Sabtu, 22 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH KOMUNIKASI TERHADAP EFISIENSI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN



BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang Masalah   
Komunikasi merupakan faktor penting dalam menciptakan kerjasama  dalam suatu organisasi. Komunikasi yang baik adalah komunikasi dua arah yang  berlangsung apabila pengirim mendapatkan umpan balik tentang cara penerima  menangkap pesan yang telah dikirimkannya. Komunikasi yang efektif dapat  memudahkan penerimaan informasi yang tepat antara atasan dan bawahan dan  sebaliknya, sehingga memudahkan pencapaian tujuan organisasi.

Pimpinan atau manajer sangat besar peranannya dalam menciptakan  suasana yang komunikatif diantara sesama anggota organisasi maupun unit kerja  lainnya agar tujuan yang diinginkan dapat terlaksana dengan baik. Pencapaian  tujuan dan sasaran harus didukung oleh komunikasi yang efektif dan efisien agar  dapat membantu kerjasama dalam organisasi. Oleh karena itu diperlukan jalinan  partisipasi dan saling pengertian antara sesama anggota melalui komunikasi yang  terarah dengan baik.
Menurut Widjaja ( 2000:14 ) Komunikasi adalah saluran untuk memberi  dan menerima pengaruh mekanisme perubahan, alat untuk mendorong dan  mempertinggi motivasi, perantara antara sarana yang memungkinkan organisasi  untuk mencapai tujuannya. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan, tertulis  maupun dengan isyarat saja. Hal ini juga berhubungan dengan efisiensi kerja yang  baik, dimana adanya kesempatan bagi setiap karyawan berazaskan semangat kerja  dan tingginya dorongan sumber daya manusia untuk melakukan suatu pekerjaan  yang diinginkan guna mencapai tujuan.
 PT. PLN adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di sektor energi  listrik yang mempunyai misi untuk melayani kebutuhan energi listrik seluruh  masyarakat Indonesia dengan menyediakan sumber-sumber energi listrik seperti  PLTA, PLTD, PLTU dan PLTN. Energi listrik yang disediakan PLN diproduksi  dan didistribusikan sesuai permintaan Masyarakat. Oleh sebab itu, perkembangan  PLN sebagai Badan Usaha lebih difokuskan pada antisipasi perkembangan dan  peningkatan kebutuhan pasokan listrik masyarakat pada masa yang akan datang.
PT. PLN adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelayanan kepada  seluruh masyarakat Indonesia. Adapun pelayanan yang diberikan PLN terhadap  pelanggannya adalah melayani pelanggan dalam pemasangan listrik baru,  perubahan daya, perubahan tarif, melayani pembayaran listrik dengan  menyediakan loket-loket pembayaran yang dikelola oleh PLN Wilayah II  Sumatera Utara Medan.
Media komunikasi merupakan salah satu alat pendukung yang digunakan  oleh PT. PLN Wilayah II Sumut dalam melaksanakan tugasnya melayani  masyarakat. Adapun media yang digunakan dapat berupa komputer, faximile dan  telepon, yang merupakan media yang paling banyak digunakan oleh PT. PLN  Wilayah II Sumut adalah telepon.
Efisiensi kerja karyawan suatu organisasi memegang peranan utama  dimana, pada akhirnya karyawanlah menentukan tercapainya efisiensi dalam  pekerjaan. Untuk dapat melakukan peranan itu, setiap karyawan harus memenuhi  persyaratan yang diperlukan. Efisiensi kerja yang maksimal dari karyawan amat  diperlukan di perusahaan ini mengingat pelayanan yang dihasilkan adalah berupa  jasa dan kepuasan pelanggan. Untuk menghasilkan efisiensi kerja seperti yang   diinginkan, komunikasi yang efektif antara atasan dengan bawahan sangat  diperlukan. Komunikasi juga dapat mempengaruhi kelangsungan hidup  perusahaan secara berkesinambungan karena menyangkut bagaimana atasan  memotivasi, memberi perintah dan memimpin karyawannya. Tabel 1.1  menunjukkan perkembangan jumlah penjualan tenaga listrik PT. PLN Wilayah II  Sumut tahun 2005-2007 yang makin meningkat setiap tahunnya.
Tabel 1.1  Jumlah Penjualan Tenaga Listrik  PT PLN (Persero) Wilayah II Sumut Tahun 2005 – 2007  Tahun  Jumlah Pelanggan (org)  Penjualan (Kwh) 2005  1.874.971  295.175.107 2006  1.901.675  349.306.143 2007  1.985.225  331.796.051 Sumber : PT. PLN Wilayah II Sumut medan ( data diolah )  Tabel 1.1 menunjukkan bahwa dari tahun 2005 sampai tahun 2007 jumlah  pelanggan meningkat setiap tahunnya. Tahun 2005 jumlah pelanggan sebesar  1.874.971 orang dengan total penjualan 295.175.107, tahun 2006 jumlah  pelanggan naik sebesar 1.901.675 orang dengan total penjualan 349.306.145 dan  tahun 2007 jumlah pelanggan sebesar 1.985.225 orang dengan total penjualan  331.796.051. Hal ini disebabkan karena adanya komunikasi yang efektif baik  kedalam maupun keluar perusahaan sehingga terjadi peningkatan efisiensi kerja  dari karyawan PT. PLN Wilayah II Sumut tersebut.
Mengingat pentingnya faktor komunikasi dalam membentuk dan  meningkatkan efisiensi kerja karyawan dan untuk mengetahui seberapa besar  pengaruh komunikasi yang sebenarnya terhadap efisiensi kerja karyawan di  perusahaan ini, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan memilih   judul :  “PENGARUH  KOMUNIKASI TERHADAP EFISIENSI KERJA  KARYAWAN PADA PT.  PLN (PERSERO)  WILAYAH II SUMATERA  UTARA MEDAN” B. Perumusan masalah  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang  menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : ”Apakah Komunikasi  berpengaruh positif dan signifikan terhadap Efisiensi Kerja Karyawan pada  PT. PLN (Persero) Wilayah II Sumatera Utara Medan?” C. Kerangka Konseptual  Komunikasi bertujuan memberikan instruksi, informasi, saran serta  penilaian kepada karyawan tentang tujuan dan kebijakan organisasi. Dari proses  ini diharapkan suatu pekerjaan yang telah direncanakan dengan baik dapat  tercapai dengan berazaskan Efisiensi Kerja.
Menurut Miraza (2004 : 113), efisiensi adalah pemakaian biaya ataupun  bentuk pengorbanan lainnya dari setiap komponen pada setiap usaha yang  berjalan secara wajar. Komponen tersebut meliputi biaya, waktu dan tenaga kerja.
Berdasarkan uraian ini dibuat kerangka konseptual pada Gambar 1.1  sebagai berikut :  KOMUNIKASI ( X )    EFISIENSI KERJA ( Y )  - Tujuan komunikasi     - Waktu - Media Komunikasi    - Biaya - Pengelolaan Komunikasi    - Metode Kerja -  Delegasi Wewenang Sumber : (Widjaya, 2000:14 ) dan (Miraza, 2004:113) (data diolah)  Gambar 1.1 Kerangka konseptual    D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perilaku atau keadaan  tertentu yang terjadi (Sugiono, 2003 : 68). Berdasarkan rumusan masalah ini,  dapat nyata bahwa hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Komunikasi  berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi kerja karyawan pada  PT. PLN Wilayah II Sumatera Utara Medan”.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian  1. Tujuan Penelitian Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui  pengaruh komunikasi terhadap Efisiensi Kerja Karyawan pada PT. PLN  Wilayah II Sumatera Utara Medan.
2.  Manfaat Penelitian  a.  Bagi Penulis Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan  memperdalam pengetahuan penulis tentang komunikasi dan efisiensi  kerja karyawan suatu perusahaan atau organisasi.
b.  Bagi Perusahaan Sebagai bahan masukan untuk melakukan penyesuaian tentang  penerapan komunikasi guna terciptanya efisiensi kerja yang baik agar  tujuan perusahaan dapat tercapai.
c.  Bagi peneliti selanjutnya Menjadi dasar penelitian selanjutnya yang dapat digunakan  sebagai bahan perbandingan khususnya penelitian tentang komunikasi  terkait dengan efisiensi kerja.
 F. Metode Penelitian 1.  Batasan Operasional  a.  Variabel ( X ) : Komunikasi Penelitian ini dibatasi pada komunikasi 2 (dua) arah dari atasan  kepada bawahan dan dari bawahan kepada atasan pada masing-masing  bagian pada PT. PLN Wilayah II Sumut Medan yang terdiri dari  Tujuan komunikasi, Media komunikasi, Pengelolaan komunikasi dan  Delegasi wewenang b. Variabel ( Y ) : Efesiensi kerja Penelitian ini hanya dibatasi pada efisiensi  kerja  karyawan  pada  PT. PLN(Persero) Wilayah II Sumut Medan.
2.  Defenisi Operasional Variabel a.  Variabel Independent ( X ) : Komunikasi  Menurut ( Widjaya 2000:14 ) Komunikasi adalah proses  pemindahan atau penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang  disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan  oleh penyampaian pesan, dan ditujukan kepada penerima pesan.
Berdasarkan cara-cara pengukuran komunikasi yang sudah  diuraikan, maka beberapa indikator dari komunikasi yaitu :  1.  Tujuan Komunikasi  Tujuan komunikasi adalah untuk melakukan dan menerima  pengaruh mekanisme perubahan yang memungkinkan suatu  organisasi mencapai tujuannya.
 2.  Media Komunikasi  Media merupakan saluran komunikasi tempat berlalunya pesan  darikomunikator kepada komunikan.
3.  Pengelolaan Komunikasi  Didalam pengelolaan komunikasi ada 2 (dua) hal yang  sangat penting yaitu bagaimana menangani pesan-pesan yang  bersifat rutin serta bagaimana menangani krisis komunikasi.
4.  Delegasi wewenang Delegasi wewenang adalah pelimpahan wewenang formal  dan tanggung jawab kepada seorang  bawahan untuk  menyelesaikan aktivitas tertentu. Pendelegasian wewenang oleh  atasan kepada bawahan adalah perlu demi tercapainya efisiensi  kerja dari fungsi-fungsi dalam organisasi.
b.  Variabel Dependen ( Y ) : Efisiensi Kerja Menurut Miraza (2004 : 113), efisiensi adalah pemakaian biaya  ataupun  bentuk pengorbanan lainnya dari setiap komponen yang  meliputi biaya, waktu dan tenaga kerja pada setiap usaha yang berjalan  secara wajar.
 Defenisi variabel yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 1.2  berikut :  Tabel 1.2  Operasionalisasi Variabel Variabel  Defenisi  Variabel Indikator Variabel  Skala  ukur Komunikasi  ( X ) Komunikasi  adalah suatu  proses  pertukaran  informasi antar  individu melalui  suatu sistem  yang biasa, baik  dengan simbolsimbol, sinyal,  maupun prilaku  1. Tujuan Komunikasi ( sebagai alat,  sebagai sarana dan sebagai fakor dalam  meningkatkan Efisiensi Kerja  perusahaan )  2. Media Komunikasi ( berupa telepon,  komputer,seminar dan faksimile ) 3. Pengelolaan Komunikasi ( menangani  pesan-pesan bersifat rutin dan krisis  komunikasi ) 4. Delegasi Wewenang ( dari atasan  kepada bawahan ) Skala Likert Efesiensi  Kerja  ( Y ) Efisiensi Kerja  adalah  perbandingan  terbaik antara  suatu usaha  dengan hasil  yang dicapai 1. Waktu ( tepat waktu dan menghargai  waktu ) 2. Biaya ( sesuai standar operasional  perusahaan )  3. Metode Kerja (sesuai dengan standar  operasional, dengan team)  Skala  likert  Sumber : Widjaya ( 2000 :14 ) dan Miraza ( 2004:113 ) (data diolah)  3.  Skala Pengukuran Variabel Skala pengukuran yang digunakan oleh penulis untuk mengetahui masingmasing variabel X (komunikasi) dan variabel Y (Efisiensi Kerja) adalah dengan  menggunakan Skala Likert (Sugiono, 2003 : 86) sebagai alat untuk mengukur  sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena  sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji,  pada setiap jawaban akan diberi skor.
 Bobot nilai yang diberikan oleh penulis terhadap setiap jawaban adalah  sebagai berikut:  Tabel 1.3  Instrumen Skala Likert  No  Pertanyaan  Skor 1  Sangat Setuju (SS)  5 2  Setuju (S)  4 3  Kurang Setuju (KS)  3 4  Tidak Setuju (TS)  2 5  Sangat Tidak Setuju  (STS) 1 Sumber : Sugiono (2006 : 105)  4.  Lokasi dan Waktu Penelitian  a.  Penelitian ini dilaksanakan Pada PT. PLN (Persero) Wilayah II  Sumatra Utara Medan Jl. Kol. Yos Sudarso No. 284 Medan  b.  Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Mei 2008 sampai dengan  Agustus 2008  5.  Populasi dan Sampel Populasi adalah kelompok  elemen  yang  lengkap  yang  biasanya  berupa  orang,  objek,  transaksi  dan  kejadian  dimana  kita  tertarik  untuk  mempelajarinya  atau  menjadi  objek  penelitian  (Kuncoro, 2003 : 113). Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah  seluruh karyawan tetap pada PT. PLN Wilayah II Sumatera Utara Medan  yang berjumlah 425 orang karyawan.
Sampel adalah sebagian populasi yang ditunjuk/dipilih untuk  mewakilinya. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan   metode stratified random sampling (sampel secara acak). Populasi dan  sampel dapat dilihat pada data Tabel 1.4 di bawah ini:  Tabel 1.4  Populasi dan Sampel Penelitian  Bagian  Popolasi  Sampel Bagian Perencanaan  85  85 x 20% = 17 Bagian Teknik  70  70 x 20% = 14 Bagian Niaga ( Pengusahaan )  80  80 x 20% = 16 Bagian Keuangan   85  85 x 20% = 17 Bagian SDM dan Administrasi  105   105 x 20% = 21 Jumlah  425  85 Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah II Sumut Medan (data diolah)  Menurut Arikunto (2004:94), yang berbunyi :  “Apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga  penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika sejumlah  subjek besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%  atau  lebih”. Dengan mempertimbangkan pendapat ini, maka peneliti  mengambil sampel sebanyak 20% dari 425 populasi sehingga sampel yang  diambil sebanyak 85 orang  6.  Jenis dan Sumber Data 1.  Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lokasi  melalui kuesioner dan wawancara kepada responden yang dilakukan  pada penelitian awal sampai selesai 2. Data Sekunder  Data sekunder adalah data yang diusahakan sendiri  pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari perpustakaan berupa data   dari buku ilmiah mengenai komunikasi dan efisiensi kerja. Dari  metode ini diperoleh data-data dan bahan-bahan yang sifatnya teoritis.
7. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mempermudah perolehan  data dilakukan dengan 3 (tiga) cara yaitu:  1.  Wawancara Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data pada objek penelitian  dengan cara tanya jawab secara langsung. Tujuannya adalah untuk  mendukung data yang kurang jelas.
2.  Kuesioner  Penyebaran daftar pertanyaan yang ditujukan kepada karyawan  yang telah ditetapkan menjadi responden, dalam hal ini para responden  diharapkan akan memberikan jawaban dari sejumlah pertanyaan yang  diajukan.
3.  Studi Dokumentasi  Merupakan pengumpulan data dari buku-buku, jurnal, internet  dan sumber data lain yang berhubungan dengan penelitian.
8. Metode Analisis Data  a.  Metode Analisis Deskriftif Metode analisis deskriptif  digunakan  dalam  penelitian  ini  dengan mengumpulkan, mengolah, mengklasifikasikan dan  menginterprestasikan data penelitian sehingga diperoleh gambaran  yang jelas mengenai objek yang diteliti.
 b.  Metode Analisis kuantitatif 1.  Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Uji Validitas ini dilakukan untuk mengukur apakah data  yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid  dengan alat ukur yang digunakan ( kuesioner ). Kuesioner  dikatakan valid apabila instrument tersebut benar-benar mampu  mengukur besarnya nilai variabel yang diteliti (Sugiyono,  2006:146).
Uji validitas dilakukan dengan memberikan kuesioner yang  terdiri dari pertanyaan tentang penilaian komunikasi dan efisiensi  kerja.
Pengujian validitas dengan kriteria pengambilan keputusan :  Jika rhitung > rtabel Jika r maka pertanyaan tersebut valid hitung < rtabel Uji Reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang  digunakan ( kuesioner ) menunjukkan konsistensi didalam  mengukur gejala yang sama (Sugiyono, 2006:149).
maka pertanyaan tersebut tidak valid Kriteria pengambilan keputusan :  Jika ralpha positif dan > dari rtabel  Jika r maka reliabel alpha negatif dan < dari rtabel  2.  Uji Regresi Linier Sederhana maka tidak reliabel Analisis regresi Linier sederhana digunakan untuk  mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu   komunikasi (X) terhadap Efisiensi Kerja Pegawai (Y) sebagai  variabel terikat.
Persamaan regresinya adalah sebagai berikut : Y = a + bx + e  Dimana :   Y = Efisiensi Kerja   X = Komunikasi    a = konstanta  b = koefisien regresi e = standar error data diperoleh secara statistik dengan menggunakan alat  bantu Program SPSS versi 12,00 untuk kepentingan analisis dan  pengujian Instrument. Dalam penelitian ini data diuji dalam  beberapa tahap antara lain :  a.  Uji t Uji t, yaitu untuk membuktikan apakah hipotesis awal  tentang pengaruh komunikasi sebagai variabel bebas terhadap  Efisiensi kerja pegawai sebagai variabel  terikatnya. Dengan  rumus hipotesis sebagai berikut :  H0 : b1  H = 0 artinya tidak dapat pengaruh yang positif  dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat  (Y).
a : b1 ≠ 0 artinya terdapat pengaruh  yang positif dan  signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
 Kriteria Pengambilan Keputusannya yaitu : H0 diterima jika thitung > ttabel  H pada α = 5% a diterima jika thitung < ttabel pada α = 5% b.  Identifikasi Determinan ( R² ) Determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar  kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika  determinan (R 2 ) semakin besar atau mendekati satu, maka  dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (x) adalah  besar terhadap variabel terikat (y). Hal ini berarti model yang  digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel  bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika  determinan (R 2 ) semakin kecil. Hal ini berarti model yang  digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel  bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi