BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi
oleh kepribadian pemimpin. Setiap pemimpin
perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat menunjang usahanya dalam mewujudkan hubungan manusia
yang efektif dengan anggota organisasinya.
Kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh banyak hal, yang salah satunya adalah kepemimpinan yang
berjalan dalam organisasi tersebut.
Pemimpin yang
sukses adalah apabila pemimpin tersebut mampu menjadi pencipta dan pendorong bagi bawahannya dengan menciptakan
suasana dan budaya kerja yang dapat memacu
pertumbuhan dan perkembangan kinerja karyawannya. Pemimpin tersebut memiliki kemampuan untuk memberikan pengaruh
positif bagi karyawannya untuk melakukan
pekerjaan sesuai dengan apa yang diarahkan dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.
Gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku
atau cara yang dipilih dan dipergunakan
pemimpin dalam mempengaruhipikiran, perasaan, sikap, dan perilaku organisasinya (Nawawi, 2003:113).
Gayakepemimpinan adalah cara seorang pemimpin
mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan
organisasi(Malayu, 2000:167). Motivasi merupakan sebab, alasan dasar, pikiran dasar, gambaran
dorongan seseorang untuk berbuat atau ide pokok yang berpengaruh besar sekali terhadap
segenap tingkah lakumanusia (Kartono, 1994:17).
Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara
produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan dan motivasi
tidak hanya berwujud kebutuhan ekonomis yang
bersifat materil saja (berbentuk uang) akan tetapi motivasi karyawan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor akan
keberhasilan pelaksanaan karyawan dalam bekerja, pengakuan akan keberhasilan dalam bekerja,
tanggung jawab, dan pengembangan pegawai.
Pemimpin perlu mempertimbangkan upaya untuk
memotivasi karyawannya agar bekerja
dengan baik. Apabila motivasi bekerja karyawan rendah maka kinerja karyawan akan menyusut seakan-akan kemampuan
yang mereka miliki rendah.
Motivasi dan
pembangkitan motivasi merupakan sebuah fungsi manajemen yang penting untuk dilakukan. Motivasi juga menggambarkan
hubungan antara harapan dan tujuan
dengan hal yang dilakukan untuk
mendorong seseorang melakukan sesuatu dengan motivasi yang bersifat positif dan
negatif yang dapat digunakan seorang pemimpin
agar karyawan mau bekerja giat dan optimal untuk mencapai tujuan perusahaan.
PT. INDOSAT, Tbk. Divisi Regional Wilayah
Barat Medan merupakan salah satu
perusahaan telekomunikasi yang berhubungan dengan masyarakat. Dalam memasarkan produknya, penyelenggara
pertelekomunikasian dan informasi terkemuka di Indonesia yang memberikan pelayanan jasa
selular (Mentari, Matrix, dan IM3), jasa telekomunikasi tetap atau jasa telepon tetap
(seperti jasa SLI yaitu SLI 001, SLI 008, dan FlatCall 01016, jasa fixed wireless
yaituStarOne dan IPhone).Persaingan yang ketat dibidang pertelekomunikasian saat ini
dengan perusahaan telekomunikasi yang lain
untuk meraih pangsa pasar mengharuskansuatu pelayanan terbaik yang diberikan karyawan kepada pelanggan dan motivasi
terhadap karyawan adalah hal penting yang mendukung pencapaian target perusahaan dan
tentunya didukung kepemimpinan yang efektif
sesuai dengan gaya yang dijalankan oleh pimpinan perusahaan.
Ringkasan kinerja operasional PT. INDOSAT, Tbk
Divisi Regional Wilayah Barat Medan tahun
2006 s/d 2007 menunjukkan jumlah pelanggan pengguna jasa Indosat yang meningkat setiap tahunnya, dapat
dilihat pada Tabel 1.1 dibawah ini.
Tabel 1.
Ringkasan Kinerja
Operasional PT. Indosat, Tbk.
Divisi Regional
Wilayah Barat Medan Periode Tahun 2006
s/d 20Deskripsi 2006 2007 Perubahan Pelanggan
Selular 13.900.000 orang 20.000.000 orang 143,8 % Pelanggan Telepon Tetap Nirkabel 208.100 orang
483.400 orang 232,2 % BTS (Base Transceiver Station) 6.248 buah 8.366 buah
133,8 % Sumber : Divisi
Operasional PT. Indosat, T.bk. (diolah) Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi
olehmotivasi kerja. Hal ini dapat di lihat dari Tabel 1.1, dimana kinerja operasional PT.
Indosat, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat
Medan mengalami peningkatan padaperiode 2006 s/d 2007. Peningkatan jumlah pengguna seluler meningkat sebanyak 143,8 %,
Pelanggan telepon tetap nirkabel juga mengalami
peningkatan sebanyak 232,2 % ini berarti kepercayaan masyarakat terhadap PT. Indosat, Tbk. Divisi Regional Wilayah
Barat Medan meningkat. Kondisi ini tidak akan tercapai apabilatidak didukung oleh
keberhasilan pemimpin dalam memotivasi karyawan,
sehingga karyawan berjuang untukmeningkatkan keberhasilan kerjanya.
Peningkatan pelanggan
seluler dan pelanggantelepon tetap nirkabel tentunya berpengaruh positif terhadap pembangunan BTS
(Base Transceiver Station)yang ada.
Semakin banyak pelanggan PT. Indosat, Tbk.
Divisi Regional Wilayah Barat Medan Maka
semakin banyak BTS (Base Transceiver Station)yang dibangun.
Dari keterangan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa perkembangan dan pertambahan
jumlah pelanggan pengguna jasa Indosat sangat dipengaruhi oleh kemampuan setiap karyawan untuk memberikan
yang terbaik kepada perusahaaan.
Loyalitas yang
tinggi, rasa memiliki, dan bekerja secara efektif dan efisien tidak akan tercapai tanpa adanya motivasi yang kuat dan
positif dari pimpinan. Melihat hal diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan mengambil judul: “Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Pegawai PT. INDOSAT, Tbk.
Divisi Regional
Wilayah Barat Medan” B. Perumusan
Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat di
rumuskan permasalahannya “Apakah Gaya
Kepemimpinan Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Motivasi Kerja Pegawai PT. INDOSAT, Tbk.
Divisi Regional Wilayah Barat Medan?” C. Kerangka Konseptual Secara
umum model gaya kepemimpinan yang diterapkan seorang pemimpin dalam perusahaan terdiri atas 3 macam yaitu
gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan
otoriter, dan gaya kepemimpinan laissez faire.Menurut O’Donnell, dalam kadarman (2001:144) gaya kepemimpinan
dapat digolongkan berdasarkan cara pemimpin
menggunakan kekuasaannya. Dengan demikian terdapat tiga gaya kepemimpinan, ketiga gaya kepemimpinantersebut
adalah sebagai berikut : 1. Kepemimpinan Demokratis: Pemimpin dipandang
sebagai orang yang tidak melakukan suatu
kegiatan tanpa mengkonsultasikan terlebih dahulu pada bawahannya. Pemimpin ini mengikutsertakan
pendapat bawahan sebelum ia membuat
keputusan.
2. Kepemimpinan Otoriter: Pemimpin dipandang
sebagai orang yang memberi perintah dan
dapat menuntut, keputusan ada ditangan pemimpin.
3. Kepemimpinan Laissez Faire: Pemimpin hanya
menggunakan sedikit kekuasaan dan
memberikan banyak kebebasan kepada bawahan untuk melakukan kegiatan.
Menurut teori
Herzberg, dalam Manullang (2001:179) faktor-faktor yang berperan sebagai motivator terhadap pegawai
yakni yang mampu memuaskan dan mendorong
orang untuk mau bekerja baik terdiri dari : 1.
Keberhasilan pelaksanaan : Agar seorang bawahan berhasil dalam
melaksanakan pekerjaannya, maka pemimpin
harus mempelajari bawahannya dan pekerjaannnya
dengan memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mencapai hasil dan berkembang. Selanjutnya
agar pemimpin memberi semangat kepada
bawahannya sehingga bawahan mau berusaha mengerjakan sesuatu yang dirasa bawahan tidak dapat dikuasainya. Bila
bawahan telah berhasil mengerjakan
pekerjaannnya, pemimpin harus menyatakan keberhasilan itu.
2. Pengakuan : Sebagai lanjutan dari
keberhasilan pelaksanaan pemimpin harus memberi
pernyataan pengakuan akan keberhasilan tersebut. Pengakuan terhadap keberhasilan bawahan dapat dilakukan
dengan langsung menyatakan keberhasilannya misalnya dengan memberi surat
penghargaan, memberi hadiah berupa uang
tunai, memberi medali, memberi kenaikan gaji dan promosi.
3. Tanggung jawab : Memberikan bawahan bekerja
sendiri sepanjang pekerjaan itu memungkinkan
dan menerapkan prinsip partisipasi.
4. Pengembangan pegawai : Pemimpin dapat memulai
dengan melatih bawahannya untuk
pekerjaan yang lebih bertanggung jawab. Bila ini sudah dilakukan selanjutnya pemimpin memberi rekomendasi
kepada bawahan yang siap untuk pengembangan,
untuk menaikkan pangkatnya atau dikirim mengikuti pendidikan atau latihan lanjutan.
Keterkaitan antara
suatu variable bebas (independen)yaitu gaya kepemimpinan terhadap variable terikat (dependen)yaitu motivasi kerja pegawai maka
modelnya adalah sebagai berikut : Gambar 1.
Kerangka Konseptual
Tentang Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Pegawai Sumber : Koontz, O’ Donnel (2001:144),
Manullang (2001:179), diolah GAYA
KEPEMIMPINAN Demokratis (X1) GAYA
KEPEMIMPINAN Otoriter (X2) MOTIVASI KERJA (Y) - Keberhasilan Pelaksanaan - Pengakuan - Tanggung Jawab - Pengembangan Pegawai GAYA KEPEMIMPINAN Laissez Faire (X3) D. Hipotesa Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka
hipotesa yang diambil penulis adalah “Gaya Kepemimpinan berpengaruh Positif dan
Signifikan terhadap Motivasi Kerja
Pegawai pada PT. INDOSAT,Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan” E.
Tujuan dan Manfaat penelitian 1. Tujuan
Penelitian adalah : a. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap motivasi kerja
pegawai pada di PT. INDOSAT,Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan.
b. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan mana yang
paling berpengaruh di PT.
INDOSAT, Tbk.
Divisi Regional Wilayah Barat Medan.
2. Manfaat
Penelitian adalah : a. Bagi Perusahaan Memberikan tambahan informasi tentang
kepemimpinan dan motivasi kerja sehingga
pelaksanaan dan tujuan perusahaan tercapai dengan baik.
b. Bagi Pihak Lain Sebagai pedoman atau referensi dalam melakukan
penelitian mengenai pengaruh kepemimpinan
terhadap motivasi kerja pegawai.
c. Bagi Penulis Menambah wawasan dan memperluas pola pikir
dalam bidang kepemimpinan dan motivasi F. METODE PENELITIAN 1. Batasan Operasional Dalam
Penelitian ini, yang menjadi batasan operasionalnya adalah : a.
Variabel bebas (independen): Gaya kepemimpinan (X) Gaya kepemimpinan yang akan diteliti dalam
penelitian ini adalah Gaya Kepemimpinan
Demokratis (X1), Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2), Gaya Kepemimpinan Laissez Faire(X3).
b. Variabel terikat
(dependen): Motivasi Kerja (Y) Motivasi
kerja akan diukur menurut indikator kerja antara lain: Keberhasilan Pelaksanaan, Pengakuan, Tanggung Jawab, dan
Pengembangan Pegawai.
2. Defenisi
Operasional Defenisi operasional dalam penelitian ini
adalah: A. Variabel Gaya Kepemimpinan Gaya Kepemimpinan adalah cara yang diambil
oleh seseorang dalam rangka mempraktekkan
kepemimpinannya sesuaidengan pola perilaku yang ada untuk dapat mempengaruhi orang lain.
Indikator
Kepemimpinan dalam penelitian ini adalah: 1. Gaya
Kepemimpinan Demokratis (X1) Gaya
kepemimpinan demokratis menempatkan manusia sebagai faktor terpenting dan memberikan bimbingan yang
efisien kepada para pengikutnya, dalam
setiap keputusan yang diambil selalu berdasarkan dan mengutamakan orientasi pada hubungan dengan anggota
organisasi.
2. Gaya
Kepemimpinan Otoriter (X2) Gaya
kepemimpinan ini menghimpun sejumlah perilaku atau gaya kepemimpinan yang bersifat terpusat pada
pemimpin (sentralistik)sebagai satusatunya penentu, penguasa dan pengadilan
anggota organisasi, dalam usaha mencapai
tujuan organisasi.
3. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire(X3) Gaya kepemimpinan ini, pemimpin membiarkan
kelompoknya dan setiap orang berbuat
semau sendiri dan pada dasarnya pemimpin berpandangan bahwa anggota organisasinya mampu mandiri dalam
membuat keputusan atau mampu mengurus
dirinya masing-masing, dengan sedikit mungkin pengarahan atau pemberian petunjuk dalam merealisasikan tugas
pokok masing-masing sebagai bagian dari
tugas pokok organisasi.
B. Variabel Motivasi Kerja Pegawai Motivasi pegawai adalah faktor yang mendorong
pegawai melakukan pekerjaannya dengan
baik dan melakukan perbuatan-perbuatan yang membuat dirinya menjadi aktif dinamis dapat dipengaruhioleh faktor
dari dalam diri maupun dari luar diri karyawan
tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja
pegawai tersebut adalah: 1. Keberhasilan pelaksanaan : Agar seorang
bawahan berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya,
maka pemimpin harus mempelajari bawahannya dan pekerjaannnya dengan memberikan kesempatan
kepada bawahan untuk mencapai hasil dan
berkembang. Selanjutnya agar pemimpin memberi semangat 1kepada bawahannya sehingga bawahan mau
berusaha mengerjakan sesuatu yang dirasa
bawahan tidak dapat dikuasainya. Bila bawahan telah berhasil mengerjakan pekerjaannnya, pemimpin harus
menyatakan keberhasilan itu.
2. Pengakuan : Sebagai lanjutan dari
keberhasilan pelaksanaan pemimpin harus memberi
pernyataan pengakuan akan keberhasilan tersebut. Pengakuan terhadap keberhasilan bawahan dapat dilakukan
dengan langsung menyatakan keberhasilannya
misalnya dengan memberi surat penghargaan, memberi hadiah berupa uang tunai, memberi medali, memberi
kenaikan gaji dan promosi.
3. Tanggung jawab : Memberikan bawahan bekerja
sendiri sepanjang pekerjaan itu memungkinkan
dan menerapakan prinsip partisipasi.
4. Pengembangan pegawai : Pemimpin dapat memulai
dengan melatih bawahannya untuk
pekerjaan yang lebih bertanggung jawab. Bila ini sudah dilakukan selanjutnya pemimpin memberi rekomendasi
tentang bawahan yang siap untuk pengembangan,
untuk menaikkan pangkatnya atau dikirim mengikuti pendidikan atau latihan lanjutan.
3. Skala Pengukuran
Variabel Pengukuran variabel bebas dan terikat
menggunakan Skala Likertdigunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsiyang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel dan dijadikan sebagai titik
tolak untuk menyusun item – item instrumen
dengan menghadapkan responden terhadap pernyataandan kemudian memberikan jawaban atas pernyataan yang
diajukan. Adapun langkah-langkah yang ditempuh
adalah sebagai berikut: 1a.
Variabel gaya kepemimpinan dan motivasi kerja ditanyakan kepada seluruh pegawai tetap yang terpilih menjadi responden
dengan jumlah pernyataan untuk variabel
gaya kepemimpinan 9 pernyataan, motivasi kerja pegawai 8 pernyataan b.
Setiap pernyataan diberi 5 kategori jawaban (1 jawaban harus dipilih
responden dengan ketentuan bobot nilai
sebagai berikut : 1. Sangat Tidak setuju (STS) : Nilai 2.
Tidak Setuju (TS) : Nilai 3.
Netral (N) : Nilai 4. Setuju (S) : Nilai 5.
Sangat Setuju (SS) : Nilai 1Tabel 1.
Identifikasi
Variabel Peneliti Variabel Sub Variabel Indikator
Skala Pengukuran Gaya Kepemimpinan
(X) 1.Demokratis (X1) 2.Otoriter
(X2) 3.Laissez Faire (X3) 1.
Memberikan perintah disertai dengan
arahan dan bimbingan kepada karyawan.
2. Setiap keputusan
diambil dengan mempertimbangkan masukan dari karyawan.
1. Memberikan
perintah selalu dengan paksaan yang
harus selalu dipatuhi.
2. Memberlakukan
hukuman kepada bawahannya.
1. Membebaskan
karyawan untuk bekerja dengan caranya sendiri.
2. Menyerahkan
tanggungjawab pengambilan keputusan
kepada masing-masing karyawan.
Skala Likert Skala Likert Skala Likert Motivasi (Y)
1. Keberhasilan pekerjaan : keberhasilan
yang dilakukan oleh bawahan diakui oleh pimpinan.
2. Pengakuan :
Pimpinan memberikan pengakuan akan keberhasilan berupa penghargaan, bonus, dll.
3. Tanggung Jawab :
Bawahan bekerja sendiri sepanjang pekerjaan itu menerapkan prinsip yang sesuai dengan tujuan perusahaan.
4. Pengembangan
Pegawai : Pemimpin memberikan rekomendasi pengembangan karier, atau mengikuti pelatihan.
Skala Likert Sumber : Riduwan, (2002:45) dan diolah.
14. Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat
penelitian ini adalah PT. INDOSAT, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan yang berlokasi di Jl. Perintis
Kemerdekaan No. 31 Medan. Penelitian ini dilakukan pada 18 November 2007 sampai 30
Maret 2008.
5. Populasi dan
Sampel Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh karyawan tetap PT. INDOSAT, Tbk.
Divisi Regional
Wilayah Barat Medan yang berjumlah 44 orang karena hanya karyawan tetap yang memiliki hubungan yang
langsung dengan pimpinan. Gaya kepemimpinan
yang diteliti oleh penulis terbatas hanya pada tingkat middle managementyang terdiri dari bagian direct
sales, indirect sales, sales administrasi, marketing communication, finance,
customerservice, general administrasi, dan tehnical operation. Menurut pendapat Sudjana
(1992:6) yang menyatakan bahwa jika melakukan
sensus apabila setiap anggota tiada terkecuali yang ada dalam sebuah populasi dikenai penelitian dan melakukan
sampling apabila hanya sebagian saja dari populasi yang diteliti. Jadi dalam hal ini
penulis melakukan sensus karena seluruh karyawan
tetap yang merupakan anggota populasi dijadikan sebagai sample.
Tabel 1.
Jumlah Responden No.
Jabatan Kerja Responden Jumlah
(Orang) 1. Direct Sales
2. Inderect Sales 3. Sales Administrasi 4. Marketing Comunication 5. Finance
6. Customer Service 7. General Administrasi 8. Tehnical Operation Total Sumber : Seksi Operasional PT. Indosat, Tbk.
Divisi Regional Wilayah Barat Medan tahun 20 16. Jenis Data a. Data
Primer Data primer diperoleh dengan cara wawancara
langsung dengan responden dan berpedoman
pada kuesioner penelitian.
b. Data Sekunder Adalah
data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi lebih informatif bagi pihak lain. Data sekunder merupakan data yang
diperoleh dari dokumendokumen dan laporan-laporan tertulis perusahaan, literatur-literatur
yang ada di perusahaan dan bagian
bahan-bahan atau tulisan-tulisan lain
yang ada hubungannya dengan masalah yang
akan diteliti.
7. Teknik
Pengumpulan Data a. Kuesioner adalah Pengumpulan datadengan cara
mengajukan pertanyaan melalui daftar
pertanyaan pada responden yang terpilih, yakni kepada karyawan tetap PT. INDOSAT, Tbk. Divisi Regional
Wilayah Barat Medan.
b. Wawancara yaitu suatu cara untuk mengumpulkan
data atau bahan-bahan keterangan dengan
mengadakan tanya jawab dan tatap muka langsung dengan pihak perusahaan yang berwenang mengenai
masalah yang diteliti.
c. Studi dokumentasi, dilakukan dengan meneliti
dokumen-dokumen dan bahan tulisan dari
perusahaan serta sumber-sumber lain yang berhubungan.
18. Teknik Analisis Data Metode
analisis data yang dipergunakan dalam skripsi ini adalah: a.
Metode deskriptif, yaitu suatu metode dimana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian
diinterprestasikan sehingga diperoleh
gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan. Data diperoleh dari data primer
berupa kuesioner yang telah diisi oleh
sejumlah responden penelitian.
b. Metode analisis regresi linear berganda yaitu
untuk memprediksi nilai dari variable
terikat yaitu Motivasi Kerja (Y) dengan ikut memperhitungkan nilainilai
variable bebas yaitu Gaya Kepemimpinan (X) dapat diketahui pengaruh positif. Analisis ini menggunakan bantuan
aplikasi software SPSS (Statistic Product
and Service Solution) 12,0 for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah: Y = Motivasi Kerja Pegawai a = Konstanta Y b = Koefisien Arah Regresi X1 =
Gaya Kepemimpinan Demokratis X2 = Gaya Kepemimpinan Otoriter X3 = Gaya Kepemimpinan Laissez Faire e =
Standard Error Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+e 1Suatu perhitungan statistik disebut
signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada didalam daerah kritis
(daerah dimana H0ditolak). Sebaliknya disebut
tidak signifikan bilanilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Hditerima.
Dalam analisis regresi yang menjadi kriteria ketepatan yaitu: a. Uji
Signifikan Individual (Uji – t) Uji-t
menunjukkan seberapa besar pangaruh variable bebas secara individual terhadap variable terikat.
H0: b1= 0, artinya
secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variable bebas (X1, X 2, X3) yaitu berupa variable Gaya Kepemimpinan Demokratis (X1), Gaya
Kepemimpinan Otoriter (X2), Gaya Kepemimpinan
Laissez Faire(X3). Terhadap Motivasi Kerja pegawai yaitu variable terikat (Y) H0: b1 ≠0, artinya secara parsial terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan dari
variable bebas (X1, X2, X3) yaitu berupa variable Gaya Kepemimpinan Demokratis (X1), Gaya Kepemimpinan Otoriter
(X2), Gaya Kepemimpinan Laissez
Faire(X3). Terhadap Motivasi Kerja pegawai yaitu variable terikat (Y) Kriteria pengambilan keputusan: H0diterima jika t hitung< t tablepada α= 5%
H1diterima jika t hitung> t table pada
α= 5% b.
Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variable bebas yang di masukkan dalam
model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variable terikat.
1H0: b1= b2= b3 = 0, artinya secara
bersama-samatidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variable bebas
(X1, X2, X3) yaitu berupa variable Gaya Kepemimpinan
Demokratis (X1), Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2), Gaya Kepemimpinan Laissez Faire(X3). Terhadap
motivasi kerja pegawai yaitu variable
terikat (Y).
H0 ≠b1 ≠b2 ≠b3
≠0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variable bebas
(X1, X 2, X3) yaitu variable Gaya Kepemimpinan
Demokratis (X1), Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2), Gaya Kepemimpinan Laissez Faire(X3). Terhadap
Motivasi Kerja pegawai yaitu variable
terikat (Y) Kriteria pengambilan
keputusan: H0diterima jika t hitung<
t table pada α= 5% H1diterima jika t
hitung> t tablepada α= 5% c. Koefisien Determinasi (R ) pada intinya
mengukur seberapa kemampuan model dalam
menerangkan variable terikat. Jika R semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variable
bebas (X1, X2, X3) adalah besar terhadap
variable terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variable bebas yang
diteliti terhadap variabel terkait.
Sebaliknya, jika R semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil.
Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap
variabel terikat.
1d. Uji
Validitas dan Reliabilitas Uji validitas
dan reliabilitas kuesioner dilakukan untuk menguji apakah suatu kuesioner layak digunakan sebagai instrumen
penelitian. Validitas menunjukkan seberapa
nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur
melakukan tugasnya mencapai sasarannya.
Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Reliabilitas menunjukan akurasi
dan konsistensi dari pengukurannya.
Dikatakan konsisten
jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda. Uji
validitas dan reliabilitas dilakukan pada PT. Excelcomindo bagian pemasaran dan aktivasi
nomor excel.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi