersebut dapatdilihat pada
Tabel 1.4 berikut: Tabel 1.4 Jumlah Sampel Devisi Populasi (orang) Sampel (orang) Jumlah (orang) Bidang Perencanaan 22
22/181 x 64 = 7,77 8 Bidang
Teknik 44 44/181 x 64 = 15,55 17 Bidang Niaga dan Pelayanan Pelanggan 28 28/181 x 64 =9,90 10 Bidang Keuangan 28
28/181 x 64 =9,90 10 Bidang SDM
dan Organisasi 29 29/181 x 64 =10,2 10 Bidang Komunikasi, Hukum, dan 30
30/181 x 64 = 10,6 10 Administrasi Total 181
65 Sumber: PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara, diolah 2011.
6. Jenis dan Sumber
Data Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data Primer Data
yang diperoleh langsung dari responden yang terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan
memberikan daftar pertanyaan dan
wawancara.
b. Data Sekunder Data
yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal,
majalah, dan juga internet untuk mendukung
penelitian ini.
7. Teknik
Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut: a. Wawancara
Wawancara langsung dengan pihak-pihak
yang terlibat langsung didalam penelitian
ini untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian.
b. Daftar
Pertanyaan (kuesioner) Teknik menggunakan angket atau kuesioner dalam suatu
cara pengumpulan data adalah dengan
memberikan dan menyebarkan daftar pertanyaan
kepada responden, dengan harapan mereka dapat memberi respon atas daftar pertanyaan tersebut.
Jawaban tersebut selanjutnya diberi skor
dengan skala Likert.
c. Studi
Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan cara meninjau, membaca dan mempelajari berbagai macam buku, jurnal, dan
informasi dari internet yang berhubungan
dengan penelitian.
8. Uji Validitas
dan Reliabilitas Kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah bisa
didapatkan jika rangkaian penelitian
yang dilakukan harus baik juga. Perencanaan yang matang mutlak diperlukan, lalu alat-alat yang
digunakan juga harus dalam kondisi yang
baik pula, oleh karena itulah seringkali sebelum penelitian dilakukan, alat-alat yang digunakan diuji
terlebih dahulu. Hal ini bertujuan, supaya data yang diperoleh valid
dan reliabel.
a. Uji Validitas Menurut
Arikunto (2000:219), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang ingin diukur serta mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti
secara tepat. Penelitian ini menggunakan
alat kuesioner, oleh karena itu uji validitas
didalam penelitian ini dilakukan
pada populasi yang tidak termasuk didalam sampel penelitian pada PT.PLN (PERSERO)
Wilayah Sumatera Utara, yaitu sebanyak
30 orang.Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16,0 dengan
tingkat signifikansi sebesar 5% adalah
0,361, dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: 1. Jika r hitung > r table, maka pertanyaan
dinyatakan valid 2. Jika r hitung < r
table, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid Tabel 1.5 Validitas Tiap
pertanyaan Scale Mean if Item Deleted Scale
Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Validitas Butir1 84.6000
11.903 .416 .742
Valid Butir2 84.5333 10.809
.589 .714 Valid Butir3
84.7667 13.564 .442
.759 Valid Butir4 84.1000
11.334 .591 .719
Valid Butir5 84.6667 12.920
.448 .752 Valid Butir6
84.6000 12.317 .394
.741 Valid Butir7 84.3333
11.057 .620 .714
Valid Butir8 84.6667
12.023 .527 .729
Valid Butir9 84.4333 11.840
.393 .735 Valid Butir10
84.4000 11.766 .408
.734 Valid Butir11 84.8333
12.902 .475 .761
Valid Butir12 84.7000 13.666
.686 .766 Valid Butir13
84.6000 12.593 .435
.748 Valid Butir14 84.7333
11.789 .458 .730
Valid Butir15 84.4333 11.840
.399 .741 Valid Butir16
84.6333 12.102 .440 .733 Valid Butir17
84.4667 11.775 .426
.732 Valid Butir18 84.7333
13.237 .537 .754
Valid Butir19 84.2333 12.875
.477 .762 Valid Butir20
84.7667 13.151 .398
.750 Valid Butir21 84.7667
13.082 .421 .748
Valid Sumber : Hasil Pengolahan data primer SPSS 16.0 (kuesioner, 2011) Pada
Tabel 1.5 diatas dapat dilihat seluruh butir pertanyaan mempunyai nilai Corrected Item-Total Correlation lebih
besar dari r tabel (0,361), sehingga semua
butir pertanyaan tersebut dikatakan valid, dan selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Interpretasi item total
statistic, yaitu : 1. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata
total jika variabel tersebut dihapus.
Misalnya jika pertanyaan (item) 1 dihapus maka rata-rata variabel sebesar 84.6000 jika pertanyaan
(item) 2 dihapus maka rata-rata variabel
bernilai 84.5333, dan seterusnya.
2. Scale Variance
if item deleted menerangkan besarnya variance total jika variabel (butir) tersebut dihapuskan. Misalnya
variabel (butir) item 1 dihapus maka
besarnya variance adalah sebesar 11.903, sedangkan jika variabel (butir) item 2 dihapus adalah 10.809,
dan seterusnya.
3. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom Corrected
Item-Total Correlation merupakan nilai
rhitung yang akan dibandingkan dengan
rtabel untuk mengetahui validitas pada
setiap butir pertanyaan. Jumlah kasus adalah 30; nilai tabel r dengan tingkat signifikansi sebesar 5% adalah
0,361.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas bisa diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau konsistensi. Hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya apabila dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, artinya
mempunyai konsistensi pengukuran yang
baik, dan suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel apabila memiliki Cronbach Alpha>0,70 (Yamin dan Kurniawan, 2009:282).
Tinggi rendahnya
reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas
berkisar antara 0-1. Semakin tinggi
koefisien reliabilitas (mendekati angka
1), maka semakin reliabel alat ukur
tersebut.
Pengujian
realibilitas instrumen menggunakan pengujian satu skor pada taraf signifikan 5%. Pengujian validitas
dilakukan dengan menggunakan program
SPSS versi 16,0.
Tabel 1.6 Reliability
Statistics Cronbach's Alpha N of Items .751 21 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16,0 (2011)
Ketentuan untuk pengambilan keputusan: Jika
nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Yamin
dan Kurniawan, 2009:282), maka pertanyaan
tersebut dinyatakan reliabel. Berdasarkan Tabel 1.6 diatas dapat dilihat nilai Cronbach Alpha > 0,70, maka setiap
butir pertanyaan dinyatakan reliabel.
9. Metode Analisis
Data a. Metode Analisis Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisa data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi (Sugiyono, 2008:206). Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana
data yang dikumpulkan mulamula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis
sehingga akan memberikan gambaran yang
jelas mengenai masalah yang sedang diteliti.
b. Metode Analisis
Statistik 1. Analisis Regresi Berganda Metode
analisis regresi linier berfungsi untuk mengetahui pengaruh/hubungan antara variabel independent
(gaya Kepemimipian dan fasilitas kerja)
dan variabel dependent (Kepuasan Kerja Pegawai) akan digunakan analisis regresi linear berganda
(multiple regression analysis).
Peneliti
menggunakan bantuan program software SPSS versi 16,0 untuk memperoleh hasil yang lebih terarah. Rumus
perhitungan persamaan regresi berganda
adalah sebagai berikut: Y= a + b1X1 +b2X2 Dimana: Y
: Kepuasan Kerja Pegawai a :
Konstanta b1-b2 : Koefisien regresi X1 :
Gaya Kepemimpinan X2 : Fasilitas kerja
e : Standard error Model regresi linier
berganda diatas harus memenuhi syarat asumsi klasik sebagai berikut: 1) Uji Normalitas Uji
normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Distribusi
data tidak normal, karena terdapat nilai
ekstrem data yang diambil. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk uji normalitas, yaitu: a)
Analisis Grafik Normalitas data dapat dilihat melalui penyebaran titik pada
sumbu diagonal dari P-Plot atau dengan
melihat histogram dari residualnya.
Dasar pengambilan
keputusannya sebagai berikut: Apabila data menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal atau
grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
Apabila data menyebar
jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak
menunjukkan pola distribusi normal maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b) Analisis
Statistik Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statistik non parametrik Kolmogorof-Smirnov (K-S). Menurut
Umar (2008:181) bahwa, apabila pada
hasil uji Kolmogorov Smirnov, nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 (α = 5%,
tingkat signifikan) maka data
berdistribusi normal.
2) Uji
Multikolinieritas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi
linier ditemukan adanya korelasi yang
tinggi diantara variabel bebas. Ada atau
tidaknya multikolinieritas antar variabel dapat diketahui dengan melihat nilai dari variance inflation factor
(VIF) dari masing-masing variabel
independent terhadap variabel dependent.
Pengambilan
Keputusannya: VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas VIF
< 5 maka tidak terdapat multikolinieritas Tolerence < 0,1 maka diduga
mempunyai persoalan multikolinieritas Tolerence > 0,1 maka tidak terdapat
multikolinieritas 3) Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari suatu residual pengamatan kepengamatan
lain. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi gejala Heteroskedastisitas, yaitu: a)
Analisis Grafik Gejala Heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik Scatterplot. Apabila data yang
berbentuk titik-titik tidak membentuk suatu
pola atau menyebar, maka model regresi tidak terkena heteroskedastisitas.
b) Analisis
Statistik Gejala Heteroskedastisitas juga dapat dideteksi melalui uji Glesjer.
2. Uji F (Uji Serentak) Uji F (uji serentak)
adalah untuk melihat apakah variabel independent secara bersama-sama (serentak) berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap
variabel dependent. Melalui uji statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut: H0 : b1 = b2 = b3 = 0 Artinya
secara bersama-sama (serentak) tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel
independent (Gaya Kepemimpinan Dan Fasilitas
Kerja) terhadap variabel dependent (Kepuasan Kerja Pegawai). H1 :
b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0 Artinya secara bersama-sama (serentak) terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel
independent (gaya kepemimpinan dan faslitas kerja) terhadap variabel dependent (Kepuasan
Kerja Pegawai).
Nilai fhitung akan
dibandingkan dengan nilai ftabel . Kriteria pengambilan keputusan, yaitu: H0 diterima jika fhitung ≤
ftabel pada α = 5% dengan tingkat
keyakinan 95%.
H1 diterima jika fhitung > ftabel pada α
= 5% dengan tingkat keyakinan 95%.
3. Uji t (Uji Parsial) Uji t dimaksudkan untuk
melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel independent (X)
terhadap variabel dependent (Y).
Bentuk pengujiannya
yaitu: Ho : bi = 0 (variabel independent
secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependent).
HI : bi ≠ 0 (variabel independent secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel dependent).
Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel .
Kriteria pengambilan keputusan, yaitu: Ho
diterima bila thitung < ttabel pada α
= 5% HI ditolak bila thitung > ttabel pada α = 5% 4.
Pengujian Koefisien Determinan (R 2 ) Koefisien determinan (R 2 ) bertujuan untuk mngetahui signifikansi variabel. Koefisien deteminasi melihat
seberapa besar pengaruh variabel independent terhadap
variabel dependent. Koefisien determinan (R 2 ) berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1
(satu), (0 ≤ R 2 ≤ 1).
Apabila deteminasi (R 2 ) semakin kecil (mendekati nol), maka dapat
dikatakan bahwa pengaruh variabel independent
terhadap pengaruh variabel dependent
semakin kecil. Hal ini berarti, model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel
independent terhadap variabel dependent, dan bila R 2 mendekati 1, maka
dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel
independent adalah besar terhadap variabel dependent.
Hal ini berarti,
model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independent yang diteliti
terhadap variabel dependent.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi