Sabtu, 22 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI PADA PT. INDOSAT



BAB I  PENDAHULUAN
  A. Latar Belakang   
Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat menunjang  usahanya dalam mewujudkan hubungan manusia yang efektif dengan anggota  organisasinya. Kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh banyak hal,  yang salah satunya adalah kepemimpinan yang berjalan dalam organisasi tersebut.

Pemimpin yang sukses adalah apabila pemimpin tersebut mampu menjadi pencipta dan  pendorong bagi bawahannya dengan menciptakan suasana dan budaya kerja yang dapat  memacu pertumbuhan dan perkembangan kinerja karyawannya. Pemimpin tersebut  memiliki kemampuan untuk memberikan pengaruh positif bagi karyawannya untuk  melakukan pekerjaan sesuai dengan apa yang diarahkan dalam rangka mencapai tujuan  yang ditetapkan.
 Gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih dan  dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhipikiran, perasaan, sikap, dan perilaku  organisasinya (Nawawi, 2003:113). Gayakepemimpinan adalah cara seorang  pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara  produktif untuk mencapai tujuan organisasi(Malayu, 2000:167). Motivasi merupakan  sebab, alasan dasar, pikiran dasar, gambaran dorongan seseorang untuk berbuat atau ide  pokok yang berpengaruh besar sekali terhadap segenap tingkah lakumanusia (Kartono,  1994:17). Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi   bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan  tujuan yang telah ditentukan dan motivasi tidak hanya berwujud kebutuhan ekonomis  yang bersifat materil saja (berbentuk uang) akan tetapi motivasi karyawan juga  dipengaruhi oleh faktor-faktor akan keberhasilan pelaksanaan karyawan dalam bekerja,  pengakuan akan keberhasilan dalam bekerja, tanggung jawab, dan pengembangan  pegawai.
 Pemimpin perlu mempertimbangkan upaya untuk memotivasi karyawannya agar  bekerja dengan baik. Apabila motivasi bekerja karyawan rendah maka kinerja  karyawan akan menyusut seakan-akan kemampuan yang mereka miliki rendah.
Motivasi dan pembangkitan motivasi merupakan sebuah fungsi manajemen yang  penting untuk dilakukan. Motivasi juga menggambarkan hubungan antara harapan dan  tujuan dengan hal yang dilakukan untuk  mendorong seseorang melakukan sesuatu  dengan motivasi yang bersifat positif dan negatif yang dapat digunakan seorang  pemimpin agar karyawan mau bekerja giat dan optimal untuk mencapai tujuan  perusahaan.
 PT. INDOSAT, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan merupakan salah  satu perusahaan telekomunikasi yang berhubungan dengan masyarakat. Dalam  memasarkan produknya, penyelenggara pertelekomunikasian dan informasi terkemuka  di Indonesia yang memberikan pelayanan jasa selular (Mentari, Matrix, dan IM3), jasa  telekomunikasi tetap atau jasa telepon tetap (seperti jasa SLI yaitu SLI 001, SLI 008,  dan FlatCall 01016, jasa fixed wireless yaituStarOne dan IPhone).Persaingan yang  ketat dibidang pertelekomunikasian saat ini dengan perusahaan telekomunikasi yang  lain untuk meraih pangsa pasar mengharuskansuatu pelayanan terbaik yang diberikan   karyawan kepada pelanggan dan motivasi terhadap karyawan adalah hal penting yang  mendukung pencapaian target perusahaan dan tentunya didukung kepemimpinan yang  efektif sesuai dengan gaya yang dijalankan oleh pimpinan perusahaan.
 Ringkasan kinerja operasional PT. INDOSAT, Tbk Divisi Regional Wilayah  Barat Medan tahun 2006 s/d 2007 menunjukkan jumlah pelanggan pengguna jasa  Indosat yang meningkat setiap tahunnya, dapat dilihat pada Tabel 1.1 dibawah ini.
Tabel 1.
Ringkasan Kinerja Operasional PT. Indosat, Tbk.
Divisi Regional Wilayah Barat Medan  Periode Tahun 2006 s/d 20Deskripsi 2006 2007 Perubahan  Pelanggan Selular  13.900.000 orang  20.000.000 orang  143,8 %  Pelanggan Telepon  Tetap Nirkabel  208.100 orang  483.400 orang  232,2 %  BTS (Base Transceiver  Station) 6.248 buah  8.366 buah  133,8 %  Sumber : Divisi Operasional PT. Indosat, T.bk. (diolah)   Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi olehmotivasi kerja. Hal ini dapat di lihat  dari Tabel 1.1, dimana kinerja operasional PT. Indosat, Tbk. Divisi Regional Wilayah  Barat Medan mengalami peningkatan padaperiode 2006 s/d 2007. Peningkatan jumlah  pengguna seluler meningkat sebanyak 143,8 %, Pelanggan telepon tetap nirkabel juga  mengalami peningkatan sebanyak 232,2 % ini berarti kepercayaan masyarakat terhadap  PT. Indosat, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan meningkat. Kondisi ini tidak  akan tercapai apabilatidak didukung oleh keberhasilan pemimpin dalam memotivasi  karyawan, sehingga karyawan berjuang untukmeningkatkan keberhasilan kerjanya.
Peningkatan pelanggan seluler dan pelanggantelepon tetap nirkabel tentunya  berpengaruh positif terhadap pembangunan BTS (Base Transceiver Station)yang ada.
 Semakin banyak pelanggan PT. Indosat, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan  Maka semakin banyak BTS (Base Transceiver Station)yang dibangun.
 Dari keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan dan  pertambahan jumlah pelanggan pengguna jasa Indosat sangat dipengaruhi oleh  kemampuan setiap karyawan untuk memberikan yang terbaik kepada perusahaaan.
Loyalitas yang tinggi, rasa memiliki, dan bekerja secara efektif dan efisien tidak akan  tercapai tanpa adanya motivasi yang kuat dan positif dari pimpinan. Melihat hal diatas  maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul: “Pengaruh  Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Pegawai PT. INDOSAT, Tbk.
Divisi Regional Wilayah Barat Medan”  B. Perumusan Masalah   Berdasarkan latar belakang diatas dapat di rumuskan permasalahannya  “Apakah Gaya Kepemimpinan Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap  Motivasi Kerja Pegawai PT. INDOSAT, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat  Medan?”  C. Kerangka Konseptual   Secara umum model gaya kepemimpinan yang diterapkan seorang pemimpin  dalam perusahaan terdiri atas 3 macam yaitu gaya kepemimpinan demokratis, gaya  kepemimpinan otoriter, dan gaya kepemimpinan laissez faire.Menurut O’Donnell,  dalam kadarman (2001:144) gaya kepemimpinan dapat digolongkan berdasarkan cara   pemimpin menggunakan kekuasaannya. Dengan demikian terdapat tiga gaya  kepemimpinan, ketiga gaya kepemimpinantersebut adalah sebagai berikut :  1.  Kepemimpinan Demokratis: Pemimpin dipandang sebagai orang yang tidak  melakukan suatu kegiatan tanpa mengkonsultasikan terlebih dahulu pada  bawahannya. Pemimpin ini mengikutsertakan pendapat bawahan sebelum ia  membuat keputusan.
2.  Kepemimpinan Otoriter: Pemimpin dipandang sebagai orang yang memberi  perintah dan dapat menuntut, keputusan ada ditangan pemimpin.
3.  Kepemimpinan Laissez Faire: Pemimpin hanya menggunakan sedikit kekuasaan  dan memberikan banyak kebebasan kepada bawahan untuk melakukan kegiatan.
Menurut teori Herzberg, dalam Manullang (2001:179) faktor-faktor yang  berperan sebagai motivator terhadap pegawai yakni yang mampu memuaskan dan  mendorong orang untuk mau bekerja baik terdiri dari :  1.  Keberhasilan pelaksanaan : Agar seorang bawahan berhasil dalam melaksanakan  pekerjaannya, maka pemimpin harus mempelajari bawahannya dan  pekerjaannnya dengan memberikan kesempatan kepada bawahan untuk  mencapai hasil dan berkembang. Selanjutnya agar pemimpin memberi semangat  kepada bawahannya sehingga bawahan mau berusaha mengerjakan sesuatu yang  dirasa bawahan tidak dapat dikuasainya. Bila bawahan telah berhasil  mengerjakan pekerjaannnya, pemimpin harus menyatakan keberhasilan itu.
2.  Pengakuan : Sebagai lanjutan dari keberhasilan pelaksanaan pemimpin harus  memberi pernyataan pengakuan akan keberhasilan tersebut. Pengakuan  terhadap keberhasilan bawahan dapat dilakukan dengan langsung menyatakan   keberhasilannya misalnya dengan memberi surat penghargaan, memberi hadiah  berupa uang tunai, memberi medali, memberi kenaikan gaji dan promosi.
3.  Tanggung jawab : Memberikan bawahan bekerja sendiri sepanjang pekerjaan itu  memungkinkan dan menerapkan prinsip partisipasi.
4.  Pengembangan pegawai : Pemimpin dapat memulai dengan melatih bawahannya  untuk pekerjaan yang lebih bertanggung jawab. Bila ini sudah dilakukan  selanjutnya pemimpin memberi rekomendasi kepada bawahan yang siap untuk  pengembangan, untuk menaikkan pangkatnya atau dikirim mengikuti pendidikan  atau latihan lanjutan.
Keterkaitan antara suatu variable bebas (independen)yaitu gaya kepemimpinan  terhadap variable terikat  (dependen)yaitu motivasi kerja pegawai maka modelnya  adalah sebagai berikut :  Gambar 1.
Kerangka Konseptual Tentang Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap  Motivasi Kerja Pegawai  Sumber : Koontz, O’ Donnel (2001:144), Manullang (2001:179), diolah  GAYA KEPEMIMPINAN  Demokratis (X1) GAYA KEPEMIMPINAN  Otoriter (X2)  MOTIVASI KERJA (Y)  - Keberhasilan Pelaksanaan  - Pengakuan  - Tanggung Jawab  - Pengembangan Pegawai  GAYA KEPEMIMPINAN  Laissez Faire (X3)   D. Hipotesa   Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka hipotesa yang diambil penulis  adalah  “Gaya Kepemimpinan berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap  Motivasi Kerja Pegawai pada PT. INDOSAT,Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat  Medan”  E. Tujuan dan Manfaat penelitian  1. Tujuan Penelitian adalah :  a.  Untuk mengetahui apakah ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi  kerja pegawai pada di PT. INDOSAT,Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat  Medan.
b.  Untuk mengetahui gaya kepemimpinan mana yang paling berpengaruh di PT.
INDOSAT, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan.
2. Manfaat Penelitian adalah :  a.  Bagi Perusahaan  Memberikan tambahan informasi tentang kepemimpinan dan motivasi kerja  sehingga pelaksanaan dan tujuan perusahaan tercapai dengan baik.
b.  Bagi Pihak Lain  Sebagai pedoman atau referensi dalam melakukan penelitian mengenai pengaruh  kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai.
c.  Bagi Penulis  Menambah wawasan dan memperluas pola pikir dalam bidang kepemimpinan  dan motivasi   F. METODE PENELITIAN  1. Batasan Operasional   Dalam Penelitian ini, yang menjadi batasan operasionalnya adalah :  a.  Variabel bebas (independen): Gaya kepemimpinan (X)  Gaya kepemimpinan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Gaya  Kepemimpinan Demokratis (X1), Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2), Gaya  Kepemimpinan Laissez Faire(X3).
b. Variabel terikat (dependen): Motivasi Kerja (Y)  Motivasi kerja akan diukur menurut indikator kerja antara lain: Keberhasilan  Pelaksanaan, Pengakuan, Tanggung Jawab, dan Pengembangan Pegawai.
2. Defenisi Operasional   Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah:  A. Variabel Gaya Kepemimpinan  Gaya Kepemimpinan adalah cara yang diambil oleh seseorang dalam rangka  mempraktekkan kepemimpinannya sesuaidengan pola perilaku yang ada untuk  dapat mempengaruhi orang lain.
Indikator Kepemimpinan dalam penelitian ini adalah:  1.  Gaya Kepemimpinan Demokratis (X1)  Gaya kepemimpinan demokratis menempatkan manusia sebagai faktor  terpenting dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya,  dalam setiap keputusan yang diambil selalu berdasarkan dan mengutamakan  orientasi pada hubungan dengan anggota organisasi.
 2.  Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2)  Gaya kepemimpinan ini menghimpun sejumlah perilaku atau gaya  kepemimpinan yang bersifat terpusat pada pemimpin (sentralistik)sebagai satusatunya penentu, penguasa dan pengadilan anggota organisasi, dalam usaha  mencapai tujuan organisasi.
3.  Gaya Kepemimpinan Laissez Faire(X3)  Gaya kepemimpinan ini, pemimpin membiarkan kelompoknya dan setiap orang  berbuat semau sendiri dan pada dasarnya pemimpin berpandangan bahwa  anggota organisasinya mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu  mengurus dirinya masing-masing, dengan sedikit mungkin pengarahan atau  pemberian petunjuk dalam merealisasikan tugas pokok masing-masing sebagai  bagian dari tugas pokok organisasi.
B.  Variabel Motivasi Kerja Pegawai  Motivasi pegawai adalah faktor yang mendorong pegawai melakukan pekerjaannya  dengan baik dan melakukan perbuatan-perbuatan yang membuat dirinya menjadi  aktif dinamis dapat dipengaruhioleh faktor dari dalam diri maupun dari luar diri  karyawan tersebut.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai tersebut adalah:  1.  Keberhasilan pelaksanaan : Agar seorang bawahan berhasil dalam melaksanakan  pekerjaannya, maka pemimpin harus mempelajari bawahannya dan  pekerjaannnya dengan memberikan kesempatan kepada bawahan untuk  mencapai hasil dan berkembang. Selanjutnya agar pemimpin memberi semangat   1kepada bawahannya sehingga bawahan mau berusaha mengerjakan sesuatu yang  dirasa bawahan tidak dapat dikuasainya. Bila bawahan telah berhasil  mengerjakan pekerjaannnya, pemimpin harus menyatakan keberhasilan itu.
2.  Pengakuan : Sebagai lanjutan dari keberhasilan pelaksanaan pemimpin harus  memberi pernyataan pengakuan akan keberhasilan tersebut. Pengakuan  terhadap keberhasilan bawahan dapat dilakukan dengan langsung menyatakan  keberhasilannya misalnya dengan memberi surat penghargaan, memberi hadiah  berupa uang tunai, memberi medali, memberi kenaikan gaji dan promosi.
3.  Tanggung jawab : Memberikan bawahan bekerja sendiri sepanjang pekerjaan itu  memungkinkan dan menerapakan prinsip partisipasi.
4.  Pengembangan pegawai : Pemimpin dapat memulai dengan melatih bawahannya  untuk pekerjaan yang lebih bertanggung jawab. Bila ini sudah dilakukan  selanjutnya pemimpin memberi rekomendasi tentang bawahan yang siap untuk  pengembangan, untuk menaikkan pangkatnya atau dikirim mengikuti pendidikan  atau latihan lanjutan.
3. Skala Pengukuran Variabel   Pengukuran variabel bebas dan terikat menggunakan Skala Likertdigunakan  untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsiyang akan diukur dijabarkan menjadi  indikator variabel dan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item – item  instrumen dengan menghadapkan responden terhadap pernyataandan kemudian  memberikan jawaban atas pernyataan yang diajukan. Adapun langkah-langkah yang  ditempuh adalah sebagai berikut:    1a.  Variabel gaya kepemimpinan dan motivasi kerja ditanyakan kepada seluruh  pegawai tetap yang terpilih menjadi responden dengan jumlah pernyataan untuk  variabel gaya kepemimpinan 9 pernyataan, motivasi kerja pegawai 8 pernyataan  b.  Setiap pernyataan diberi 5 kategori jawaban (1 jawaban harus dipilih responden  dengan ketentuan bobot nilai sebagai berikut :  1.  Sangat Tidak setuju (STS)  : Nilai  2.  Tidak Setuju (TS)    : Nilai  3.  Netral (N) : Nilai  4.  Setuju (S) : Nilai  5.  Sangat Setuju (SS)   : Nilai   1Tabel 1.
Identifikasi Variabel Peneliti  Variabel Sub Variabel  Indikator  Skala  Pengukuran  Gaya  Kepemimpinan  (X)  1.Demokratis  (X1)  2.Otoriter (X2)  3.Laissez Faire  (X3)  1. Memberikan perintah disertai  dengan arahan dan bimbingan  kepada karyawan.
2. Setiap keputusan diambil  dengan mempertimbangkan  masukan dari karyawan.
1. Memberikan perintah selalu  dengan paksaan yang harus  selalu dipatuhi.
2. Memberlakukan hukuman  kepada bawahannya.
1. Membebaskan karyawan untuk  bekerja dengan caranya  sendiri.
2. Menyerahkan tanggungjawab  pengambilan keputusan kepada  masing-masing karyawan.
Skala Likert  Skala Likert  Skala Likert  Motivasi (Y)  1. Keberhasilan pekerjaan :  keberhasilan yang dilakukan  oleh bawahan diakui oleh  pimpinan.
2. Pengakuan : Pimpinan  memberikan pengakuan akan  keberhasilan berupa  penghargaan, bonus, dll.
3. Tanggung Jawab : Bawahan  bekerja sendiri sepanjang  pekerjaan itu menerapkan  prinsip yang sesuai dengan  tujuan perusahaan.
4. Pengembangan Pegawai :  Pemimpin memberikan  rekomendasi pengembangan  karier, atau mengikuti  pelatihan.
Skala Likert  Sumber : Riduwan, (2002:45) dan diolah.
 14. Lokasi dan Waktu Penelitian   Tempat penelitian ini adalah PT. INDOSAT, Tbk. Divisi Regional Wilayah  Barat Medan yang berlokasi di Jl. Perintis Kemerdekaan No. 31 Medan. Penelitian ini  dilakukan pada 18 November 2007 sampai 30 Maret 2008.
5. Populasi dan Sampel  Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap PT. INDOSAT, Tbk.
Divisi Regional Wilayah Barat Medan yang berjumlah 44 orang karena hanya  karyawan tetap yang memiliki hubungan yang langsung dengan pimpinan. Gaya  kepemimpinan yang diteliti oleh penulis terbatas hanya pada tingkat  middle  managementyang terdiri dari bagian direct sales, indirect sales, sales administrasi,  marketing communication, finance, customerservice, general administrasi, dan  tehnical operation. Menurut pendapat Sudjana (1992:6) yang menyatakan bahwa jika  melakukan sensus apabila setiap anggota tiada terkecuali yang ada dalam sebuah  populasi dikenai penelitian dan melakukan sampling apabila hanya sebagian saja dari  populasi yang diteliti. Jadi dalam hal ini penulis melakukan sensus karena seluruh  karyawan tetap yang merupakan anggota populasi dijadikan sebagai sample.
Tabel 1.
Jumlah Responden  No.  Jabatan Kerja Responden  Jumlah (Orang)  1.  Direct Sales   2.  Inderect Sales   3.  Sales Administrasi   4.  Marketing Comunication   5.  Finance   6.  Customer Service   7.  General Administrasi   8.  Tehnical Operation   Total  Sumber : Seksi Operasional PT. Indosat, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan tahun 20 16. Jenis Data  a.  Data Primer   Data primer diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan responden dan  berpedoman pada kuesioner penelitian.
b.  Data Sekunder   Adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi lebih informatif bagi  pihak lain. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari dokumendokumen dan laporan-laporan tertulis perusahaan, literatur-literatur yang ada di  perusahaan dan bagian bahan-bahan  atau tulisan-tulisan lain yang ada  hubungannya dengan masalah yang akan diteliti.
7. Teknik Pengumpulan Data  a.  Kuesioner adalah Pengumpulan datadengan cara mengajukan pertanyaan  melalui daftar pertanyaan pada responden yang terpilih, yakni kepada karyawan  tetap PT. INDOSAT, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan.
b.  Wawancara yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data atau bahan-bahan  keterangan dengan mengadakan tanya jawab dan tatap muka langsung dengan  pihak perusahaan yang berwenang mengenai masalah yang diteliti.
c.  Studi dokumentasi, dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan bahan  tulisan dari perusahaan serta sumber-sumber lain yang berhubungan.
 18. Teknik Analisis Data   Metode analisis data yang dipergunakan dalam skripsi ini adalah:  a.  Metode deskriptif, yaitu suatu metode dimana data yang telah diperoleh,  disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian diinterprestasikan sehingga  diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil  perhitungan. Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi  oleh sejumlah responden penelitian.
b.  Metode analisis regresi linear berganda yaitu untuk memprediksi nilai dari  variable terikat yaitu Motivasi Kerja (Y) dengan ikut memperhitungkan nilainilai variable bebas yaitu Gaya Kepemimpinan (X) dapat diketahui pengaruh  positif. Analisis ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS (Statistic  Product and Service Solution) 12,0 for Windows. Adapun model persamaan  yang digunakan adalah:  Y = Motivasi Kerja Pegawai  a = Konstanta Y  b = Koefisien Arah Regresi   X1 = Gaya Kepemimpinan Demokratis   X2 = Gaya Kepemimpinan Otoriter  X3 = Gaya Kepemimpinan Laissez Faire e = Standard Error  Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+e   1Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji  statistiknya berada didalam daerah kritis (daerah dimana H0ditolak). Sebaliknya  disebut tidak signifikan bilanilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Hditerima. Dalam analisis regresi yang menjadi kriteria ketepatan yaitu:  a.  Uji Signifikan Individual (Uji – t)  Uji-t menunjukkan seberapa besar pangaruh variable bebas secara individual  terhadap variable terikat.
H0: b1= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan  signifikan dari variable bebas (X1, X 2,  X3) yaitu berupa variable Gaya  Kepemimpinan Demokratis (X1), Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2), Gaya  Kepemimpinan Laissez Faire(X3). Terhadap Motivasi Kerja pegawai yaitu  variable terikat (Y)  H0: b1 ≠0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan  dari variable bebas (X1, X2, X3) yaitu berupa variable Gaya Kepemimpinan  Demokratis (X1), Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2), Gaya Kepemimpinan  Laissez Faire(X3). Terhadap Motivasi Kerja pegawai yaitu variable terikat (Y)  Kriteria pengambilan keputusan:  H0diterima jika t hitung< t tablepada α= 5%  H1diterima jika t hitung> t table pada α= 5%  b.  Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)  Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variable bebas yang di  masukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap  variable terikat.
 1H0: b1= b2= b3 = 0, artinya secara bersama-samatidak terdapat pengaruh yang  positif dan signifikan dari variable bebas (X1, X2, X3) yaitu berupa variable Gaya  Kepemimpinan Demokratis (X1), Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2), Gaya  Kepemimpinan Laissez Faire(X3). Terhadap motivasi kerja pegawai yaitu  variable terikat (Y).
H0 ≠b1 ≠b2  ≠b3  ≠0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang  positif dan signifikan dari variable bebas (X1, X 2, X3) yaitu variable Gaya  Kepemimpinan Demokratis (X1), Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2), Gaya  Kepemimpinan Laissez Faire(X3). Terhadap Motivasi Kerja pegawai yaitu  variable terikat (Y)  Kriteria pengambilan keputusan:  H0diterima jika t hitung< t table pada α= 5%  H1diterima jika t hitung> t tablepada α= 5%  c.  Koefisien Determinasi (R ) pada intinya mengukur seberapa kemampuan model  dalam menerangkan variable terikat. Jika R semakin besar (mendekati satu),  maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variable bebas (X1, X2, X3) adalah besar  terhadap variable terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat  untuk menerangkan pengaruh variable bebas yang diteliti terhadap variabel  terkait. Sebaliknya, jika R semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat  dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Y) semakin  kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan  pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
 1d.  Uji Validitas dan Reliabilitas  Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan untuk menguji apakah suatu  kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas menunjukkan  seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas  berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya mencapai  sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata  atau benar. Reliabilitas menunjukan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya.
Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama  diperoleh hasil yang tidak berbeda. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada  PT. Excelcomindo bagian pemasaran dan aktivasi nomor excel.
  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi