Selasa, 25 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH KEMASAN SUNSILK TERHADAP MINAT PEMBELIAN ULANG PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI



BAB I PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang Penelitian 
Pertumbuhan pasar dan berbagai ritel swalayan menunjukkan semakin  banyaknya produk-produk baru yang ada. Persaingan yang semakin ketat ini  mendorong produsen untuk lebih berfikir keras dalam menciptakan suatu produk  yang lebih unik dan berbeda dalam upaya menarik minat pembelian konsumen  dan mempertahankan konsumennya. Salah satu strategi yang dapat dilakukan  produsen selain melalui merek adalah desain kemasan yang unik dan menarik.

Fungsi kemasan secara primer adalah melindungi dan membungkus  produk. Namun seiring dengan perkembangan, produsen mulai menyadari bahwa  kemasan memilki fungsi lain lebih dari sekedar membungkus dan melindungi  produk. Kemasan mempunyai posisi yang sangat penting, selain terkait dengan  produk yang dikemas, sekaligus juga merupakan penampilan pertama dari citra  pemasaran suatu produk.
Kemasan merupakan cara terbaik mengkomunikasikan kepada konsumen  alasan paling menarik dan meyakinkan agar konsumen membeli produk (Schulz,  2003:100). Informasi atau pesan yang disampaikan lewat kemasan haruslah jelas  dan singkat serta menggiurkan untuk meraih perhatian konsumen dan pembelian  konsumen. Dengan kata lain, kemasan dapat dijadikan sebagai alat promosi  perusahaan dalam memasarkan produknya.
Kesan (image) produk juga dapat terbentuk lewat kemasan. Produk yang  memiliki image sebagai produk yang kokoh, awet, mewah atau tahan lama akan  mendorong konsumen untuk memilih produk tersebut karena sesuai dengan syarat  yang diinginkannya.
Menurut Shimp (2000:308), suatu kemasan mengkomunikasikan makna  tentang merek melalui beragam simbolik yaitu warna, desain, bentuk, ukuran,  material fisik dan informasi dalam label. Kemasan sangat penting sebagai alat  untuk mengkomunikasikan produk atau brand dan dapat membuat konsumen  tertarik ketika berada di tempat belanja karena kebanyakan konsumen membeli  suatu produk  lebih tertarik pada warna dan bentuk kemasan. Membuat suatu  produk atau brand dilirik hanyalah tujuan awal dari kemasan. Tujuan akhirnya  adalah membuat konsumen membeli dan membeli kembali (Marketing Mix edisi  November 2005). Pembelian kembali (ulang) merupakan pembelian yang terjadi  setelah konsumen mempunyai pengalaman dengan produk sebagai indikasi  adanya kepercayaan atau kepuasan atas produk tersebut (Suwandi 2007: 3).
Hal inilah yang ingin dilakukan Sunsilk dalam mengkomunikasikan  produk yang ditawarkan melalui kemasannya. Shampo Sunsilk merupakan salah  satu produk perawatan rambut yang mempunyai kemasan dengan bentuk yang  unik serta warna yang menarik.  Bentuknya yang ramping mendeskripsikan  kefemininan wanita. Produk ini memiliki beragam varian, berwarna warni dengan  ikon perempuan cantik yang memperlihatkan keindahan mahkotanya. Tujuan dari  pemberian warna yang berbeda pada setiap kemasan Shampo Sunsilk adalah  untuk memberikan diferensiasi dari masing-masing varian. Dengan warna  berbeda, konsumen bisa merasakan manfaat yang berbeda dari setiap varian.
Sunsilk merupakan sebuah brand yang mengerti perempuan, khususnya  untuk kebutuhan rambutnya. Sunsilk selalu berusaha memahami setiap perempuan  yang ingin merasakan kebahagiaan. Oleh karena itu, pada setiap kemasan Sunsilk  terdapat gambar perempuan dalam kesehariannya. Semua upaya yang dilakukan  Unilever untuk membangun kepercayaan konsumen Sunsilk tidaklah sia-sia.
Hasilnya, Sunsilk selalu berhasil meraih top brand award selama delapan tahun  berturut-turut (2000-2007) dan top brand award 2008 untuk kategori Shampo. Hal  ini terlihat pada Tabel 1.1 berikut ini: Tabel 1.TOP BRAND SHAMPO Merek  TBI (Top Brand Index) 2000-200TBI (Top Brand Index) 200Sunsilk  28,44%  25,4% Clear  23,55%  25,3% Pantene  14,89%  15,4% Lifebuoy  11,31%  12,3% Rejoice  6,78%  7,4% Sumber: Majalah Marketing edisi Februari 2007 dan edisi Khusus 200Pada Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa selama delapan tahun berturut-turut  (2000-2007), Sunsilk berhasil meraih top brand index tertinggi diantara merek  shampo lainnya yaitu sebesar 28,44%. Namun pada top brand 2008 , top brand  index  Sunsilk mengalami penurunan sebesar 3,04%, Meskipun  TBI  Sunsilk  mengalami penurunan, Sunsilk masih tetap berada diperingkat yang pertama.
Pada ajang Packaging Consumer Branding Award 2005, kemasan Sunsilk  berhasil mencapai level outstanding brand untuk kategori shampo berdasarkan  penilaian terhadap branding, design, technical printing dan merchandising (Tabel  1.2).
Tabel 1.PACKAGING CONSUMER BRANDING AWARD 200R  Brand  B  D  P  M  Brand Score 1  Sunsilk  0.838  0.812  0.897  0.908  4,242  Clear  0.827  0.703  0.891  0.923  4,033  Pantene  0.818  0.704  0.887  0.631  3,804  Head&shoulder  0.791  0.692  0.885  0.603  3,715  Lifebuoy  0.774  0.689  0.888  0.604  3,67R = Rank, B = Branding, D = Design, P = Technical Printing, M = Merchandising Sumber: Marketing Mix edisi November 200Tabel 1.2  menunjukkan bahwa Sunsilk mencapai peringkat pertama  dengan skor untuk branding sebesar 0.838, design sebesar 0.812, printing sebesar  0.897 dan merchandising  sebesar 0.908, lebih tinggi dibandingkan produk  lainnya.
Supaya selalu tampak segar dan mengikuti perkembangan zaman, diawal  tahun 2008 Sunsilk melakukan inovasi dan pengembangan atas kemasannya.
Penggantian kemasan ini dilakukan untuk membuat merek Sunsilk terlihat  senantiasa up to date dan lebih mendekatkan lagi dengan target marketnya yaitu  perempuan.
Sunsilk mengerti bahwa rambut tidak hanya simbol bagi perempuan  dalam mengekspresikan identitas dirinya, namun juga mempunyai sebuah  kekuatan emosional yang ada dalam diri setiap perempuan untuk menjalani  hidupnya. Rambut dapat mengubah penampilan yang dapat menimbulkan rasa  bahagia, percaya diri dan yakin dalam menjalani hidup dan meraih cita-citanya.
Adanya tanda seru di kemasan terbaru Sunsilk mengkomunikasikan bahwa  semangat hidup tak bisa menunggu, sesuai dengan semangat hidup wanita di usia  20-an tahun.
Penulis memilih Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia  sebagai objek penelitian karena sebagian besar target market Sunsilk adalah  perempuan dan bila dilihat dari persentase jumlah keseluruhan mahasiswa, 60%  diantaranya adalah mahasiswa perempuan, lebih besar dibandingkan dengan lakilaki. Hal ini terlihat pada Tabel 1.3 berikut ini: Tabel 1.JUMLAH MAHASISWA FE UMI Angkatan  Perempuan  Laki-laki 2004  135  82005  180  122006  193  122007  222  14Total   730  48Sumber: Tata Usaha UMI, 2008, diolah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya maka penulis  mengambil judul “Pengaruh Kemasan Sunsilk Terhadap Minat Pembelian  Ulang Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist  Indonesia”.
B.  Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,  maka penulis mengambil pokok masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah kemasan Sunsilk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat  pembelian ulang pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist  Indonesia?” C. Kerangka Konseptual Konsumen melakukan pembelian karena mereka mencari manfaat yang  disediakan suatu produk. Sehingga, tempat terbaik untuk menyampaikan manfaat  produk tersebut adalah dibagian depan kemasan.
Kemasan adalah mencakup semua kegiatan merancang dan memproduksi  wadah atas pembungkus untuk satu produk (Kotler, 2001: 593). Menurut Tjiptono  ( 2002 : 104 ) pengemasan ( packaging ) merupakan proses yang berkaitan dengan  perancangan dan pembuatan wadah ( container ) atau pembungkus ( wrapper ) untuk suatu produk.
Kemasan adalah cara terbaik untuk mengkomunikasikan kepada konsumen  alasan yang paling menarik dan meyakinkan agar konsumen membeli produk  (Schulz, 2003:100). Informasi atau pesan yang disampaikan lewat kemasan  haruslah jelas dan singkat serta menggiurkan untuk meraih perhatian konsumen  dan pembelian konsumen.
Konsumen dalam membeli tidak hanya didasarkan pada ciri-ciri suatu  produk tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti harga, citra toko,  nama merek, identitas merek dan juga kemasan yang dapat dijadikan sebagai  faktor pertimbangan. Bentuk dan warna merupakan bagian dari kemasan yang  dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Informasi label kemasan memberikan  tambahan untuk dipertimbangkan oleh konsumen.
Menurut Shimp (2000:308), suatu kemasan mengkomunikasikan makna  tentang merek melalui beragam simbolik yaitu: 1.  Warna Warna memiliki kemampuan mengkomunikasikan pada para pembeli tentang  suatu produk.  Warna berperan dalam mempengaruhi panca indera dan  emosional seseorang.
2.  Desain Desain memberi informasi dan membawa makna pada konsumen tentang apa  yang tersirat dalam kemasan.
3.  Bentuk Bentuk yang unik dan memudahkan identifikasi konsumen terhadap suatu  produk yang nantinya akan memperkuat identifikasi merek tersebut.
4.  Ukuran Ukuran ditujukan untuk memuaskan kebutuhan konsumen dari beragam  segmen pasar, untuk mewakili suatu pemanfaatan yang berbeda dan juga  untuk memperoleh ruang pajang di gerai-gerai eceran.
5.  Material fisik Mareial fisik atau bahan dapat membangkitkan emosi konsumen, khususnya  emoi bawah sadar. Berbagai kemasan dikonstruksi dari bahan yang dapat  menimbulkan perasaan tertentu dibenak konsumen.
6.  Informasi dalam label Informasi merujuk pada kata-kata kunci pada kemasan, informasi pada panel/  permukaan dibagian belakang, bahan-bahan, peringatan, gambar-gambar serta  ilustrasi.
Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Suwandi (2007: 3) terdapat dua  jenis pembelian yaitu pembelian coba-coba dan pembelian ulang. Pembelian  coba-coba merupakan awal dari konsumen melakukan hubungan dengan produk  maupun organisasi sedangkan pembelian ulang menunjukkan pembelian yang  terjadi setelah konsumen mempunyai pengalaman dengan produk maupun  organisasi sebagai indikasi adanya kepercayaan atau kepuasan.   Berdasarkan beberapa teori pendukung, maka dapat digambarkan  kerangka konseptual sebagai berikut: Sumber: Shimp (2000) dan Suwandi(2007),diolah  Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual D.  Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka penulis  mengajukan hipotesis sebagai berikut: Terdapat pengaruh yang siginifikan antara kemasan  Sunsilk  yang terdiri dari  warna, desain, bentuk, ukuran, material fisik, dan informasi dalam label terhadap  minat pembelian ulang pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist  Indonesia.
E.  Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.  Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis  pengaruh kemasan Sunsilk terhadap minat pembelian ulang pada  mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia.
2.  Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: Kemasan (X) 1.  Warna (X) 2.  Desain (X) 3.  Bentuk (X) 4.  Ukuran (X) 5.  Material Fisik (X) 6.  Informasi dalam Label (X )  Minat Pembelian Ulang (Y)  a.  Bagi penulis Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk  menerapkan teori-teori yang diperoleh selama dibangku perkuliahan  serta memperluas wawasan penulis mengenai kemasan dan kaitannya  dengan minat pembelian ulang.
b.  Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi atau masukan bagi penulis  lain dalam melakukan penelitian dengan objek maupun masalah yang  sama dan mengembangkan penelitian di masa yang akan datang.
F.  Metode Penelitian 1.  Batasan Operasional Batasan operasional dalam penelitian ini adalah: 1.  Variabel yang diteliti adalah variabel bebas yaitu warna, desain,  bentuk, ukuran, material fisik, informasi dalam label dan variabel  terikat yaitu minat pembelian ulang.
2.  Produk yang diteliti adalah kemasan Shampo Sunsilk dan objek  penelitiannya yaitu mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen  Universitas Methodist Indonesia.
2.  Definisi Operasional Defenisi operasional variabel akan menuntun peneliti untuk memenuhi  unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur  suatu variabel.
Defenisi masing-masing variabel yang diteliti adalah:  1a.  Variabel kemasan sebagai variabel bebas, diukur dengan menggunakan  enam elemen, yaitu: 1.  Warna Warna memiliki kemampuan mengkomunikasikan pada para  pembeli tentang suatu produk.  Warna berperan dalam  mempengaruhi panca indera dan emosional seseorang.
2.  Desain Desain memberi informasi dan membawa makna pada konsumen  tentang apa yang tersirat dalam kemasan.
3.  Bentuk Bentuk yang unik dan memudahkan identifikasi konsumen  terhadap suatu produk yang nantinya akan memperkuat identifikasi  merek tersebut.
4.  Ukuran Ukuran ditujukan untuk memuaskan kebutuhan konsumen dari  beragam segmen pasar, untuk mewakili suatu pemanfaatan yang berbeda dan juga untuk memperoleh ruang pajang di gerai-gerai  eceran.
5.  Material fisik Material fisik atau bahan dapat membangkitkan emosi konsumen,  khususnya emosi bawah sadar. Berbagai kemasan dikonstruksi dari  bahan yang dapat menimbulkan perasaan tertentu dibenak  konsumen.
16.  Informasi dalam label Informasi merujuk pada kata-kata kunci pada kemasan, informasi  pada panel/ permukaan dibagian belakang, bahan-bahan,  peringatan, gambar-gambar serta ilustrasi.
b.  Minat pembelian ulang (Y) sebagai variabel terikat.
Minat pembelian ulang didefinisikan sebagai respon terhadap objek  dan minat pembelian ulang menunjukkan keinginan untuk melakukan  pembelian untuk waktu yang akan datang.
Tabel 1.OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel  Indikator  Skala Warna  1.  Menarik 2.  Kombinasi warna variatif 3.  Identitas merek Likert Desain  4.  Mencerminkan kualitas produk baik 5.  Bagus  6.  Menarik 7.  Mencerminkan sosok perempuan yang  percaya diri Likert Bentuk  8.  Unik 9.  Tidak sulit untuk dikenali 10. Mencerminkan sosok perempuan yang  percaya diri Likert Ukuran  11. Praktis 12. Mudah untuk dibawa 13. Ukuran variatif  Likert Material  Fisik 14. Kuat 15. Tidak mudah bocor 16. Ringan 17. Mencerminkan kualitas produk baik Likert Informasi  dalam label 18. Mudah dibaca 19. Dapat menyampaikan pesan Likert Minat  Pembelian  Ulang 20. Warna yang menarik 21. Desain bagus 22. Bentuk yang unik 23. Ukuran yang praktis 24. Material fisik yang ringan 25. Informasi dapat dibaca dengan jelas Likert Sumber: Manaf (2005), diolah.
13.  Skala Pengukuran Variabel Adapun skala pengukuran variabel dalam penelitian ini  menggunakan skala likert sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat,  dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial  (Sugiyono, 2006: 86).
Skala likert  menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat  dilihat pada Tabel 1.5 berikut ini: Tabel 1.INSTRUMEN SKALA LIKERT No  Pertanyaan  Skor 1  Sangat Setuju (SS)  2  Setuju (S)  3  Ragu-ragu (RG)  4  Tidak Setuju (TS)  5  Sangat Tidak Setuju (STS)  4.  Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa S-1 Fakultas Ekonomi Jurusan  Manajemen Universitas Methodist Indonesia yang berlokasi di Jalan Hang  Tuah No. 8 Medan. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari sampai  Juni 2008.
5.  Populasi dan Sampel a)  Populasi Menurut Sugiyono (2006: 72) populasi adalah wilayah generalisasi  yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas tertentu  yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik  kesimpulan.
1Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi S-1 Fakultas Ekonomi  Jurusan Manajemen Universitas Methodist Indonesia angkatan 2004-2007.
Data populasi dapat dilihat pada Tabel 1.Tabel 1.JUMLAH POPULASI MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA Angkatan  Jumlah mahasiswa  Perempuan 2004  42005  62006  52007  6Total Populasi  23Sumber: Tata Usaha UMI, 2008, diolah b)  Sampel Sampel yang diambil adalah 20% dari populasi yaitu 46 mahasiswi.
Menurut Gay dalam Umar (2000: 79), jumlah ini sudah dianggap  representatif dan sudah mewakili populasi.
Data jumlah sampel adalah sebagai berikut: Tabel 1.JUMLAH SAMPEL MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN Angkatan  Jumlah mahasiswa  Perempuan 2004  2005  12006  12007  1Total Populasi  4Sumber: Tata Usaha UMI, 2008, diolah Teknik penarikan sampel yang dipakai adalah metode purposive  sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan mempertimbangkan  karakter dan ciri-ciri yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk  1membatasi sampel (Sugiyono, 2006: 78). Adapun kriteria yang telah  ditentukan terlebih dahulu adalah mahasiswi yang telah melakukan  pembelian Shampo Sunsilk minimal telah dua kali melakukan  pembelian Shampo Sunsilk. Tujuan dari penetapan ini adalah dengan  mempertimbangkan pengalaman mahasiswi yang dianggap mampu  mengukur beberapa variabel.
6.  Jenis dan Sumber Data a.  Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden  terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan  memberikan daftar pertanyaan kepada responden mengenai kemasan  Shampo Sunsilk dan minat pembelian ulang mereka serta pertanyaan  deskriptif responden.
b.  Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi  yang dapat menjadi referensi pendukung yaitu berupa buku, majalah,  internet.
7.  Teknik Pengumpulan Data a.  Wawancara Yaitu dengan melakukan wawancara langsung (komunikasi langsung) dengan responen  yaitu mahasiswi  Fakultas Ekonomi Jurusan  Manajemen Universiats Methodist Indonesia.
1b.  Kuisioner (daftar pertanyaan) Yaitu satu set pertanyaan yang tersusun secara sistematis dan standar  yang diberikan kepada sampel penelitian tentang pengaruh kemasan  terhadap minat pembelian ulang.
c.  Studi Dokumentasi Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan data melalui buku, internet,  dan majalah yang dapat menjadi referensi pendukung.
8.  Metode Analisis Data Metode yang digunakan adalah sebagai berikut: a.  Uji Validitas dan Reabilitas Uji validitas digunakan penulis untuk mengukur data yang telah  didapat setelah penelitian dimana merupakan data valid dengan  menggunakan kuesioner sebagai alat ukur. Pengujian validitas  instrument digunakan dengan menggunakan program SPSS 13.0 for  windows, dengan kriteria sebagai berikut: 1.  Jika  tabel hitung r r > , maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.
2.  Jika  tabel hitung r r < , maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.
Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrument penelitian.
Instrumen yang reliabel adalah instrument yang apabila digunakan  berulang kali untuk mengukur objek yang sama (Sugiyono, 2006:110).
Pengujian dilakukan dengan program SPSS 13.0 for windows. Butir  pertanyaan yang dusah dinyatakan valid dalam uji validitas akan  ditentukan dengan kriteria sebagai berikut: 1e X b X b X b X b X b X b a Y 6 6 5 5 4 4 3 3 2 2 1 1 + + + + + + + = 1.  Jika  tabel alpha r atau positif r >  , maka pernyataan reliabel.
2.  Jika  tabel alpha r atau negatif r < , maka pernyataan tidak reliabel.
b.  Metode Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif yaitu suatu metode analisis yang digunakan  dengan cara mengumpulkan, mengolah, mengklasifikasikan, dan  meginterpretasikan data sehingga diperoleh gambaran yang jelas  mengenai masalah yang diteliti.
c.  Metode Analisis Regresi Linier Berganda Metode Analisis Regresi Linier Berganda digunakan untuk melihat  secara langsung pengaruh beberapa variabel bebas dimana rumusnya  adalah sebagai berikut: keterangan:  Y = minat pembelian ulang konstanta a= enam   sampai   pertama regresi koefisien b b 6 1 = − Warna X1 = Desain X2 = Bentuk X3 = Ukuran X4 = Fisik   Material X5= Label   dalam   Informasi X6= epshilon e =   11.  Uji F (uji secara serentak) Dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas  ( 6 5 4 3 2, 1, ,X ,X X , X X X ) mempunyai pengaruh  yang signifikan  terhadap variabel terikat (Y) secara serentak.
Kriteria pengujian sebagai berikut: 0 b , b , b , b , b , b : H 6 5 4 3 2 1 o =   artinya  secara bersama-sama  tidak  terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas  ( 6 5 4 3 2, 1, ,X ,X X , X X X ) yaitu  berupa variabel  warna, desain,  bentuk, ukuran, material fisik, informasi dalam label  terhadap  variabel terikat (Y) sebagai minat pembelian ulang.
0 b , b , b , b , b , b : H 6 5 4 3 2 1 1 ≠   artinya secara bersamaan terdapat  pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas  ( 6 5 4 3 2, 1, ,X ,X X , X X X ) yaitu  warna, desain, bentuk, ukuran,  material fisik, informasi dalam label terhadap variabel terikat (Y)  sebagai minat pembelian ulang.
Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: % 5 : 0 = < α pada F F jika diterima H tabel hitung % 5 : 1 = > α pada F F jika diterima H tabel hitumg 2.  Determinan ( R) Koefisien determinasi ( R) pada intinya untuk mengukur proporsi  atau persentase sumbangan variabel bebas yaitu variabel warna  (X ), desain (X ), bentuk (X ), ukuran (X ), material fisik (X ),  informasi dalam label (X ) terhadap variasi naik turunnya variabel  1terikat atau minat pembelian ulang (Y) secara  bersama-sama,  dimana: 1 ≤ ≤R Jika  R semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan  bahwa pengaruh variabel bebas ( 6 5 4 3 2, 1, ,X ,X X , X X X ) yang terdiri  atas warna, desain, bentuk, ukuran, material fisik, informasi dalam  label terhadap minat pembelian ulang sebagai variabel terikat (Y)  adalah besar.
Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk  menerangkan pengaruh variabel bebas ( 6 5 4 3 2, 1, ,X ,X X , X X X )  terhadap minat pembelian ulang (Y).
Sebaliknya jika  R semakin mengecil (mendekati nol), maka dapat  dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas ( 6 5 4 3 2, 1, ,X ,X X , X X X )  yang terdiri atas warna, desain, bentuk, ukuran, material fisik,  informasi dalam label  terhadap minat pembelian ulang  sebagai  variabel terikat (Y) semakin kecil.
Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk  menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap  variabel terikat.


Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi