Selasa, 25 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI PADA PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I



BAB I PENDAHULUAN
 A.  Latar Belakang Masalah 
Kinerja pada beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menurun. Hal ini  terlihat dengan tindakan pemerintah melakukan privatisasi terhadap BUMN yang  tidak sehat. Perusahaan tersebut mengalami kemunduran dan berangsur-angsur  perusahaan tersebut harus mengalami kerugian. Salah satu penyebab terjadinya  hal tersebut adalah tidak terjadinya komunikasi yang efektif di dalam perusahaan  atau organisasi tersebut. Komunikasi di dalam organisasi tersebut sedang  mengalami masalah. Komunikasi efektif sangat menentukan kelangsungan hidup  dan kesehatan setiap organisasi (Mulyana, 2005:34).

Komunikasi merupakan saluran hubungan untuk melakukan dan menerima  mekanisme perubahan, juga sebagai sarana untuk mencapai tujuan dalam suatu  organisasi. Tanpa adanya komunikasi, maka ide, pikiran dan perasaan tidak dapat  disalurkan pada orang lain. Kepemimpinan dalam organisasi adalah hal yang tak dapat dipisahkan.
Kepemimpinan diperlukan untuk menjalankan manajemen organisasi dalam  mencapai tujuan organisasi tersebut. Kepemimpinan adalah proses kegiatan  seseorang dalam memimpin, membimbing, mempengaruhi atau mengontrol  pikiran, perasaan, atau tingkah laku orang lain (Effendi, 1986:3). Seorang  pemimpin atau manajer berperan besar dalam menciptakan suasana yang kondusif  dan komunikatif diantara sesama anggota organisasi maupun unit kerja. Banyak   pemimpin yang gagal dalam kepemimpinannya tidak menyadari bahwa  kegagalannya itu disebabkan mereka tidak bisa berkomunikasi (Effendi, 1986:39).
Dalam kepemimpinan tidak ada azas-azas yang universal; yang tampak ialah  bahwa proses-proses kepemimpinan dan pola-pola hubungan antara pemimpin  dan yang dipimpin mempunyai ciri-ciri khas dalam setiap jenis kelompoknya.
Kepemimpinan tersebut berhubungan erat dengan iklim komunikasi yang terjadi  dalam suatu organisasi yang berdampak terhadap kelangsungan hidup organisasi  tersebut.
Sesuai dengan teori kepemimpinan situasional, pemimpin sebaiknya  menggali potensi, memberikan dukungan, keahlian berupa ketekunan, kualitas  pelayanan, komitmen, dan komunikasi kepada bawahan sehingga menciptakan  iklim komunikasi yang sehat.
Iklim komunikasi meliputi pengalaman dan persepsi karyawan tentang saling  percaya (trust), partisipasi dalam pembuatan keputusan, pemberian dukungan,  keterbukaan dalam komunikasi ke bawahan, kerelaam mendengar komunikasi dari  bawahan, keprihatinan untuk tingkat kinerja tinggi (Hardjana, 2000:55).
Cara orang bereaksi terhadap aspek organisasi menciptakan suatu iklim  komunikasi. Iklim komunikasi sebuah organisasi mempengaruhi cara hidup kita:  kepada siapa kita bicara, siapa yang kita sukai, bagaimana perasaan kita,  bagaimana kegiatan kerja kita, bagaimana perkembangan kita, apa yang ingin kita  capai, dan bagaimana cara kita menyesuaikan diri dengan organisasi. Redding  (1972), menyatakan bahwa “iklim (komunikasi) organisasi jauh lebih penting  daripada keterampilan atau teknik-teknik komunikasi semata-mata dalam  menciptakan suatu organisasi yang efektif” (Mulyana, 2005:148).
 PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan merupakan salah satu Badan  Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa pelayanan  kepelabuhan. PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan mempunyai tugas  pokok menyediakan fasilitas pelabuhan, menyelenggarakan pelayanan dan  pengusahaan jasa kepelabuhan serta usaha lainnya yang menunjang pencapaian  tujuan perusahaan, dalam rangka kelancaran arus kapal penumpang dan barang  serta menyelenggarakan keamanan dan ketertiban untuk kepentingan perusahaan.
Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan misi perusahaan, yaitu untuk  menyediakan jasa kepelabuhan berkualitas yang berperan sebagai pusat logistik  untuk memuaskan kebutuhan pelanggan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi  melalui pemberdayaan sumber daya manusia.
Kinerja karyawan pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan selama  ini cukup baik (Tabel 1.1.). Jika kinerja karyawan baik, pastinya iklim komunikasi  pada perusahaan ini sudah cukup sehat, namun dalam hal ini masih memiliki  kekurangan. Hal ini dapat dilihat dari menurunnya faktor kerjasama (gaya  kepemimpinan ‘berpartisipasi’ dan iklim komunikasi ‘partisipasi dalam  pembuatan keputusan’) dalam penilaian kinerja, meskipun hasil kerja, disiplin,  dan inisiatif mereka cenderung meningkat. Pada penilaian kinerja dapat diketahui  bahwa kinerja karyawan dari  tahun ke tahun cenderung baik, kecuali faktor  kerjasama yang sempat mengalami penurunan pada tahun 2005 dan 2006. Tingkat  kinerja karyawan pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan tahun 2004 –  2006 dapat dilihat pada Tabel 1.1.:  Tabel 1.1 Penilaian Kinerja Karyawan Divisi Komersial dan Divisi Pelayanan  Kapal dan Barang Tahun 2006-2008 (orang)  Faktor yang  dinilai 2006  2007  2008  Sangat  Baik Baik Sangat  Baik Baik Sangat  Baik Baik Cukup  Hasil Kerja 7  128  21  114  28  107  -  Disiplin 3  132  17  118  21  114  -  Inisiatif 3  132  3  132  10  125  -  Kerjasama -  135  7  128  7  125  3  Sumber : PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan (diolah) Pada Tabel 1.1. dapat dilihat bahwa kinerja karyawan meningkat setiap  tahun.  Untuk tetap memiliki kinerja yang baik dan selangkah lebih maju,  sangatlah penting bagi pemimpin PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan  menyadari bahwa kepemimpinan dalam mengoperasikan suatu organisasi dan  gaya kepemimpinan yang diterapkan dapat mempengaruhi iklim komunikasi  organisasi yang akan berdampak pada kinerja organisasi itu sendiri.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menulis skripsi ini  dengan judul “PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP IKLIM  KOMUNIKASI ORGANISASI PADA PT. (PERSERO) PELABUHAN  INDONESIA I MEDAN”  B.  Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah penelitian maka dapat dirumuskan  masalah penelitian sebagai berikut : “Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh  terhadap iklim komunikasi organisasi pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I  Medan?”  C.  Kerangka Konseptual Baik tidaknya kinerja suatu perusahaan, tidak terlepas dari gaya  kepemimpinan yang diterapkan pada perusahaan tersebut. Gaya kepemimpinan  yang diterapkan berpengaruh terhadap iklim komunikasi yang terjadi di dalamnya.
Gaya kepemimpinan meliputi (Mulyana, 2005:286&287): 1.  Memberitahu (Telling)  2.  Mempromosikan (Selling)  3.  Berpartisipasi (Participating)  4.  Mewakilkan (Delegating)  Iklim komunikasi organisasi dari pengalaman dan persepsi karyawan  tentang (Hardjana, 2000:55) : 1.  Saling percaya (trust), 2.  Partisipasi dalam pembuatan keputusan, 3.  Pemberian dukungan, 4.  Keterbukaan dalam komunikasi ke bawahan, 5.  Kerelaan mendengar komunikasi dari bawahan, 6.  Keprihatinan untuk tingkat kinerja tinggi.
 Gambar 1.1. Kerangka Konseptual Sumber : Mulyana (2005 : 286&287) & Hardjana (2000 : 55) (diolah) D.  Hipotesis Berdasarkan latar belakang perumusan masalah serta teori-teori  pendukung, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Terdapat  pengaruh gaya kepemimpinan terhadap iklim komunikasi organisasi pada PT  Pelabuhan Indonesia I Medan” meliputi: Gaya Kepemimpinan Memberitahu (X1), Mempromosikan (X2),  Berpartisipasi (X3), Mewakilkan  (X4 Ada pengaruh signifikan dari Gaya Kepemimpinan Memberitahu (X ) terhadap variabel Y (Iklim  Komunikasi).
1),  Mempromosikan (X2), Berpartisipasi (X3), Mewakilkan (X4) terhadap  variabel Y (Iklim Komunikasi).
GAYA KEPEMIMPINAN (X) 1.  Memberitahu (X1) 2.  Mempromosikan (X2)  3.  Berpartisipasi (X3)  4.  Mewakilkan (X4)  IKLIM KOMUNIKASI (Y) 1.  Saling Percaya (Trust) 2.  Partisipasi dalam  pembuatan keputusan 3.  Pemberian dukungan 4.  Keterbukaan dalam  komunikasi ke bawahan 5.  Kerelaan mendengar  komunikasi dari bawahan 6.  Keprihatinan untuk tingkat  kinerja tinggi  E.  Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.  Tujuan Penelitian  Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan  terhadap iklim komunikasi organisasi pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I  Medan.
2.  Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : a.  Bagi perusahaan yang diteliti, sebagai bahan pertimbangan dalam membuat  perencanaan khususnya yang berkaitan dengan hal penerapan gaya  kepemimpinan dan menciptakan iklim komunikasi organisasi yang sehat di  masa yang akan datang.
b.  Bagi penulis, sebagai usaha untuk mendalami masalah gaya kepemimpinan  dan iklim komunikasi organisasi sebagai kajian dalam bidang Manajemen  Sumber Daya Manusia.
c.  Bagi peneliti lain, sebagai bahan rujukan pada penelitian berikutnya yang  terkait dengan kepemimpinan dan iklim komunikasi organisasi.
F.  Metode Penelitian 1.  Definisi Operasional a.  Variabel Independen (X) : Gaya Kepemimpinan Gaya Kepemimpinan adalah suatu cara pada proses kegiatan seseorang dalam  memimpin, membimbing, mempengaruhi atau mengontrol pikiran, perasaan,  atau tingkah laku orang lain.
 Variabel X ini dibagi menjadi 4 bagian, antara lain : 1)  Variabel X1 Gaya ini ditandai oleh ko munikasi satu arah; dalam hal ini pemimpin  menentukan peranan anak buah dan memberitahu apa, dimana, kapan, dan  bagaimana cara mengerjakan berbagai macam tugas.
: Memberitahu 2)  Variabel X2 Gaya ini ditandai oleh usaha melalui komunikasi dua arah, meskipun  hampir semua pengaturan dilakukan oleh pemimpin. Pemimpin juga  menyediakan dukungan sosioemosional supaya anak-buah turut  bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan.
: Mempromosikan 3)  Variabel X3 Gaya ini ditandai oleh pemimpin dan anak-buah yang bersama-sama  terlibat dalam pembuatan keputusan melalui komunikasi dua arah yang  sebenarnya. Pemimpin lebih banyak terlibat dalam pemberian kemudahan  karena anak-buahnya memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk  menyelesaikan tugasnya.
: Berpartisipasi 4)  Variabel X4 Gaya ini ditandai oleh pemimpin yang membiarkan anak-buahnya  bertanggung jawab atas keputusan-keputusan mereka. Pemimpin  mewakilkan keputusan kepada anak-buahnya karena mereka mempunyai  tingkat kesiapan yang tinggi, bersedia serta mampu bertanggung jawab  untuk mengatur perilaku mereka sendiri.
: Mewakilkan  b.  Variabel Dependen (Y) : Iklim Komunikasi Iklim Komunikasi adalah persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan  pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi.
Variabel Y ini terdiri dari 6 indikator, antara lain : 1)  Saling Percaya (Trust)  Pemimpin dapat mempercayai bawahan dan mereka dapat saling  mengandalkan.
2)  Partisipasi dalam pembuatan keputusan Pemimpin bersikap terbuka kepada bawahan, semua masalah dalam  organisasi dibahas bersama-sama. Para pegawai di semua tingkat diberi  kesempatan berkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen di atas  mereka agar berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan  penentuan tujuan.
3)  Pemberian dukungan Kejujuran dan keterusterangan ada dalam organisasi, dan para pegawai  mampu mengatakan “apa yang ada dalam pikiran mereka” kepada teman,  bawahan, atau atasan.
4)  Keterbukaan dalam komunikasi ke bawahan Anggota organisasi mudah memperoleh informasi yang berhubungan  langsung dengan tugas mereka dan yang berhubungan luas dengan  perusahaan, para pemimpin, dan rencana-rencana.
5)  Kerelaan mendengar komunikasi dari bawahan Pemimpin dalam organisasi mendengarkan saran dan laporan masalah  yang dikemukakan personel di setiap tingkat bawahan dalam organisasi,   secara berkesinambungan dan dengan pikiran terbuka. Informasi dari  bawahan dianggap cukup penting untuk dilaksanakan kecuali ada petunjuk  yang berlawanan arah.
6)  Keprihatinan untuk tingkat kinerja tinggi Personel di dalam organisasi berkomitmen terhadap tujuan-tujuan  berkinerja tinggi, produktivitas tinggi, kualitas tinggi, biaya rendah,  demikian pula menunjukkan perhatian besar kepada anggota organisasi  lainnya.
Variabel Penelitian dan Sub Variabel, Konsep Variabel dan Sub Variabel,  Indikator, Skala Pengukuran yang digunakan serta Sumber Data dapat dilihat pada  Tabel 1.2. di bawah ini.
Tabel 1.2.
Variabel, Konsep Variabel, Indikator, Skala Pengukuran dan Sumber Data Variabel / Sub  Variabel Konsep Variabel /  Sub Variabel Indikator  Skala  Pengukuran  Sumber  Data Gaya  Kepemimpinan  (Variabel X) Suatu cara pada  proses kegiatan  seseorang dalam  memimpin,  membimbing,  mempengaruhi atau  mengontrol pikiran,  perasaan, atau  tingkah laku orang  lain Likert  Kuesioner Wawancara 1.  Memberitahu  (X1 Gaya kepemimpinan  melalui komunikasi  satu arah; dalam hal  ini pemimpin  menentukan peranan  anak buah dan  memberitahu apa,  dimana, kapan dan  bagaimana cara  mengerjakan  berbagai macam  tugas  )  • Pemimpin  bertindak  bijaksana • Segenap  karyawan  memperoleh  informasi Likert  Kuesioner Wawancara  Variabel / Sub  Variabel Konsep Variabel /  Sub Variabel Indikator  Skala  Pengukuran  Sumber  Data 2.  Mempromosik an (X2 Gaya kepemimpinan  melalui komunikasi  dua arah, meskipun hampir semua  pengaturan dilakukan  oleh pemimpin.
Pemimpin  menyediakan  dukungan  sosioemosional  supaya anak buah  turut bertanggung  jawab dalam  pengambilan  keputusan  )  • Pemimpin  memberi  petunjuk yang  spesifik • Pemimpin  selalu  mengarahkan  dalam  penyelesaian  tugas Likert  Kuesioner Wawancara 3. Berpartisipasi  (X3 Gaya kepemimpinan  dimana pemimpin  dan anak buah yang  bersama-sama  terlibat dalam  pembuatan  keputusan melalui  komunikasi dua arah  yang sebenarnya )  • Pemimpin  memberikan  fasilitas • Segenap  karyawan  dimintai  pendapat  berkaitan  dengan  perusahaan • Pemimpin  memberikan  rehat minum  dan waktu  istirahat yang  cukup Likert  Kuesioner Wawancara 4.  Mewakilkan  (X4 Gaya kepemimpinan  dimana pemimpin  membiarkan anak  buahnya bertanggung  jawab atas  keputusan-keputusan  mereka )  • Pemimpin  mengikutserta kan karyawan  dalam  pengambilan  keputusan  • Pemimpin  bersikap  terbuka  terhadap saran  dari  bawahannya  • Pemimpin  menyerahkan  tanggung  jawab kepada  bawahan  Variabel / Sub  Variabel Konsep Variabel /  Sub Variabel Indikator  Skala  Pengukuran  Sumber  Data Iklim Komunikasi  (Variabel Y) Persepsi-persepsi  atas unsur-unsur  organisasi dan  pengaruh unsurunsur tersebut  terhadap komunikasi Likert  Kuesioner Wawancara Observasi 1.  Saling  Percaya  (Trust)  Pemimpin dapat  mempercayai  bawahan dan mereka  dapat saling  mengandalkan • Atasan  tampaknya  dapat  mempercayai  bawahan • Segenap  karyawan  tampaknya  dapat  mempercayai  atasan • Suasana tulus  dan jujur di  segenap  tingkatan  • Hubungan  antar teman  sekerja  berlangsung  baik Likert   Kuesioner Wawancara Observasi 2.  Partisipasi  dalam  pembuatan  keputusan  Pemimpin bersikap  terbuka kepada  bawahan, semua  masalah dalam  organisasi dibahas  bersama-sama • Atasan  menerima  informasi dari  bawahan • Segenap  karyawan  diberitahu dan  dimintai  pendapat Likert  Kuesioner Wawancara Observasi 3.  Pemberian  dukungan Kejujuran dan  keterusterangan ada  dalam organisasi,  dan para pegawai  mampu mengatakan  “apa yang ada dalam  pikiran mereka”  kepada teman,  bawahan, atau atasan • Teman sekerja  saling  mendukung  dan membantu • Atasan  memberi  ucapan  selamat  kepada  bawahan Likert  Kuesioner Wawancara Observasi  Variabel / Sub  Variabel Konsep Variabel / Sub  Variabel Indikator  Skala  Pengukuran  Sumber  Data 4.  Keterbukaan  dalam  komunikasi ke  bawahan Anggota organisasi  mudah memperoleh  informasi yang berhubungan langsung  dengan tugas mereka dan  yang berhubungan luas  dengan perusahaan, para  pemimpin, dan rencanarencana • Segenap karyawan  memperoleh  informasi • Segenap karyawan  mengetahui apapun  yang terjadi dalam  perusahaan Likert   Kuesioner Wawancara Observasi 5.  Kerelaan  mendengar  komunikasi  dari bawahan Pemimpin dalam  organisasi mendengarkan  saran dan laporan masalah  yang dikemukakan  personel di setiap tingkat  bawahan dalam  organisasi, secara  berkesinambungan dan  dengan pikiran terbuka • Pemimpin mau  mendengarkan  saran dan laporan  dari bawahan • Karyawan  mempunyai  kesempatan untuk  berkonsultasi  dengan atasan • Setiap karyawan  dapat  mengungkapkan  “apa isi  pikirannya” kepada  atasan Likert  Kuesioner Wawancara Observasi 6.  Keprihatinan  untuk tingkat  kinerja tinggi Personel di dalam  organisasi berkomitmen  terhadap tujuan-tujuan  berkinerja tinggi,  produktivitas tinggi,  kualitas tinggi, biaya  rendah, demikian pula  menunjukkan perhatian  besar kepada anggota  organisasi lainnya • Segenap karyawan  menunjukkan  komitmen tujuan berkinerja tinggi • Perusahaan  menciptakan  kondisi kerja  terbaik • Perusahaan  memberikan  peluang untuk  menghasilkan kerja  yang unggul • Perusahaan  memberikan  kenaikan pangkat  kepada yang  memenuhi syarat • Kesejahteraan  karyawan dianggap  sangat penting oleh  perusahaan Likert  Kuesioner Wawancara Observasi Sumber: Mulyana (2005) (diolah)  2.  Batasan Operasional Penelitian ini membahas tentang keterkaitan atau pengaruh gaya  kepemimpinan yang merupakan variabel bebas (independen) terhadap iklim  komunikasi organisasi sebagai variabel terikat (dependen) di PT. (Persero)  Pelabuhan Indonesia I Medan.
3.  Skala Pengukuran Variabel Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert yang  dimodifikasi, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur tanggapan responden  terhadap objek penelitian dengan menggunakan bobot nilai 1 sampai 4. Dalam  kuesioner yang disebarkan tersebut responden diminta memberi tanda (√) pada  alternatif jawaban sesuai dengan skala yang telah dicantumkan untuk masingmasing pertanyaan. Untuk melakukan penskalaan dengan metode ini responden  diminta untuk menyatakan kesesuaian atau tidak kesesuaian terhadap isi  pertanyaan dalam 4 kategori jawaban.
Penulis mengantisipasi agar jawaban yang diperoleh adalah jawaban yang  sesungguhnya pasti atau bukan ragu-ragu dengan meniadakan pilihan jawaban  ragu-ragu / undecided. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hadi Sutrisno (1990: 21).
Alasan untuk meniadakan jawaban ragu-ragu adalah : 1.  Kategori Undecided  mempunyai arti ganda. Bisa diartikan belum bisa  memberi jawaban, netral atau ragu-ragu. Kategori yang memiliki arti ganda  (multi intertable) ini tidak diharapkan dalam instrumen.
2.  Tersedianya jawaban ditengah menimbulkan kecenderungan menjawab  ketengah (Central tendency effect) terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas  kecenderungan jawabannya.
 3.  Disediakan jawaban ditengah akan meninggalkan banyaknya data penelitian,  sehingga mengurangi banyaknya informasi yang sepatutnya dapat diperoleh  dari responden.
4.  Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan yang  beralamat di Jl. Krakatau Ujung No. 100 Medan. Waktu penelitian berlangsung  selama Mei 2008 – Agustus 2009.
5.  Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah  semua karyawan perusahaan PT.
(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, pada Divisi Komersial dan Divisi  Pelayanan Kapal dan Barang, yang berjumlah : 135 (seratus tiga puluh lima)  orang. Penarikan sampel menggunakan metode Sampling Jenuh (sensus) dimana  semua anggota populasi akan diobservasi karena jumlah populasinya relatif kecil  (Sugiyono, 2005:78).
6.  Jenis dan Sumber Data Peneliti mengadakan penelitian guna mendapatkan data dan informasi  yang akan digunakan sebagai bahan analisis. Dalam hal ini jenis data yang  diperlukan adalah : 1.  Data Primer, yaitu data yang diperoleh melalui penelitian langsung ke  objek penelitian melalui kuesioner/pertanyaan dimana data tersebut harus  diolah terlebih dahulu oleh peneliti, yaitu berupa data hasil wawancara dan  jawaban dari kuesioner.
 2.  Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui penelitian perpustakaan  yang tidak perlu diolah lagi seperti teori pendukung, sejarah perusahaan,  struktur organisasi, dan lain-lain.
7.  Teknik Pengumpulan Data Teknik atau alat untuk memperoleh keterangan dari objek adalah sebagai  berikut : 1.  Kuesioner, yaitu satu set pertanyaan yang tersusun secara sistematis  dan standar yang diberikan kepada sampel penelitian tentang gaya  kepemimpinan dan iklim komunikasi organisasi.
2.  Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan  pihak-pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan data yang  akurat.
3.  Studi Dokumentasi, yaitu memperoleh data dengan meninjau,  membaca, dan mempelajari dokumen yang berhubungan dengan  masalah yang diteliti.
8.  Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas: Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur (kuesioner) yang  digunakan dapat mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbun dan Effendi,  1995, p. 124).
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi Pearson.
Hasil perhitungan korelasi (r) atau  corrected item-total correlation selanjutnya dibandingkan dengan rkritis atau r(α,n-2), dimana α ditetapkan 5%  dan n adalah jumlah responden. Valid tidaknya ditentukan dengan:  a.  Bila korelasi (r) >rkritis b.  Bila korelasi (r) < r , maka pertanyaan dinyatakan valid (sahih).
kritis 2. Uji Reliabilitas , maka pertanyaan dinyatakan tidak valid (tidak  sahih).
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat  ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan dalam mendapatkan data  penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1995, p. 140).
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Cronbachs’s Alpha,  karena metode ini merupakan penyempurnaan dari metode sebelumnya (Hadi,  1991, p. 60).
Nilai yang didapatkan kemudian dievaluasi lagi. Alat ukur dinyatakan reliabel  dengan: a.  Apabila r-Alpha > 0,60 maka alat ukur dinyatakan reliabel (andal) atau  hasil pengukuran relatif konsisten apabila dilakukan pengukuran ulang  pada waktu berlainan.
b.  Apabila r-Alpha < 0,60 maka alat ukur dinyatakan tidak reliabel (tidak  andal).
9.  Uji Asumsi Klasik Model regresi linier berganda tidak boleh bias. Uji asumsi klasik berguna  untuk menguji bias tidaknya data.
a. Uji Autokorelasi Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi antara data observasi  yang diurutkan berdasarkan urut waktu (data time series) atau data yang diambil  pada waktu tertentu (data cross-sectional)” (Gujarati, 1995, p. 201). Jadi dalam   model regresi linier diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi. Identifikasi  ada atau tidaknya gejala autokorelasi dapat dites dengan menghitung nilai Durbin  Watson.
b. Uji Multiko linieritas Persamaan regresi linier berganda pada penelitian ini diasumsikan tidak  terjadi hubungan antar variabel bebas. Apabila ternyata ada hubungan linier antar  variabel bebas, maka asumsi tersebut tidak berlaku lagi (terjadi bias).
Mengambil keputusan: Bila nilai VIF pada semua variabel dibawah 5 dan toleransi diatas 0,0001, pada  variabel tidak terdapat adanya gejala multikolinier (tidak terjadi bias).
10. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan berpedoman pada Sugiyono  (2005:181), bahwa untuk menguji hipotesis dan menganalisis data penelitian yang  bersifat hubungan (associative) maka dapat dianalisis dengan metode berikut : 1. Metode Analisis Deskriptif Metode menganalisis data dengan cara menyusun data, mengelompokkannya,  selanjutnya menginterpretasikannya, sehingga diperoleh gambaran yang  sebenarnya mengenai kondisi perusahaan.
2. Metode Analisis Kuantitaif Yaitu metode yang digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk angka.
Untuk kepentingan analisis dan pengujian hipotesis, data diolah secara statistik  dengan menggunakan alat bantu program SPSS versi 12.0. Peneliti  menganalisis data dengan menggunakan metode:   1. Regresi Linier Berganda (Multiple Regression) Regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel  bebas (X) terhadap variabel tidak bebas (Y).
Rumus regresi linier berganda adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 +  Keterangan : e Y  =  Iklim Komunikasi a  =  Konstanta b1-4 X  = Koefisien regresi 1 X  = Skor variabel Memberitahu 2 X  = Skor variabel Mempromosikan 3 X  = Skor variabel Berpartisipasi 4 e  =  Standar error  = Skor variabel Mewakilkan 2.  Mengetahui pengaruh secara simultan: R 2 a.  Koefisien Determinasi Berganda (R dan R.
2 Koefisien determinasi berganda merupakan teknik analisis yang  digunakan untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap  iklim komunikasi pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.
Bertujuan untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel bebas (X)  mempunyai kontribusi terhadap variabel terikat (Y).
)  Rumus koefisien determinasi berganda adalah: R 2 = SS SS Reg y  Keterangan: R 2 SS   :  Koefisien determinasi berganda Reg SS  : Regression sum of squares y (1)  Nilai R  : Total sum of squares 2 (2)  Nilai R bervariasi antara 0,0 s.d. 1,0 atau antara 0,0% s.d. 100%  memberikan kontribusi terhadap iklim komunikasi pada PT. (Persero)  Pelabuhan Indonesia I Medan.
2 b.  Koefisien Korelasi Berganda (R)  = 100% menunjukkan kontribusi iklim komunikasi pada PT.
(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.
Koefisien korelasi berganda digunakan untuk mengetahui kekuatan  hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap iklim komunikasi.
Bertujuan untuk menunjukkan ada tidaknya (kuat lemahnya) hubungan  antara gaya kepemimpinan (variabel bebas X) dengan iklim komunikasi  (variabel terikat Y) Rumus koefisien korelasi berganda adalah: R = √R Keterangan: 2 R 2 R   : Koefisien korelasi berganda   :  Koefisien determinasi berganda Nilai R bervariasi antara 0 s.d. 1,0, dimana variasi nilai korelasi tersebut  dapat dijelaskan sebagai berikut: (1)  Nilai R = 0,70 s.d. 1,0 hubungan variabel-variabel bebas (X) dan  variabel terikat (Y) adalah kuat.
 (2)  Nilai R = 0,40 s.d. < 0,70 hubungan antara X dan Y adalah cukup  kuat.
(3)  Nilai R = 0,20 s.d. < 0,40 hubungan antara X dan Y adalah lemah.
(4)  Nilai R = 0,00 s.d. < 0,20 hubungan antara X dan Y boleh diabaikan.
(5)  Nilai R negatif (−) maka hubungan antara X dan Y berlawanan arah  dan nilai R positif (+) hubungan X dan Y searah 3.  Mengetahui pengaruh secara parsial: Regresi Linier Berganda Regresi linier berganda dalam penelitian ini berguna untuk  menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap iklim  komunikasi.
Persamaan regresi linier berganda adalah: Y = a + b1.X1 + b2.X2 + ... + bk.Xk Keterangan: + e  Y  : Iklim komunikasi (variabel terikat) a  :  Konstanta b1- bk X  : Koefisien regresi 1- Xk e  :  Error (kesalahan baku estimasi)  : Gaya Kepemimpinan (variabel bebas) 4.  Mengetahui pengaruh dominan: Koefisien Determinasi Parsial Koefisien determinasi parsial berguna untuk mengetahui variabel  yang paling berpengaruh dominan terhadap Iklim Komunikasi.
Rumus koefisien determinasi parsial adalah:  ri 2 = (ry1.234...k) 2  Keterangan: ri 2 r  : koefisien determinasi parsial y1.234...k Nilai r  : koefisien korelasi parsial i 2 (1) Nilai r bervariasi antara 0,0 s.d. 1,0 atau antara 0,0% s.d. 100%, apabila: i 2 (2) Nilai r = 0,0% menunjukkan salah satu gaya kepemimpinan tidak  memberikan kontribusi terhadap iklim komunikasi.
i 2 5.  Uji Hipotesis = 100% menunjukkan salah satu gaya kepemimpinan  memberikan kontribusi yang sempurna terhadap iklim komunikasi.
Berdasarkan jenis  penelitian yang digunakan dan memperhatikan  pengukuran serta model dugaan, pengujian yang digunakan adalah uji-t  (pengujian hipotesis secara parsial) dan uji F (pengujian hipotesis secara  simultan).
(1) Uji-t  Dilakukan uji t, yaitu secara parsial untuk membuktikan hipotesis awal  tentang pengaruh gaya kepemimpinan sebagai variabel bebas terhadap  iklim komunikasi sebagai variabel terikatnya.
H0 : b1 = 0,  artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif  dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3,X4 H ) terhadap  variabel terikat (Y).
a : b1 ≠0,  artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan  signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3,X4) terhadap  variabel terikat (Y).
 Kriteria pengambilan keputusan : H0 diterima atau Hi ditolak, jika t hitung < t tabel H pada α = 5 % 0 ditolak atau Hi diterima, jika t hitung > t tabel (2) Uji F (Uji Signifikansi Simultan) pada α = 5 % Uji F pada dasarnya menunjukkan semua variabel yang dimasukkan dalam  model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel  terikat.
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan  signifikan dari variabel bebas (X = 0 1, X2, X3,X4 H ) yaitu berupa variabel  Memberitahu, Mempromosikan, Berpartisipasi, dan Mewakilkan terhadap  variabel terikat (Y) yaitu iklim komunikasi organisasi.
0 : b1 ≠b2 ≠b3 ≠b4 Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan  signifikan dari variabel bebas (X ≠0  1, X2, X3,X4 H ) yaitu berupa variabel  Memberitahu, Mempromosikan, Berpartisipasi, dan Mewakilkan terhadap  variabel terikat (Y) yaitu iklim ko munikasi organisasi.
0 diterima atau Hi ditolak, jika t hitung < t tabel H pada α = 5 % 0 ditolak atau Hi diterima, jika t hitung > t tabel pada α = 5 %   

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi