BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pasar modal merupakan salah satu wahana yang dapat dimanfaatkan
untuk memobilisasi dana, baik dari dalam
atau luar negeri. Dalam perkembangannya,
pasar modal membawa peranan yang cukup
penting dalam kegiatan perekonomian.
Bahkan pasar modal dapat juga dipandang sebagai salah satu barometer kondisi perekonomian suatu
negara. Dalam dasawarsa terakhir ini, masyarakat semakin memandang pasar modal
sebagai salah satu alternatif dalam menginvestasikan
dana yang mereka miliki. Hal ini
terbukti dengan semakin banyaknya kegiatan-kegiatan
di pasar modal (bursa).
Transaksi saham di
bursa efek digambarkan oleh harga saham yang terjadi di bursa.
Naik turunnya harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu
dari faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya harga saham di bursa yaitu laba dan dividen (Darmadji-Fakhruddin,
2006:178). Laba suatu perusahaan digambarkan oleh harga saham dan nilai
perusahaan digambarkan oleh harga saham. Sedangkan dividen merupakan salah satu alat
ukur untuk mengukur harga saham yang
didalamnya terdapat nilai intrinsik yang akan menggambarkan harga saham.
Investor tertarik
untuk berinvestasi di pasar modal karena adanya keterbukaan informasi. Salah satu informasi yang diperlukan di pasar
modal adalah laporan keuangan
perusahaan, yang didalamnya terdapat laba bersih perusahaan.
Pada dasarnya laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang digunakan oleh investor
dalam menilai kinerja perusahaan yang go
publik. Informasi laba bersih yang
diperoleh bisa dijadikan dasar untuk menilai
seberapa besar nilai kembalian investasi yang dilakukan, atau untuk menilai seberapa besar earning yang diperoleh
dari setiap saham yang dibeli investor. Jika laporan keuangan dapat menyajikan
informasi yang relevan dengan model
keputusan yang digunakan investor, maka investor akan menggunakan informasi tersebut untuk membuat
keputusan buy, hold, atau
sell saham.
Akibatnya secara
tidak langsung laba perusahaan dapat berpengaruh terhadap perubahan harga saham.
Laba perusahaan
ataupun keuntungan yang didapat perusahaan setiap tahunnya akan dialokasikan oleh perusahaan,
apakah akan dibagikan sebagai dividen
atau laba akan ditahan oleh perusahaan untuk melakukan investasi.
Keputusan untuk
menentukan berapa banyak dividen yang harus di bagikan kepada pemegang saham, khususnya pada
perusahaan yang go public, akan memiliki
pengaruh terhadap nilai perusahaan yang tercemin dari harga saham.
Jika perusahaan
memiliki laba setiap tahunnya, maka perusahaan tersebut akan berpikir apakah dari laba yang di perolehnya
tersebut akan di berikan semua atau sebagian
atau seluruhnya di tahan untuk di investasikan kembali. Persoalan ini sebenarnya bukan persoalan biasa, karena akan
mempunyai implikasi pada naik turunnya
harga saham perusahaan. Karena berkaitan
dengan itulah di perlukan adanya
pengaturan yang matang tentang bagaimana penentuan laba yang di peroleh di alokasikan pada dividen yang harus
dibayar.
Setiap perusahaan
yang menerbitkan saham secara umum bertujuan untuk meningkatkan nilai atau harga sahamnya guna
memaksimalkan kekayaan atau kemamakmuran
pemegang sahamnya. Dalam berinvestasi
saham, investor mengharapkan return yang
besar berupa dividen dan capital gain di masa depan.
Jika perusahaan
ingin mencapai tujuannya maka setiap keputusannya harus di evaluasi pengaruhnya terhadap harga
saham. Untuk itu kebijakan perusahaan untuk membayar dividen atau menahan laba perusahaan
harus selalu di evaluasi atas dasar
akibatnya terhadap nilai atau harga sahamnya.
Laba perusahaan
dapat menjadi acuan investor untuk melakukan investasi.
Dari informasi laba
bersih perusahaan, investor dapat menilai pertumbuhan perusahaan.
Dividen yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya berasal dari laba bersih perusahaan. Dividen yang diberikan oleh perusahaan dapat
berpengaruh positif pada sikap investor,
dan dapat merangsang investor untuk berinvestasi.
Akan tetapi banyak
juga perusahaan yang tidak memberikan dividen malah investor lebih banyak berinvestasi pada saham
perusahaan tersebut. Harga saham di bursa efek akan ditentukan oleh kekuatan
permintaan dan penawaran. Pada saat permintaan saham meningkat, maka harga
saham tersebut akan cenderung meningkat. Sebaliknya, pada saat banyak orang menjual
saham, maka harga saham tersebut
cenderung akan mengalami penurunan.
Dengan diberikannya
dividen kepada investor yang pada dasarnya berasal dari laba bersih perusahaan umumnya menarik
perhatian investor untuk membeli saham
perusahaan tersebut yang nantinya akan sangat berpengaruh terhadap harga saham perusahaan tersebut. Dengan kata lain, investor kembali
berinvestasi pada saham perusahaan
tersebut sehingga membuat saham perusahaan meningkat likuiditasnya menjadi semakin tinggi. Dan tidak menutup kemungkinan investor lain akan berinvestasi pada saham perusahaan
yang sama. Hal tersebut tentunya berpengaruh terhadap naik turunnya harga saham.
Tidak semua
perusahaan terbuka di Bursa Efek
Indonesia mampu memberikan dividen secara rutin kepada investornya. Dalam kondisi perekonomian yang tidak pasti ini, para
investor yang menginvestasikan dana dan memiliki
ekspetasi untuk memperoleh return
sebesar-besarnya dengan risiko investasi
tertentu memang memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi tingkat pengembalian investasi mereka berupa
dividen. Hal ini sangatlah penting karena berfungsi untuk menunjukkan mana perusahaan
yang bisa atau mampu membayar dividen
dan mana yang tidak. Dengan kata lain
pembayaran dividen akan membuktikan
bahwa perusahaan tersebut dalam kondisi sehat dengan prospek pertumbuhan yang baik dan memberikan keuntungan kepada investornya.
Jika perusahaan ingin mencapai
tujuannya maka setiap keputusannya harus
di evaluasi pengaruhnya terhadap harga saham.
Untuk itu kebijakan perusahaan
untuk membayar dividen atau menahan laba perusahaan harus selalu dievaluasi atas dasar akibatnya
terhadap nilai atau harga sahamnya.
Pasar Modal
Indonesia mempunyai sejarah baru dalam perkembangannya yaitu dengan bergabungnya PT Bursa Efek
Surabaya (BES) ke PT Bursa Efek Jakarta
(BEJ) menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diresmikan melalui konperensi pers oleh Dirut PT BEJ Erry
Firmansyah dan Dirut PT BES Bastian Purnama
bersama jajaran direksi lainnya dari PT BEJ dan PT BES pada tanggal 10 November 2007 setelah melalui RUPSLB pada
tanggal 30 Oktober 2007. Di tahun 2007 ini pula tercatat kinerja Bursa
Efek Indonesia (BEI) yang sangat mengembirakan.
Hampir seluruh indikator perdagangan menunjukkan peningkatan yang signifikan, seperti aktivitas
transaksi, pergerakan indeks, maupun
minat investor asing untuk berinvestasi di Pasar Modal Indonesia. Pada akhir
tahun 2007, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 2.739,704 atau meningkat 51,74% dari level
penutupan di tahun 2006 yaitu sebesar
1.805,523 (www.bei.co.id). Seperti
diketahui, pergerakan IHSG sangat ditentukan
oleh saham-saham dengan kapitalisasi besar, yang berarti secara umum harga saham-saham perusahaan di BEI meningkat.
Berdasarkan uraian
dan permasalahan yang telah dikemuka, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul ”Pengaruh Laba Perusahaan dan
Dividen Terhadap Harga Saham Perusahaan Terbuka di Bursa Efek Indonesia”.
B. Perumusan
Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut: Apakah laba perusahaan dan dividen berpengaruh signifikan
terhadap harga saham perusahaan terbuka
di Bursa Efek Indonesia? C. Kerangka Konseptual Studi ini ingin melihat apakah
harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat dipengaruhi oleh dividen dan laba
perusahaan. Dalam melakukan analisis perusahaan investor harus mendasarkan kerangka
pikirnya pada dua komponen utama dalam
analisis fundamental yaitu: laba perlembar saham (EPS) dan price earning ratio
(PER) perusahaan. Ada tiga alasan yang mendasari penggunaan pada dua komponen tersebut (Tandelilin,
2001:232). Pertama, karena pada dasarnya kedua komponen tersebut bisa
dipakai untuk mengestimasi nilai intrinsik suatu saham. Besarnya EPS dan PER sangat berhubungan
dengan besarnya dividen yang akan
dibagikan perusahaan kepada pemegang saham.
Tujuan analisis
fundamental bertujuan untuk menentukan nilai intrinsik suatu saham perusahaan. Dalam kaitan tersebut, nilai intrinsik suatu
saham bisa dihitung dengan mengalihkan
kedua komponen tersebut. Selanjutnya,
nilai intrinsik saham yang telah
dihitung tersebut, jika dibandingkan dengan harga pasar saham bersangkutan, akan berguna untuk
menentukan keputusan membeli atau
menjual saham. Kedua, dividen yang
dibayarkan perusahaan pada dasarnya dibayarkan
dari laba bersih perusahaan. Sehingga
dividen dan laba perusahaan berbanding
lurus. Ketiga, adanya hubungan antara
perubahan laba bersih perusahaan dengan
perubahan harga saham. Beberapa
penelitian empiris telah membuktikan
adanya hubungan antara perubahan dividen dan laba bersih dengan perubahan harga saham (Elton dan Gruber, 2003).
Berdasarkan latar
belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka model kerangka pemikiran
dapat digambarkan pada Gambar 1.1
sebagai berikut: Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Sumber : Darmadji-Fakharuddin
(2006:178), Martono-Harjito (2001:1-2)
(Diolah) HARGA SAHAM (Y) DIVIDEN (X2) LABA PERUSAHAAN (X1) D.
Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan, maka peneliti merumuskan hipotesis
sebagai berikut: Laba perusahaan dan
dividen berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia.
E. Tujuan dan
Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis pengaruh laba perusahaan
dan dividen terhadap harga saham pada perusahaan yang tercatat di BEI periode 2002-2006.
2. Manfaat
penelitian a. Bagi Peneliti Dapat memberikan wawasan di bidang pasar modal
baik teori maupun aplikasinya, khususnya
mengenai pengaruh laba perusahaan dan dividen terhadap harga saham perusahaan terbuka.
b. Bagi Praktisi Diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam mengetahui pengaruh laba perusahaan dan dividen terhadap harga
saham, yang nantinya dapat menjadi
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.
c. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan Diharapkan
dapat memberikan kejelasan dari ketidakkonsistenan hasilhasil penelitian
mengenai pengaruh laba perusahaan dan dividen dengan mengetahui seberapa besar kontribusi
masing-masing variabel tersebut mampu
menjelaskan harga saham pada perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia.
d. Bagi Para Peneliti Lanjutan Sebagai referensi
tambahan di bidang manajemen keuangan khususnya manajemen investasi.
F. Metode
Penelitian 1. Batasan operasional Untuk
menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka penulis
menetapkan batasan operasional penelitian,
yaitu: a. Objek dalam penelitian ini
adalah perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia periode 2002-2006.
b. Variabel yang digunakan dalam penelitian
terdiri dari 2 bagian, yaitu: 1.
Variabel independen (bebas) adalah laba perusahaan dan dividen.
2. Variabel dependen (terikat) adalah harga
saham.
2. Definisi operasional variabel Pengukuran
variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Laba perusahaan (X1), adalah laba bersih
perusahaan selama periode 2002-2006.
b. Dividen (X2), adalah dividen kas atau dividen
yang dibagikan kepada pemegang saham
dalam bentuk kas (Darmadji-Fakharuddin, 2006:179).
c. Harga saham (Y), adalah harga saham tahunan
yang diperoleh dari rata-rata harga
saham penutupan tahunan selama periode 2002-2006.
3. Populasi dan sampel Populasi penelitian
adalah perusahaan-perusahaan Indonesia
yang terdaftar (listing) di Bursa
Efek Indonesia selama periode 2002-2006.
Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu salah satu teknik pengambilan sampel nonprobabilitas. Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel yang menggunakan kriteria
tertentu.
Adapun kriteria
penarikan sampel yang digunakan penulis adalah: a. Emiten yang terdaftar di BEI selama periode
2002-2006.
b. Emiten yang memiliki laporan keuangan dan
data yang dibutuhkan untuk pengukuran
variabel selama periode 2002-2006.
c. Emiten yang membayarkan dividen
berturut-turut dan memiliki laba berturut-turut
selama periode 2002-2006.
1Berdasarkan
kriteria penarikan sampel, maka
diperoleh sampel penelitian sebanyak 43
perusahaan. Adapun sampel penelitian antara lain: Tabel 1.Nama-nama Sampel
Perusahaan No Kode Nama Emiten 1. AKRA
AKR Corporindo Tbk 2. ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk 3. AUTO
Astra Otoparts Tbk 4. BATA Sepatu Bata Tbk 5. BBCA
Bank Central Asia Tbk 6.
CLPI Colorpak Indonesia Tbk 7. CTBN
Citra Tubindo Tbk 8. FAST Fast Food Indonesia Tbk 9. GGRM Gudang
Garam Tbk 10. HEXA Hexindo Adiperkasa Tbk 11. HITS
Humpus Intermoda Transportasi Tbk 12.
HMSP HM Sampoerna Tbk 13. IGAR
Kageo Igar Jaya Tbk 14. INCO International Nickel Indonesia Tbk 15. INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk 16.
INDR Indorama Synthetics Tbk 17. ISAT
Indosat Tbk 18. KAEF Kimia Farma Tbk 19. KREN
Kresna Graha Sekurindo Tbk 20.
LION Lion Metal Works Tbk 21. LMSH
Lionmesh Prima Tbk 22. LTLS Lautan Luas Tbk 23. MEDC
Medco Energi International Tbk 24.
MPPA Matahari Putra Prima Tbk 25. MYOR
Mayora Indah Tbk 26. PBRX Pan Brothers Tex Tbk 27. POOL
Pool Advista Indonesia Tbk 28.
PTRO Petrosea Tbk 29. RALS
Ramayana Lestari sentosa Tbk 30.
RIGS Rigs Tenders Tbk 31. SMDR
Samudera Indonesia Tbk 32.
SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk 33. SMRA
Summarecon Agung Tbk 34.
SMSM Selamat Sempurna Tbk 35. TCID
Mandom Indonesia Tbk 36.
TINS Timah Tbk 37. TLKM
Telekomunikasi Indonesia Tbk 38.
TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 39. TRIM
Trimegah Securities Tbk 40.
TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 41. TURI
Tunas Ridean Tbk 42. UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk 43. UNVR
Unilever Indonesia Tbk Sumber : www.bei.co.id 14. Sumber dan waktu penelitian a. Sumber penelitian Penelitian dilaksanakan di
Bursa Efek Indonesia melalui Pojok Bursa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
dan melalui media internet dengan
menggunakan situs www.bei.co.id dan www.jsx.co.id b. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai Oktober 2007
sampai dengan Maret 2008.
5. Jenis data Data yang digunakan penulis dalam
menyusun penelitian ini adalah data
kuantitatif yang bersumber dari data sekunder. Data sekunder diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang
dipublikasikan melalui media internet, jurnal-jurnal,
dan buku literatur yang relevan dengan penelitian.
6. Teknik pengumpulan data Dalam penelitian ini,
pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi.
Peneliti mengumpulkan berbagai data yang relevan dengan penelitian melalui buku-buku, jurnal, dan
internet untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta
mengumpulkan data sekunder relevan dari
laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Jakarta.
7. Metode analisis data Metode analisis yang
digunakan adalah metode analisis regresi berganda dengan menguji berbagai macam asumsi
klasik. Model analisis tersebut akan dijelaskan hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
bantuan program software 1SPSS 14.0 for
windows (Statistic Product and Service Solutions). Persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e Keterangan: Y =
harga saham a = konstanta b1-2 = koefisien regresi variabel X1 = laba perusahaan X2 = dividen e
= Standard error Adapun syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model
regresi berganda sebelum data tersebut
dianalisis adalah sebagai berikut: a.
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan
untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi variabel independen dan dependen atau
keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Model yang paling baik
adalah distribusi data normal atau
mendekati normal (Hakim, 2001:254). Uji
ini dilakukan melalui analisis
Kolmogorov Smirnov.
b. Uji Heteroskedastisitas Uji ini digunakan
untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual
suatu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika varians dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yan lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas.
Sedangkan bila varians tidak
konstan atau berubah-ubah disebut dengan 1heteroskedastisitas (Nachrowi,
2006:109). Modal regresi yang baik
adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinieritas Uji ini digunakan untuk
menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen
(Hakim, 2001:302), jika terdapat
korelasi antar variabel independen maka dapat dikatakan terdapat masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen.
Uji multikolinieritas menggunakan
kriteria Variance Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan: 1. Bila VIF > 5 terdapat masalah
multikolinieritas yang serius.
2. Bila VIF < 5 tidak terdapat masalah
multikolinieritas yang serius.
d. Uji Autokorelasi Uji ini digunakan untuk
menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa autokorelasi
terjadi jika observasi yang berturut-turut
sepanjang waktu mempunyai korelasi antara satu dengan yang lainnya (Nachrowi, 2006:185). Jika terjadi autokorelasi maka dikatakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
8. Uji Hipotesis Model
regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis data melalui
pengujian hipotesis berikut : 11. Uji Signifikasi Simultan (Uji – f) Uji – f pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel terikat.
H0 : b1,b2 = 0
artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y).
Ha : b1,b2 ≠ 0 artinya secara serentak terdapat pengaruh
positif dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel
terikat (Y).
Kriteria
pengambilan keputusan H0 diterima jika fhitung ≤ ftabel pada α = 5% Ha diterima
jika fhitung > ftabel pada α = 5% 2.
Uji Signifikasi Parsial (Uji – t) Uji – t menentukan seberapa besar
pengaruh variabel bebas secara pasrsial
terhadap variabel terikat.
H0 : bi = 0 artinya secara parsial tidak terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan
dari variabel bebas (X ) terhadap variabel terikat (Y).
Ha : bi ≠ 0
artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X ) terhadap
variabel terikat (Y).
Pengujian
menggunakan uji-t dengan tingkat pengujian pada α = 5% derajat kebebasan (degree of freedom) atau df
= (n-k).
Kriteria
pengambilan keputusan: H0 diterima jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel pada α = 5% Ha
diterima jika thitung > ttabel dan thitung ≤ - ttabel pada α = 5%
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi