Selasa, 25 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH LABA PERUSAHAAN DAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN TERBUKA



BAB I PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang 
Pasar modal merupakan salah satu wahana yang dapat dimanfaatkan untuk  memobilisasi dana, baik dari dalam atau luar negeri.  Dalam perkembangannya,  pasar modal membawa peranan yang cukup penting  dalam kegiatan  perekonomian.  Bahkan pasar modal dapat juga dipandang sebagai salah satu  barometer kondisi perekonomian suatu negara.  Dalam dasawarsa terakhir ini,  masyarakat semakin memandang pasar modal sebagai salah satu alternatif dalam  menginvestasikan dana yang mereka miliki.  Hal ini terbukti dengan semakin  banyaknya kegiatan-kegiatan di pasar modal (bursa).

Transaksi saham di bursa efek digambarkan oleh harga saham yang terjadi  di bursa.  Naik turunnya harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor.  Salah  satu dari faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya harga saham di bursa  yaitu laba dan dividen (Darmadji-Fakhruddin, 2006:178).  Laba suatu perusahaan  digambarkan oleh harga saham dan nilai perusahaan digambarkan oleh harga  saham.  Sedangkan dividen merupakan salah satu alat ukur untuk mengukur harga  saham yang didalamnya terdapat nilai intrinsik yang akan menggambarkan harga  saham.
Investor tertarik untuk berinvestasi di pasar modal karena adanya  keterbukaan informasi.  Salah satu informasi yang diperlukan di pasar modal  adalah laporan keuangan perusahaan, yang didalamnya terdapat laba bersih  perusahaan.  Pada dasarnya laporan keuangan merupakan salah satu sumber  informasi penting yang digunakan oleh investor dalam menilai kinerja perusahaan  yang go publik.  Informasi laba bersih yang diperoleh bisa dijadikan dasar untuk  menilai seberapa besar nilai kembalian investasi yang dilakukan, atau untuk  menilai seberapa besar earning yang diperoleh dari setiap saham yang dibeli  investor.  Jika laporan keuangan dapat menyajikan informasi yang relevan dengan  model keputusan yang digunakan investor, maka investor akan menggunakan  informasi tersebut untuk membuat keputusan  buy,  hold, atau  sell  saham.
Akibatnya secara tidak langsung laba perusahaan dapat berpengaruh terhadap  perubahan harga saham.
Laba perusahaan ataupun keuntungan yang didapat perusahaan setiap  tahunnya akan dialokasikan oleh perusahaan, apakah akan dibagikan sebagai  dividen atau laba akan ditahan oleh perusahaan untuk melakukan investasi.
Keputusan untuk menentukan berapa banyak dividen yang harus di bagikan  kepada pemegang saham, khususnya pada perusahaan yang go public, akan  memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan yang tercemin dari harga saham.
Jika perusahaan memiliki laba setiap tahunnya, maka perusahaan tersebut akan  berpikir apakah dari laba yang di perolehnya tersebut akan di berikan semua atau  sebagian atau seluruhnya di tahan untuk di investasikan kembali.  Persoalan ini  sebenarnya bukan persoalan biasa, karena akan mempunyai implikasi pada naik  turunnya harga saham perusahaan.  Karena berkaitan dengan itulah di perlukan  adanya pengaturan yang matang tentang bagaimana penentuan laba yang di  peroleh di alokasikan pada dividen yang harus dibayar.
Setiap perusahaan yang menerbitkan saham secara umum bertujuan untuk  meningkatkan nilai atau harga sahamnya guna memaksimalkan kekayaan atau  kemamakmuran pemegang sahamnya.  Dalam berinvestasi saham, investor  mengharapkan return yang besar berupa dividen dan capital gain di masa depan.
Jika perusahaan ingin mencapai tujuannya maka setiap keputusannya harus di  evaluasi pengaruhnya terhadap harga saham.  Untuk itu kebijakan perusahaan  untuk membayar dividen atau menahan laba perusahaan harus selalu di evaluasi  atas dasar akibatnya terhadap nilai atau harga sahamnya.
Laba perusahaan dapat menjadi acuan investor untuk melakukan investasi.
Dari informasi laba bersih perusahaan, investor dapat menilai pertumbuhan  perusahaan.  Dividen yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya berasal dari laba  bersih perusahaan.  Dividen yang diberikan oleh perusahaan dapat berpengaruh  positif pada sikap investor, dan dapat merangsang investor untuk berinvestasi.
Akan tetapi banyak juga perusahaan yang tidak memberikan dividen malah  investor lebih banyak berinvestasi pada saham perusahaan tersebut.  Harga saham  di bursa efek akan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran.  Pada  saat permintaan saham meningkat, maka harga saham tersebut akan cenderung  meningkat.  Sebaliknya, pada saat banyak orang menjual saham, maka harga  saham tersebut cenderung akan mengalami penurunan.
Dengan diberikannya dividen kepada investor yang pada dasarnya berasal  dari laba bersih perusahaan umumnya menarik perhatian investor untuk membeli  saham perusahaan tersebut yang nantinya akan sangat berpengaruh terhadap harga  saham perusahaan tersebut.  Dengan kata lain, investor kembali berinvestasi pada  saham perusahaan tersebut sehingga membuat saham perusahaan meningkat  likuiditasnya menjadi semakin tinggi.  Dan tidak menutup kemungkinan investor  lain akan berinvestasi pada saham perusahaan yang sama.  Hal tersebut tentunya  berpengaruh terhadap naik turunnya harga saham.
Tidak semua perusahaan  terbuka di Bursa Efek Indonesia  mampu  memberikan dividen secara rutin  kepada investornya.  Dalam kondisi  perekonomian yang tidak pasti ini, para investor yang menginvestasikan dana dan  memiliki ekspetasi untuk memperoleh return  sebesar-besarnya dengan risiko  investasi tertentu memang memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi  tingkat pengembalian investasi mereka berupa dividen.  Hal ini sangatlah penting  karena berfungsi untuk menunjukkan mana perusahaan yang bisa atau mampu  membayar dividen dan mana yang tidak.  Dengan kata lain pembayaran dividen  akan membuktikan bahwa perusahaan tersebut dalam kondisi sehat dengan  prospek pertumbuhan yang baik  dan memberikan keuntungan kepada  investornya.   Jika perusahaan ingin mencapai tujuannya maka setiap  keputusannya harus di evaluasi pengaruhnya terhadap harga saham.  Untuk itu  kebijakan perusahaan untuk membayar dividen atau menahan laba perusahaan  harus selalu dievaluasi atas dasar akibatnya terhadap nilai atau harga sahamnya.
Pasar Modal Indonesia mempunyai sejarah baru dalam perkembangannya  yaitu dengan bergabungnya PT Bursa Efek Surabaya (BES) ke PT Bursa Efek  Jakarta (BEJ) menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diresmikan melalui  konperensi pers oleh Dirut PT BEJ Erry Firmansyah dan Dirut PT BES Bastian  Purnama bersama jajaran direksi lainnya dari PT BEJ dan PT BES pada tanggal  10 November 2007 setelah melalui RUPSLB pada tanggal 30 Oktober 2007.  Di  tahun 2007 ini pula tercatat kinerja Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sangat  mengembirakan. Hampir seluruh indikator perdagangan menunjukkan  peningkatan yang signifikan, seperti aktivitas transaksi, pergerakan indeks,  maupun minat investor asing untuk berinvestasi di Pasar Modal Indonesia.  Pada  akhir tahun 2007, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level  2.739,704 atau meningkat 51,74% dari level penutupan di tahun 2006 yaitu  sebesar 1.805,523 (www.bei.co.id).  Seperti diketahui, pergerakan IHSG sangat  ditentukan oleh saham-saham dengan kapitalisasi besar, yang berarti secara umum  harga saham-saham perusahaan di BEI meningkat.
Berdasarkan uraian dan permasalahan yang telah dikemuka, maka penulis  tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Laba Perusahaan  dan Dividen Terhadap Harga Saham Perusahaan Terbuka di Bursa Efek  Indonesia”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan sebelumnya,  maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:  Apakah laba  perusahaan dan dividen berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan  terbuka di Bursa Efek Indonesia? C. Kerangka Konseptual Studi ini ingin melihat apakah harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI)  dapat dipengaruhi oleh dividen dan laba perusahaan.  Dalam melakukan analisis  perusahaan investor harus mendasarkan kerangka pikirnya pada dua komponen  utama dalam analisis fundamental yaitu: laba perlembar saham (EPS) dan price earning ratio (PER) perusahaan. Ada tiga alasan yang mendasari penggunaan  pada dua komponen tersebut (Tandelilin, 2001:232).   Pertama, karena pada  dasarnya kedua komponen tersebut bisa dipakai  untuk mengestimasi nilai  intrinsik suatu saham.  Besarnya EPS dan PER sangat berhubungan dengan  besarnya dividen yang akan dibagikan perusahaan kepada pemegang saham.
Tujuan analisis fundamental bertujuan untuk menentukan nilai intrinsik suatu  saham perusahaan.   Dalam kaitan tersebut, nilai intrinsik suatu saham bisa  dihitung dengan mengalihkan kedua komponen tersebut.   Selanjutnya, nilai  intrinsik saham yang telah dihitung tersebut, jika dibandingkan dengan harga  pasar saham bersangkutan, akan berguna untuk menentukan keputusan membeli  atau menjual saham.  Kedua, dividen yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya  dibayarkan dari laba bersih perusahaan.  Sehingga dividen dan laba perusahaan  berbanding lurus.    Ketiga, adanya hubungan antara perubahan laba bersih  perusahaan dengan perubahan harga saham.  Beberapa penelitian empiris telah  membuktikan adanya hubungan antara perubahan dividen dan laba bersih dengan  perubahan harga saham (Elton dan Gruber, 2003).
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan  sebelumnya, maka model kerangka pemikiran dapat digambarkan pada Gambar  1.1 sebagai berikut: Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Sumber : Darmadji-Fakharuddin (2006:178), Martono-Harjito (2001:1-2)  (Diolah) HARGA SAHAM (Y) DIVIDEN (X2) LABA  PERUSAHAAN  (X1)  D. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah  diuraikan, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut: Laba perusahaan  dan dividen berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan terbuka di  Bursa Efek Indonesia.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh laba  perusahaan dan dividen terhadap harga saham pada perusahaan yang tercatat di  BEI periode 2002-2006.
2. Manfaat penelitian a.  Bagi Peneliti  Dapat memberikan wawasan di bidang pasar modal baik teori maupun  aplikasinya, khususnya mengenai pengaruh laba perusahaan dan dividen  terhadap harga saham perusahaan terbuka.
b.  Bagi Praktisi Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mengetahui pengaruh laba perusahaan dan dividen terhadap harga saham, yang nantinya dapat  menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.
c.  Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan Diharapkan dapat memberikan kejelasan dari ketidakkonsistenan hasilhasil penelitian mengenai pengaruh laba perusahaan dan dividen dengan  mengetahui seberapa besar kontribusi masing-masing variabel tersebut  mampu menjelaskan harga saham pada perusahaan terbuka di Bursa Efek  Indonesia.
d.  Bagi Para Peneliti Lanjutan Sebagai referensi tambahan di bidang manajemen keuangan khususnya  manajemen investasi.
F. Metode Penelitian 1.  Batasan operasional Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan  menganalisis permasalahan, maka penulis menetapkan batasan operasional  penelitian, yaitu: a.  Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan  terbuka di Bursa Efek  Indonesia periode 2002-2006.
b.  Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 2 bagian, yaitu: 1.  Variabel independen (bebas) adalah laba perusahaan dan dividen.
2.  Variabel dependen (terikat) adalah harga saham.
2.  Definisi operasional variabel Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah  sebagai berikut: a.  Laba perusahaan (X1), adalah laba bersih perusahaan selama periode  2002-2006.
b.  Dividen (X2), adalah dividen kas atau dividen yang dibagikan kepada  pemegang saham dalam bentuk kas (Darmadji-Fakharuddin,  2006:179).
c.  Harga saham (Y), adalah harga saham tahunan yang diperoleh dari  rata-rata harga saham penutupan tahunan selama periode 2002-2006.
3.  Populasi dan sampel Populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan Indonesia  yang  terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia  selama periode 2002-2006.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan  menggunakan metode  purposive sampling, yaitu salah satu teknik  pengambilan sampel nonprobabilitas.  Purposive sampling adalah metode  pengambilan sampel yang menggunakan kriteria tertentu.
Adapun kriteria penarikan sampel yang digunakan penulis adalah: a.  Emiten yang terdaftar di BEI selama periode 2002-2006.
b.  Emiten yang memiliki laporan keuangan dan data yang dibutuhkan  untuk pengukuran variabel selama periode 2002-2006.
c.  Emiten yang membayarkan dividen berturut-turut dan memiliki laba  berturut-turut selama periode 2002-2006.
1Berdasarkan kriteria  penarikan sampel, maka diperoleh sampel  penelitian sebanyak 43 perusahaan. Adapun sampel penelitian antara lain: Tabel 1.Nama-nama Sampel Perusahaan No  Kode  Nama Emiten 1.  AKRA  AKR Corporindo Tbk 2.  ASDM  Asuransi Dayin Mitra Tbk 3.  AUTO  Astra Otoparts Tbk 4.  BATA  Sepatu Bata Tbk 5.  BBCA  Bank Central Asia Tbk 6.  CLPI  Colorpak Indonesia Tbk 7.  CTBN  Citra Tubindo Tbk 8.  FAST  Fast Food Indonesia Tbk 9.  GGRM  Gudang Garam Tbk 10.  HEXA  Hexindo Adiperkasa Tbk 11.  HITS  Humpus Intermoda Transportasi Tbk 12.  HMSP  HM Sampoerna Tbk 13.  IGAR  Kageo Igar Jaya Tbk 14.  INCO  International Nickel Indonesia Tbk 15.  INDF  Indofood Sukses Makmur Tbk 16.  INDR  Indorama Synthetics Tbk 17.  ISAT  Indosat Tbk 18.  KAEF  Kimia Farma Tbk 19.  KREN  Kresna Graha Sekurindo Tbk 20.  LION  Lion Metal Works Tbk 21.  LMSH  Lionmesh Prima Tbk 22.  LTLS  Lautan Luas Tbk 23.  MEDC  Medco Energi International Tbk 24.  MPPA  Matahari Putra Prima Tbk 25.  MYOR  Mayora Indah Tbk 26.  PBRX  Pan Brothers Tex Tbk 27.  POOL  Pool Advista Indonesia Tbk 28.  PTRO  Petrosea Tbk 29.  RALS  Ramayana Lestari sentosa Tbk 30.  RIGS  Rigs Tenders Tbk 31.  SMDR  Samudera Indonesia Tbk 32.  SMGR  Semen Gresik (Persero) Tbk 33.  SMRA  Summarecon Agung Tbk 34.  SMSM  Selamat Sempurna Tbk 35.  TCID  Mandom Indonesia Tbk 36.  TINS  Timah Tbk 37.  TLKM  Telekomunikasi Indonesia Tbk 38.  TOTO  Surya Toto Indonesia Tbk 39.  TRIM  Trimegah Securities Tbk 40.  TSPC  Tempo Scan Pacific Tbk 41.  TURI  Tunas Ridean Tbk 42.  UNIC  Unggul Indah Cahaya Tbk 43.  UNVR  Unilever Indonesia Tbk Sumber : www.bei.co.id 14.  Sumber dan waktu penelitian a.  Sumber penelitian Penelitian dilaksanakan di Bursa Efek Indonesia melalui Pojok Bursa  Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan melalui media  internet dengan menggunakan situs www.bei.co.id dan www.jsx.co.id b.  Waktu penelitian  Penelitian ini dilaksanakan mulai Oktober 2007 sampai dengan Maret 2008.
5.  Jenis data Data yang digunakan penulis dalam menyusun penelitian ini adalah  data kuantitatif yang bersumber dari data sekunder. Data sekunder diperoleh  dari laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan melalui media internet,  jurnal-jurnal, dan buku literatur yang relevan dengan penelitian.
6.  Teknik pengumpulan data Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui studi  dokumentasi.  Peneliti mengumpulkan berbagai data yang relevan dengan  penelitian melalui buku-buku, jurnal, dan internet  untuk mendapatkan  gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder relevan  dari laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Jakarta.
7.  Metode analisis data Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi  berganda dengan menguji berbagai macam asumsi klasik.  Model analisis  tersebut akan dijelaskan hubungan antara variabel bebas dengan variabel  terikat.  Dalam penelitian ini, penulis menggunakan bantuan program software  1SPSS 14.0 for windows (Statistic Product and Service Solutions).  Persamaan  regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + e Keterangan: Y  = harga saham a  = konstanta b1-2  = koefisien regresi variabel X1  = laba perusahaan X2  = dividen e  = Standard error Adapun syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi  berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut: a.  Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan  untuk menguji apakah dalam sebuah model  regresi variabel independen dan dependen atau keduanya mempunyai  distribusi normal atau tidak.  Model yang paling baik adalah distribusi data  normal atau mendekati normal (Hakim, 2001:254).  Uji ini dilakukan  melalui analisis Kolmogorov Smirnov.
b.  Uji Heteroskedastisitas Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,  terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke  pengamatan yang lain.  Jika varians dari residual suatu pengamatan ke  pengamatan yan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas.  Sedangkan  bila varians tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan  1heteroskedastisitas (Nachrowi, 2006:109).  Modal regresi yang baik adalah  tidak terjadi heteroskedastisitas.
c.  Uji Multikolinieritas Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan  adanya korelasi antar variabel independen (Hakim, 2001:302), jika  terdapat korelasi antar variabel independen maka dapat dikatakan terdapat  masalah multikolinieritas.   Model regresi yang baik seharusnya tidak  terjadi korelasi antar variabel independen. Uji multikolinieritas  menggunakan kriteria Variance Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan: 1.  Bila VIF > 5 terdapat masalah multikolinieritas yang serius.
2.  Bila VIF < 5 tidak terdapat masalah multikolinieritas yang serius.
d.  Uji Autokorelasi Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi  linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan  kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya).  Dengan  demikian dapat dikatakan bahwa autokorelasi terjadi jika observasi yang  berturut-turut sepanjang waktu mempunyai korelasi antara satu dengan  yang lainnya (Nachrowi, 2006:185).  Jika terjadi autokorelasi maka  dikatakan ada problem autokorelasi.   Model regresi yang baik adalah  regresi yang bebas dari autokorelasi.
8. Uji Hipotesis Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik tersebut akan  digunakan untuk menganalisis data melalui pengujian hipotesis berikut : 11. Uji Signifikasi Simultan (Uji – f) Uji –  f pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel yang  dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama  terhadap variabel terikat.
H0 : b1,b2 = 0 artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif  dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Ha : b1,b2 ≠  0 artinya secara serentak terdapat pengaruh positif dan  signifikan  dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Kriteria pengambilan keputusan H0 diterima jika fhitung ≤ ftabel pada α = 5% Ha diterima jika fhitung > ftabel pada α = 5% 2.  Uji Signifikasi Parsial (Uji – t) Uji – t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara  pasrsial terhadap variabel terikat.
H0 : bi = 0  artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif  dan signifikan dari variabel bebas (X ) terhadap variabel terikat (Y).
Ha  : bi ≠ 0  artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan  signifikan dari variabel bebas (X ) terhadap variabel terikat (Y).
Pengujian menggunakan uji-t dengan tingkat pengujian pada α = 5%  derajat kebebasan (degree of freedom) atau df = (n-k).
Kriteria pengambilan keputusan: H0 diterima jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel pada α = 5% Ha diterima jika thitung > ttabel dan thitung ≤ - ttabel pada α = 5%  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi