BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Komunikasi
merupakan faktor penting dalam menciptakan kerjasama dalam suatu organisasi. Komunikasi yang baik
adalah komunikasi dua arah yang berlangsung
apabila pengirim mendapatkan umpan balik tentang cara penerima menangkap pesan yang telah dikirimkannya.
Komunikasi yang efektif dapat memudahkan
penerimaan informasi yang tepat antara atasan dan bawahan dan sebaliknya, sehingga memudahkan pencapaian
tujuan organisasi.
Pimpinan atau
manajer sangat besar peranannya dalam menciptakan suasana yang komunikatif diantara sesama
anggota organisasi maupun unit kerja lainnya
agar tujuan yang diinginkan dapat terlaksana dengan baik. Pencapaian tujuan dan sasaran harus didukung oleh
komunikasi yang efektif dan efisien agar dapat membantu kerjasama dalam organisasi.
Oleh karena itu diperlukan jalinan partisipasi
dan saling pengertian antara sesama anggota melalui komunikasi yang terarah dengan baik.
Menurut Widjaja (
2000:14 ) Komunikasi adalah saluran untuk memberi dan menerima pengaruh mekanisme perubahan,
alat untuk mendorong dan mempertinggi
motivasi, perantara antara sarana yang memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Komunikasi dapat
dilakukan secara lisan, tertulis maupun
dengan isyarat saja. Hal ini juga berhubungan dengan efisiensi kerja yang baik, dimana adanya kesempatan bagi setiap
karyawan berazaskan semangat kerja dan
tingginya dorongan sumber daya manusia untuk melakukan suatu pekerjaan yang diinginkan guna mencapai tujuan.
PT. PLN adalah Badan Usaha Milik Negara yang
bergerak di sektor energi listrik yang
mempunyai misi untuk melayani kebutuhan energi listrik seluruh masyarakat Indonesia dengan menyediakan
sumber-sumber energi listrik seperti PLTA,
PLTD, PLTU dan PLTN. Energi listrik yang disediakan PLN diproduksi dan didistribusikan sesuai permintaan
Masyarakat. Oleh sebab itu, perkembangan PLN sebagai Badan Usaha lebih difokuskan pada
antisipasi perkembangan dan peningkatan
kebutuhan pasokan listrik masyarakat pada masa yang akan datang.
PT. PLN adalah
perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelayanan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Adapun pelayanan
yang diberikan PLN terhadap pelanggannya
adalah melayani pelanggan dalam pemasangan listrik baru, perubahan daya, perubahan tarif, melayani
pembayaran listrik dengan menyediakan
loket-loket pembayaran yang dikelola oleh PLN Wilayah II Sumatera Utara Medan.
Media komunikasi
merupakan salah satu alat pendukung yang digunakan oleh PT. PLN Wilayah II Sumut dalam
melaksanakan tugasnya melayani masyarakat.
Adapun media yang digunakan dapat berupa komputer, faximile dan telepon, yang merupakan media yang paling
banyak digunakan oleh PT. PLN Wilayah II
Sumut adalah telepon.
Efisiensi kerja
karyawan suatu organisasi memegang peranan utama dimana, pada akhirnya karyawanlah menentukan
tercapainya efisiensi dalam pekerjaan.
Untuk dapat melakukan peranan itu, setiap karyawan harus memenuhi persyaratan yang diperlukan. Efisiensi kerja
yang maksimal dari karyawan amat diperlukan
di perusahaan ini mengingat pelayanan yang dihasilkan adalah berupa jasa dan kepuasan pelanggan. Untuk
menghasilkan efisiensi kerja seperti yang diinginkan, komunikasi yang efektif antara
atasan dengan bawahan sangat diperlukan.
Komunikasi juga dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan secara berkesinambungan karena
menyangkut bagaimana atasan memotivasi,
memberi perintah dan memimpin karyawannya. Tabel 1.1 menunjukkan perkembangan jumlah penjualan
tenaga listrik PT. PLN Wilayah II Sumut
tahun 2005-2007 yang makin meningkat setiap tahunnya.
Tabel 1.1 Jumlah Penjualan Tenaga Listrik PT PLN (Persero) Wilayah II Sumut Tahun 2005 –
2007 Tahun Jumlah Pelanggan (org) Penjualan (Kwh) 2005 1.874.971
295.175.107 2006 1.901.675 349.306.143 2007 1.985.225
331.796.051 Sumber : PT. PLN Wilayah II Sumut medan ( data diolah ) Tabel 1.1 menunjukkan bahwa dari tahun 2005
sampai tahun 2007 jumlah pelanggan
meningkat setiap tahunnya. Tahun 2005 jumlah pelanggan sebesar 1.874.971 orang dengan total penjualan
295.175.107, tahun 2006 jumlah pelanggan
naik sebesar 1.901.675 orang dengan total penjualan 349.306.145 dan tahun 2007 jumlah pelanggan sebesar 1.985.225
orang dengan total penjualan 331.796.051.
Hal ini disebabkan karena adanya komunikasi yang efektif baik kedalam maupun keluar perusahaan sehingga
terjadi peningkatan efisiensi kerja dari
karyawan PT. PLN Wilayah II Sumut tersebut.
Mengingat
pentingnya faktor komunikasi dalam membentuk dan meningkatkan efisiensi kerja karyawan dan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
komunikasi yang sebenarnya terhadap efisiensi kerja karyawan di perusahaan ini, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dan memilih judul
: “PENGARUH KOMUNIKASI TERHADAP EFISIENSI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (PERSERO)
WILAYAH II SUMATERA UTARA MEDAN” B.
Perumusan masalah Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah : ”Apakah Komunikasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Efisiensi Kerja Karyawan pada PT. PLN (Persero) Wilayah II Sumatera Utara
Medan?” C. Kerangka Konseptual Komunikasi
bertujuan memberikan instruksi, informasi, saran serta penilaian kepada karyawan tentang tujuan dan
kebijakan organisasi. Dari proses ini
diharapkan suatu pekerjaan yang telah direncanakan dengan baik dapat tercapai dengan berazaskan Efisiensi Kerja.
Menurut Miraza
(2004 : 113), efisiensi adalah pemakaian biaya ataupun bentuk pengorbanan lainnya dari setiap
komponen pada setiap usaha yang berjalan
secara wajar. Komponen tersebut meliputi biaya, waktu dan tenaga kerja.
Berdasarkan uraian
ini dibuat kerangka konseptual pada Gambar 1.1 sebagai berikut : KOMUNIKASI ( X ) EFISIENSI KERJA ( Y ) - Tujuan komunikasi - Waktu - Media Komunikasi - Biaya - Pengelolaan Komunikasi - Metode Kerja - Delegasi Wewenang Sumber : (Widjaya, 2000:14
) dan (Miraza, 2004:113) (data diolah)
Gambar 1.1 Kerangka konseptual D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap perilaku atau keadaan tertentu yang terjadi (Sugiono, 2003 : 68).
Berdasarkan rumusan masalah ini, dapat
nyata bahwa hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
efisiensi kerja karyawan pada PT. PLN
Wilayah II Sumatera Utara Medan”.
E. Tujuan dan
Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan
penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komunikasi terhadap Efisiensi Kerja
Karyawan pada PT. PLN Wilayah II
Sumatera Utara Medan.
2. Manfaat Penelitian a. Bagi
Penulis Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan penulis tentang
komunikasi dan efisiensi kerja karyawan
suatu perusahaan atau organisasi.
b. Bagi Perusahaan Sebagai bahan masukan untuk
melakukan penyesuaian tentang penerapan
komunikasi guna terciptanya efisiensi kerja yang baik agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
c. Bagi peneliti selanjutnya Menjadi dasar
penelitian selanjutnya yang dapat digunakan sebagai bahan perbandingan khususnya
penelitian tentang komunikasi terkait
dengan efisiensi kerja.
F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional a.
Variabel ( X ) : Komunikasi Penelitian ini dibatasi pada komunikasi 2
(dua) arah dari atasan kepada bawahan
dan dari bawahan kepada atasan pada masing-masing bagian pada PT. PLN Wilayah II Sumut Medan
yang terdiri dari Tujuan komunikasi,
Media komunikasi, Pengelolaan komunikasi dan Delegasi wewenang b. Variabel ( Y ) :
Efesiensi kerja Penelitian ini hanya dibatasi pada efisiensi kerja
karyawan pada PT. PLN(Persero) Wilayah II Sumut Medan.
2. Defenisi Operasional Variabel a. Variabel Independent ( X ) : Komunikasi Menurut ( Widjaya 2000:14 ) Komunikasi adalah
proses pemindahan atau penyampaian
gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan
melalui lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampaian pesan, dan ditujukan kepada
penerima pesan.
Berdasarkan
cara-cara pengukuran komunikasi yang sudah diuraikan, maka beberapa indikator dari
komunikasi yaitu : 1. Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi adalah untuk melakukan dan
menerima pengaruh mekanisme perubahan
yang memungkinkan suatu organisasi
mencapai tujuannya.
2.
Media Komunikasi Media merupakan
saluran komunikasi tempat berlalunya pesan darikomunikator kepada komunikan.
3. Pengelolaan Komunikasi Didalam pengelolaan komunikasi ada 2 (dua) hal
yang sangat penting yaitu bagaimana
menangani pesan-pesan yang bersifat
rutin serta bagaimana menangani krisis komunikasi.
4. Delegasi wewenang Delegasi wewenang adalah
pelimpahan wewenang formal dan tanggung
jawab kepada seorang bawahan untuk menyelesaikan aktivitas tertentu.
Pendelegasian wewenang oleh atasan
kepada bawahan adalah perlu demi tercapainya efisiensi kerja dari fungsi-fungsi dalam organisasi.
b. Variabel Dependen ( Y ) : Efisiensi Kerja Menurut
Miraza (2004 : 113), efisiensi adalah pemakaian biaya ataupun
bentuk pengorbanan lainnya dari setiap komponen yang meliputi biaya, waktu dan tenaga kerja pada
setiap usaha yang berjalan secara wajar.
Defenisi variabel yang diteliti dapat dilihat
pada Tabel 1.2 berikut : Tabel 1.2 Operasionalisasi Variabel Variabel Defenisi Variabel Indikator Variabel Skala ukur
Komunikasi ( X ) Komunikasi adalah suatu proses pertukaran
informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa, baik dengan simbolsimbol, sinyal, maupun prilaku 1. Tujuan Komunikasi ( sebagai alat, sebagai sarana dan sebagai fakor dalam meningkatkan Efisiensi Kerja perusahaan ) 2. Media Komunikasi ( berupa telepon, komputer,seminar dan faksimile ) 3.
Pengelolaan Komunikasi ( menangani pesan-pesan
bersifat rutin dan krisis komunikasi ) 4.
Delegasi Wewenang ( dari atasan kepada
bawahan ) Skala Likert Efesiensi Kerja ( Y ) Efisiensi Kerja adalah perbandingan
terbaik antara suatu usaha dengan hasil yang dicapai 1. Waktu ( tepat waktu dan
menghargai waktu ) 2. Biaya ( sesuai
standar operasional perusahaan ) 3. Metode Kerja (sesuai dengan standar operasional, dengan team) Skala likert
Sumber : Widjaya ( 2000 :14 ) dan Miraza
( 2004:113 ) (data diolah) 3. Skala Pengukuran Variabel Skala pengukuran
yang digunakan oleh penulis untuk mengetahui masingmasing variabel X
(komunikasi) dan variabel Y (Efisiensi Kerja) adalah dengan menggunakan Skala Likert (Sugiono, 2003 : 86)
sebagai alat untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap
variabel-variabel yang akan diuji, pada
setiap jawaban akan diberi skor.
Bobot nilai yang diberikan oleh penulis
terhadap setiap jawaban adalah sebagai
berikut: Tabel 1.3 Instrumen Skala Likert No
Pertanyaan Skor 1 Sangat Setuju (SS) 5 2
Setuju (S) 4 3 Kurang Setuju (KS) 3 4
Tidak Setuju (TS) 2 5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Sugiono (2006 : 105) 4.
Lokasi dan Waktu Penelitian a. Penelitian ini dilaksanakan Pada PT. PLN
(Persero) Wilayah II Sumatra Utara Medan
Jl. Kol. Yos Sudarso No. 284 Medan b. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan
sejak bulan Mei 2008 sampai dengan Agustus
2008 5.
Populasi dan Sampel Populasi adalah kelompok elemen
yang lengkap yang
biasanya berupa orang,
objek, transaksi dan
kejadian dimana kita tertarik untuk
mempelajarinya atau menjadi
objek penelitian (Kuncoro, 2003 : 113). Pada penelitian ini
yang menjadi populasi adalah seluruh
karyawan tetap pada PT. PLN Wilayah II Sumatera Utara Medan yang berjumlah 425 orang karyawan.
Sampel adalah
sebagian populasi yang ditunjuk/dipilih untuk mewakilinya. Sampel dalam penelitian ini
diambil dengan menggunakan metode
stratified random sampling (sampel secara acak). Populasi dan sampel dapat dilihat pada data Tabel 1.4 di
bawah ini: Tabel 1.4 Populasi dan Sampel Penelitian Bagian
Popolasi Sampel Bagian
Perencanaan 85 85 x 20% = 17 Bagian Teknik 70 70
x 20% = 14 Bagian Niaga ( Pengusahaan )
80 80 x 20% = 16 Bagian
Keuangan 85 85 x 20% = 17 Bagian SDM dan
Administrasi 105 105 x 20% = 21 Jumlah 425 85
Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah II Sumut Medan (data diolah) Menurut Arikunto (2004:94), yang berbunyi : “Apabila subjek kurang dari 100, lebih baik
diambil semua sehingga penelitian
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika sejumlah subjek besar dapat diambil antara 10-15% atau
20-25% atau lebih”. Dengan mempertimbangkan pendapat ini,
maka peneliti mengambil sampel sebanyak
20% dari 425 populasi sehingga sampel yang diambil sebanyak 85 orang 6.
Jenis dan Sumber Data 1. Data
Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lokasi melalui kuesioner dan wawancara kepada
responden yang dilakukan pada penelitian
awal sampai selesai 2. Data Sekunder Data
sekunder adalah data yang diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari
perpustakaan berupa data dari buku
ilmiah mengenai komunikasi dan efisiensi kerja. Dari metode ini diperoleh data-data dan bahan-bahan
yang sifatnya teoritis.
7. Teknik
Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mempermudah
perolehan data dilakukan dengan 3 (tiga)
cara yaitu: 1. Wawancara Merupakan kegiatan untuk
mengumpulkan data pada objek penelitian dengan
cara tanya jawab secara langsung. Tujuannya adalah untuk mendukung data yang kurang jelas.
2. Kuesioner Penyebaran daftar pertanyaan yang ditujukan
kepada karyawan yang telah ditetapkan
menjadi responden, dalam hal ini para responden diharapkan akan memberikan jawaban dari
sejumlah pertanyaan yang diajukan.
3. Studi Dokumentasi Merupakan pengumpulan data dari buku-buku,
jurnal, internet dan sumber data lain
yang berhubungan dengan penelitian.
8. Metode Analisis
Data a.
Metode Analisis Deskriftif Metode analisis deskriptif digunakan
dalam penelitian ini dengan
mengumpulkan, mengolah, mengklasifikasikan dan menginterprestasikan data penelitian sehingga
diperoleh gambaran yang jelas mengenai
objek yang diteliti.
b.
Metode Analisis kuantitatif 1.
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Uji Validitas ini dilakukan untuk
mengukur apakah data yang telah didapat
setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan ( kuesioner ).
Kuesioner dikatakan valid apabila
instrument tersebut benar-benar mampu mengukur
besarnya nilai variabel yang diteliti (Sugiyono, 2006:146).
Uji validitas
dilakukan dengan memberikan kuesioner yang terdiri dari pertanyaan tentang penilaian
komunikasi dan efisiensi kerja.
Pengujian validitas
dengan kriteria pengambilan keputusan : Jika
rhitung > rtabel Jika r maka pertanyaan tersebut valid hitung < rtabel Uji
Reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan ( kuesioner ) menunjukkan
konsistensi didalam mengukur gejala yang
sama (Sugiyono, 2006:149).
maka pertanyaan
tersebut tidak valid Kriteria pengambilan keputusan : Jika ralpha positif dan > dari rtabel Jika r maka reliabel alpha negatif dan <
dari rtabel 2. Uji Regresi Linier Sederhana maka tidak
reliabel Analisis regresi Linier sederhana digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
bebas yaitu komunikasi (X) terhadap
Efisiensi Kerja Pegawai (Y) sebagai variabel
terikat.
Persamaan
regresinya adalah sebagai berikut : Y = a + bx + e Dimana :
Y = Efisiensi Kerja X =
Komunikasi a = konstanta b = koefisien regresi e = standar error data
diperoleh secara statistik dengan menggunakan alat bantu Program SPSS versi 12,00 untuk
kepentingan analisis dan pengujian
Instrument. Dalam penelitian ini data diuji dalam beberapa tahap antara lain : a. Uji
t Uji t, yaitu untuk membuktikan apakah hipotesis awal tentang pengaruh komunikasi sebagai variabel
bebas terhadap Efisiensi kerja pegawai
sebagai variabel terikatnya. Dengan rumus hipotesis sebagai berikut : H0 : b1 H = 0 artinya tidak dapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
a : b1 ≠ 0 artinya
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap
variabel terikat (Y).
Kriteria Pengambilan Keputusannya yaitu : H0
diterima jika thitung > ttabel H pada
α = 5% a diterima jika thitung < ttabel pada α = 5% b. Identifikasi Determinan ( R² ) Determinasi
digunakan untuk melihat seberapa besar kemampuan
model dalam menerangkan variabel terikat. Jika determinan (R 2 ) semakin besar atau mendekati
satu, maka dapat dikatakan bahwa
pengaruh variabel bebas (x) adalah besar
terhadap variabel terikat (y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan
pengaruh variabel bebas yang diteliti
terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika determinan (R 2 ) semakin kecil. Hal ini
berarti model yang digunakan tidak kuat
untuk menerangkan pengaruh variabel bebas
yang diteliti terhadap variabel terikat.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi